Anda di halaman 1dari 5

PERNYATAAN KEPRIHATINAN SIVITAS AKADEMIKA ATAS PEMBERHENTIAN

PARA WAKIL-REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA

Kami selaku Sivitas Akademika UI menyampaikan keprihatinan atas terjadinya restrukturisasi


pimpinan universitas baru-baru ini. Pada tanggal 21 Oktober 2020 telah dilakukan pelantikan
terhadap pejabat baru yang terjadi hanya dalam waktu 24 jam sejak pemberitahuan lisan kepada
dua wakil rektor selaku perangkat rektor yang diberhentikan. Kami meyakini bahwa tatakelola
universitas merupakan tanggung jawab besar yang membutuhkan kepemimpinan yang transparan
dan akuntabel, berkomitmen tinggi, dan berkolaborasi secara kolegial sebagai suatu ciri khas
dalam ranah akademik.

Kami sangat memahami bahwa penggantian wakil rektor merupakan hak prerogatif sepenuhnya
dari seorang rektor. Namun demikian ada tatacara yang harus dipatuhi dalam rangka mewujudkan
Good University Governance, sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Majelis Wali Amanat
Universitas Indonesia Nomor 004/Peraturan/MWA-UI/2015 tentang Anggaran Rumah Tangga
Universitas Indonesia (ART UI).

Sungguhpun benar bahwa Wakil Rektor diangkat dan diberhentikan oleh Rektor sebagaimana
diatur dalam Pasal 42 ayat (1) huruf a ART UI, namun ketentuan ayat (2) pasal ini ternyata tidak
dipatuhi Rektor. Ayat ini menyatakan bahwa selain telah berakhirnya masa tugas, jabatan
perangkat rektor di lingkungan UI berakhir apabila yang bersangkutan: (a) berakhir masa
jabatannya; (b) sakit jasmani dan rohani terus-menerus; (c) meninggal dunia; (d) mengajukan
pengunduran diri secara tertulis kepada atasan langsung; (e) bertempat tinggal tetap di luar wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia; (f) melakukan pelanggaran berat Kode Etik dan Kode
Perilaku; (g) menjadi terdakwa dalam tindak pidana dengan ancaman penjara minimal 5 tahun;
(h) menjadi terpidana; (i) berafiliasi dengan partai politik dan memiliki konflik kepentingan
pribadi maupun golongan yang bertentangan dengan kepentingan UI; dan (j) terbukti tidak
melaksanakan tugas sebagaimana mestinya dan/atau melanggar peraturan yang berlaku.

Berdasarkan aturan tersebut di atas, pemberhentian wakil rektor selaku perangkat rektor tidak
dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam ART UI. Secara khusus kami melihat kinerja Wakil
Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan yang peran dan hasil kerjanya mereformasi bidang
akademik dan kemahasiswaan UI hanya dalam waktu sepuluh bulan sejak ia diangkat pada akhir
tahun 2019.

Ia adalah penggagas ide dasar Rencana Strategis UI 2020-2024 pada waktu mencalonkan diri
sebagai Rektor. Sungguhpun ia tidak menjadi Rektor, tetapi gagasannya diadopsi oleh Rektor UI
saat ini dan dijadikan sebagai Rencana Strategis UI 2020-2024, yang diajukan ke MWA untuk
ditetapkan. Keseluruhan tantangan, visi dan gambaran tentang UI yang maju dan bereputasi dunia
ada dalam Renstra tersebut, dan kini secara resmi digunakan sebagai rujukan program kerja UI.
Sehubungan dengan hal itu, menjadi pertanyaan mengapa penggagas dan pembuat konsep Renstra
UI justru diberhentikan.

Kami mencatat berbagai kegiatan dan capaian Wakil Rektor Bidang Akademik dan
Kemahasiswaan dalam melakukan reformasi pendidikan antara lain:
Capaian di Bidang Akademik
Pertama, merumuskan rancangan implementasi Kampus Merdeka Belajar di UI, dan
menghimpun masukan dari Wakil Dekan bidang Akademik, riset dan kemahasiswaan semua
fakultas untuk bisa mengakselerasi perubahan kurikululum dalam pertemuan yang sangat intens.
Pada masa pandemi di tengah ketidakpastian dan ketiadaan rujukan yang memadai, Ia menyiapkan
Keputusan Rektor (SK Rektor no 798/2020) yang mewajibkan implementasi kurikulum
berdasarkan OBE (Outcome-based Education) di seluruh UI, yang diterbitkan pada Juni 2020.
Penerbitan SK ini disertai dengan penerbitan buku daring Panduan Implementasi OBE di UI dalam
sistem manajemen e-learning UI (emas.ui.ac.id), yang penggunaannya bertambah masif mencapai
hampir 10.000 kelas sejak pandemi.

