Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi aktivator KOH pada kondisi optimum dan karakterisasi karbon
aktif dari cangkang buah karet. Penelitian ini dilakukan beberapa tahap yaitu persiapan bahan, karbonisasi, aktivasi, dan
karakterisasi karbon aktif. Proses karbonisasi dilakukan menggunakan furnace dengan suhu 500oC. Kemudian karbon
diaktivasi dengan larutan KOH variasi konsentrasi 5 persen, 10 persen, 15 persen, dan 20 persen selama 24 jam. Hasil
karakterisasi karbon aktif kondisi optimum diperoleh pada konsentrasi aktivator 20 persen dengan nilai karakterisasi:
kadar air 4,83 persen, kadar zat menguap 54,39 persen, kadar abu 2,07 persen, dan kadar karbon terikat 47,68 persen.
Hasil daya serap terhadap iodin 159,4 persen, daya serap terhadap metilen biru 19,997 mg/g, dan daya serap terhadap
benzena 8,263 persen.
Kata Kunci : Karbon Aktif, Cangkang Buah Karet, Konsentrasi Aktivator KOH, Karakterisasi.
Abstract
This research is purposed to determine the concentration of the activator KOH on the optimum condition and
characterization of activated carbon from rubber fruit shells. This research was conducted with several stages, namely
the preparation of materials, carbonization, activation, and characterization of activated carbon. Carbonization process
is performed using a furnace with a temperature of 500 oC. Then the activated carbon with KOH liquid concentration
variation of 5 percent, 10 percent, 15 percent and 20 percent for 24 hours. The results of the characterization of
activated carbon obtained optimum conditions at a concentration of 20 percent to the value activators characterization:
4.83 percent moisture, ash content of 2,07 percent, 54,39 percent volatile matter and 47,68 percent fixed carbon. The
results of iodine 159.4 mg/g, absorption of methylene blue 19,997 mg/g, and the absorption of benzene 8.263 percent.
Keywords : Activated Carbon, Rubber Fruit Shells, activator concentration KOH, characterization.
iodin dan metilen biru belum memenuhi dalam Cangkang Karet (Fadillah dan Alfiarty,
amorf yang dihasilkan dari bahan-bahan oven sampai diperoleh bobot konstan.
hingga 3500 m2/gram dan ini berhubungan adalah suatu proses pemanasan pada suhu
dengan struktur pori internal sehingga tertentu dari bahan-bahan organik dengan
memiliki sifat sebagai adsorben. Arang jumlah oksigen sangat terbatas, biasanya
adsorpsinya selektif, tergantung pada besar Aktivasi arang berarti penghilangan zat – zat
atau volume pori-pori dan luas permukaan. yang menutupi pori – pori pada permukan arang.
Daya serap arang aktif sangat besar, yaitu Hidrokarbon pada permukaan arang dapat
25-1000% terhadap berat arang aktif dihilangkan melalui proses oksidasi menggunakan
(Sembiring dan Sinaga, 2003). oksidator yang sangat lemah (CO2 dan uap air)
Struktur arang/karbon aktif agar atom karbon yang lain tidak turut teroksidasi.
menyerupai struktur grafit. Grafit Selain itu dapat juga dilakukan proses dehidrasi
mempunyai susunan seperti plat-plat yang dengan garam-garam seperti ZnCl2 atau CaCl2.
sebagian besar terbentuk dari atom karbon Kualitas karbon aktif tergantung dari jenis
yang berbentuk heksagonal. Menurut bahan baku, teknologi pengolahan, cara pengerjaan
Vinsiah, dkk, (2014), perbedaan struktur dan ketetapan penggunaannya. Oleh karena itu,
grafit dengan karbon aktif terletak pada dari produsen yang perlu diketahui adalah kualitas
persilangan rantai karbonnya dan apa yang ingin dihasilkan dengan menggunakan
ketebalan lapisannya (microcrystalin). bahan baku yang ada, serta untuk apa tujuan
kegunaan arang aktif tersebut. Kualitas karbon Adsorpsi kimia yaitu adsorpsi
aktif dapat dinilai berdasarkan persyaratan (SNI) yang terjadi karena terbentuknya ikatan
06-3730-1995 pada Tabel 2.3. kimia antara molekul-molekul adsorbat
dengan adsorben. Menurut Shofa, (2012),
Tabel 1.2 Standar Kualitas Karbon Aktif Menurut
ikatan kimia dapat berupa ikatan kovalen
Standar Karbon Aktif (SNI) 06-3730-1995
atau ion. Ikatan yang terbentuk sangat kuat
No. Parameter Persyaratan
1. Kadar Air (%) Maks.15 sehingga spesi aslinya dapat ditemukan.
2. Kadar Abu (%) Maks. 10 Karena kuatnya ikatan kimia yang
Kadar Zat Menguap
3. Maks. 25 terbentuk, maka adsorbat tidak mudah
(%)
Kadar Karbon Terikat terdesorpsi.
