Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

DAKWAH NABI MUHAMMAD DI


MADINNAH

Disusun oleh:

NAMA PENULIS:
Aisyah Zahra, Mutiara Maulida N.R, Sekar Kinanthi

SMA INTEGRAL LUQMAN AL HAKIM


BALIKPAPAN
2022

  
DAFTAR ISI

Halaman Judul  .............................................................................................. i


Kata Pengantar  .............................................................................................. ii
Daftar Isi .......................................................................................................... iii

BAB I - PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................... 2

BAB II – PEMBAHASAN
A. Hijrah Rasulullah ke Madinah ........................................................................ 3
B. Strategi Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah ..................................... 4
C. Dakwah Nabi di Madinah ..................................................................................... 8
D. Pertumbuhan dan Perkembangan Islam Periode Madinah ............................... 9

BAB III - PENUTUP


A. Kesimpulan .................................................................................................... 10

Daftar Pustaka .......................................................................................................... 10


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di kota mekkah telah kita ketahui bahwa bangsa quraisy dengan segala upaya

akan melumpuhkan gerakan Muhammad SAW. Hal ini di buktikan dengan

pemboikotan yang dilakukan mereka kepada Bani Hasyim dan Bani Muthalib.

Pemboikotan tersebut tertulis di atas kertas shahifah atau plakat yang digantungkan di

kabbah dan tidak akan di cabut sebelum Nabi Muhammad SAW menghentikkan

gerakannya. Nabi Muhammad SAW merasakan bahwa tidak lagi sesuai di jadikan

pusat dakwah Islam beliau bersama Zaid bin Haritsah hijrah ke thaif untuk

berdakwah. Ajaran itu ditolak dengan kasar, Nabi SAW di usir, di soraki dan di kejar-

kejar sambal di lempari dengan batu. Walaupun terluka dan sakit, Beliau tetap sabar

dan berlapang dada serta ikhlas menghadapi cobaan yang di hadapinya. Saat

menghadapi ujian yang berat Nabi SAW Bersama pengikutnya diperintahkan oleh

Allah SWT untuk mengalami isra dan mi’raj ke Baitul Maqbis di Palestina, kemudian

naik ke langit hingga ke sidratul muntaha. Kejadian isra dan mi’raj terjadi pada

malam 17 rajab tahun ke-11 dari kenabiannya (sekitar 621 M) di tempuh dalam waktu

satu malam.
1

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka pokok permasalahan dalam

makalah ini adalah:

1. Apa metode dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW di tengah

pluralitas masyarakat Madinah?

2. Apa tantangan yang dihadapi Nabi Muhammad SAW Ketika berdakwah di

Madinah?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan permasalahan di atas, dalam penulisan

makalah ini mengandung beberapa tujuan antara lain sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui metode dakwah Nabi Muhammad SAW di tengah pluralitas

masyarakat Madinah.

2. Untuk mengetahui tantangan yang dihadapi Nabi Muhammad SAW di tengah

pluralitas masyarakat Madinah.

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan sumbangsih pemikiran dalam khazanah keilmuan dakwah tentang

metode dakwah yang digunakan Nabi Muhammad SAW dalam menyikapi

kehidupan masyarakat yang sangat plural.

2. Dalam kaitannya dengan kerukunan ummat, maka kajian tentang rekonstruksi

metode dakwah Nabi Muhammad SAW dalam merangkul masyarakat pluralitas

Madinah berpotensi menawarkan metode baru kepada da‟i dalam menunjang

dakwahnya.
2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kisah Hijrah Rasulullah ke Madinah

Setelah Rasulullah mendapat perintah dari Allah untuk berhijrah maka beliau berangkat

Bersama Abu Bakar. Para pemuda dari semua kalangan kabilah Quraisy mengepung rumah

Rasulullah SAW. Pada saat itu Rasulullah berada di dalam rumahnya. Tatkala saat untuk

keluar telah tiba, Rasulullah memerintahkan anak pamannua, yaitu sahabat Ali, untuk tidur di

tempat tidurnya supaya orang-orang Quraisy tidak mencurigai kepergiannya.

Sesungguhnya mereka selalu mengamat-amati semua Gerakan Rasulullah dari celah-celah

kubah untuk menyelidiki keberadaannya pada malam itu.

Allah memalingkan pandangan mata mereka. Sehingga tidak ada seorangpun dari mereka

yang memandang ke arah gua. Rasulullah SAW dan sahabat Abu Bakar tinggal di dalam gua

Tsur selama 3 malam hingga pencarian mereka berhenti. Kemudian pada pagi harinya ia

menampakan dirinya di mata orang-orang Quraisy sehingga mereka menduga bahwa dia

bermalam bersama mereka.

