Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selama 13 tahun hidup di kota Mekkah, Rasulullah SAW beserta para pengikutnya
sering mengalami cobaan besar dan siksaan yang sangat pedih, disamping itu hak
kemerdekaan mereka dirampas, mereka diusir dan harta benda mereka disita. Siksaan
pedih berupa dera cambuk yang sangat meresahkan para sahabat dan kaum muslimin pada
umumnya. Badan mereka dipanggang, kabel sejenis serabut diikatkan pada tubuh karena
tidak mau tunduk kepada selain Allah, itulah tekanan yang sangat dahsyat yang dialami
Rasulullah beserta para pengikutnya selama menyampaikan dakwah demi tersebarnya
risalah tauhid di tengah-tengah kaum kafir Quraisy. Dengan sikap kaum Quraisy yang
berkecamuk maka Rasulullah beserta kaum muslimin melakukan hijrah untuk
menyelamatkan diri serta menyelamatkan agama tauhid, risalah kebenaran yang sedang
berada dalam tanggung jawabnya dengan tujuan untuk mencari tempat yang kondusif
untuk selanjutnya menyebarkan dakwah Islam.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian hijrah ?

2. Apa faktor Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah ?

3. Bagaimana perkembangan Madinah setelah hijrahnya Nabi Muhammad SAW ?

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah penulisan makalah ini yaitu membahas tentang hijrahnya Nabi
Muhamad SAW ke Madinah.

1.4 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hijrah

2. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah
3. Untuk mengetahui bagaimana berkembangan Madinah setelah hijrahnya Nabi Muhammad
SAW

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian hijrah

Hijrah berasal dari bahasa Arab yang artinya; berpindah, menjauhi atau
menghindari
Secara bahasa, Hijrah berarti menjauhi sesuatu dengan sangat keras karena adanya
ketidak-setujuaan dan kebencian.
Hijrah adalah Pindah, meninggalkan, menjauhi atau berpisah dari sesuatu
dengan kebencian, menuju sesutu yang dia sukai atau cintai, bukan pindah atau berpisah
biasa-biasa saja seperti pindah rumah.
Dijauhinya sesuatu tersebut karena sesuatu tersebut mengandung kekotoran atau najis
yang tidak disukainya
Meninggalkan pindah dari sesuatu tersebut bisa berarti secara fisik (pindah tempat) atau
psikis.

3.2 Perjalanan hijrah Nabi Muhammad

Setelah selesai keputusan keji yaitu menghabisi Nabi saw, malaikat jibril a.s. turun
membawa wahyu rabbaya memberi tahukan kepada beliau konspirasi Quraisy, dan Allah
SWT telah mengizinkan untuk berhizrah pada waktu yang telah di tentukan. Jibril berkata,
pada malam ini engkau jangan tidur di tempat tidurmu, yang biasa engkau pakai.
Setelah menetapkan jalur hijrah, beliaw saw. Kembali kerumahnya menunggu
datangnya malam hari.
selama tujuh hari terus-menerus rombongan Rasululloh Saw berjalan, mengaso di
bawah panas membara musim kemarau dan berjalan lagi sepanjang malam mengarungi
lautan padang pasir dengan perasaan kuatir. Hanya karena adanya iman kepada Allah Swt
membuat hati dan perasaan mereka terasa lebih aman.
Ketika sudah memasuki daerah kabilah Banu Sahm dan datang pula Buraida kepala
kabilah itu menyambut mereka, barulah perasaan kuatir dalam hatinya mulai hilang. Jarak
mereka dengan Madinah kini sudah dekat.

Selama mereka dalam perjalanan yang sungguh meletihkan itu, berita-berita


tentang Hijrah Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya yang akan menyusul kawan-kawan
yang lain, sudah tersiar di Madinah. Penduduk kota ini sudah mengetahui, betapa kedua
orang ini mengalami kekerasan dari Quraisy yang terus-menerus membuntuti. Oleh karena
itu semua kaum Muslimin tetap tinggal di tempat itu menantikan kedatangan Rasululloh
dengan hati penuh rindu ingin melihatnya, ingin mendengarkan tutur katanya. Banyak di
antara mereka itu yang belum pernah melihatnya, meskipun sudah mendengar tentang
keadaannya dan mengetahui pesona bahasanya serta keteguhan pendiriannya. Semua itu
membuat mereka rindu sekali ingin bertemu, ingin melihatnya.[[2]]

