Anda di halaman 1dari 42

PERATURAN AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN

POLITEKNIK BALIKPAPAN

PENDAHULUAN

A. Sejarah

Secara geografis Kota Balikpapan memiliki Bandar Udara Internasional dan


Pelabuhan Laut yang mampu disinggahi kapal-kapal besar berbendera asing. Kondisi
ini menjadikan kota Balikpapan menjadi pusat bisnis untuk area Kalimantan. Berbagai
perusahaan baik Nasional maupun Internasional memiliki kantor perwakilan di
Balikpapan, sehingga Kota Balikpapan tumbuh dan berkembang sebagai Kota Jasa,
Industri, Pariwisata dan Perdagangan serta merupakan pintu gerbang Provinsi
Kalimantan Timur.

Pembangunan di Indonesia sangat memerlukan Tenaga kerja Ahlimadya, atau yang


secara umum disebut profesional. Sejalan dengan Rencana Strategis (RENSTRA)
dan Visi, Misi Pemerintah Kota Balikpapan dalam upaya membangun dan
mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) daerah, yang dibagi dalam empat
strategi yaitu High Science 15 % , High skill 20% , Middle Skill 30 % dan Low Skill 35
%. Untuk pencapaian tujuan pada pemenuhan tenaga kerja di level High Skill maka
didirikanlah Politeknik Balikpapan.

Politeknik Balikpapan didirikan oleh Yayasan Pendidikan Pemerintah Kota Balikpapan


dengan Akte Notaris Mohamad Rasjid Umar, SH No. 14/2000. Untuk pertama kalinya
pada tanggal 2 Agustus 2002 Politeknik Balikpapan mendapatkan izin operasional 4
Program studi yaitu Program Studi Teknik Mesin Alat Berat (TMAB), Teknik
Elektronika (TE), Teknik Sipil (TS) dan Tata Boga (TB) dengan SK Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor : 168/D/O/2002.

1
Untuk menjamin mutu pendidikan di Politeknik Balikpapan maka sejak awal berdirinya
telah dirintis kerja sama dengan beberapa instansi antara lain Universitas Brawijaya
Malang, Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Surabaya (ITS), Central
Queensland Institute of TAFE Australia (CQIT) dan dunia industri . Pada tahun 2010
dalam usia yang relatif muda, keempat Program Studi Politeknik Balikpapan telah
mendapatkan akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

B. Visi dan Misi Politeknik Balikpapan


(1) Visi

Menjadi Institusi Pendidikan Tinggi Unggulan untuk bidang Ilmu Pengetahuan


dan Teknologi Terapan di Kawasan Timur Indonesia dengan menerapkan
standar internasional dan melayani kebutuhan industri.

(2) Misi
1. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan tinggi
vokasi melalui pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian
masyarakat yang mampu membekali lulusan dengan keahlian
professional berstandar nasional dan diakui ditingkat internasional.
2. Mengembangkan sistem manejemen penjamin mutu dalam
penyelenggaraan pendidikan.
3. Membentuk suasana akademi yang menumbuhkan sikap dan
komitmen kepemimpinan kewirausahaan, pengembangan diri terus
menerus, serta tanggap terhadap perubahan.

(3) Tujuan Poltekba


1. Menghasilkan lulusan yang berkompeten sesuai kebutuhan
industri dan atau kebutuhan masyarakat.
2. Menghasilkan lulusan yang mampu bekerja didalam bidang
penelitian atau pengembangan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
3. Menghasilkan produk produk inovatif yang dibutuhkan oleh
masyarakat.
2
C. Dasar Pendidikan Politeknik

Pendidikan Tinggi dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Nasional diatur


dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 232/U/2000.
Sesuai dengan keputusan tersebut, Pendidikan profesional adalah program
pendidikan diploma yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian
tertentu, sedangkan pendidikan profesi adalah pendidikan tambahan setelah
program sarjana untuk memperoleh keahlian dan sebutan profesi dalam bidang
tertentu.

BAB 1
KETENTUAN UMUM

3
Pasal 1.1 Tujuan dan Ruang Lingkup

(1) Memberikan panduan pengaturan dalam melaksanakan kegiatan akademik


dan kemahasiswaan;

(2) Menjamin tercapainya tujuan pendidikan vokasi dengan berpedoman pada


peraturan dan perundangan yang berlaku serta kaidah, moral, dan etika
profesional;

(3) Peraturan ini berlaku bagi seluruh mahasiswa Poltekba.

Pasal 1.2 Istilah dan Pengertian

Dalam Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan ini yang dimaksud dengan:

(1) Tridarma Perguruan Tinggi :

a. Pendidikan

b. Penelitian

c. Pengabdian kepada masyarakat

(2) Politeknik Balikpapan (Poltekba) adalah penyelenggara pendidikan


tinggi vokasi yang berkedudukan di Kota Balikpapan;

(3) Program Studi (Prodi) adalah unsur pelaksana akademik yang memiliki
rencana belajar sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan atas dasar suatu
kurikulum agar mahasiswa dapat menguasai pengetahuan, keterampilan, dan
sikap sesuai dengan sasaran kurikulum;

(4) Direktur adalah pemimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan


pengabdian kepada masyarakat, membina dan mengembangkan dosen,
mahasiswa, dan tenaga administrasi Poltekba, serta membina dan melaksanakan
kerja sama dengan instansi pemerintah, badan swasta, dan masyarakat. Dalam
pelaksanaan operasional, Direktur dibantu oleh Pembantu Direktur ;

4
Pembantu Direktur I : Bidang Akademik

Pembantu Direktur II : Bidang Administrasi dan Keuangan

Pembantu Direktur III : Bidang Kemahasiswaan dan Alumni

(5) Mahasiswa adalah peserta didik yang dinyatakan telah memenuhi


persyaratan administratif yang diselenggarakan oleh Poltekba;

(6) Kurikulum adalah suatu kesatuan susunan mata kuliah untuk jenjang
diploma III dalam program pendidikan yang disusun secara terintegrasi untuk
mencapai kompetensi yang diinginkan pada masing – masing Prodi, dengan
memperhatikan kebutuhan mahasiswa, masyarakat dan industri terkait,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan fasilitas,
sumber daya dan kemampuan Poltekba;

(7) Daftar Ulang adalah prosedur akademik dan administrasi yang harus
dilakukan mahasiswa pada awal semester sebagai syarat keabsahan sebagai
mahasiswa Poltekba;

(8) Sanksi Akademik adalah segala sanksi bagi mahasiswa yang timbul
akibat tidak dipenuhinya persyaratan-persyaratan dan ketentuan-ketentuan
akademik yang berlaku, yang dapat berupa peringatan akademik sampai dengan
pemberhentian studi;

(9) Wisuda adalah upacara yang diselenggarakan oleh Poltekba bagi


mahasiswa yang telah menyelesaikan program Pendidikan di Poltekba;

(10) Kerja Kompensasi adalah kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa untuk
menggantikan kekurangan kehadiran dan/atau merusak fasilitas pendidikan
Poltekba sesuai aturan yang berlaku;

(11) Beasiswa adalah bantuan yang diberikan oleh Poltekba, instansi/lembaga


pemerintah swasta maupun asing, yayasan, perorangan, dan lembaga lainnya
yang sifatnya tidak mengikat atau mengikat, ditujukan bagi mahasiswa yang
memenuhi persyaratan dari pemberi beasiswa;

(12) Senat adalah lembaga perumus dan pemantau garis besar kebijaksanaan
umum di dalam Poltekba seperti yang dimaksud di dalam PP No. 60/1999. Senat
5
terdiri dari wakil unsur lembaga dan kelompok dosen, dipimpin oleh seorang
Ketua Senat dengan dibantu oleh seorang Sekretaris Senat;

(13) Kelompok Dosen adalah kelompok tenaga pengajar di Poltekba yang terdiri
dari Dosen berdasarkan Prodi dan Kelompok Bidang Keahlian (KBK);

(14) Unit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (UPPM) adalah unit yang
mengelola kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat baik yang
dilakukan oleh dosen maupun mahasiswa Poltekba serta kerjasama dengan pihak
luar Poltekba;