Kedua, melakukan pendampingan dan penelaahan rancangan kurikulum baru dari 147 Program
Studi dari berbagai jenjang untuk dapat dibuatkan SK Kurikulum barunya, meskipun Buku
Panduan Merdeka Belajar dari Kemendikbud baru diluncurkan secara resmi pada September 2020.
Ternyata Kurikulum UI selaras dengan Buku Panduan.

Ketiga, melakukan berbagai program untuk perkuliahan jarak jauh dan e-learning. Di antaranya
pelatihan wajib bagi dosen sebagai prasyarat sertifikasi dosen (serdos) sesuai OBE. Dalam waktu
singkat telah dihasilkan 60 modul video pelatihan daring untuk PEKERTI, AA, dan PAPT. Selain
itu, dibuat modul video pelatihan e-learning dan pembelajaran daring (PJJ) sebagai respon
terhadap keadaan darurat COVID-19. Pelatihan telah dilakukan untuk 237 orang dosen, dan
diproyeksi akan mencapai 360 dosen sampai Desember 2020. Pada saat ia diberhentikan, sedang
dibuat 30 modul video tentang penyusunan BRP Bauran (Blended Learning), hampir 100 MOOC
(Massive Open Online Course) baru, serta lebih dari 100 modul e-learning baru dari berbagai
Program Studi di fakultas-fakultas.

Keempat, program pendampingan kepada semua dosen dan mahasiswa agar terjadi peralihan
secara cepat dan masif ke pembelajaran daring melalui pembuatan situs web khusus, yaitu
pjj.ui.ac.id. Sampai September 2020 website telah diisi dengan 69 panduan berupa video dan
tutorial serta materi webinar. Di samping itu sudah berhasil dibuat 128 Open Courseware dalam
waktu 10 bulan, yang ditambahkan pada 36 Open Courseware yang dihasilkan dalam kurun waktu
2014-2019. Open Courseware (web ocw.ui.ac.id) ini sedang dalam tahap penyelesaian untuk
diluncurkan pada saat Wakil Rektor tersebut diberhentikan.

Kelima, dalam rangka meningkatkan reputasi internasional, Ia secara khusus membentuk sub
direktorat baru yang bertujuan mengatasi kecenderungan penurunan ranking internasional UI
sejak beberapa tahun terakhir. Penurunan peringkat UI pada QS-World University Ranking dan
Times Higher Education (THE) disebabkan faktor rasio dosen dan mahasiswa, dan bidang reputasi
akademik dibandingkan kompetitornya. Ia membuat skema bantuan dana bagi program studi di
berbagai fakultas untuk meningkatkan reputasi akademik internasional dan persiapan akreditasi
internasional, termasuk international joint-program, visiting professorship, international
benchmarking, mengundang ilmuwan diaspora internasional, dan membuat video tentang program
studi dalam bahasa Inggris.

Keenam, dalam rangka pembentukan kepribadian terpadu, dibuat terobosan besar dalam
penyelenggaraan Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Terintegrasi (MPKT) bagi 8000
mahasiswa angkatan 2020. Jumlah SKS MPKT yang sebelumnya 18 SKS dipadatkan menjadi 9
SKS, termasuk MPKT non-Agama yang dibuat menjadi proyek kegiatan belajar berbasis portfolio
dengan capaian pembelajaran bertitikberat pada pembentukan soft skills dengan semangat Kampus
Merdeka.

Ketujuh, merintis pendidikan jarak jauh bagi aparatur negara dalam rangka meningkatkan
kualitas SDM pemerintah di seluruh Indonesia, yang dimulai dengan ditandatanganinya Perjanjian
Kerjasama antara UI dengan TNI AD, Kepolisian dan BPK. Program ini diharapkan dapat
mewujudkan peran UI dalam melaksanakan pemerataan pendidikan.