3.3 Masyarakat Madinah

Tersebarnya Islam di Madinah dan keberanian kaum Muslimin di kota itu


sebelumhijrah Nabi ke tempat tersebut sama sekali di luar dugaan kaum Muslimin Mekah.
Beberapa pemuda Muslimin bahkan berani mempermainkan berhala-berhala kaum
musyrik di sana. Seseorang yang bernama Amr binl-Jamuh mempunyai sebuah patung
berhala terbuat daripada kayu yang dinamainya Manat, diletakkan di daerah
lingkungannya seperti biasa dilakukan oleh kaum bangsawan. Amr ini adalah seorang
pemimpin Banu Salima dan dari kalangan bangsawan mereka pula. Sesudah pemuda-
pemuda golongannya itu masuk Islam malam-malam mereka mendatangi berhala itu lalu
di bawanya dan ditangkupkan kepalanya ke dalam sebuah lubang yang oleh penduduk
Madinah biasa dipakai tempat buang air.

Bila pagi-pagi berhala itu tidak ada Amr mencarinya sampai diketemukan lagi,
kemudian dicucinya dan dibersihkan lalu diletakkannya kembali di tempat semula, sambil
ia menuduh-nuduh dan mengancam. Tetapi pemuda-pemuda itu mengulangi lagi
perbuatannya mempermainkan Manat Amr itu, dan diapun setiap hari mencuci dan
membersihkannya. Setelah ia merasa kesal karenanya, diambilnya pedangnya dan
digantungkannya pada berhala itu seraya ia berkata: Kalau kau memang berguna,
bertahanlah, dan ini pedang bersama kau. Tetapi keesokan harinya ia sudah kehilangan
lagi, dan baru diketemukannya kembali dalam sebuah sumur tercampur dengan bangkai
anjing. Pedangnya sudah tak ada lagi.
Sesudah kemudian ia diajak bicara oleh beberapa orang pemuka-pemuka
masyarakatnya dan sesudah melihat dengan mata kepala sendiri betapa sesatnya hidup
dalam syirik dan paganisma itu, yang hakekatnya akan mencampakkan jiwa manusia ke
dalam jurang yang tak patut lagi bagi seorang manusia, ia pun masuk Islam.[[3]]

3.4 Sampai Di Madinah

Demikanlah akhirnya rombongan Rosululloh selamat sampai Madinah. Hari itu adalah
hari Jumat dan Muhammad berjumat di Madinah. Di tempat itulah, ke dalam mesjid yang
terletak di perut Wadi Ranuna itulah kaum Muslimin datang, masing-masing berusaha
ingin melihat serta mendekatinya. Mereka ingin memuaskan hati terhadap orang yang
selama ini belum pernah mereka lihat, hati yang sudah penuh cinta dan rangkuman iman
akan risalahnya, dan yang selalu namanya disebut pada setiap kali sembahyang. Orang-
orang terkemuka di Medinah menawarkan diri supaya ia tinggal pada mereka.

3.5 Proses Masuknya agama Islam ke Madinah dan Hijrahnya Nabi ke Madinah
Ketika Nabi masih berada di Mekkah, banyak dari penduduk Yatsrib sering
melaksanakan Ibadah Haji ke kota Mekkah. Kesempatan ini digunakan oleh Nabi untuk
mengajak penduduk Yatsrib yang datang ke Mekkah untuk masuk Islam Akhirnya, setiap
orang Yatsrib yang datang ke Mekkah menyatakan masuk Islam. Bahkan, pada tahun 621
M Nabi menemui rombongan haji dari Yatsrib yang berjumlah 12 orang di bukit aqabah
dan melakukan perjanjian. Perjanjian ini disebut Perjanjian Aqabah I yang isinya:
1. Penduduk Yatsrib akan setia melindungi Nabi
2. Rela berkorban harta dan jiwa
3. Tidak akan menyekutukan Allah
4. Tidak membunuh dan berdusta
5. bersedia membantu menyebarkan Islam