Lalu keduanya menemui petunjuk jalan yang membawa hewan kendaraan mereka berdua.

Akan tetapi, di tengah jalan mereka disusul Suraqah Ibnu Malik al Mudtaji yang sedang

memburu mereka. Utusan itu mengatakan bahwa orang-orang Quraisy telah menyediakan

hadiah sebesar tebusan jiwa Rasulullah dan Abu Bakar bagi siapa saja yang dapat membunuh
atau menangkap mereka berdua. Tiba-tiba datanglah seorang dari Bani Mudlij yang langsung

berdiri di hadapan mereka yang sedang duduk-duduk.

Mereka menghentikan kendaraannya hingga Suraqah datang kepada mereka. Lalu Suraqah

menawarkan bekal dan harta bendanya kepada mereka berdua, tetapi keduanya tidak mau

mengambil sesuatu apapun daripadanya, bahkan mereka berdua berkata, «Sekarang pergilah

engkau dari kami.»Tetapi sebelum Suraqah pergi,terlebih dahulu ia meminta surat jaminan

keamanan dari dirinya. Sejak penduduk Madinah mendengar berita tentang keluarnya

Rasulullah saw dari Mekkah untuk bergabung dengan mereka, mereka selalu keluar menuju

ke daerah Harrah, yaitu suatu daerah yang penuh dengan batu hitam. Bila sudah tengah

malam mereka kembali ke rumah masing-masing.

Pada suatu hari, mereka pulang ke rumah masing-masing. Tatkala mereka baru

sampai,kerumah masing-masing tiba-tiba seorang Yahudi yang pada saat itu sedang menaiki

sebuah bukit karena ingin melihat kedatangan Rasulullah saw dan sahabatnya dari kejauhan,

terkadang tampak dan terkadang tidak karena tertutup oleh fatamorgana. Kemudian orang

Yahudi itu berseru sekuat suaranya, «Hai orang Arab semuanya, keberuntungan kalian yang

sedang kalian tunggu-tunggu telah datang.» Mereka bergegas mengambil senjata masing-

masing, lalu berangkat ke daerah Harrah menyambut kedatangan Rasulullah saw. 

B. Strategi Dakwah Nabi Muhammad SAW Di Madinah

I. PerjanjianAqabah
Peristiwa Hijrahnya kaum muslim Mekkah ke Madinah, selain kondisi dalam
masyarakat Makkah yang sangat keras terhadap dakwah Islam, juga disebabkan
oleh perjanjian penting yang sudah disepakati, yatu “Perjanjian Aqabah” yang
berlangsung dua kali di Bukit ‘Aqabah’.
4

Perjanjian Aqabah I terjadi pada tahun kedua belas kenabian. Pada saat itu
dua belas orang laki-laki dan seorang perempuan dari suku Khazrajdan Aus
Madinah datang pada Rasulullah di Makkah. Mereka menyatakan diri masuk
Islam, mereka berjanji bahwa “Kami tidak akan mempersukutkan Allah dengan
sesuatu apapun, kami tidak akan mencuri, berzina atau membunuh anak-anak
kami, tidak aka nada fitnah memfitnah, dan tidak akan mendurhakai Muhammad
dengan sesuatu yang tidak kami ingini”. Orang-orang Madinah yang masuk islam
itu dengan mudah karena sudah pernah mendengar ajaran Taurat dari kaum
Yahudi, yaitu tentang hari kebangkitan, balasan terhadap perbuatan manusia, dan
nabi yang terakhir.

Perjanjian Aqabah II berlangsung satu tahun kemudian. Pada saat itu ada 73
orang dari suku Khazraj menghadap Rasulullah, kali ini mereka menyarankan
agar Rasulullah hijrah ke Madinah.

Baitul Aqabah II berisi kesanggupan mereka untuk masuk islam dan


kemudian berjanji :

1. Akan selalu mendengar dan menaati Nabi Muhammmad SAW


2. Menafkahkan Harta, baik dalam keadaan mudah maupun sulit
3. Melakukan Amar Makrud Nahi Mungkar
4. Tetap tabah menghadapi celaan kaum kafir
5. Melindungi Nabi Muhammad SAW

Dan menjamin keamanan belau sebagaimana membela dan melindungi


keluarga mereka sendiri hingga titik darah penghabisan.
5

II. MENDIRIKAN MASJID


Hal ini merupakan usaha pertama nabi yang sangat penting dalam pembinaan
masyarakat yaitu sebagai tempat beribadah kepada Allah, tempat Rasulullah
manyampaikan ajaran-ajaran beliau dari wahyu Allah yang baru diterima. Masjid
ini juga tempat para sahabat bermusyawarah atau menanyakan suatu masalah
kepada Rasululah dan juga berfungsi sebagai tempat menerima tamu dari negeri
lain.Masjid yang pertama kali di bangunoleh Nabiadalah Masjid
Nabawi.Kemudian umat islam turut-turut membangun beberapa masjid Jumu’ah
(tempat pertama Rasulullah melaksanakan shalat jumat), Masjid Gamamah
(tempat pertama kali dilaksanakan shalat hari raya Islam), Masjid Bani Quraizah,
Masjid Salman, Masjid Ali.