(15) Bagian Administrasi Akademik Kemahasiswaan (BAAK) adalah bagian yang


mengelola kegiatan administrasi akademik kemahasiswaan;

(16) Bagian Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK) adalah bagian yang
mengelola kegiatan administrasi umum, keuangan, ketatalaksanaan dan
kerumahtanggaan;

(17) Bagian Kemahasiswaan dan Alumni (BKA) adalah bagian yang mengelola
administrasi dan kegiatan kemahasiswaan serta alumni;

(18) Unit Bimbingan dan Konseling (BK) adalah pelaksana teknis yang memberikan
layanan bimbingan dan konseling dalam rangka pengembangan pribadi, sosial,
dan ketrampilan belajar (learning skill) demi karir masa depannya;

(19) Unit Perpustakaan adalah pelaksana teknis yang mengelola perpustakaan;

(20) Unit Sistem Informasi Manajemen ( SIM ) adalah pelaksana teknis mempunyai
tugas memberikan layanan data dan informasi untuk keperluan pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;

(21) Unit Komputer adalah pelaksana teknis yang mengelola laboratorium


komputer;

(22) Bengkel/Laboratorium adalah pelaksana teknis yang melayani


praktik/praktikum mahasiswa, perbaikan, perawatan, dan memproduksi berbagai
jenis barang sesuai dengan Prodi yang ada di Poltekba;

6
(23) Unit Produksi adalah Pelaksana Teknis yang menyediakan jasa dan produksi
baik untuk internal maupun eksternal Poltekba;

(24) Paket semester adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang


menggunakan satuan waktu untuk menyelesaikan beberapa mata kuliah yang
harus diselesaikan oleh mahasiswa dalam satu semester;

(25) Perwalian Akademik adalah kegiatan tatap muka antara dosen wali dengan
mahasiswa dalam mengatur strategi pembelajaran, konsultasi akademik, dan
pemantauan hasil studi;

(26) Tugas Akhir (TA) adalah kegiatan yang menuntut mahasiswa menerapkan ilmu
secara komprehensif dan melengkapinya dengan membuat laporan ilmiah;

(27) Transkrip akademik adalah rekaman lengkap jumlah kredit dan nilai terakhir
seluruh mata kuliah yang diperoleh seorang mahasiswa selama kuliah di Poltekba
dengan jumlah beban sks yang disyaratkan;

(28) Kegiatan kemahasiswaan Poltekba adalah kegiatan perorangan atau


kelompok/organisasi kemahasiswaan yang dilaksanakan dalam rangka
pendidikan dan pengembangan jati diri sebagai mahasiswa Poltekba;

(29) Organisasi kemahasiswaan di Poltekba adalah wadah kegiatan kokurikuler dan


ekstrakurikuler yang merupakan bagian terpadu dari sarana pengembangan dan
penyebarluasan ilmu pengetahuan, minat dan bakat serta bidang kerohanian
untuk meningkatkan taraf kualitas mahasiswa dalam memperkaya kebudayaan
nasional;

(30) Kegiatan kokurikuler yang dimaksud adalah kegiatan kemahasiswaan


berdasarkan pada penalaran keprofesian atau keilmuan sesuai dengan Prodi;

(31) Kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksud adalah kegiatan kemahasiswaan


berdasarkan bakat, minat, dan penalaran.

BAB 2
KEWAJIBAN
Pasal 2.1 Kewajiban Poltekba

7
Poltekba berkewajiban untuk:

(1) Memberikan pendidikan tinggi vokasi;

(2) Memberikan perlakuan yang adil kepada mahasiswa;

(3) Memberikan Ijazah Diploma bagi mahasiswa yang sudah memenuhi syarat/lulus;

(4) Menampung, membahas, dan menerima saran, pendapat, dan usulan sivitas
akademika yang bersifat membangun;

(5) Memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja kepada seluruh


sivitas akademika;

(6) Mengembangkan tata kehidupan kampus sebagai masyarakat ilmiah yang religius,
bermoral, berbudaya dan berkepribadian Indonesia.

Pasal 2.2 Kewajiban Mahasiswa

Mahasiswa Poltekba berkewajiban untuk:

(1) Mematuhi Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan Poltekba yang


diberlakukan;

(2) Mahasiswa harus berlaku sopan santun dan menjaga ketertiban, kebersihan
dan keamanan serta mematuhi norma dan ketentuan yang berlaku selama berada
di dalam dan di luar lingkungan kampus;

(3) Melakukan kegiatan akademik sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi
secara bebas dan bertanggungjawab berdasarkan martabat keilmuan, fasilitas
yang tersedia serta norma –norma dan peraturan yang berlaku;

(4) Menyumbangkan karya ilmiah dan prestasi kerja sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.

8
AKADEMIK
BAB 3
SISTEM PENDIDIKAN

Pasal 3.1 Sistem Pendidikan

(1) Sistem Pendidikan Diploma III Poltekba yang dilaksanakan adalah gabungan dari
pelajaran teori dan praktik dengan menerapkan Pendidikan Berbasis Kompetensi
(Competency Based Education), yang bertujuan agar dapat dicapai tingkat
kompetensi mahasiswa dan lulusan sesuai dengan kebutuhan industri;

(2) Pelaksanaan Pendidikan Poltekba diselenggarakan dengan menerapkan sistem


paket untuk tiap semester sebagaimana ditentukan dalam kurikulum yang berlaku;

(3) Beban Studi Program Diploma III ditentukan dalam kurikulum yang berlaku, mem-
punyai beban studi minimal 110 sks dan maksimal 120 sks yang dijadwalkan untuk
6 semester dan dapat ditempuh dalam waktu sekurang-kurangnya 6 semester dan
selama-lamanya 10 semester setelah pendidikan menengah;

(4) Poltekba dapat menyelenggarakan Program Pelatihan maksimal dua tahun, non
gelar dan bersertifikasi untuk kompetensi tertentu. Pelaksanaan Program Pelatihan
ini diatur dalam Pedoman Program Pelatihan.

Pasal 3.2 Waktu Studi

(1) Waktu studi dijadwalkan untuk 6 (enam) semester dan dapat ditempuh sekurang-
kurangnya 6 (enam) semester, selama-lamanya 10 (sepuluh) semester termasuk
cuti akademik dan masa skorsing bagi mahasiswa yang bermasalah;

9
(2) Pelaksanaan perpanjangan waktu studi ditetapkan dengan Surat Keputusan
Direktur.

Pasal 3.3 Kurikulum

(1) Setiap mata kuliah yang berada dalam kurikulum mempunyai silabus dan beban
SKS (Satuan Kredit Semester) tertentu untuk dapat dilaksanakan dengan Sistem
Paket Semester;

(2) Beban kuliah yang harus diambil oleh mahasiswa setiap semester ditentukan
dalam bentuk Sistem Paket Semester. Sistem Paket Semester berisi seluruh mata
kuliah yang telah ditentukan dalam kurikulum yang wajib ditempuh oleh
mahasiswa secara utuh pada setiap semester yang berjalan sesuai dengan prodi.

Pasal 3.4 Satuan Kredit Semester di Poltekba

(1) SKS (Satuan Kredit Semester) merupakan tolok ukur beban akademik mahasiswa.
Jika tidak ada ketentuan lain dalam kurikulum, maka satu beban sks tercantum
dalam ayat (2), (3), dan (4) pasal ini;

(2) Satu sks beban akademik setara dengan upaya mahasiswa sebanyak 3(tiga)
sampai 5 (lima) jam seminggu selama satu semester ;

(3) Satu sks beban akademik dalam bentuk teori, praktik, praktikum setara dengan
kerja akademik mahasiswa sebesar 1-2 jam seminggu selama satu semester
dengan 1 (satu) sampai 2 (dua) jam kegiatan mandiri;

(4) Beban sks On Job Training (OJT) dilakukan mahasiswa selama satu semester;

(5) Satu sks beban akademik Tugas Akhir (TA) dilakukan mahasiswa selama satu
semester, dengan 1 (satu) sampai 2 (dua) jam kegiatan mandiri;

(6) Ketentuan pelaksanaan kuliah yang dilengkapi dengan praktikum, diatur oleh
prodi masing-masing.
10
Pasal 3.5 Kalender Akademik

(1) Mahasiswa Poltekba wajib memahami dan mematuhi jadwal dalam Kalender
Akademik yang disahkan oleh Direktur;

(2) Pelaksanaan semua kegiatan akademik oleh sivitas akademika, baik yang bersifat
kurikuler maupun ekstrakurikuler harus mengacu pada Kalender Akademik.