3.6 Usaha-usaha Yang Dilakukan Rosululloh Setelah Berada Di Madinah

1. Mendirikan Masjid
Masjid yang pertama kali didirikan oleh Nabi di Madinah adalah Masjid
Nabawi.
Masjid ini dibangun di atas tanah yang dibeli Nabi dari dua orang miskin
bernama Sahl bin Amr dan Suhail bin Amr.
Pendirian masjid ini dimaksudkan selain sebagai pusat Ibadah dan dakwah
Islam, namun juga berperan sebagai tempat bermusyawarah kaum Muslimin,
tempat untuk mempersatukan kaum Muslimin, bahkan dijadikan sebagai pusat
pemerintahan.
Di salah satu penjuru masjid disediakan tempat tinggal untuk orang-orang
miskin yang tidak mempunyai tempat tinggal, mereka dinamai Ahlus-Suffah.
Selanjutnya, dimulailah pembangunan jalan raya di sekitar masjid, sehingga
lama-kelamaan tempat itu menjadi pusat kota dan pemukiman serta perniagaan.
Pesatnya pembangunan di sekitar masjid Nabawi menyebabkan banyak
pendatang dari luar Madinah.
2. Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Anshor
Cara ini dilakukan Nabi untuk mengokohkan persatuan Umat Islam di Madinah.
Persaudaraan ini didasarkan atas persaudaraan seagama dan bukan atas dasar
kesukuan.
Sebagai contoh, Nabi mempersaudarakan Hamzah bin Abdul Muthalib dengan
Zaid bekas budaknya, Abu Bakar bersaudara dengan Kharija bin Zaid, dan Umar bin
Khattab bersaudara dengan 'Itban bin Malik Al-Khazraji.
Kaum Muhajirin kemudian banyak yang menjadi pedagang dan petani. Di
antaranya Abdurrahman bin Auf menjadi pedagang, sedangkan Umar bin Khottob
dan Ali bin Abi Tholib menjadi petani.
3. Membuat perjanjian damai antara Kaum Muslimin dan Kaum Yahudi
Perjanjian damai ini dilakukan untuk menciptakan rasa damai dan tenteram bagi
masyarakat Madinah, baik yang Muslim atau yang bukan Muslim. Dari sini maka Nabi
membuat peraturan-peraturan yang disebut dengan Piagam Madinah yang isinya
antara lain:
1. Kaum Muslim dan Yahudi akan hidup berdampingan dan bebas menjalankan
agamanya masing-masing.
2. Apabila salah satu pihak diperangi musuh, maka yang lain wajib membantu.
3. Apabila terjadi perselisihan antara keduanya, penyelesaian diserahkan kepada Nabi
Muhammad SAW selaku pemimpin tertinggi di Madinah.
4. Dalam Piagam Madinah tersebut terdapat beberapa asas, yaitu: asas kebebasan
beragama, asas persamaan, asas keadilan, asas perdamaian dan asas musyawarah.
5. Meletakkan Dasar-dasar Pemerintahan, Ekonomi dan Kemasyarakatan
Dalam bidang pemerintahan diterapkan prinsip musyawarah (demokrasi), yaitu
dalam memutuskan masalah harus bermusyawarah terlebih dahulu.
Dalam bidang ekonomi diterapkan asas koperasi, yaitu tiap-tiap Muslim
harus saling membantu.
Dalam kehidupan bermasyarakat diterapkan asas keadilan, harus saling
tolong menolong, menghargai persamaan hak dan kewajiban sesama Muslim,
tidak ada perbedaan pangkat, harta dan keturunan, harus mengasihi dan
memelihara anak yatim, menyantuni janda-janda.
Dengan demikian, maka berdirilah kota Madinah sebagai kota terbesar di Jazirah Arab
dengan kemegahan yang ditampilkannya.
Pada masa ini, masyarakat Muslim berkembang menjadi masyarakat besar dan menjadi
pusat untuk kegiatan perekonomian, perdagangan dan pertanian. [[4]]

