PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Buah salak (Salacca edulis) mengandung banyak jumlah senyawa nutrisi
yang tinggi mengandung air, karbohidrat, mineral dan protein. Kulit salak sebagai
limbah bahan biologi dapat dimanfaatkan menjadi karbon aktif. Alasan kulit salak
menjadi bahan dasar pembuatan karbon aktif karena kulit salak mengandung
yang lebih tinggi pada bagian dekat kulit dibandingkan bagian tengahnya. (Safitri,
2020: 4).
Karbon aktif sebagai bahan karbon dengan struktur amorf dan luas
permukaan internal yang besar dengan tingkat porositas yang tinggi. Karbon aktif
memiliki bentuk karbon mikrokristalin dan non-grafit yang terdiri dari sejumlah
kecil hidrogen atau sejumlah besar oksigen dalam strukturnya. Karbon aktif
memiliki kinerja tinggi dalam konduktivitas listrik, stabilitas termal yang baik dan
reaktivitas permukaan yang menjadi alasan utama karbon aktif digunakan dalam
makropori dalam strukturnya. Bahan bakar sebagai suatu materi apapun yang bisa
diubah menjadi energi dan mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan
dimanipulasi serta dapat dianalisis seperti pada karbon aktif dapat di uji dengan
menggunakan gas CO2, uap air, atau bahan-bahan kimia sehingga pori-porinya
terbuka dan dengan demikian daya adsorpsinya menjadi lebih tinggi terhadap
adsorbat. Karbon aktif atau arang aktif adalah suatu bahan yang berupa karbon
amorf yang sebagian besar terdiri dari karbon bebas serta mempunyai kemampuan
daya serap (adsorpsi) yang baik. Karbon aktif digunakan sebagai bahan pemucat
(penghilang zat warna), penyerap gas, penyerap logam, pembersihan larutan gula
tebu, gula bit dan gula jagung, dan untuk menghilangkan rasa dan bau air
minuman, minyak nabati dan lemak hewani, minuman alkohol, bahan kimia, dan
maka dilakukan percobaan untuk mengetahui proses aktivasi karbon aktif dari
B. Rumusan Masalah
aktivasi fisik?
C. Tujuan Percobaan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pelepah Salak
seluruh daerah Indonesia. Buah salak dikenal dalam bahasa Inggris disebut snake
fruit, karena kulitnya mirip dengan sisik. Kulit buah tersusun seperti sisik-sisik
atau genteng berwarna cokelat kekuningan sampai kehitaman. Daging buah tidak
berserat, warna dan rasa tergantung varietasnya. Dalam satu buah terdapat 1-3
biji. Biji keras, berbentuk dua sisi, sisi dalam datar dan sisi luar cembung.
lipid plasma dan makanan yang mengandung rendah kolesterol sehingga banyak
dikonsumsi. Namun, limbah padat dari buah salak yaitu kulit salak masih belum
Struktur pada kulit salak mirip dengan kulit reptile sehingga banyak yang
mengatakan bahwa salak adalah “buah ular”. Kulit salak yang masih segar dan
baru dilepas dari dagingnya mengandung zat air, karbohidrat dan protein (Safitri,
2020: 12).
Pohon salak relatif pendek, batangnya pendek dan tidak lama berdiri tegak.
Kalau batang salak sudah mencapai ketinggian 50-75 cm, akan roboh secara alami
dan sejajar di permukaan tanah. Sekali pun demikian tanaman ini tidak mati,
karena pada bagian bawah daun tumbuh akar-akar kemudian ujung tanaman
tumbuh tegak kembali secara perlahan Buah salak tersusun dalam tandan terletak
di atas punggung pelepah daun atau di ketiak pelepah daun. Bentuk buah
bervariasi tergantung pada jenis salak. Biji salak berkeping satu, dalam buah salak
umunya terdapat 1-3 biji, ketika masih muda biji salak berwarna putih, kemudian
menjadi coklat muda dan akhirnya berwarna coklat tua dan keras (Darmawati,
2019: 29-30).
Kulit salak yang dihasilkan dari salak hanya menjadi limbah kulit salak
yang masih belum banyak diolah menjadi produk yang bermanfaat oleh
karbon aktif dari limbah kulit salak secara umum dibagi menjadi 3 yaitu proses
dehidrasi untuk menghilangkan air pada kulit salak, proses karbonisasi dan proses
B. Karbon Aktif
peningkatan daya adsorpsinya dengan proses aktivasi. Pada proses aktivasi ini
terjadi penghilangan hidrogen, gas-gas dan air dari permukaan karbon sehingga
terbentuknya gugus aktif akibat adanya interaksi radikal bebas pada permukaan
karbon dengan atom-atom seperti oksigen dan nitrogen. Pada proses aktivasi juga
terbentuk pori-pori baru karena adanya pengikisan atom karbon melalui oksidasi
Karbon aktif mempunyai bentuk yang amorf yang terdiri dari pelat-pelat
datar yang mana atom-atom karbonnya tersusun dan terikat secara kovalen dalam
dengan struktur grafit. Selain mengandung karbon, karbon aktif juga mengandung
sejumlah kecil hidrogen dan oksigen yang secara kimiawi terikat dalam berbagai
gugus fungsi seperti karbonil, karboksil, fenol, lakton, quinon, dan gugus-gugus
eter. Gugus fungsional dibentuk selama proses aktivasi oleh interaksi radikal
bebas pada permukaan karbon dengan atom-atom seperti oksigen dan nitrogen.