 
III.UKHUWAH ISLAMIYAH
Para penduduk kota Madinah telah mendengar bahwa Rasulullah Akan Hadir
Dan menetap di kota mereka. Para penduduk menyambut kehadiran Rasulullah
Dengan Riang Gembira.Penduduk Madinah yang menyambut kehadiran
Rasulullah disebut sebagai kaum Anshar, sedang kaum Muslimin yang hijrah dari
Makkah ke Madinah disebut kaum Muhajirin.

Meskipun kaum Anshar mengetahui bahwa sebagian kaum Muhajirin Tidak


Membawa Harta Bendanya Ketika Berhijrah, kaum Anshar tetap bersedia berbagi
tempat tinggal, pekerjaan, dan pakaian.Bahkan, Rasulullah menyatakan bahwa
kaum Anshar dan kaumMuhajirin saling mewarisi. Dasar Persaudaraan yang di
bangun oleh Rasulullah adalah Ukhuwah Islamiyah, yaitu persaudaraan yang
didasarkan pada kesamaan suku. Para sahabat yang dipersaudarakan, antaralain : 

a.       Abu Bakar as-Siddiq dengan Kharijah Bin Zuhair;


b.      Umar Bin KhitabdenganItban bin Malik;
c.       Utsman bin Affan dengan Aus bin Tsabit;
d.      Zubair bin AwwamdenganSalamah bin Salamah;
e.       Salman al-Farisidengan Abu Darda’.

Tujuan Mempersaudarakan Mereka Adalah agar satu sama lain


saling tolong menolong, yang mampu menolong yang kekurangan,
serta untuk menyedapkan rasa asin pada diri sahabat-sahabat
Muhajirin di kota Madinah.
6

IV. UKHUWAH WATHANIYAH


Dalam sejarah perjalanan dan perkembangan hijrah Nabi di Madinah, Nabi
Muhammad Saw. berhasil mempersaudarakan semua komponen masyarakat
Madinah, terutama kaum Aus dan Khajraj yang selama ini tidak bisa bersatu dan
sering mengalami konflik horizontal di antara keduanya. Dalam aspek ini Nabi
Muhammad Saw. menggunakan sebuah istilah baru untuk mengikat masyarakat
Madinah menjadi suatu kesatuan yang kokoh, yaitu ukhuwah Islamiyah, atau
persaudaraan sesama muslim. Dalam rangka menguatkan hal ini, Rasulullah
bersabda, «Seorang muslim bersaudara dengan muslim lainya. Dia tidak
menganiayanya, tidak pula menyerahkannya.

Barangsiapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi


pula kebutuhannya. Barangsiapa yang melapangkan dari seorang muslim suatu
kesulitan, Allah akan melapangkan baginya suatu kesulitan dari kesulitan-
kesulitan yang dihadapinya di hari kemudian. Barangsiapa yang menutup aib
seorang muslim, Allah menutup aibnya di hari kemudian.

Selanjutnya ada empat bagian macam ukhuwah atau persaudaraan yang


disebutkan dalam Al-Quran dan dikembangkan dan dibangun Nabi Muhammad
Saw. pasca hijrah beliau di Madinah.

Pertama, ukhuwah ‘ubudiyah atau persaudaraan kesemakhlukan serta


ketundukan secara total kepada Allah Swt. Kedua, normal ukhuwah insaniyah
atau basyariyah, yaitu persaudaraan antar umat manusia, dalam arti semua
manusia berasal dari nenek moyang yang sama yaitu Adam dan Hawa, dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim Nabi Muhammad
Saw. bersabda, «Jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara» , atau dalam hadis
lain, «Hamba-hamba Allah semuanya bersaudara». Dalam kaitannya dengan hal
ini Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
«Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah
antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat
rahmat.» di dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad Saw. bersabda:
«Kalian adalah sahabat-sahabatku, saudara-saudara kita adalah yang datang
sesudah wafatku».
Relasi kuat antara hijrah dan Ukhuwah Islamiyah yang dipraktekkan oleh Nabi
Muhammad Saw, seharusnya menjadi pelajaran bagi umat Islam untuk bersama
melakukan hijrah rohani dan mempererat persatuan kaum muslim.
7

 C. Dakwah Nabi di Madinah


Ada beberapa hal yang menjadi modal kesuksesan utama dalam
berdakwah sehingga mudah diterima oleh segala lapisan masyarakat
yang mendambakan kebenaran dan ketentraman, di antaranya :
a)  meletakkan dasar keimanan yang kokoh
b)  menciptakan keteladanan yang baik seperti yang dilukiskan Al Qur’an
c)  menetapkan persamaan derajat manusia dengan mengangkat harkat dan
martabat mereka di atas azaz toleransi
d) menjadikan ukhuwah islamiyah sebagai tiang kebudayaan
e)  pembinaan sistem akhlakul karimah dan pendidikan dalam menjalani
kehidupan
f)       menegakkan secara bersama-sama syari’at Islam menuju muslim
kaffah.