4. Maks. 65
(%)
Daya Serap Terhadap 1.5 Metilen Biru
5. Min. 750
Iodin (mg/g)
Daya Serap Terhadap Metilen biru memiliki rumus kimia
6. Min. 120
Metilen Biru (mg/g) C16H18N3SCl merupakan senyawa aromatik
Daya Serap Terhadap
7 Min. 25 yang beracun dan termasuk zat warna
Benzena (mg/g)
kationik dengan daya adsorpsi yang sangat
kuat. Pada umumnya metilen biru
1.4. Adsorpsi digunakan sebagai pewarna sutra, wool,
Secara umum, adsorpsi adalah proses
tekstil, kertas, peralatan kantor, dan
mengumpulkan benda-benda terlarut yang
kosmetik (Halimah, 2016). Senyawa ini
terdapat dalam larutan antara dua
berupa kristal berwarna hijau gelap pada
permukaan. Antar permukaan tersebut
suhu kamar, memiliki berat molekul
seperti zat padat dan zat cair, zat padat dan
319,86 g/mol, titik lebur 105°C, dan daya
gas, zat cair dan cair, atau gas dan zat cair.
larut sebesar 4,36 × 104 mg/L. Larutan
Walaupun proses tersebut dapat terjadi
metilen biru dapat memberikan warna biru
pada seluruh benda, maka yang sering
apabila dilarutkan dalam air atau alkohol
terjadi adalah bahan padat yang
serta berada pada lingkungan dengan
mengadsorpsi partikel yang berada dalam
tingkat oksidasi yang tinggi (Andriana,
air limbah (Verlina, 2014).
Menurut Miranti, (2012), Adsorpsi 2016). Berikut merupakan struktur metilen
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: biru :
1. Adsorpsi Fisika
Adsorpsi fisika merupakan
adsorpsi yang terjadi karena adanya gaya
Van Deer Waals. Gaya Van Deer Waals Gambar 2.2 Struktur Molekul Metilen Biru
merupakan gaya tarik menarik yang realtif (Fajrianti, dkk, 2015)
dimasukkan kedalam oven selama 1 jam masukkan kedalam cawan yang telah
cangkang buah karet bersih dan kering, sampel kedalam oven pada suhu 900 oC
ditimbang dengan menggunakan neraca sampai suhu konstan lalu timbang berat
(%)
20
1. Kadar Air 0
4 6 8 10 12 14 16 18 20 22
15
Gambar 4.2 Grafik Kadar Zat Menguap
10
5 Penentuan kadar zat menguap dilakukan
0 bertujuan untuk mengetahui besarnya kandungan
4 6 8 10 12 14 16 18 20 22
Konsentrasi Aktivator KOH senyawa volatile yang terdapat dalam karbon aktif.
Nilai kadar zat menguap yang dihasilkan semakin
Gambar 4.1 Grafik Kadar Air rendah seiring dengan tingginya konsentrasi
aktivator KOH pada saat aktivasi. Hal ini terjadi
Penentuan kadar air dilakukan bertujuan
karena adanya pelepasan senyawa yang terserap
untuk menunjukkan tingkat kemurnian suatu
pada pori permukaan karbon aktif seperti CO 2, CO,
karbon aktif yang dihasilkan. Nilai kadar air dari
dan H2 (Verlina, 2014). Menurut Pratiwi dan
karbon aktif yang dihasilkan semakin rendah
Tjahjani (2016), kadar zat menguap menunjukkan
seiring dengan tingginya konsentrasi aktivator
penguraian senyawa non-karbon yang menempel
KOH saat proses aktivasi. Hal ini menunjukkan
pada permukaan karbon aktif pada saat karbonisasi
sedikitnya kandungan air yang tertinggal dan
dan aktivasi.