BAB 4
PENERIMAAN MAHASISWA BARU

Pasal 4.1 Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru

(1) Penerimaan mahasiswa baru diselenggarakan melalui suatu sistem seleksi ujian
masuk yang ditentukan oleh Poltekba;

(2) Jumlah mahasiswa baru yang diterima setiap tahun akademik disesuaikan dengan
daya tampung masing-masing program studi;

(3) Calon mahasiswa harus memenuhi persyaratan akademik dan persyaratan


administrasi penerimaan mahasiswa baru;

(4) Ayat (1), (2) dan (3) diatur dalam Pedoman Penerimaan Mahasiswa Baru yang
berlaku.

Pasal 4.2 Pembatalan Penerimaan Mahasiswa Baru

Penerimaan mahasiswa baru Poltekba dapat dibatalkan apabila yang bersangkutan:


(1) Masih atau sedang mengikuti pendidikan di Poltekba;

11
(2) Mahasiswa drop out Poltekba tidak diperkenankan lagi untuk melanjutkan
pendidikan di Poltekba;
(3) Melakukan kecurangan pada saat pelaksanaan seleksi ujian masuk;
(4) Tidak memenuhi persyaratan akademik, persyaratan administrasi dan kegiatan
Program Pembinaan Mahasiswa Baru sebagai mahasiswa baru tanpa keterangan
yang jelas.

Pasal 4.3 Keabsahan sebagai Mahasiswa Poltekba

(1) Setiap mahasiswa dinyatakan sah sebagai mahasiswa Poltekba apabila telah
menyelesaikan daftar ulang;

(2) Tata cara pengesahan sebagaimana disebutkan dalam ayat (1) ditetapkan oleh
Direktur;

(3) Bagi mahasiswa yang tidak melengkapi persyaratan pada ayat (1) dan atau ayat
(2), tidak diperkenankan mengikuti kegiatan akademik dan non akademik.

Pasal 4.4 Surat Perjanjian Mahasiswa

Surat perjanjian mahasiswa merupakan surat perjanjian bermaterai yang


ditandatangani mahasiswa untuk tunduk dan taat pada peraturan yang berlaku di
Poltekba;

Pasal 4.5 Program Pembinaan Mahasiswa Baru (Probinmaba)

(1) Setiap mahasiswa baru diwajibkan lulus mengikuti kegiatan Probinmaba yang
dilaksanakan di tingkat Poltekba pada awal tahun pertama perkuliahan, bagi yang

12
tidak lulus wajib mengikuti pada tahun berikutnya berdasarkan izin tertulis
Direktur;

(2) Pelaksanaan Probinmaba minimal mencakup pengenalan sistem pendidikan


vokasi, sistem pendidikan di Politeknik, kompetensi program studi, keorganisasian
mahasiswa dan pembinaan kerohanian;

(3) Tata cara Probinmaba diatur dalam “Pedoman Probinmaba” yang berlaku.

BAB 5
BIAYA PENDIDIKAN DAN PENDAFTARAN ULANG

Pasal 5.1 Rincian Biaya Pendidikan dan Pendaftaran Ulang

(1) Setiap mahasiswa diwajibkan membayar :


a. Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dan Iuran Kegiatan
Kemahasiswaan, dibayar setiap awal semester sebelum perkuliahan dimulai;
b. Sumbangan Pengembangan Akademik (SPA), dibayar satu kali selama
masa pendidikan di awal semester pertama;
c. Premi Asuransi Kecelakaan untuk 3 (tiga) tahun, dibayar di awal
semester pertama;
d. Biaya Sarana Keselamatan Kerja dibayar di awal semester pertama.

(2)Biaya-biaya lain yang belum tercantum pada butir a sampai dengan d dalam ayat 1
pasal ini dan biaya-biaya lain, akan diatur dengan Surat Keputusan Direktur.

Pasal 5.2 Daftar Ulang

(1)Pada waktu yang ditentukan dalam Kalender Akademik, semua mahasiswa baru
dan lama wajib melakukan Daftar Ulang sesuai dengan prosedur yang berlaku;

(2) Mahasiswa dinyatakan telah melaksanakan Daftar Ulang apabila:


13
a. Telah membayar biaya pendidikan dan iuran sah lainnya untuk semester terkait
serta menyelesaikan seluruh administrasi yang ditetapkan;
b. Tidak memiliki kasus studi atau tunggakan.

(3) Mahasiswa yang tidak dapat melakukan Daftar Ulang pada jadwal yang telah
ditetapkan karena sesuatu hal, harus mewakilkan kepada orang lain dengan Surat
Kuasa yang disertai kelengkapan administratif yang telah ditetapkan;

(4)Ketentuan lain terkait Daftar Ulang akan diatur dengan Surat Keputusan Direktur.

Pasal 5.3 Keterlambatan Melakukan Daftar Ulang

(1)Keterlambatan melakukan Daftar Ulang disebabkan oleh bukan karena


administrasi akademik dapat dilayani setelah mendapatkan persetujuan dari Ka.
Prodi;

(2)Keterlambatan pada poin 1 (satu) diatas, maksimal tidak lebih dari 1 (satu) bulan,
dan apabila lebih dari 1 bulan serta tanpa pemberitahuan ditetapkan berdasarkan
Surat Keputusan Direktur.

Pasal 5.4 Status Mahasiswa Poltekba

Mahasiswa Poltekba meliputi semua mahasiswa yang mempunyai status:


1. Terdaftar di BAAK;
2. Tidak diberhentikan atau mengundurkan diri yang ditetapkan melalui Surat
Keputusan Direktur.
Pasal 5.5 Penundaan Pembayaran Biaya Pendidikan

(1)Karena alasan yang sangat penting dan mendesak, Mahasiswa dapat


mengajukan permohonan penundaan pembayaran biaya administrasi Daftar Ulang

14
yang diketahui orang tua/wali kepada Direktur, dengan lama penundaan maksimal
3 (tiga) bulan;

(2)Mahasiswa yang tidak melakukan pembayaran pada waktu yang ditetapkan, maka
yang bersangkutan dicabut statusnya sebagai mahasiswa Poltekba.

Pasal 5.6 Mahasiswa yang tidak Daftar Ulang

Mahasiswa yang tidak melakukan daftar ulang, maka yang bersangkutan dicabut
statusnya sebagai mahasiswa Poltekba.

BAB 6

KEGIATAN AKADEMIK

Pasal 6.1 Perkuliahan dan Ujian

(1) Semua mahasiswa Poltekba yang memenuhi syarat akademik dan syarat
administratif serta berstatus terdaftar sebagai mahasiswa, berhak mendapatkan
pelayanan akademik secara penuh dari Poltekba sesuai dengan norma, aturan dan
ketentuan yang berlaku;

(2) Tatap muka perkuliahan di Poltekba baik teori maupun praktik harus dihadiri 100%
oleh mahasiswa. Pengajar dapat menambah waktu tatap muka jika diperlukan;

(3) Ketidakhadiran pada tatap muka perkuliahan harus diganti dalam bentuk kerja
kompensasi. Waktu, bentuk, dan tata cara pelaksanaan diatur masing-masing
15
Prodi atau yang ditunjuk untuk menanganinya;

