ABSTRAK
Buah pisang adalah sumber pangan yang banyak dikonsumsi karena memiliki kandungan karbohidrat yang
tinggi. Bagian lain dari buah pisang yaitu bagian kulit dapat dimanfaatkan sebagai karbon aktif karena
mengandung selulosa sebesar 14,4%. Karbon aktif dari kulit pisang khususnya Pisang Kepok (Musa acuminate
L.) dapat digunakan sebagai zat penyerap bahan pencemar dan logam berat dari limbah industri. Pemanfaatan
kulit pisang sebagai karbon aktif ini diharapkan dapat menjadi alternatif dari solusi pengolahan limbah padat
organik sebagai zat penyerap logam berat dari limbah industri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kualitas dari karbon aktif dengan bahan baku kulit Pisang Kepok setelah diaktifkan menggunakan larutan basa
dan asam. Karbon aktif dibuat dari kulit Pisang Kepok yang diaktivasi menggunakan aktivator basa kuat
(NaOH) dan asam kuat (H2SO4) dengan konsentrasi 0,5 dan 1 N selama waktu aktivasi 1, 3, dan 5 jam. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa aktivator basa menggunakan larutan NaOH dengan konsentrasi aktivator 0,5 N
selama waktu aktivasi 1 jam dapat menghasilkan karbon aktif dengan karakteristik yang sesuai dengan SII No.
0258-88. Karbon aktif yang dihasilkan dari kulit Pisang Kepok pada kondisi tersebut mampuf menurunkan
kandungan logam Nikel pada larutan NiSO4 sampai 100%. Karbon aktif yang dihasilkan pada konsentrasi
rendah dan waktu aktivasi yang singkat dapat mengurangi biaya produksi.
ABSTRACT
Because of their high carbohydrate content, bananas are a popular food source. The skin of a banana can be used
as activated carbon because it contains 14.4 percent cellulose. Activated carbon from banana peels, specifically
Pisang Kepok (Musa acuminate L.), can be used as an adsorbent for pollutants and heavy metals emitted by
industrial waste. The use of banana peels as activated carbon as a heavy metal absorbent from industrial waste is
expected to be an alternative solution for treating organic solid waste. The purpose of this research is to ensure
that the quality of activated carbon made from banana (Musa acuminate L.) peel after it's been activated with
alkaline and acid solutions. Activated carbon is generated from banana (Musa acuminate L.) peel that has been
activated with 0.5 and 1 N concentrations of strong base activator (NaOH) and strong acid activator (H 2SO4)
over activation times of 1, 3, and 5 hours. The results indicate that an alkaline activator using NaOH solution
with an activator concentration of 0.5 N for 1 hour can produce activated carbon with SII No. 0258-88-
compliant properties. Under these conditions, activated carbon derived from banana (Musa acuminate L.) peel
was able to reduce the nickel concentration in the NiSO4 solution by up to 100 %. Using activated carbon with
low concentrations and short activation durations can minimize costs of production.
kandungan karbohidrat yang tinggi. Bagian memiliki kualitas baik dengan biaya
lain dari buah pisang yang juga dapat produksi yang minimal [6].
dimanfaatkan adalah bagian kulit yang Wardani, dkk. [7] melakukan penelitian
mengandung selulosa sebesar 14,4%. tentang pemanfaatan limbah kulit Pisang
Beberapa tahun terakhir, kulit pisang banyak Kepok sebagai karbon aktif yang diaktivasi
diteliti untuk digunakan sebagai bahan menggunakan asam sulfat. Hasil dari
penyerap (karbon aktif). Karbon aktif penelitian tersebut adalah karbon aktif yang
merupakan adsorben yang mampu menyerap dihasilkan memenuhi Standar Industri
logam berat 3.22 kali lebih besar dari pada Indonesia (SII) No. 0258-88 tentang kualitas
silica gel [2]. Prayitno, dkk. [3] melakukan karbon aktif dengan nilai kadar air sebesar 2
penelitian tentang pemanfaatan limbah kulit – 13%, kadar abu sebesar 2 – 8%, volatile
pisang menjadi karbon aktif untuk matter sebesar 9 – 17%, fixed carbon
pengolahan air sumur kota Banjarbaru yang sebesar 55 - 84% dan daya adsorpsi terhadap
mengandung logam. Hasil dari penelitian ini Iodin sebesar 914 mg/g. Karbon aktif dari
menunjukkan bahwa aktivasi kimia dapat kulit pisang juga diteliti oleh Wardani dan
memengaruhi karakteristik dari karbon aktif Wulandari (2018) untuk mengurangi kadar
yang dihasilkan, salah satunya adalah daya Timbal (II) pada larutan Pb(NO3)2.