menutupi pori karbon aktif (Fitria dan Tjahjani,
2016). Hal serupa juga ditemukan dalam penelitian 3. Kadar Abu
Vinsiah, dkk, (2014), yang mengatakan bahwa
Persentase Kadar Abu (%)
Kadar Abu
rendahnya kadar air yang dihasilkan menunjukkan
3
bahwa kandungan air yang terkandung pada 2
karbon telah banyak hilang akibat dehidrasi ketika 1
proses karbonisasi berlangsung. Selain itu juga, 0
4 6 8 10 12 14 16 18 20 22
menurut Esterlita dan Herlina, (2015), kadar air Konsentrasi Aktivator KOH
yang rendah menunjukkan aktivator berhasil
mengikat molekul air yang terkandung dalam Gambar 4.3 Grafik Kadar Abu
bahan serta lepasnya kandungan air bebas dan air
Penentuan kadar abu juga sangat berpengaruh
terikat dalam bahan baku selama proses
terhadap daya serap karbon aktif. Penetuan kadar
karbonisasi.
abu bertujuan untuk menentukan jumlah oksida
2. Kadar Zat Menguap yang terkandung dalam karbon aktif. Kadar abu
yang dihasilkan semakin meningkat seiring dengan
tingginya konsentrasi aktivator KOH. Hal serupa karbon terikat (Pratiwi dan Tjahjani,
juga terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh 2016).
Santoso, dkk, (2014) yakni semakin tinggi
5. Daya Serap Terhadap Iodin
konsentrasi aktivator maka kadar abu yang
Pengujian daya serap terhadap iodin ini
dihasilkan juga semakin meningkat. Hal ini terjadi
dikakukan untuk mengetahui kemampuan
karena karbon masih terdapat zat pengotor berupa
karbon aktif dalam menyerap molekul-
mineral anorganik dan oksida logam yang
molekul berukuran kecil atau mikropori
menutupi pori-pori (Pratiwi dan Tjahjani, 2016).
yang kurang dari 1 nm.
Menurut Subadra, dkk, (2014), besarnya kadar abu
yang dihasilkan berkaitan dengan pembentukan
Daya Serap Terhadap Iodin
pori-pori pada karbon aktif. Semakin banyak pori-
60
40 Gambar 4.5 Grafik Daya Serap Terhadap Iodin
(%)
20
0 Daya serap iodin tertinggi diperoleh
4 6 8 10 12 14 16 18 20 22
pada konsentrasi 20 persen. Hal ini
Konsentrasi Konsentrasi KOH
menunjukkan bahwa semakin tinggi
Gambar 4.4 Grafik Kadar Karbon Terikat konsentrasi aktivator maka semakin kuat
ikatan dengan senyawa sisa selama proses
Penentuan kadar karbon terikat karbonisasi dan dikeluarkan melewati pori-
bertujuan untuk mengetahui kadar karbon pori sehingga permukaan karbon semakin
murni yang terdapat pada karbon aktif. berpori. Hal itu yang mengakibatkan
Nilai kadar karbon terikat yang dihasilkan besarnya daya serap karbon aktif (Fitria
meningkat seiiring dengan tingginya dan Tjahjani, 2016). Nilai daya serap
konsentrasi aktivator yang digunakan pada terhadap iodin masih belum memenuhi
saat aktivasi. Hal serupa juga ditemukan syarat mutu karbon aktif yang ditentukan
pada penelitian Hartanto dan Ratnawati, oleh Standar Nasional Indonsia (SNI 06 –
(2010), yakni semakin tinggi konsetrasi 3730 – 1995) yakni sebesar 750 mg/g.
aktivator maka kadar karbon terikat Menurut Vinsiah, dkk, (2014), penyebab
semakin besar. Hal ini terjadi karena kadar rendahnya daya serap karbon aktif
karbon terikat dipengaruhi oleh kadar zat terhadap iodin ini karena masih banyaknya
menguap dan kadar abu. Semakin kecil kontaminan yang masih menempel pada
kadar zat menguap dan kadar abu pada permukaan karbon aktif.
karbon aktif maka semakin besar kadar
6. Daya Serap Terhadap Metilen Biru serap karbon aktif terhadap benzena belum
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk memenuhi Standar Nasional Indonesia
mengetahui besarnya daya serap karbon aktif (SNI 06 – 3730 – 1995). Rendahnya daya
menyerap molekul dengan ukuran yang lebih besar serap karbon aktif terhadap benzena
dari ukuran 1 nm. karena permukaan karbon aktif masih
Daya Serap Terhadap Metilen Biru ditutupi oleh senyawa polar seperti fenol,
Daya Serap (mg/g)