(4) Mahasiswa diizinkan tidak hadir dengan alasan sakit, mendapatkan kecelakaan
atau disebabkan keperluan penting sesuai dengan aturan yang berlaku.
Ketidakhadiran yang diizinkan tetap harus melaksanakan Kerja Kompensasi,
walaupun dapat diajukan permohonan pengurangan Kerja Kompensasi dari
mahasiswa yang bersangkutan dan diketahui oleh orang tua/walinya, kepada Ka.
Prodi untuk diputuskan bersama-sama dengan Pembantu Direktur I. Persyaratan
izin untuk tidak hadir :
a. Izin untuk tidak hadir selama sehari atau kurang harus didapat dari
Dosen Wali atau yang ditunjuk untuk menanganinya.
b. Bila mahasiswa tidak akan hadir lebih dari satu hari, mahasiswa harus
meminta izin kepada Ka. Prodi atau yang ditunjuk untuk menanganinya secara
tertulis, sekurang-kurangnya 24 jam sebelumnya. Permohonan izin dibubuhi
tanda tangan persetujuan terlebih dahulu dari Dosen Wali atau yang ditunjuk
untuk menanganinya;
c. Bila mahasiswa tidak hadir karena hal-hal yang tidak terduga/mendadak
(keperluan penting), maka dalam waktu 3 (tiga) hari, Ka. Prodi atau yang
ditunjuk untuk menanganinya harus sudah menerima pemberitahuan tertulis.
Pada saat hadir kembali, mahasiswa tersebut diharuskan membawa surat dari
orang tua atau walinya yang menyatakan alasan ketidak hadirannya tersebut;
d. Bila mahasiswa tidak dapat hadir karena alasan sakit atau kecelakaan,
surat keterangan dokter selambat-lambatnya harus diterima 3 (tiga) hari sejak
ketidakhadirannya. Poltekba dapat menunjuk dokter untuk memberikan
ketepatan penilaian akan ketidakhadiran karena sakit atau kecelakaan tersebut.

(5) Ka. Prodi atau yang ditunjuk untuk menanganinya berhak menentukan apakah izin
tidak hadir diterima atau tidak;

(6) Keberhasilan menempuh suatu mata kuliah harus ditentukan atas dasar sekurang-
kurangnya mengikuti dua kali evaluasi yaitu Ujian Tengah Semester (UTS) dan
Ujian Akhir Semester (UAS). Jenis dan cara evaluasi disesuaikan dengan sifat
mata kuliah;

(7) Mahasiswa dapat mengikuti ujian dengan syarat :


a. Terdaftar sebagai mahasiswa untuk mata kuliah yang bersangkutan;
16
b. Kehadiran minimal 75% dari seluruh jumlah tatap muka pada mata
kuliah yang bersangkutan;
c. Memperoleh persetujuan dari dosen mata kuliah yang bersangkutan.

(8) Dalam proses perkuliahan dan ujian dosen dapat memberikan ketentuan lain yang
tidak bertentangan dengan peraturan, kaidah dan kode etik dosen yang berlaku
serta dapat dipertanggungjawabkan.

Pasal 6.2 Perwalian Akademik

(1)Perwalian Akademik secara tatap muka wajib dilakukan minimal satu kali per
semester;

(2) Dosen Wali adalah staf pengajar Poltekba yang ditunjuk oleh Ka. Prodi dan
ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur, berkewajiban untuk :
a. Memberikan bimbingan akademik kepada mahasiswa selama masa
studinya;
b. Menumbuhkan kreativitas dan kebiasaan cara belajar yang efektif;
c. Membantu mahasiswa dalam menyelesaikan masalah-masalah yang
mengganggu kegiatan akademik.

(3) Mahasiswa wajib memperhatikan peringatan Dosen Wali mengenai masalah


prestasi akademik dan batas waktu studi.

Pasal 6.3 Program OJT

(1) OJT diselenggarakan dengan tujuan untuk memberikan wawasan kepada


mahasiswa mengenai kegiatan di lingkungan kerja/industri;

(2) Tata cara pelaksanaan OJT dan sistem penilaiannya diatur dalam Ketentuan Prodi
yang berlaku.

17
Pasal 6.4 Tugas Akhir

(1) Penilaian keberhasilan studi Diploma Poltekba antara lain berdasarkan pembuatan
TA;

(2) TA dilakukan pada semester 6 (enam) yang pelaksanaannya diatur oleh Prodi;

(3) Mahasiswa diperkenankan mengikuti Ujian TA setelah lulus Ujian Komprehensif;

(4) Tata cara pelaksanaan TA diatur dalam “Pedoman TA” yang berlaku.

Pasal 6.5 Kerja Kompensasi dan Penggantian

(1) Ketidakhadiran tatap muka perkuliahan atau merusakkan fasilitas pendidikan


dikenakan sanksi Kerja Kompensasi dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Kerja Kompensasi dapat dilakukan pada waktu hari kerja (Senin s/d
Sabtu) dalam semester tersebut atau waktu libur;
b. Kerja Kompensasi untuk keterlambatan dan/atau ketidakhadiran, tidak
mengurangi jumlah ketidakhadiran yang akan dicantumkan dalam Laporan
Semester;
c. Kerja Kompensasi dapat pula diberikan apabila mahasiswa melakukan
pengrusakan pada benda kerja, alat, atau mesin baik secara sengaja maupun
tidak sengaja. Jumlah jam Kerja Kompensasi ini ditentukan dan disesuaikan
dengan kondisi kerusakan tersebut dan penyebab terjadinya kerusakan;
d. Kerja Kompensasi harus dilunasi, tanpa alasan apapun;
e. Jadwal pelaksanaan kerja kompensasi dikelola oleh Prodi.

(2)Kerja Kompensasi tidak dapat diganti dengan uang atau barang. Kerja Kompensasi
dilakukan dalam bentuk pekerjaan teknis, administrasi atau pemeliharaan
18
lingkungan Prodi. Mahasiswa yang tidak melaksanakan Kerja Kompensasi akan
dikenakan sanksi berupa tidak dapat melaksanakan Daftar Ulang (penangguhan
Yudisium bagi mahasiswa semester 6);

(3)Ketidakhadiran yang tidak diizinkan akan diberikan peringatan lisan atau tertulis
dengan kompensasi. Waktu ketidakhadiran akan dijumlahkan dalam semester
berjalan. Peringatan tertulis akan dikirimkan kepada mahasiswa dan orang
tua/walinya dengan ketentuan sebagai berikut :

Ketidakhadiran Tatap
Surat Peringatan (SP)
Muka Perkuliahan
48 jam Surat Peringatan I
96 jam Surat Peringatan II
148 jam Surat Peringatan III
Mahasiswa dikeluarkan
> 192 jam
dari Poltekba

(4)Bila jumlah ketidakhadiran yang diizinkan melebihi 24 (dua puluh empat) hari
perkuliahan dalam satu semester, maksimal mahasiswa akan dinyatakan lulus
bersyarat;

(5) Penggantian peralatan atau bahan yang hilang besarannya ditetapkan oleh Ka.
Prodi atau yang ditunjuk untuk menanganinya.
a. Penggantian dilakukan berdasarkan laporan kehilangan dari
pengajar/instruktur yang bersangkutan;
b. Besarnya nilai penggantian akan dipertimbangkan sesuai dengan
kronologis kejadian dan besarnya nilai barang/alat tersebut yang hilang.

Pasal 6.6 Cuti Akademik

(1) Mahasiswa dengan alasan yang kuat, yang ditunjukkan dengan bukti – bukti

19
tertulis, dapat mengajukan cuti akademik sebanyak 1 kali selama masa studi
dengan lama masa cuti akademik 2 semester;

a. Cuti akademik terdiri atas cuti akademik direncanakan, cuti akademik


tidak direncanakan, cuti akademik akibat mengulang dan cuti akademik akibat
ketidakhadiran.

b. Mahasiswa yang ingin mengajukan cuti akademik pada suatu semester


tertentu, karena suatu alasan yang kuat harus tetap berstatus sebagai
mahasiswa dengan mengambil beban 0 (nol) sks, serta harus memenuhi
persyaratan berikut:
i. Mengajukan permohonan tertulis kepada Pembantu Direktur I melalui
Ketua Program Studi terkait;
ii. Mendapatkan izin tertulis dari Pembantu Direktur I;
iii. Melakukan daftar ulang sebagai mahasiswa
iv. Menyelesaikan kewajiban membayar SPP sebesar 100% dari besar SPP
yang berjalan.

Pasal 6.7 Pengunduran Diri

(1)Dengan kesadaran sendiri, seorang mahasiswa diizinkan untuk mengajukan


pengunduran diri sebagai mahasiswa Poltekba;

(2)Surat pengajuan pengunduran diri disampaikan kepada Direktur Poltekba, untuk


diterbitkan Surat Keputusan pengunduran diri tersebut.