3.7 Perjuangan Nabi Muhammad SAW Dan Para Sahabat Di Madinah


Sejak hijrah ke Madinah, selama kurang lebih 10 tahun, Nabi dan para sahabatnya
berdakwah kepada penduduk Madinah tanpa mengenal lelah, dan tidak pernah putus asa.
Kebanyakan penduduk Madinah, terutama suku Aus dan Khazraj, menerima
dakwah Nabi tersebut.
Akan tetapi, dalam perjalanan dakwahnya, Nabi menemui rintangan, khususnya
dari orang-orang Yahudi yang tidak senang dengan keberhasilannya.
Salah seorang Yahudi Munafik yang tidak senang adalah Abdullah bin Ubay. Ia
selalu melaporkan kegiatan Nabi di Madinah kepada kaum kafir Quraisy di Mekkah,
sehingga pada masa-masa kemudian terjadilah banyak peperangan dengan kaum
kafir Quraisy Mekkah.
Beberapa Peperangan Yang Terjadi Ketika Nabi Berada Di Madinah
1. Perang Badar
2. Perang Uhud
3. Perang Khandaq
Selain empat perang di atas, ada beberapa peperangan lagi yang terjadi antara umat Islam
dengan kaum kafir yaitu:
1. Perang Khaibar
2. Perang Mutah
3. Perang Tabuk.
Di Samping Peperangan, Nabi Dan Para Sahabatnya Juga Melakukan beberapa usaha dan
berhasil dengan baik Dalam Menghadapi Kaum Kafir, Yaitu:

Mengadakan Perjanjian Hudaibiyah dengan orang-orang Kafir Qurays di Mekkah.


Perjanjian ini berlangsung pada bulan Zulkaidah tahun 6 H atau 628 M di daerah
Hudaibiyah.
Asal mula terjadinya perjanjian ini adalah adanya keinginan kaum Muhajirin untuk
beribadah haji dan menengok saudara mereka di Mekkah yang selama enam tahun tidak
bertemu.
Penaklukkan kota Mekkah yang dilakukan Nabi dan pengikutnya itu tanpa ada
pertumpahan darah dan peperangan, sehingga penduduk kota Mekkah pun banyak yang
masuk Islam termasuk pemimpin kafir Quraisy Abu Sufyan ikut masuk Islam.
Saat itulah turun Quran Surat An Nashr ayat 1-5 Ketika terjadi fathul Makkah ini,
Nabi berpidato di hadapan masyarakat yang isinya:
1. Barang Siapa yang menutup pintu rumahnya, rapat- rapat maka ia aman.
2. Barang siapa yang masuk ke Masjdil Haram, maka ia aman.
3. Barang siapa yang memasuki rumah Abu Sufyan, maka ia aman.[[5]]

3.8 Hikmah Dan Teladan Dari Misi Nabi Muhammad Saw

Dalam MembangunMasyarakat Madinah Melakukan hijrah (pindah) ke tempat yang


dianggap lebih memberi harapan untuk mengembangkan masyarakat Islam yang lebih maju
merupakan suatu kemestian yang harus dilakukan. Nabi melakukan Hijrah ke Madinah
adalah untuk menyusun kekuatan dan menarik banyak pengikut agar dakwah Islam berjalan
sesuai yang diharapkan dan masyarakat Islam semakin kokoh. Dari hijrah ini, Nabi berhasil
membangun masyarakat Islam menuju pada kemajuan, kesejahteraan, dan kedamaian, baik
di bidang sosial, ekonomi maupun politik. Keberhasilan yang telah dicapai ini memerlukan
perjuangan yang panjang dan kadang harus dilakukan dengan cara kekerasan (jihad atau
berperang). Dengan demikian, hikmah dan teladan yang dapat diambil dan ditiru dari
perjuangan Nabi di Madinah tersebut di antaranya adalah:
1. Ketabahan dalam menerima cobaan
Nabi Muhammad SAW dan para sahabat melakukan hijrah ke Madinah merupakan
akibat dari kekejaman kaum kafir Quraisy terhadap kaum Muslimin.
Mereka pergi berhijrah dengan meninggalkan segala yang ada di Mekkah, antara lain
sanak famili, harta benda dan juga kampung halaman. Rasa berat pada diri kaum
Muslimin meninggalkan kampung halaman ternyata sirna oleh keimanan mereka yang
kuat dan kecintaan yang tulus terhadap Nabi Muhammad SAW.
Mereka tabah dan ikhlas dalam menerima cobaan ini. Oleh karena itu, apapun
keadaannya, situasinya apakah senang atau susah, iman harus senantiasa melekat di hati
kita.
2. Cerdas dalam mengambil keputusan
Nabi Muhammad SAW adalah orang yang memiliki kecerdasan y luar biasa dalam
mengambil keputusan dan tindakan.[[6]]