Gugus fungsional ini membuat permukaan karbon aktif reaktif secara kimiawi dan
mempengaruhi sifat adsorpsinya serta struktur kimia karbon aktif dengan gugus
Menurut Amalia (2021: 16-17), karbon aktif terdiri atas tiga jenis
1. Bentuk serbuk
Karbon aktif yang berbentuk serbuk dengan ukuran lebih kecil dari 0,18
mm atau < 80 mess. Karbon aktif serbuk adalah jenis karbon aktif yang
pada zat berbentuk cair dan adsorben pada gas limbah pada industri.
Karbon aktif berbentuk granular atau tidak beraturan dengan ukuran 0,2-5
mm, karbon jenis ini biasanya memiliki bentuk yang tidak beraturan. Karbon aktif
granular umumnya dimanfaarkan dalan zat cair dan gas. Pemurnian emas,
pengolahan air, baik air limbah dan air tanah, pemurnian pelarut dan penghilang
bau tidak sedap adalah beberapa pengaplikasian dari karbon berbentuk granular.
Gambar 2.2 Karbon Aktif Bentuk Granula
(Sumber: Amalia, 2021: 17)
3. Bentuk pelet
Karbon berbentuk pelet dibuat melalui proses penekanan dengan alat berbentuk
tabung-tabung kecil. Karbon bentuk pellet memiliki preassure drop yang rendah,
dengan kekerasan karbon yang tinggi dengan kadar abu yang cukup rendah,
pellet banyak digunakan dalam penghilang bau pada udara, pemurnian udara dan
1. Karbonisasi
dari bahan dasar yang digunakan tanpa adanya udara, biasanya pada temperatur
500° C – 800° C. Hasil karbonisasi merupakan bahan penyerap yang kurang aktif.
Oleh karena itu proses aktivasi sangat dibutuhkan untuk mengubah arang menjadi
karbon aktif yang porositas dan luas permukaan spesifiknya besar. Terdapat
berbagai bahan aktivator dalam pembuatan karbon aktif. Aktivasi secara kimia
(dehydrating agent).
2. Aktivasi
sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar dan
berpengaruh terhadap daya adsorben. Proses aktivasi dapat dilakukan secara kimia
dan fisika. Aktivasi kimia merupakan pengaktifan arang atau karbon dengan
cara merendam arang dalam larutan kimia, seperti ZnCl2, KOH, HNO3 dan
dengan menggunakan panas, uap dan CO2 dengan suhu tinggi dalam sistem
C. Pengayakan
padat sehingga didapat ukuran partikel yang seragam serta memiliki ukuran yang
Sieve shaker adalah sebuah ayakan yang terbuat dari kawat, silk, atau
plastik, benang, logam, pelat logam berlubang. Logam yang biasa digunakan
adalah baja dan baja tahan karat. Ukuran ayakan dinyatakan dengan mesh yaitu
banyaknya lubang bukan ayakan dalam setiap in persegi, misalnya disebut ayakan
adalah mulai dari 4 mesh - 400 mesh. Sieve shakerumumnya memiliki nilai mesh
100 sampai 200. Saringan bertingkat dengan nilai mess sama akan memperbaiki
kualitas dan keseragaman hasil, sedangkan saringan bertingkat dengan nilai mesh
shaker ini juga digunakan dibeberapa bidang, seperti pada bidang teknik sipil,
nomor mesh akan jatuh, sedangkan yang berukuran lebih besar akan tetap berada
di atas ayakan. Tergantung tujuannya, partikel yang berukuran besar dapat digerus
kembali agar lebih kecil atau dibuang karena tidak dibutuhkan.Pada proses
untuk langkah ayakan belum dilakukan. Berdasarkan dari itu, disamping putaran
motor ayakan juga memperhatikan panjang langkah ayakan dari mekanis empat
D. Aktivasi Fisik
sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar dan
berpengaruh terhadap daya adsorben. Proses aktivasi dapat dilakukan secara kimia
dan fisika. Aktivasi kimia merupakan pengaktifan arang atau karbon dengan
dengan menggunakan panas, uap dan CO2 dengan suhu tinggi dalam sistem
tertutup tanpa udara sambil dialiri gas inert (Anggriawan, dkk., 2019:28)
oksidasi terjadi di antara atom karbon dan gas tersebut, sehingga meningkatkan
jumlah pori-pori dalam struktur karbon. Proses ini memiliki beberapa kelemahan
yaitu yield karbon rendah serta konsumsi energi yang tinggi. Proses aktivasi
aktif dapat diamati karena terjadinya pelepasan bahan-bahan volatil pada karbon.