BAB 7

PENILAIAN PRESTASI AKADEMIK, KENAIKAN TINGKAT, DAN KELULUSAN

20
Pasal 7.1 Penilaian Hasil Belajar

(1)Penilaian prestasi akademik mahasiswa untuk suatu mata kuliah dilakukan untuk
setiap mahasiswa yang terdaftar secara sah di BAAK;

(2)Penilaian prestasi akademik mahasiswa dilakukan melalui evaluasi dengan


menganut prinsip keadilan, relevansi, dan akuntabilitas;

(3) Atas dasar data evaluasi keseluruhan tersebut pada ayat (1) dan ayat (2) pasal ini,
maka dosen mata kuliah harus menentukan nilai akhir keberhasilan mahasiswa
dalam bentuk huruf dan angka sebagai berikut :

Nilai Angka Nilai Huruf Bobot Predikat

81 - 100 A 4 Sangat Baik

66 - 80 B 3 Baik

51 - 65 C 2 Cukup

41 - 50 D 1 Kurang

0 - 40 E 0 Gagal

(4)Hasil penilaian akhir diberikan oleh dosen penanggung jawab mata kuliah pada
formulir Daftar Nilai Akhir Semester (DNAS) yang dikeluarkan oleh BAAK dan tidak
ada penambahan nama mahasiswa selain dari yang sudah tercantum.

Pasal 7.2 Derajat Keberhasilan

21
(1)Derajat keberhasilan dalam satu semester dinyatakan dalam Indeks Prestasi (IP);

(2)Derajat keberhasilan mahasiswa secara kumulatif dinyatakan dalam Indeks


Prestasi Kumulatif (IPK);

(3)IP dan IPK berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 4 (empat);

(4) Perhitungan IP dan IPK setiap mahasiswa dilakukan menggunakan rumusan


berikut:
IP dan jumlah sks dihitung pada semester yang sedang berjalan

IP = ∑ ( sks x Bobot )

∑ sks

IPK dihitung kumulatif dari awal semester sampai semester yang berjalan

IPK = ∑ ( sks x Bobot )

∑ sks

Pasal 7.3 Evaluasi Kelulusan dan Penghentian Studi

(1) Evaluasi kelulusan dilaksanakan setiap akhir semester;


(2) Mahasiswa dinyatakan lulus penuh pada suatu semester bila mempunyai IP ≥
2,00 dan jumlah mata kuliah dengan nilai D maksimum 7 (tujuh) sks, (kecuali untuk
mata kuliah Agama, Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia dan Tugas Akhir
minimal nilai C) tanpa nilai E;
(3) Mahasiswa dinyatakan lulus bersyarat pada suatu semester bila memenuhi
salah satu kondisi berikut ini :
Kondisi 1 : IP ≥ 2,00 D > 7 sks, tanpa nilai E.

Kondisi 2 : 1,70 ≤ IP < 2,00 dan D ≤7 sks, tanpa nilai E;

22
(4) Mahasiswa yang lulus bersyarat pada tiap semester, diwajibkan memperbaiki
mata kuliah yang menyebabkan lulus bersyarat (persyaratan lulus mínimum pada
pasal 7.3 ayat 2), pada masa perbaikan di akhir semester tersebut menyesuaikan
dengan kalender akademik;
(5) Setiap akhir semester mahasiswa berhak mendapatkan Kartu Hasil Studi
(KHS);
(6) Mahasiswa akan dikeluarkan dari Poltekba dengan alasan akademik bila
terdapat minimal satu dari keadaan-keadaan berikut ini:
a. Dua semester berturut-turut lulus bersyarat sampai dengan semester IV;
b. 1,70 ≤ IP < 2,00 dan jumlah sks nilai D > 7 sks;
c. Nilai IP < 1,70.

Pasal 7.4 Yudisium Kelulusan

(1) Setiap lulusan ditetapkan melalui yudisium kelulusan yang didasarkan pada
suatu penilaian akhir yang mencerminkan kinerja akademik yang bersangkutan
selama belajar di Poltekba dan lulus kegiatan Probinmaba;
(2) Yudisium kelulusan diberikan dalam 3 (tiga) jenjang, yaitu jenjang tertinggi
dengan predikat lulus Dengan Pujian, jenjang menengah dengan predikat lulus
Sangat Memuaskan, dan jenjang dibawahnya dengan predikat lulus Memuaskan;

Waktu Studi Indeks Prestasi Komulatif (IPK)

(termasuk masa cuti) 3,51 s.d 4,00 2,76 s.d 3,50 2,00 s.d 2,75

6 smt Sangat
Dengan Pujian Memuaskan
Memuaskan

> 6 smt Memuaskan

23
Pasal 7.5 Transkrip Akademik, dan Ijazah

Transkrip akademik dan Ijazah diberikan kepada mahasiswa yang telah memenuhi
segala ketentuan persyaratan administrasi akademik untuk menyelesaikan
pendidikan di Poltekba.

BAB 8
KECURANGAN AKADEMIK DAN SANKSINYA

Pasal 8.1 Kecurangan Akademik

Mahasiswa Poltekba dilarang melakukan perbuatan sebagai berikut :

a. Melakukan kecurangan pada waktu ujian, dengan cara menggunakan atau


mencoba menggunakan informasi, bahan – bahan atau alat bantu studi lainnya
pada saat ujian, kecuali atas izin instruktur atau dosen yang berkepentingan;
b. Mengganti, mengubah, atau memalsukan nilai, transkrip akademik, KTM (Kartu
Tanda Mahasiswa), KHS, tugas – tugas perkuliahan, laporan, surat – surat
keterangan, maupun tanda tangan dalam lingkup kegiatan akademik dan tata
kehidupan kampus;
c. Menyediakan sarana atau prasarana yang dapat menyebabkan terjadinya
kecurangan kegiatan akademik;
d. Menggunakan kata – kata atau karya orang lain sebagai kata – kata atau karya
sendiri dalam suatu kegiatan akademik tanpa menyebutkan acuan yang dipakai;
e. Mempengaruhi atau mencoba mempengaruhi orang lain dengan cara
membujuk, memberi hadiah, atau mengancam dengan tujuan memperoleh
kemudahan dalam menyelesaikan ujian, tugas mandiri, laporan praktikum, dan
sebagainya;
24
f. Menggantikan kedudukan atau melakukan kegiatan untuk kepentingan orang
lain dalam kegiatan akademik lainnya, baik atas permintaan orang lain maupun
kehendak sendiri;
g. Menyuruh orang lain, baik sivitas akademika Poltekba maupun orang di luar
Poltekba, untuk menggantikan kedudukan atau melakukan tugas – tugas
akademik, baik untuk kepentingan sendiri maupun orang lain.

Pasal 8.2 Sanksi

(1) Pelaku perbuatan tersebut pada Pasal 8.1 dapat dikenakan sanksi berdasarkan
tingkat pelanggaran yang telah dilakukan, yakni berupa :
a. Peringatan lisan atau tertulis
b. Skorsing atau tidak diperkenankan untuk mendapatkan pelayanan akademik
selama kurun waktu tertentu.
c. Status kemahasiswaannya dicabut secara permanen.