adsorpsi yang lebih optimum. Selain itu, Aktivator yang digunakan dalam penelitian
kandungan logam pada karbon aktif yang tersebut diaktivasi menggunakan asam
telah mengalami aktivasi kimia menjadi nitrat. Karbon aktif yang dihasilkan dalam
lebih rendah dibandingkan dengan karbon penelitian tersebut mampu menyerap Timbal
aktif tanpa dilakukan aktivasi [4]. (II) pada larutan Pb(NO3)2 sebesar 41,78%
Karbon aktif yang telah diaktivasi dapat [8]. Selain Timbal (II), karbon aktif dari kulit
digunakan sebagai adsorben dari logam Pisang Kepok yang sudah diaktivasi juga
berat yang ada di perairan. Salah satu logam mampu menurunkan kadar Tembaga (Cu)
berat yang sering mencemari perairan adalah pada limbah elektroplating dengan persen
Nikel (Ni). Batas aman kandungan Nikel penyisihan tertinggi yaitu sebesar 81,78% [9],
yang diizinkan dibuang ke lingkungan dan juga mampu menghilangkan pewarna
adalah 1 mg/L. Banyak industri masih dalam limbah tekstil sebesar 14,12% [10].
menghasilkan limbah dengan kandungan Proses aktivasi karbon aktif dari kulit pisang
Nikel yang tinggi, diantaranya adalah juga dapat dilakukan menggunakan larutan
industri elektroplating. Saat ini, industri basa. Nasir, dkk. [11] melakukan penelitian
tersebut berkembang pesat sehingga tentang penggunaan karbon aktif kulit
menyebabkan limbah Nikel yang dihasilkan pisang untuk menurunkan angka peroksida
juga meningkat [5]. Berdasarkan dan asam lemak bebas setelah proses
permasalahan lingkungan tersebut, dapat aktivasi menggunakan NaOH. Komposisi
dibuat karbon aktif dari kulit Pisang Kepok terbaik dari karbon aktif yang mampu
sebagai adsorben dari logam berat seperti menurunkan angka peroksida dan asam
Nikel yang mencemari perairan. lemak bebas minyak goreng bekas adalah 10
Karbon aktif dari kulit Pisang Kepok % dengan konsentrasi NaOH 1 N. Penelitian
memiliki sifat fisika-kimia yang baik dan lain yang juga melaporkan bahwa karbon
efektif untuk menghilangkan berbagai aktif dapat diaktivasi dengan aktivator kimia
macam polutan limbah organik dan (larutan asam dan basa) telah dilakukan oleh
anorganik, termasuk pewarna organik, Sa’diyah, dkk. [12]. Penelitian tersebut
senyawa fenolik, pestisida, dan logam berat. melaporkan bahwa karbon aktif dari kulit
Berbagai penelitan tentang karbon aktif dari Pisang Kepok yang telah diaktivasi basa
kulit Pisang Kepok terus dikembangkan (larutan NaOH) pada konsentrasi 2 N selama
untuk mendapatkan hasil karbon aktif yang 5 jam memiliki nilai kadar air, abu, dan
volatile matter yang lebih tinggi
10
Sa’diyah dan Lusiani/ Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan, Vol. 6, No. 1, April 2022
11
Sa’diyah dan Lusiani/ Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan, Vol. 6, No. 1, April 2022
12
Sa’diyah dan Lusiani/ Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan, Vol. 6, No. 1, April 2022
Tabel 1. Syarat Mutu Karbon Aktif (SII No. 0,5 N selama waktu aktivasi 5 jam,
0258-88) [8,9] sedangkan kadar air terendah yaitu 1,0%
Jenis Uji Nilai terjadi pada karbon aktif dengan aktivator
- Kadar air Maks. 15% NaOH 0,5 N selama waktu aktivasi 1 jam.
- Kadar abu Maks. 10% Pada keadaan basa kuat (NaOH), kadar air
- Kadar volatile matter Maks. 25% yang diperoleh semakin meningkat.
- Kadar fixed carbon Min. 65% Sedangkan untuk aktivasi kimia dengan
- Daya serap terhadap 75% asam kuat (H2SO4), kadar air semakin
Iodin menurun dengan semakin tingginya
konsentrasi larutan asam [13]. Aktivasi
3.1. HASIL UJI KADAR AIR secara kimia menyebabkan penurunan kadar
Hasil uji kadar air pada karbon aktif dari air akibat sifat higroskopis dari aktivator
kulit Pisang Kepok yang telah diaktivasi [14]. Molekul air yang ada pada karbon aktif
menggunakan larutan NaOH dan H2SO4 mengikat aktivator sehingga menyebabkan
dengan konsentrasi 0,5 N dan 1 N selama 1, pori-pori pada karbon aktif semakin besar.
3, dan 5 jam dapat dilihat pada Gambar 1(a) Dengan demikian, luas permukaan dari
dan 1(b). karbon aktif semakin bertambah yang
menyebabkan kemampuan adsorpsi dari
8,0
karbon aktif juga semakin meningkat. Hal
7,0 tersebut menunjukkan bahwa kualitas dari
Kadar Air (%)
6,0 NaOH 0,5 N karbon aktif semakin baik [15]. Oleh karena
5,0 itu, dapat diketahui bahwa pada aktivator
NaOH 1 N
4,0
NaOH, semakin tinggi konsentrasi aktivator
3,0
2,0
maka daya serap air pada karbon aktif
1,0 semakin kecil. Sebaliknya pada aktivator
0,0 H2SO4, daya serap air pada karbon aktif
1 3 5 berbanding lurus dengan konsentrasi
Waktu Aktivasi (jam)
aktivator.