berukuran meso di dalam struktur karbon. Pada suhu rendah, reaksi terjadi sangat
lambat. Pada awalnya, yaitu pada suhu rendah, reaksi terjadi pada bagian dalam
permukaan karbon. Pada temperatur tinggi terjadi reaksi difusi terkontrol pada
karbon pada suhu sekitar 800 –1000°C kemudian karbon tersebut dialiri oleh gas
pengoksidasi seperti oksigen, CO2 atau uap air. Gas-gas tersebut akan bereaksi
dengan karbon dan melepaskan karbon monoksida dan hidrogen. Pada waktu
memperlebar pori dan meningkatkan daya adsorpsi. Pada metode aktivasi fisika,
karbon. Salah satu kekurangan proses fisika ini pada saat terjadi kelebihan
diolah pada tangki pengendapan primer. Karbon aktif yang telah melewati proses
adsorpsi menggunakan karbon akti, limbah cair industri selanjutnya diolah lebih
lanjut pada proses disinfeksi dan atau filtrasi. Beberapa alternatif proses
karbon dibutuhkan pada berbagai sektor industri, karena dapat digunakan untuk
gas, yaitu pemurnian gas, pengolahan LNG, dan sebagai katalisator. Untuk bahan
cairan dapat digunakan untuk menyaring (Saptati dan Himma, 2018: 80).
Karbon aktif berbentuk bubuk yang telah digunakan selama ini dibuang
sebagai limbah karena regenerasi karbon aktif berbentuk bubuk pada skala besar
belum mungkin. Karbon aktif berbentuk butiran pada dasarnya dapat diregenerasi.
suhu 100-300 oC dan dengan reaktivasi dengan uap air pada suhu 750-800°C.
hanya ekonomis pada skala besar. Produsen karbon aktif dapat membuat instalasi
regenerasi karbon aktif, tempat karbon aktif yang telah digunakan dalam jumlah
kecil dapat diregenerasi pada instalasi. Pengolahan air skala besar yang digunakan
karbon aktif dalam jumlah besar dapat dibangun instalasi regenerasi karbon aktif
Karbon aktif dengan luas permukaan yang besar dapat digunakan untuk
penghilang bau. Selain itu juga banyak digunakan dalam proses pemurnian air
baik dalam proses produksi air minum maupun dalam penanganan limbah
Karbon aktif yang diperoleh di aplikasikan pada air gambut. Proses ini dilakukan
mengendap air disaring dan dilakukan pengujian parameter besi (Fe) dengan
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu neraca analitik, sieve
shaker, alat karbonisasi, oven, ayakan 170 mesh (90 µm,lumpang dan alu.
2. Bahan
C. Prosedur Kerja
Sampel yang telah dikeringkan dikupas dan dipotong-potong kecil. Sampel
yang telah dikupas ditimbang untuk diketahu berat awalnya. Dimasukkan sampel
yang telah ditimbang ke alat karbonisasi dan dibakar dengan teknik klin drum
ditimbang di lab analitik dan kemudian diayak dengan shieve shaker di lab
anorganik dengan ukuran 170 mesh. Setelah diayak hasil ayakan ditimbang dan
disiapkan aluminium foil seukuran oven dan dioven dengan suhu 100 oC selama 2
jam.
BAB IV
A. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan
1. Karbonisasi
Karbonisasi menghasilkan
sebanyak 1.171 gram
2. Pengayakan
3. Oven
B. Pembahasan
peningkatan daya adsorpsinya dengan proses aktivasi. Pada proses aktivasi ini
terjadi penghilangan hidrogen, gas-gas dan air dari permukaan karbon sehingga
terbentuknya gugus aktif akibat adanya interaksi radikal bebas pada permukaan
karbon dengan atom-atom seperti oksigen dan nitrogen. Pada proses aktivasi juga
terbentuk pori-pori baru karena adanya pengikisan atom karbon melalui oksidasi
arang melalui proses karbonisasi. Pengeringan bertujuan untuk pada saat diayak
dapat dilakukan dua cara yaitu aktivasi fisika dan aktivasi kimia. Aktivasi fisika
berfungsi untuk mengurangi molekul air yang terdapat pada karbon. Aktivasi
Hasil yang diperoleh adalah nilai rendemen dari karbon aktif pelepah salak
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Proses aktivasi karbon dari pelepah salak dengan metode aktivasi fisik
hasilnya diayak sampai halus setelah itu di oven dengan suhu 100oC
selama 2 jam.
2. Nilai rendemen karbon pelepah salak hasil aktivasi fisik adalah 96%.
B. Saran
(Saccharum offinarum L.) sebagai sampel yang akan dikarbonisasi dan dibentuk
LAMPIRAN I
ANALISIS DATA
Diketahui:
Ditanyakan:
Penyelesaian:
a. Rendemen karbonisasi
Bobot hasil karbonisasi
Rendemen karbonisasi = x 100 %
Bobot sampel kering
1.171 gram
= x 100 %
5.990 gram
= 19 %
= 20 %
= 96 %
LAMPIRAN III
DOKUMENTASI PRAKTIKUM
Diayak menggunakan
Dikarbonisasi sampel yang Ditimbang hasilnya sieve shaker ukuran 170
telah dikeringkan menggunakan neraca mesh
analitik