(2) Pelaksanaan sanksi akademik tersebut pada ayat (1) pasal ini tidak akan
mengubah batas waktu studi yang telah ditetapkan;

(3) Semua hal yang diperoleh dengan melakukan kecurangan akademik tidak sah;

(4) Selain pembatalan hasil kecurangan, mahasiswa pelaku kecurangan akademik


dikenakan hukuman tambahan setinggi – setingginya sebagai berikut :

Pasal
No Pasal Pelanggaran Sangsi Pelanggaran
Sangsi
1 8.1.a Melakukan kecurangan Peringatan lisan atau
1) 8.2.1.a
waktu ujian tertulis
2) 8.2.1.b Skorsing tidak
diperkenankan untuk
mendapatkan
pelayanan akademik

25
Status
Kemahasiswaan
3) 8.2.1.c
dicabut secara
permanen
Status
Mengganti/mengubah/ Kemahasiswaan
2 8.1.b 8.2.1.c
memalsukan nilai dicabut secara
permanen
Skorsing tidak
diperkenankan untuk
1) 8.2.1.b
Menyediakan sarana mendapatkan
3 8.1.c prasarana untuk pelayanan akademik
kecurangan akademik Status
Kemahasiswaan
2) 8.2.1.c
dicabut secara
permanen
Peringatan lisan /
1) 8.2.1.a
tertulis
Menggunakan karya/kata- Skorsing tidak
kata orang lain tanpa diperkenankan untuk
4 8.1.d 2) 8.2.1.b
menyebutkan acuan yang mendapatkan
dipakainya pelayanan akademik
Status
Kemahasiswaan
3) 8.2.1.c
dicabut secara
permanen
5 8.1.e Mencoba mempengaruhi Skorsing tidak
orang lain untuk diperkenankan untuk
1) 8.2.1.b
memperoleh kemudahan mendapatkan
dalam menyelesaikan ujian pelayanan akademik
2) 8.2.1.c Status
Kemahasiswaan
dicabut secara

26
permanen
Menggantikan Status
kedudukan/melakukan Kemahasiswaan
6 8.1.f 8.2.1.c
kegiatan untuk orang lain dicabut secara
dalam kegiatan akademik permanen
Status
Menyuruh orang lain untuk
Kemahasiswaan
7 8.1.g melakukan tugas-tugas 8.2.1.c
dicabut secara
akademik.
permanen

(5) Sanksi akademik diberikan oleh Direktur Poltekba setelah mendapat rekomendasi
dari Prodi terkait, atau yang ditunjuk untuk menanganinya.

BAB 9
LAIN-LAIN

Pasal 9.1

Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) Hilang

(1) KTM merupakan kartu identitas sebagai mahasiswa Poltekba yang dikeluarkan
BAAK yang berlaku selama mahasiswa yang bersangkutan masih menjadi
mahasiswa;

(2) Jika KTM hilang, mahasiswa Poltekba wajib memiliki Surat Keterangan KTM
hilang yang dikeluarkan oleh BAAK;

(3) Mahasiswa yang tidak memiliki KTM, tidak mendapatkan pelayanan akademik;

(4) Prosedur pengajuan permohonan Surat Keterangan Pengganti KTM yang


hilang adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa yang kehilangan KTM melapor kepada Kepolisian untuk
27
mendapatkan surat keterangan kehilangan KTM;
b. Mahasiswa yang bersangkutan mengajukan permohonan KTM pengganti
yang disahkan Ketua Prodi, dengan menunjukkan surat keterangan kehilangan
KTM dari Kepolisian;
c. Mahasiswa tersebut mengisi formulir yang disediakan oleh BAAK dengan
melampirkan:
c.1. Surat keterangan kehilangan KTM dari Kepolisian;
c.2. Fotokopi tanda lunas pembayaran biaya pendidikan semester yang
bersangkutan.
d. Berdasarkan keabsahan permohonan tersebut, BAAK menerbitkan Surat
Keterangan Pengganti KTM.

Pasal 9.2 Ijazah Hilang

Prosedur pembuatan Surat Keterangan sebagai pengganti ijazah yang hilang adalah
sebagai berikut :
1. Lulusan Poltekba yang kehilangan ijazah melapor kepada Kepolisian untuk
mendapatkan surat keterangan kehilangan ijazah;
2. Lulusan tersebut dapat mengajukan permohonan kepada Direktur Poltekba
dengan tembusan kepada Ka. Prodi yang bersangkutan untuk memperoleh Surat
Keterangan Pengganti Ijazah yang hilang dengan melampirkan fotokopi surat
keterangan kehilangan ijazah dari Kepolisian;
3. Pembantu Direktur I, atas nama Direktur Poltekba akan menerbitkan Surat
Keputusan yang berisi pernyataan bahwa lulusan tersebut benar – benar lulusan
Poltekba berdasarkan data dari BAAK.

Pasal 9.3 Keberadaan Mahasiswa di Kampus

28
(1) Kampus Poltekba berikut sarananya pada dasarnya dapat digunakan untuk
melaksanakan program pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
oleh seluruh sivitas akademika Poltekba;

(2)Fasilitas pendidikan hanya disediakan bagi mahasiswa Poltekba yang terdaftar


secara sah;

(3)Bagi mahasiswa yang sudah tidak diperkenankan untuk melanjutkan studi atau
mahasiswa yang tidak diperkenankan untuk mengikuti berbagai kegiatan akademik
di Poltekba karena melanggar peraturan Poltekba, berlaku ketentuan sebagai
berikut :
a. Mereka tidak dibenarkan untuk dilayani dalam seluruh kegiatan akademika
termasuk kegiatan kurikuler ataupun nonkurikuler;
b. Keberadaan mereka di dalam kampus Poltekba, dikenakan peraturan yang
berlaku bagi non sivitas akademika Poltekba khususnya, dan peraturan
perundang – undangan yang berlaku di Indonesia pada umumnya.

BAGIAN III PERATURAN KEMAHASISWAAN

BAB 10
KEGIATAN KEMAHASISWAAN

Pasal 10.1 Kegiatan Kemahasiswaan

(1) Kegiatan kemahasiswaan meliputi kegiatan yang bersifat kokurikuler atau


ekstrakurikuler;

(2) Kegiatan kemahasiswaan kokurikulier atau ekstrakurikuler membutuhkan


rekomendasi yang diatur sebagai berikut :
a. Tingkat Poltekba dibuat oleh Pembantu Direktur III;

29
b. Tingkat Prodi dibuat oleh Ka. Prodi dan harus dikoordinasikan dengan
Pembantu Direktur III.

(3) Kegiatan kemahasiswaan dapat diizinkan apabila sesuai dengan pedoman sebagai
berikut :
a. Tidak mengganggu kegiatan resmi Poltekba;
b. Tidak merusak citra Poltekba;
c. Memberikan manfaat nyata pada pendidikan dan
pengembangan mahasiswa sesuai dengan visi dan misi Poltekba;
d. Mendapat izin penggunaan fasilitas sesuai dengan ketentuan
dan peraturan yang berlaku;
e. Mengikuti peraturan tata tertib Poltekba;
f. Tidak bertentangan dengan pedoman kegiatan kemahasiswaan.

(4) Kegiatan kemahasiswaan yang melibatkan pihak luar Poltekba harus mendapat izin
tertulis dari Pembantu Direktur III;

(5) Kegiatan di luar kampus yang mengatasnamakan Poltekba harus mendapat izin
tertulis dari pimpinan Politeknik melalui Pembantu Direktur III;

(6) Kegiatan kemahasiswaan di luar kampus harus mengikuti norma, aturan dan adat
yang berlaku di lingkungan setempat.

Pasal 10.2 Organisasi Kemahasiswaan

(1) Asas penyelenggaraan Organisasi Kemahasiswaan sebagai berikut:


a. Organisasi Kemahasiswaaan di Poltekba tidak menginduk pada partai
politik manapun;
b. Peraturan Organisasi Kemahasiswaan Poltekba yang berkaitan dengan
keanggotaan, kebijakan, dan kegiatan organisasi tidak bertentangan dengan
peraturan yang berlaku umum di Negara Republik Indonesia dan peraturan
yang berlaku di Poltekba;
c. Organisasi Kemahasiswaan dibentuk di tingkat Poltekba dan di tingkat
Prodi diatur dalam peraturan dan tata tertib organisasi mahasiswa Poltekba

30
yang mengacu pada Pedoman Kegiatan Kemahasiswaan Poltekba.

(2) Organisasi kemahasiswaan Poltekba harus terdaftar secara resmi di Pembantu


Direktur III dan diakui secara sah melalui Surat Keputusan Direktur. Pendaftaran
organisasi kemahasiswaan dilakukan setahun sekali sesuai dengan Pedoman
Kegiatan Kemahasiswaan Poltekba;

(3) Anggota Organisasi Kemahasiswaan Poltekba adalah seluruh mahasiswa yang


berminat dan terdaftar secara sah di Poltekba;

(4) Pengurus organisasi kemahasiswaan adalah mahasiswa yang memenuhi


kualifikasi sebagai berikut:

a. Mahasiswa yang terdaftar pada semester yang sedang berjalan dan


tidak sedang menjalani sanksi;

b. Jabatan Ketua dan Wakil Ketua organisasi kemahasiswaan mempunyai


IPK ≥ 2,85 dan pengurus lainnya mempunyai IPK ≥ 2,50;

c. Ketentuan lain diatur dalam Pedoman Kegiatan Kemahasiswaan


Poltekba.