Kedelapan, berbagai hal lain yang dilakukan adalah (a) Mengembangkan sistem baru ujian masuk
mandiri berbasis on-line untuk menghindari penularan COVID-19; (b) Menghasilkan dana non-
BP sebesar Rp. 49,5 Milyar dari penjualan formulir pendaftaran calon mahasiswa, yang
jumlahnya jauh lebih besar daripada tahun-tahun sebelumnya, dan juga lebih besar daripada hasil
yang diperoleh unit-unit lain yang memang seharusnya menghasilkan non-BP; (c) Mengaktifkan
kembali Program Studi (prodi) yang status akreditasinya sudah kadaluarsa, yang berpotensi
merugikan lulusan dalam mencari pekerjaan dan berakibat ketua Prodi/Direktur /Dekan/Rektor
dapat digugat; (d) Memfasilitasi penilaian internasional misalnya Asean University Network
(AUN) untuk berbagai prodi di UI; (e) Mendukung dan memfasilitasi pembukaan lima prodi baru,
dan empat di antaranya sudah mendapatkan akreditasi minimal yaitu empat prodi D4 Vokasi dan
satu prodi S3 dari Sekolah Kajian Stratejik Global (SKSG); (f) Melakukan proses perolehan
akreditasi minimum BAN PT untuk 6 Prodi baru: satu prodi S2 FEB, satu prodi S2 FMIPA, satu
prodi S2 Sekolah Ilmu Lingkungan (SIL) dan dua prodi S2 FT; (g) Membantu mengkonversi
prodi dengan akreditasi BAN PT ‘A’ menjadi terakreditasi ‘unggul‘ berdasarkan peraturan
akreditasi baru dari BAN PT di 10 prodi; (h) Menyusun proses bisnis dan roadmap Perpustakaan
UI yang meliputi library management dan learning center, dan mendorong akreditasinya (yang
belum pernah dilakukan), dengan nilai Pra Akreditasi 95,9 dari nilai total 100.

Capaian di Bidang Kemahasiswaan


Salah satu keberhasilan yang penting dari Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan
di UI adalah komitmen, keberanian, dan kegigihannya menjalankan tugas untuk mengembalikan
mandat kampus UI sebagai rumah produksi ilmu pengetahuan, yang terbebas dari kepentingan
kekuasaan dan anasir politik manapun. Ia melakukan penataan, penertiban, dan pendisiplinan
pengunaan fasilitas serta alokasi anggaran untuk kegiatan kemahasiswaan agar bisa membawa
manfaat optimal. Berbagai pembenahan yang telah dilakukan adalah:

Pertama, pengelolaan program beasiswa yang mencapai Rp 200 Miliar per tahun termasuk Biaya
Operasional Pendidikan Berkeadilan (BOPB), sehingga saat ini dapat diakses oleh mahasiswa
manapun tanpa memandang latar belakangnya dengan cara membenahi mismanajemen
pengelolaan dan penyaluran dana beasiswa.

Kedua, pembenahan program orientasi mahasiswa baru dengan tujuan menanamkan semangat
kebangsaan dan kesiapan mahasiswa untuk menghadapi tantangan global, dan bukan menjadi
sarana kaderisasi kepentingan kelompok tertentu. Program Orientasi Mahasiswa Baru sekarang
diisi dengan materi yang mengajak mahasiswa berpikir untuk memecahkan masalah bangsa.
Pemberian materi pun melibatkan para tokoh dari berbagai instansi swasta dan lembaga negara,
bahkan termasuk para duta besar negara sahabat untuk memperluas wawasan mahasiswa.
Ketiga, pembenahan program Seleksi Masuk (SIMAK) UI untuk mencegah ketidakdilan dan
penyalahgunaan wewenang. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar mahasiswa yang masuk UI
sungguh-sungguh mereka yang berprestasi dan berasal dari semua golongan dalam masyarakat.

Keempat, pembenahan pengelolaan anggaran kegiatan kemahasiswaan yang sebelumnya


terindikasi salah urus, diperbaiki agar alokasi anggaran ditetapkan secara non-diskriminatif bagi
semua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Alokasi dana ditata berdasarkan manfaat, perencanaan,
transparansi, dan akuntabilitas. Sebagai contoh, UKM Geradasi Warna telah menjalankan
Program Merdeka Belajar, yaitu kegiatan mengajar di sekolah-sekolah, dengan membuka program
Sekolah Bhinneka Warna bagi 100 pelajar SMA di seluruh Indonesia bersama Asosiasi Guru
Agama Islam, yang diselenggarakan selama satu tahun penuh. Selain itu, selama pandemi terdapat
125 pelatihan daring bagi mahasiswa oleh Direktorat Kemahasiswaan, dengan menggandeng
berbagai institusi profesional dalam mengimplementasi-kan Merdeka Belajar.

