Anda di halaman 1dari 7

MODUL PEMBELAJARAN TARIKH BAB II

DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW PERIODE MADINAH


KELAS X (SEMUA JURUSAN)

Disusun Oleh:
AHMAD ZUHDHI, S,Pd.I., M.S.I

SMK MUHAMMADIYAH TEPUS


TAHUN AJARAN 2022/2023

Dibuat pada 26 November 2023


222022
Dakwah Nabi Muhammad SAW
Periode Madinah

A.A. Kondisi Sosio-Kultural Madinah Sebelum Islam

1. Peta Geografis
Kota Madinah terletak di sebelah utara Hijaz, atau 300 mil (kurang lebih 485
KM) sebelum utara kota Makkah. Kota ini sebelum kedatangan Nabi Muhammad
SAW Bernama Yatsrib yang merupakan daerah penghasil kurma dan gandum.
Menurut para ahli Sejarah, menyebut kota Madinah sebagai kota formatif, yaitu
kota yang dibentuk dan dibangun oleh mereka yang eksodus dari tempat tinggal
mereka, baik karena alasan konflik maupun alasan ekonomi. Pada awalnya, kota
ini merupakan wilayah kosong sehingga datang sebuah rombongan dan
menamakannya sebagai kota Yatsrib.
Menurut kitab Lisan Al-Arab yang dikarang oleh Ibnu Manzhur, secara
Bahasa kata Yatsrib berasal dari akar kata tsaraba, yang artinya mencela, mencerca
dan menjelek-jelekan. Lalu kata itu pun dirubah menjadi ats-tsarbu yang berarti
lemak yang menutupi perut, yang dalam Bahasa Inggris dikenal istilah omentum.
Akan tetapi secara linguisti yang popular adalah makna aslinya, yaitu mencela,
mencerca, dan menkelek-jelekkan.
2. Peta sosial
Di kota Madinah terdapat lima kelompok suku yang saling berperang. Tiga
diantaranya adalah suku Yahudi, yakni Bani Nadlir, Bani Qainuqa’ dan Bani
Quraidhah. Dua lagi suku Arab yaitu suku Aus dan Suku Khazraj. Suku-suku
Yahudi menguasai wilayah yang luas dari perkebunan kurma dan menguasasi
beberapa kerajinan tangan. Sementara suku-suku Arab mengandalkan tanah
pertanian mereka sebagai sumber mata pencaharian utama. nSuku Auz dan
Khazraj saling berperang dalam waktu yang sangat panjang. Suku-suku Yahudi
juga bermusuhan satu sama lin, meskipun mereka mendukung Ketika berhadapan
dengan suku-suku Arab.
B. Peristiwa Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah

1. Perintah Hijrah dalam Al-Qur’an


Dalam menjalankan dan mengerjakan sesuatu, Nabi Muhammad SAW selalun
meminta pertimbangan Allah SWT. Termasuk dalam hijrah, beliau tidak langsung
berangkat menuju Madinah, tetapi menunggu perintah Allah SWT. Setelah niat
yang kuat dan melalui pemikiran yang panjang, Allah SWT memerintahkan Nabi
Muhammad SAW untuk hijrah dengan menurunkan ayat Q.S. Al-Isra’ 80 yang
artinya :
“Katakanlah : “Tuhanku, masukkanlah dengan cara masuk yang benar dan
keluarkanlah aku dengan cara keluar yang benar”. Dan berilah aku dari hadirmu
kekuasaan yang memberi pertolongan.
2. Sebab-sebab hijrah
Ada beberapa faktor yang mendorong Rasulullah SAW melakukan hijrah ke
Madinah, antara lain sebagai berikut :
a. Telah dating rombongan yang isinya 13 orang penduduk Madinah menemui
baginda Rasulullah SAW di bukit Aqaba pada tahun 621 M,
b. Satu tahun kemudian, tpatnya tahun 622 M, dating lagi rombongan sebanyak
73 orang dari Madinah ke Makkah yang terdiri dari suku Auz dan Khazraj
dengan tujuan untuk mengajak beliau agar hijrah ke Madinah. Mereka berikrar
akan membela dan melindungi Rasulullah SAW dan pengikutnya.
 Tujuan hijrah Rasulullah SAW dan umat Islam hijrah ke Madinah yaitu :
a. Menyelamatkan diri dan umat Islam dari tekanan, ancaman dan kekerasan
kaum kafir Quraisy.
b. Agar memperoleh keamanan dan kebebasan dalam berdakwah serta beribadah,
sehingga dapat meningkatkan usahanya dalam berjihat di jalan Allah SWT
untuk menegakkan dan meninggikan agama-Nya (Islam).