(5) Setiap organisasi kemahasiswaan memiliki pembimbing yang diangkat


berdasarkan Surat Keputusan Direktur Poltekba;

(6) Kegiatan organisasi kemahasiswaan di Poltekba dapat dilaksanakan apabila telah


mendapatkan izin Direktur melalui Pembantu Direktur Bidang Kemahasiswaan,
yang terdiri atas:
a. Kegiatan berdasarkan Program Kerja : harus terencana dan terstruktur
dalam satu periode kepengurusan sesuai dengan visi, misi, tujuan
organisasi dan kegiatan tersebut harus disahkan oleh organisasi
kemahasiswaan yang bersangkutan serta dikoordinasikan dengan pihak
terkait;
b. Kegiatan non Program Kerja : kegiatan yang berdasarkan undangan dari
pihak luar organisasi kemahaiswaan yang bersangkutan.

(7) Proposal kegiatan menggunakan format dan prosedur yang berlaku sesuai dengan
Pedoman Kegiatan Kemahasiswaan Poltekba;

(8) Pembiayaan untuk keperluan dan kegiatan organisasi dapat diperoleh dari sumber

31
– sumber keuangan sebagai berikut :
a. Iuran Anggota;
b. Bantuan yang tidak mengikat;
c. Dana Kemahasiswaan;
d. Usaha organisasi yang dilakukan secara sah dan legal sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
e. Sponsor yang mendukung dan mendanai kegiatan harus sesuai dengan
ketentuan sebagai berikut:
i. Saling menguntungkan;
ii. Bukan berasal dan untuk kepentingan partai politik;
iii. Bukan produk minuman keras;
iv. Bukan produk rokok;
v. Bukan produk yang berkonotasi pornografi dan pornoaksi;
vi. Bukan produk ilegal;
vii. Produk yang belum tercantum dalam ketentuan diatas, akan
diatur kemudian.

(9) Pendirian organisasi diusulkan oleh kelompok mahasiswa Poltekba yang memiliki
minat dan ketertarikan di bidang yang sama, dengan mengikuti tata cara sebagai
berikut :
a. Organisasi Kemahasiswaan Poltekba memiliki anggota sekurang –
kurangnya 20 orang yang dinyatakan dengan surat pernyataan seluruh
anggota;
b. Mengisi dan melengkapi formulir pendaftaran organisasi kemahasiswaan
sesuai dengan Pedoman Kegiatan Kemahasiswaan Poltekba;
c. Memiliki peraturan dan tata tertib.

(10) Pembantu Direktur III dapat mencabut hak organisasi kemahasiswaan apabila
terbukti :
a. Melakukan kegiatan yang mengganggu keamanan, ketertiban, dan
kelancaran pelaksanaan proses pendidikan serta hal – hal lain yang
merugikan Poltekba.
b. Melanggar ketentuan dan peraturan Poltekba.
c. Bagi organisasi UKM yang tidak aktif melaksanakan kegiatan organisasi

32
selama 1 (satu) semester.

Pasal 10.3 Tata Cara Perizinan dan Pemanfaatan Fasilitas

(1) Fasilitas Poltekba, baik yang berupa sarana maupun prasarana, dapat
dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan kemahasiswaan;

(2) Setiap penggunaan fasilitas Poltekba harus seizin Pembantu Direktur III;

(3) Ketua pelaksana kegiatan kemahasiswaan bertanggungjawab terhadap keamanan,


keutuhan, dan kebersihan fasilitas yang digunakan.

BAB 11
LAYANAN MAHASISWA

Pasal 11.1 Beasiswa

(1) Beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa dapat bersifat mengikat dan tidak
mengikat.

(2) Tujuan pemberian beasiswa adalah :


a. Membantu biaya studi;
b. Membantu biaya hidup mahasiswa;
c. Mendorong prestasi studi mahasiswa;
d. Menumbuhkan kepedulian terhadap almamater .

(3) Kriteria Mahasiswa Penerima Beasiswa:


a. Beasiswa mahasiswa berprestasi dengan IPK ≥ 2,80;
b. Beasiswa mahasiswa tidak mampu berdasarkan surat keterangan ( tidak
mampu / penghasilan orang tua);
c. Aktif mengikuti perkuliahan dan mendapatkan rekomendasi dari dosen wali;
d. Memiliki sertifikat Probinmaba.

33
(4) Penerima beasiswa berkewajiban :
a. Menunjukkan perilaku yang baik dan mentaati tata tertib yang
berlaku di Poltekba;
b. Belajar dan berusaha meningkatkan prestasi;
c. Menyampaikan laporan kemajuan studi pada akhir semester
kepada pemberi beasiswa melalui Pembantu Direktur III.

(5) Beasiswa dapat dihentikan apabila :


a. Telah lulus Poltekba;
b. Tercabut status kemahasiswaannya dari Poltekba;
c. Penerima terbukti melanggar peraturan atau tata tertib di Poltekba dan
peraturan lain yang berlaku;
d. Terbukti melakukan pemalsuan data ketika mengajukan permohonan
beasiswa.

(6) Jika penerima beasiswa diduga melakukan pelanggaran terhadap ketentuan yang
berlaku di Poltekba maka untuk sementara beasiswa dapat dihentikan selama yang
bersangkutan menjalani proses pemeriksaan. Jika yang bersangkutan ternyata
terbukti tidak bersalah maka beasiswanya dapat diaktifkan kembali. Beasiswa yang
tertunda selama proses pemeriksaan dapat dibayarkan.

Pasal 11.2 Bantuan untuk Mahasiswa

Bantuan di luar beasiswa dapat diberikan kepada mahasiswa yang memerlukan


sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 11.3 Bimbingan dan Konseling

(1) Bimbingan dan Konseling adalah kegiatan konsultasi resmi yang berorientasi pada
kesejahteraan mahasiswa, yang dilaksanakan oleh Unit Bimbingan dan Konseling di
bawah koordinasi Pembantu Direktur III;

34
(2) Tujuan bimbingan dan konseling adalah :
a. Membantu mahasiswa agar dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan
kampus;
b. Membantu mahasiswa dalam mengembangkan pribadinya agar menjadi
pribadi yang dewasa, mantap dan bertanggung jawab.

Pasal 11.4 Layanan Pengembangan Keprofesian dan


Penempatan Tenaga Kerja Mahasiswa

(1) Layanan Pengembangan Keprofesian merupakan program ekstrakurikuler atau


kokurikuler yang dilaksanakan berdasarkan:
a. Pemahaman mahasiswa terhadap hal – hal yang berkaitan dengan dunia
kerja;
b. Kebutuhan pemerintah, masyarakat, industri terhadap lulusan Poltekba.

(2) Pelayanan Pengembangan Keprofesian dan Organisasi yang diberikan berupa


pendidikan, pelatihan, kesempatan kerja magang, perekrutan, latihan kewirausahaan
dan pelayanan lainnya;

(3) Poltekba berkewajiban menjalin kerja sama dengan masyarakat, pemerintah kota
dan industri untuk membuka dan memperbesar peluang kesempatan :
a. Kerja bagi lulusan Poltekba;
b. Kerja magang;
c. Berlatih kewirausahaan;
d. Kerja yang berkaitan dengan kegiatan akademik;
e. Kunjungan industri.

BAB 12 PELANGGARAN

Pasal 12.1 Asas

Jika mahasiswa melakukan pelanggaran dan tindakan yang merendahkan harkat dan

35
martabat Poltekba, Poltekba dapat memberikan sanksi yang sesuai dengan peraturan
yang berlaku.

Pasal 12.2 Tindakan Terlarang

Poltekba dapat memberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku jika
mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan tersebut di lingkungan Poltekba terbukti
melakukan tindakan terlarang.