     Setelah dipelajari oleh para ulama ternyata rahasia keberhasilan dakwah
Rasulullah karena beliau istiqomah dan berkomitmen dengan isi pelantikan beliau
sebagai Rasul. Isi pelantikan beliau termuat di dalam surat Almudastssir surat ke
74 ayat 1 sampai 7
Perjalanan Rasulullah saw. Dimulai sejak Rasulullah saw. Menerima wahyu yang
pertama, yaitu surah Al-Alaq ayat 1-5. 
• Langkah kedua : Rasulullah saw. Terus berdakwah dengan sembunyi-sembunyi
sampai turun ayat yang memerintahkan beliau untuk terang-terangan
menyampaikan dakwah ke seluruh manusia, yaitu ayat 94 Surah Al-Hijr.
• Langkah ketiga : Setelah memasuki jahriyyatu ad-dakwah, dakwah dengan
gerakan terang-terangan, hambatan dari kaum kafir Quraisy begitu hebat.

D. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ISLAM PERIODE


MADINAH

     Nabi Muhammad SAW hendak menciptakan toleransi antar golongan yang ada
di Madinah, oleh karena itu Nabi membantu perjanjian antara kaum muslimin
dengan non muslimin.
Menurut ibnu Hisyam, isi perjanjian tersebut atntara lain sebagai berikut:
1. Pengakuan atas hak pribadi keagamaan dan politik
2. Kebebasan beragama terjamin untuk sesame umat
3. Adalah kewajiban penduduk madinah, baik muslim maupun non muslim, dalam
hal moril maupun materil, mereka harus bahu membahu menangkis semua
serangan terhadap kota mereka (Madinah).
8

Rasulullah adalah pemimpin bagi penduduk madinah kepada beliaulah


dibawa segala perkara dan perselisihan yang besar untuk diselesaikan. Karena
masyarakat islam itu telah terwujud, maka menjadi suatu keharusan islam untuk
menentukan dasar-dasar yang kuat bagi masyarakat yang baru teòwujud itu. Sebab
itu ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan dalam periode ini terutama ditujukan
kepada pembinaan hukum. Ayat-ayat yang diturunkan itu diberi penjelasan oleh
Rasulullah. Mana-mana yang belum jelas dan belum terperinci dijelaskan oleh
Rasulullah dengan perbuatan-perbuatan beliau.

Maka timbullah dari satu buah sumber yang menjadi pokok hukum ini (Al
Qur’an dan Hadits). Satu sistem yang amat indah untuk bidang politik, yaitu
sistem bermusyawarah. Agar stabilitas masyarakat dapat diwujudkan, Nabi
Muhammad mengadakan ikatan perjanjian dengan Yahudi dan orang-orang Arab
yang masih menganut agama nenek moyang. Sebuah piagam yang menjamin
kebebasan beragama orang-orang Yahudi sebagai suatu komunitas yang
dikeluarkan. Setiap golongan masyarakat yang memiliki hak tertentu dalam
bidang politik dan keagamaa. Kemerdekaan beragama dijamin, dan seluruh
anggota masyarakat berkewajiban mempertahankan negara dari serangan luar.
Dalam perjajian itu disebutkan bahwa rasulullah menjadi kepala pemerintahan
karena menyangkut peraturan dan tat tertib umum, otoritas mutlak diberikan pada
beliau.
9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berbeda dengan periode mekah, pada periode madinah, islam merupakan


kekuatan politik. Ajaran Islam yang berkenaan dengan kehidupan bermasyarakat
banyak turun di madinah. Nabi Muhammad mempunyai kedudukan bukan saja
sebagai kepala Negara dengan meletakkan dasar-dasar dalam kehidupan
masyarakat madinah diantaranya :
- Mendirikan Masjid.
- Mempersatukan dan mempersaudarakan kaum muhajirin dan kaum anshar
- Mempersaudarakan antara kaum muslim dan non muslim
- Meletakkan dasar-dasar politik, ekonomi, dan sodial untuk masyarakat
baru

DAFTAR PUSTAKA

Website yang jadi referensi: www.Academia.edu

10

Anda mungkin juga menyukai