3.9 Menjelang wafat Nabi Muhamad


Tahun kesebelas Hijrah, haji pertama Nabi dan kaum Muslimin tanpa ada seorang musrik
pun yang ikut didalamnya, untuk pertama kalinya pula, lebih dari 10.000 orang berkumpul di
Madinah dan sekitarnya, menyertai Nabi melakukan perjalanan ke Makkah, dan .. sekaligus
inilah haji terakhir yang dilakukan oleh Nabi. Rombongan haji meninggalkan Madinah tanggal
25 Dzulqaidah , Nabi disertai semua isterinya, menginap satu malam di Dzi Al-Hulaifah,
kemudian melakukan Ihram sepanjang Subuh, dan mulai bergerak... seluruh padang terisi gema
suara mereka yang mengucapkan, Labbaik, Allahumma labaik... Labbaik, la syarika laka, Aku
datang memenuhi panggilanmu,Allahumma, ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu.
Tiada sekutu bagi-Mu...Labbaik, aku datang memenuhi panggilan-Mu.

Segala puji, kenikmatan, dan kemaharajaan, hanya bagi-Mu. Tiada sekutu bagi-
Mu... Labbaik, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Langit, hingga hari itu, belum pernah
menyaksikan pemandangan di muka bumi seperti yang ada pada saat itu. Lebih dari 100.000
orang, laki-laki dan perempuan dibawah sengatan Matahari yang amat terik dan di padang pasir
yang sebelumnya tak pernah dikenal orang bergerak menuju satu arah. Medan ini merupakan
lukisan paling indah dari satu warna yang menghiasi kehidupan manusia. Dan sejarah, adalah
kakek tua yang terbelenggu dalam pengabdian terhadap kepentingan-kepentingan. Ia adalah
tukang cerita yang membacakan hikayat-hikayat Firaun, Kisra dan Kaisar. Sejarah sekali
melihat Muhammad dan orang-orang yang bergerak bersamanya dengan heran! Aneh sekali.
Pasukan apa ini? Komandan berjalan kaki kelelahan, dan pengikut-pengikutnya pun
demikian pula. Nabi memang berjalan kaki bersama umatnya. Sejarah memang mendengar
bahwa penguasa itu berada di tengah-tengah pasukan itu, tapi ketika dicari-carinya, dia tak
bisa menemukannya. Rombongan itu masuk Mekah 4 Dzulhijjah, disitu telah berkumpul Allah,
Ibrahim, kabah dan Muhammad. Dia juga ingin memperlihatkan kepada Ibrahim, bahwa karya
besarnya, kita sudah diantarkan kepada Maksud.

Matahari tepat di tengah siang hari itu. Seakan-akan ia menumpahkan seluruhcahayannya


yang memakar ke atas kepala semua orang. Nabi berdiri di depan lebih dari 100.000 orang.
Laki-laki dan perempuan yang mengelilinginya. Nabi memulai pidatonya, Rosulullah
berkata, Tahukah kalian, bulan apa ini ?

Mereka serentak menjawab, Bulan Haram!.

Ayyuhan Nas, camkan baik-baik perkataanku. Sebab, aku tidak tahu, mungkin aku tidak lagi
akan bertemu dengan kalian sesudah tahun ini, di tempat ini, untuk selama-lamanya... Ayyuhan
Nas, sesungguhnya darah dan hartamu adalah haram bagimu hingga kalian menemui Tuhanmu
sebagaimana diharamkannya hari dan bulanmu ini. Sesudah itu, kamu sekalian akan menemui
Tuhanmu dan ditanya tentang amal-amalmu. Sungguh, aku telah sampaikan hal ini. Maka,
barangsiapa yang masih mempunyai amanat, hendaknya segera disampaikan kepada orang
yang berhak menerimanya.

Akar-akar syirik telah dihapuskan dari Mekah, dan Mekah menjadi sebuah kota suci bagi kaum
muslim, tempat berkumpulnya muslimin dari seluruh penjuru dunia, dengan menggunakan
pakaian yang sama, menuju Tuhannya, tidak ada perbedaan, baik kaya, miskin, raja, rakyat,
semuanya sama dihadapan Tuhan, yang membedakannya adalah takwa.