Pasal 12.2.1 Tindakan Terlarang Berat

Poltekba dapat memberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku jika
mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan tersebut di lingkungan Poltekba terbukti
melakukan tindakan terlarang berat antara lain :
a. Melakukan pemalsuan;
b. Melakukan pelanggaran dengan melakukan pemaksaan, mengancam dan
mengintimidasi;
c. Mengganggu secara langsung jalannya kegiatan resmi Poltekba dengan cara
kekerasan maupun dengan cara yang lain;
d. Menghasut atau mengadu domba;
e. Berkelahi;
f. Melakukan pencurian;
g. Merusak Fasilitas sarana dan prasarana;
h. Melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku di Poltekba secara
sistematis atau sengaja;
i. Melakukan pelanggaran terhadap hukum yang berlaku di Negara Republik
Indonesia yang diancam dengan hukuman pidana penjara;
j. Melakukan penganiayaan termasuk pemukulan;
k. Menghilangkan nyawa manusia.

36
Pasal 12.2.2 Tindakan Terlarang Ringan

Poltekba dapat memberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku jika
mahasiswa tersebut di lingkungan Poltekba terbukti melakukan tindakan terlarang ringan
antara lain :
a. Menyalahgunakan penggunaan fasilitas kampus;
b. Merokok dalam ruang teori dan praktek.

Pasal 12.3 Minuman Keras

(1) Minuman keras adalah segala jenis minuman yang mengandung alkohol seperti
diatur dalam keputusan Menteri Kesehatan R.I.

(2) Di lingkungan, mahasiswa dilarang :

a. Memiliki atau membawa, menyimpan, memperdagangkan, atau menyebarkan


minuman keras;
b. Minum minuman keras .

Pasal 12.4 Narkotika dan Psikotropika

(1) Menurut Undang – undang R.I. Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika; yang
dimaksud dengan narkotika ialah zat atau obat baik yang berasal dari tanaman
maupun bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan;

(2) Menurut Undang – undang R.I. Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika; yang

37
dimaksud psikotropika ialah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis, bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku;

(3) Mahasiswa di lingkungan dilarang untuk mengkonsumsi, membawa, memiliki,


menyimpan untuk dimiliki atau untuk persediaan atau menguasai, memproduksi,
mengolah, meracik, menyediakan, menawarkan untuk dijual, menyalurkan, menjual,
membeli, menyerahkan, menerima, menjadi perantara dalam jual beli atau menukar
narkotika/psikotropika tanpa izin yang berwenang.

Pasal 12.5 Judi

(1) Yang dimaksud dengan judi adalah permainan yang menggunakan alat bantu baik
secara langsung maupun tidak langsung untuk digunakan sebagai media taruhan
dengan uang atau barang lainnya yang mempunyai nilai atau harga dan
mengakibatkan kerugian atau keuntungan salah satu pihak;

(2) Mahasiswa Politeknik dilarang berjudi, baik langsung maupun tidak langsung di
lingkungan kampus Politeknik.

Pasal 12.6 Senjata

(1) Yang diartikan dengan senjata adalah segala jenis alat yang dapat membahayakan
atau menewaskan jika digunakan seperti diatur dalam Undang – Undang;

(2) Mahasiswa Poltekba dilarang membawa, menyimpan, memperdagangkan,


menyebarluaskan, membuat atau menggunakan senjata tanpa izin.

Pasal 12.7 Bahan Peledak

38
(1) Yang dimaksud dengan bahan peledak adalah bahan atau zat yang berbentuk padat,
cair, gas atau campurannya yang apabila dikenai atau terkena suatu aksi berupa
panas, benturan, atau gesekan akan berubah secara kimiawi dalam waktu yang
sangat singkat disertai dengan efek panas dan tekanan yang sangat tinggi termasuk
ke dalamnya bahan peledak yang digunakan untuk keperluan industri maupun militer;

(2) Mahasiswa Poltekba dilarang memiliki, membawa, menyimpan, memperdagangkan,


membuat atau mengolah bahan peledak di lingkungan Poltekba.

Pasal 12.8 Pelecehan dan Pelanggaran Seksual

(1) Yang dikategorikan dan dimaksud dengan tindakan/perbuatan pelecehan dan


pelanggaran seksual adalah sebagai berikut :

a. Berprilaku atau mengucapkan kata – kata tidak senonoh yang dapat


menyinggung perasaan orang lain;
b. Memperkosa, melakukan perbuatan asusila, yang dapat menimbulkan
perasaan tidak senang, sakit (fisik dan mental) serta terganggunya perasaan
dan kehormatan bagi mereka yang terkena perbuatan dan tindakan tersebut
atau selanjutnya disebut korban;
c. Kategori lain yang diatur dalam undang-undang yang berlaku.
(2) Tindakan/perbuatan pelecehan dan pelanggaran seksual dapat diproses apabila ada:

a. Laporan dari pihak korban;


b. Laporan dari pihak yang mempunyai hubungan langsung dengan korban
(orang tua, wali atau keluarga);
c. Laporan dari saksi yang melihat terjadinya perbuatan pelecehan dan
pelanggaran seksual tersebut.

39
BAB 13 SANKSI

Pasal 13.1 Maksud dan Tujuan Sanksi

(1) Sanksi adalah suatu tindakan yang diberikan kepada mahasiswa baik secara
perorangan, kelompok/organisasi yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap
peraturan yang berlaku;

(2) Sanksi dikenakan terhadap suatu pelanggaran dengan tujuan untuk memberikan
pengertian mengenai adanya peraturan yang harus diikuti, memberi peringatan
terhadap tindakan yang salah serta sanksi tersebut menjadi peringatan untuk
mendidik mahasiswa;

(3) Sanksi dapat diberikan kepada mahasiswa (perorangan, organisasi atau penanggung
jawab organisasi) atas tindakan atau perbuatan yang terbukti melanggar peraturan
Poltekba.

Pasal 13.2 Jenis Sanksi

(1) Jika mahasiswa melakukan pelanggaran maka dikenakan sanksi sesuai pedoman
sebagai berikut :

No Pasal Bentuk Pelanggaran Sangsi Pelanggaran


Pencabutan status sbg
1 12.2.1 Melakukan pemalsuan Mahasiswa Secara
Permanen
Melakukan Pemaksaan,
2 12.2.1 Skorsing.
Pengancaman
Pencabutan status sbg
Mengganggu jalannya aktifitas
3 12.2.1 Mahasiswa Secara
poltekba dengan kekerasan/anarkis
40 Permanen
BAGIAN IV
ATURAN PERALIHAN
Pasal 14 Kelulusan

Kelulusan mahasiswa yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Akademik dan


Kemahasiswaan 2008 dan Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan Transisi
2008 / 2010 tidak dapat dibatalkan oleh Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan
ini.

Pasal 15 Status Mahasiswa

(1) Status Mahasiswa angkatan 2004, 2005, 2006, 2007, 2008 dan 2009
ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direktur tentang status mahasiswa.
(2) Mahasiswa yang dimaksud dalam ayat 1 wajib menandatangani Surat
Perjanjian untuk mengikuti Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan ini.

Pasal 16 Probinmaba tahun akademik 2010/2011

Probinmaba tahun akademik 2010/2011 dilaksanakan oleh panitia yang


ditugaskan berdasarkan Surat Keputusan Direktur.

BAGIAN V
PENUTUP

Pasal 17 Penutup

(1) Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan ini sebagai peraturan bagi seluruh

41
mahasiswa Poltekba yang harus dipahami dan dijalankan selama masa
pendidikannya;
(2) Dalam keragu-raguan atau perbedaan penafsiran dari peraturan yang ada,
Direktur berhak membuat penafsiran dan kebijakan yang dianggap paling tepat;
(3) Peraturan tambahan dapat diterbitkan untuk mengatur hal-hal khusus lainnya
yang akan disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan Poltekba;
(4) Peraturan tambahan tersebut dalam ayat (3) merupakan satu kesatuan dari
Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan ini;
(5) Pelaksanaan Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan ini diberlakukan sejak
ditetapkan;
(6) Dengan diberlakukannya Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan ini, maka
Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan sebelumnya dinyatakan tidak berlaku.

Balikpapan, __________2010
POLITEKNIK BALIKPAPAN
Direktur,

Dr. Ir. Purnomo Soekirno


NIP. 130 676 129

42

Anda mungkin juga menyukai