3. Perjalanan Hijrah Nabi.


- Perjalananan hijrah diturunkan dengan rencana yang sangat matang setelah
turunnya ayat hijrah sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang tidak
diinginkan.
- Pada saat hijrah kaum muslimin diperintajkan untuk hijrah terlebih dahulu
menuju Madinah tanpa membawa harta benda yang menjadi hakmilik mereka.
- Rasulullah SAW dan beberapa sahabat menyusul belakangan menuju
Madinah, Strategi ini dilakukan menginat begitu sulitnya beliau keluar dari
pantauan Kamum Quraisy.
- Akhirnya kaum muslimin berhasil keluar dari kota Makkah maka Nabi
Muhammad SAW ditemani Abu Bakar secara diam-diam menyusul.
- Setelah sampai dipuncak gunung Thawr yang tingginya sekitar satu jam
setengah perjalanan dari Makkah, maka Rasulullah SAW dan Abu Bakar
berlindung disebuah gua di puncak gunung.
- Setelah masuk ke dalam gua, datanglah datanglah laba-laba untuk membuat
sarang dan burung merpati liar yang ada diatas pohon untuk mengalihkan
pandangan orang-orang yang mengejarnya. Saat orang-orang Kafir sampai ke
tempat ini, mereka berpendapat tidak mungkin ada seseorang yang masuk ke
dalam gua ini. Oleh karena itu selamatlah Rasulullah SAW dan Abu Bakar dari
kejaran orang-orang Quraisy Makkah.
4. Sambutan Penduduk Madinah
Sebelum Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah, berita tentang
keberangkatannya Bersama dengan Abu Bakar ash-shidiq telah tersiar ke
Madinah.
5. Piagam Madinah
Nabi Muhammad SAW menjalankan shalat Jum’at pertama kali dengan Suku
Bani Salim dalam perjalanan menuju Madinah. Setiba di Madinah dengan
membawa kemenangan, beliau bermalam di rumah Abu Ayub Al-Anshari. Hijrah
inilah yang menjadi akhir dakwah Nabi Muhammad SAW periode Makkah.

C. Strategi Dakwah Nabi di Madinah

Adapun strategi dakwah Rasulullah SAW periode Madinah yaitu :