Muhammad telah melaksanakan tugasnya, dan sekarang beliau berada di pembaringan,


Nabi membuka mata seraya berkata kepada putrinya dengan suara pelanMuhammad tidak lain
hanyalah seorang Rosul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rosul. Apakah jika
dia wafat atau dibunuh kamu akan berbalik ke belakang? Barangsiapa berpaling ke belakang,
maka tidak akan mendatangkan mudarat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi
balasan kepada orang-orang yang bersyukur.[[7]]

5.1 Kesimpulan
Hijrah Telah Membawa Akibat-Akibat Yang Lebih Jauh:
1. Dari Peristiwa Ini, Terjadi Perubahan Sosial. Islam Sebagai Sebuah
Kelompok/Golongan Didalam Masyarakat Telah Berkembang Menjadi Sebuah
Kesatuan Ummat Islam. Maka Sirnalah Diskriminasi Atas Dasar Warna Kulit, Kredo,
Ataupun Kekayaan. Semua Muslim Setara/Egaliter.
2. Menurut Para Ahli Sejarah Muslim, Rasulullah (Saw) Tiba Di Quba Pada Tanggal 16
Juli 632 M. Yang Mana Berada Dalam Bulan Muharram, Dari Sinilah Dimulainya
Perhitungan Kalender Hijriyah.
3. Adalah Di Madinah, Diletakkan Dasar-Dasar Khilafah (Pemerintahan) Islam. Peristiwa
Bersejarah Berupa Perjanjian-Perjanjian Yang Dibuat Bersama Dengan Kelompok
Yahudi Dan Beberapa Suku Yang Lain Menjadi Panduan Bagi Generasi-Generasi Yang
Kemudian.
4. Diantara Sekian Banyak Sahabat Nabi (Saw), Beliau Memilih Abu Bakar (Ra) Sebagai
Teman Dalam Perjalanan Hijrah. Hal Ini Di Abadikan Didalam Al-Quran, Surah At-
Taubah. Ini Merupakan Penghargaan Paling Utama Bagi Abu Bakar (Ra).
5. Setiap Orang Yang Berpola-Pikir Adil Dan Terbuka, Dari Tulisan Ini Dapat Mengambil
Kesimpulan Bahwa Abu Bakar (Ra) Telah Memiliki Peranan Yang Amat Penting
Dalam Peristiwa Hijrah. Maka Sungguh Amat Menyedihkan Bahwasanya Sebagian
Orang Masih Menilai Secara Tidak Adil Terhadap Diri Sahabat Yang Demikian
Dihormati Ini.

5.2 kita mengambil kesimpulan bahwa Piagam Madinah adalah merupakan konstitusi terbaik
yang pernah ada dari berbagai segi baik dari segi isi, masa (periode dibuatnya), ataupun
dari kelengkapannya.
Penulisan Piagam Madinah ini merupakan bentuk curahan perhatian Nabi Muhammad
dalam meletakkan dasar-dasar yang sangat diperlukan pada kehidupan masyarakat guna
menegakkan tugas risalahnya, yaitu:
1. Memperkokoh hubungan umat Islam dengan Tuhannya
2. Memperkokoh hubungan antar umat Islam
3. Mengatur hubungan umat Islam dengan orang-orang nonmuslim

5.3 Saran
Dalam penulisan kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari
sempurna, banyak hal yang kurang memadai. Oleh karenan mengharapkan kritik dan saran
yang positif serta membangun dari dari semua pihak yang membaca untuk dijadikan acuan
serta perbaikan penulis dimasa yang akan datang.

Alrasyikh al-mahktum, Muhammad husain haekal, sejarah hidup Muhammad, umul qura
2015
Dr. Mahdi Rizkullah Ahmad. Biografi Rasullulah, Qisthi press. 2014
Dr. Abdul Munim Al-hafni, Ensiklopedia Muhammad Saw. 2012
Frof. Dr. Komaruddin hidayat, Madinah 2010
Ali syarfati, Rasulluah Saw sejak hijrah hingga wafat. 2015

Anda mungkin juga menyukai