Kelima, pembenahan fasilitas fisik dan UKM yang sebelumnya terindikasi kondisinya sangat
mengenaskan, misalnya pengendalian kebersihan dan kesehatan ruangan di Pusgiwa, Stadion, dan
Gimnasium yang jauh di bawah standar; fasilitas fisik dalam kondisi kumuh dan tidak
mencerminkan kualitas kampus kelas dunia. Saat ini kondisi fasilitas fisik dan UKM sudah jauh
lebih baik.

Sebagai catatan tambahan, ketika menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi
periode 2014-2019, ia berhasil meningkatkan publikasi dan sitasi UI. Hasilnya terjadi lompatan
besar dalam jumlah publikasi dan sitasi UI. Hal ini membuat UI tercatat di QS-WUR sebagai
universitas berukuran besar dengan output riset tinggi, yang sebelumnya memiliki output riset
medium. Publikasi UI dalam kurun waktu 2015-2019 jauh lebih banyak daripada total publikasi
yang dihasilkan sejak awal UI didirikan (1950-2014). Jumlah rerata sitasi per dosen UI terus
meningkat, dari 0,7 pada tahun 2016 menjadi 1,8 pada tahun 2019, dan menjadi 4,2 pada
perankingan QS-WUR 2021 yang penilaiannya dilakukan pada tahun 2020. Demikian pula jumlah
publikasi dosen, pada 2014 terdapat 400 publikasi terindeks Scopus per tahun, dan terus meningkat
secara signifikan menjadi 4.199 per tahun pada akhir 2019.

Berdasarkan uraian tentang kinerja dan capaian Wakil Rektor Bidang Akademik dan
Kemahasiswaan di atas, kami selaku sivitas akademika UI, mempertanyakan alasan
pemberhentian yang tidak sesuai dengan ART UI sebagaimana diuraikan di atas.

Sehubungan dengan hal itu, kami selaku sivitas akademika UI meminta MWA- sebagai flag
carrier UI-- untuk mendapatkan penjelasan Rektor mengenai hal tersebut di atas untuk
disampaikan pada warga UI, dalam rangka memastikan penerapan prinsip good university
governance di UI yang mencakup transparansi, akuntabilitas, kesesuaian dan kepatuhan pada
aturan, independensi, dan keadilan. Selain itu perlu diingat bahwa UI juga memiliki moto veritas,
probitas dan iustitia (kebenaran, kejujuran dan keadilan) yang berlaku bukan hanya bagi sivitas
akademika tetapi juga bagi penyelenggara universitas.

Pernyataan keprihatinan ini kami buat agar di kemudian hari hal ini tidak terjadi lagi. Semoga
Universitas Indonesia tetap jaya dan dapat mempertahankan etika dan good university governance.

Depok, 27 Oktober 2020


Kami yang prihatin:

1 Prof. A. Dahana (FIB)


2 Prof. A. Uwiyono (FH)
3 Prof. Andri G Wibisana (FH)
4 Prof. Benny Sjariefsyah Latief (FKG)
5 Prof. Budhi Haryanto (FKM)
6 Prof. Budi Anna Keliat (FIK)
7 Prof. Djoko Sihono Grabiel (FT)
8 Prof. Endang Winiati (FKG)
9 Prof. Hadi Pratomo (FKM)
10 Prof. Hamdi Muluk (FPsi)
11 Prof. Harkristuti Harkrisnowo (FH)
12 Prof. Harmita (FF)
13 Prof. Harsono (FMIPA)
14 Prof. Hermina Sutami (FIB)
15 Prof. Indang Trihandini (FKM)
16 Prof. Ine Minara Ruky (FEB)
17 Prof. Kusharisupeni (FKM)
18 Prof. Lindawati Gani (FEB)
19 Prof. Mayling Oey-Gardiner (FEB)
20 Prof. Meily Kurniawan (FKM)
21 Prof. Meiwita Budiharsana (FKM)
22 Prof. Melanie Budianta (FIB)
23 Prof. Multamia RMT Lauder (FIB)
24 Prof. Pratiwi Sudarmono (FK)
25 Prof. Rahayu S. Hidayat (FIB)
26 Prof. Ratna Sitompul (FK)
27 Prof. Riris K. Toha-Sarumpaet (FIB)
28 Prof. Rosa Agustina (FH)
29 Prof. Sandra Fikawati (FKM)
30 Prof. Saparinah Sadli (FPsi)
31 Prof. Setiawati Darmojuwono (FIB)
32 Prof. Sulistyowati Irianto (FH)
33 Prof. Taher Akmal (FK)
34 Prof. Usman Sumo Friend Tambunan (FMIPA)
35 Prof. Yahdiana (FF)
36 Prof. Yunita Winarto (FISIP)

Anda mungkin juga menyukai