1. Pembinaan Masjid
Setibanya di Madinah, Rasulullah membangun Masjid dan beliau sendiri yang
meletakkan batu-batu sebagai podasi masjid yang disemen dengan tanah liat
sehingga menjadi bangunan yang dapat digunakan sebagai Ibadah. Selain sebagai
tempat Ibadah masjid tersebut dibangun sebagai institusi dakwah pertama yang
dibina oleh Rasulullah SAW. Masjid sebagai lambing akidah umat Islam atas
keyakinan tauhid mereka kepada Allah SWT. Pembinaan masjid ini mengukuhkan
dakwah baginda untuk menyebarkan risalah wahyu kepada kaum muslimin serta
menjadi pusat dialog di kalangan Rasulullah SAW dan para sahabat tentang
masalah umat.
2. Mengukuhkan persaudaraan kaum Anshar Dan Muhajirin
Strategi Nabi Muhammad SAW mempersaudarakan Muhajirin dan Anshar untuk
mengikat setiap pengikut Islam yang terdiri dari berbagai macam suku dan kabilah
ke dalam suatu ikatan yang kuat, senasib, seperjuangan dengan semangat
persaudaraan Islam.
3. Peperangan Pada Masa Nabi Muhammad SAW Hidup
Peperangan yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW terbagi menjadi dua,
yaitu peperangan yang dipimpin atau diikuti langsung oleh Beliau yang dikenal
dengan istilah ghazwah. Sedangkan ada juga peperangan yang dipimpin oleh
sahabat atas penunjukan beliau kemudian dikenal dengan istilah sariyah.
Berikut nama peperangan pada masa Nabi Muhammad SAW selama masih Hidup.
1. Perang Badar.
Perang Badar adalah perang yang pertama kali terjadi dalam Sejarah Islam
yang terjadi antara kaum muslimin melawan kaum kafir Quraisy yang terjadi
pada 8 Ramadhan tahun kedua Hijriyah. Dengan perlengkapan sederhana,
pasukan Islam berjumlah 305 orang berangkat ke luar kota Madinah. Kira-kira
120 KM dari Madinah, tepatnya di wilayah Badar pasukan Islam bertemu
dengan pasukan Quraisy yang berjumlah antara 900-1000 orang. Dalam
peperangan ini, pasukan Islam yang dipimpin langsung Nabi Muhammad
SAW memperoleh kemenangan yang gemilang.
2. Perang Uhud
Kaum Quraisy bersumpah akan menuntut balas atas kekalahan tersebut. Maka
pada tahun ketiga Hijriyah, pasukan Quraisy berangkat ke Madinah dengan
membawa 3000 pasukan yang mengendarai unta, 200 pasukan berkuda dan
700 orang di antara mereka memakai besi. Pasulan ini dipimpin olej Khalid
bin Walid. Melihat kedatangan Kaum Quraisy ini, umat Islam menyambut
dengan tidak ada rasa takut sedikitpun dengan 1000 pasukan. Kaum muslimin
pada peperangan ini kalah, karena keteledoran kaum muslimin sendiri yang
tergoda oleh harta peninggalan musuh (rampasan perang) sehingga ketika
umat muslim terlena oleh harta rampasan perang, pasukan Quraisy yang
dipimpin oleh Khalid bin Walid berbalik menyerang kaum muslimin dengan
cara melumpuhkan pasukan pemanah Nabi satu persatu. Sekitar 70orang kaum
muslimin gugur sebagai Syuhada’.
3. Perang Khandaq/ Ahzab
Perang Khandaq atau Perang Ahzab adalah peristiwa pengepungan Madinah
selama lebih kurang empat minggu oleh suku-suku dalam kalangan orang
Arab dan Yahudi yang bergabung, di mana ia bermula pada 31 Mac 627 M.
Kekuatan pihak Gabungan dianggarkan seramai 10,000 orang, diiringi oleh
600 ekor kuda dan sebilangan ekor unta, manakala di pihak Madinah pula
1
terdiri daripada 3,000 orang . Pertempuran ini juga dikenal sebagai
Pertempuran Al-Ahzab (Pertempuran Konfederasi) atau Pengepungan
Madinah 2. Disebut perang Khandaq sebab kaum muslimin dalam perang
tersebut membuat parit untuk menahan serbuan musuh. Kata “Khandaq”
berasal dari bahasa Persia “Kandak” yang artinya “itu telah digali” dan sesuatu
yang telah digali disebut parit
4. Perang Hunain
Perang Hunain adalah salah satu perang yang terjadi antara pihak kaum
muslimin dari Madinah dengan kaum Badui pada 630 M di Hunain, dekat
12
Tha’if di Jazirah Arab . Perang ini terjadi saat perjalanan kaum muslimin
melakukan perjalanan ke Mekkah. Tujuan kaum muslimin ke Mekkah adalah
untuk menaklukkannya dan mengajak kaum quraisy untuk masuk Islam.
Sayangnya, di dalam perjalanan tersebut mereka dihadang oleh kaum Badui.
Perang ini berakhir dengan kemenangan telak bagi kaum Muslimin
5. Perang Tabuk.
Perang Tabuk adalah perang yang paling terakhir diikuti oleh Nabi
Muhammad SAW. Perang ini berkobar karena kecemburuan dan kekhawatiran
Raja Heraklius atas kesuksesan dan keberhasilan Nabi Muhammad SAW
menaklukkan seluruh Kawasan Jazirah Arab, dari utara sampai Selatan, dari
barat sampai timut. Dalam mengatut siasat perang, Raja Heraklisu Menyusun
kekuatan sangat besar di utara Jazirah Arab dan Syiria yang merupakan daerah
taklukan Kerajaan Romawi. Dalam perang ini Bani Gassan dan Bani
Lachmides ikut bergabung mendukung Raja Heraklisus.
Mendengar kabar seperti ini, banyak kaum musimin yang mendaftar
menjadi relawan perang (mujahid) sehingga terhimpun pasukan yang amat
besar. Melihat besarnya jumlah tentara Islam, pasukan Romawi menjadi takut
dan ciut nyalinya dan kemudian menarik diri Kembali ke negaranya. Melihat
kenyataan ini Nabi tidak melakukan pengejaran, melainkan mengambil
kebijakan untuk berkemah di wilayah Tabuk. Dengan demikian perang ini
dinamakan perang Tabuk.

6. Perang Mu’tah
Dalam rangka menyebarkan Islam secara luas, maka Nabi Muhammad
SAW berkirim surat kepaada para raja di negeri-negeri tetangga. Di antara raja
yang dikirim surat oleh Nabi Muhammad SAW adalah raja Gassan, Mesir,
Abisinia, Persia, dan Romawi. Tidak satupun di antara raja-raja tersebut
menyambut dan menerima ajakan Nabi Muhammad SAW. Deangan kata lain
semua raja yang menolak dengan cara yang beragam. Ada yang menolak
dengan baik dan simpati, dan ada pula yang menolak dengan kasar. Penolakan
yang kasar dilakukan oleh Raja Gassan, yaitu membunuh dengan cara yang
kejam utusan Nabi tersebut.
Mendengar berita ini, maka Nabi Muhamad SAW menyiapkan pasukan
sebanyak 3000 orang. Peperanganpun berkobar di wilayah Mut’ah, yaitu yang
terletak di sebelah utara Jazirah Arab. Pasukan Islam mengalami kesulitan
menghadapi tentara Raja Gassan yang dibantu oleh Romawi. Banyak pasukan
Islam yang gugur sebagai syuhada’ dalam pertempuran tersebut. Melihat
kenyataan ini, komandan perang Khalid bin Walid menarik pasukannya dan
kembali ke Madinah.

Anda mungkin juga menyukai