(a) Menurut Winoto, dkk. [16] semakin tinggi
6,0 konsentrasi aktivator menghasilkan karbon
5,0 aktif dengan kadar air yang lebih rendah.
Kadar Air (%)
H2SO4 0,5 N
4,0 Pada aktivasi kimia, zat-zat pengotor yang
3,0 H2SO4 1 N berupa oksida logam seperti FeO, MgO, dan
2,0 ZnO dan kandungan air di dalam karbon
1,0 aktif akan diikat oleh zat aktivator, sehingga
0,0 pori karbon aktif akan terbuka dan kadar air
1 3 5 yang terkandung di dalam karbon aktif dapat
Waktu Aktivasi (Jam) berkurang. Konsentrasi aktivator juga
(b) memberikan pengaruh pada proses aktivasi,
Gambar 1. Pengaruh kadar air terhadap yaitu semakin tinggi konsentrasi aktivator,
waktu aktivasi kimia dengan berbagai semakin besar pengaruh karbon aktif dalam
konsentrasi aktivator (a) basa dan (b) asam mengikat senyawa-senyawa tar yang keluar
melewati rongga atau pori-pori karbon aktif
Gambar 1 (a) dan (b) menunjukkan bahwa sehingga luas permukaan pori semakin
kadar air pada karbon aktif yang dihasilkan besar. Bertambahnya luas permukaan
pada penelitian ini sesuai dengan standar tersebut mengakibatkan kemampuan
mutu dari SII No. 0258-88 yaitu di bawah adsorpsi dari karbon aktif semakin
10%. Kadar air tertinggi adalah 7,4% terjadi meningkat. Hal ini menunjukkan kualitas
pada karbon aktif dengan aktivator NaOH karbon aktif semakin baik [17].
13
Sa’diyah dan Lusiani/ Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan, Vol. 6, No. 1, April 2022
3.2. HASIL UJI KADAR ABU 5,0 - 6,5%. Menurut Sa’diyah, dkk. [12],
Kualitas karbon aktif juga dapat dilihat dari karbon aktif yang telah diaktivasi basa
nilai kadar abu yang terdapat pada karbon (NaOH) pada konsentrasi 2 N selama 5 jam
aktif tersebut. Abu yang dihasilkan dapat memiliki nilai kadar abu yang lebih tinggi
mengurangi daya adsorpsi dari karbon aktif. dibandingkan karbon aktif yang diaktivasi
Hal ini dikarenakan pori-pori dari karbon dengan aktivator asam (asam sulfat).
aktif terisi oleh mineral logam seperti Kadar abu terendah (5,0%) dihasilkan pada
magnesium, kalsium, dan kalium [18]. aktivator larutan H2SO4 dengan konsentrasi
Keberadaan abu yang berlebihan dapat 0,5 N selama waktu aktivasi 1 jam,
menyebabkan terjadinya penyumbatan pada sedangkan kadar abu tertinggi (21%)
pori-pori karbon aktif, sehingga luas dihasilkan pada aktivator larutan NaOH
permukaan karbon aktif menjadi berkurang dengan konsentrasi 1 N selama waktu
[15]. Hasil uji kadar abu pada karbon aktif aktivasi 5 jam. Kadar abu yang tinggi dapat
dalam penelitian ini dapat dilihat pada terjadi karena terbentuknya garam mineral
Gambar 2(a) dan 2(b). pada saat proses karbonisasi yang
25,0 disebabkan karena adanya kandungan bahan
mineral yang terdapat pada bahan awal dari
Kadar Abu (%)
20,0
NaOH 0,5 N pembuatan karbon aktif [19]. Faktor lain
15,0 NaOH 1 N yang menyebabkan tingginya kadar abu
10,0 dalam karbon aktif adalah lamanya waktu
5,0
aktivasi. Semakin lama waktu aktivasi
menyebabkan kadar abu yang menutupi
0,0 pori-pori semakin terbuka sehingga luas
1 3 5
Waktu Aktivasi (Jam) permukaan dari karbon aktif semakin besar
(a) [20].
7,0
3.3. HASIL UJI KADAR VOLATILE
6,0
MATTER
Kadar Abu (%)
14
Sa’diyah dan Lusiani/ Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan, Vol. 6, No. 1, April 2022
tersusun dari lebih 200 produk. Gas tersebut selama 1, 3, dan 5 jam dapat dilihat pada
sebagian bisa terkondensasi (uap) dan tidak Gambar 4(a) dan 4(b).
terkondensasi (gas primer). Komponen 70,0
(%)
H2O, H2, dan gas hidrokarbon. Semakin NaOH 1 N
30,0
banyak senyawa non-karbon yang menutupi
20,0
pori-pori karbon aktif maka daya serap 10,0
karbon aktif semakin kecil sehingga luas 0,0
permukaan karbon aktif juga semakin kecil 1 3 5
[22]. Lamanya waktu aktivasi dapat Waktu Aktivasi (Jam)
menyebabkan karbon terkikis dan terbuang (a)
saat pencucian. Kadar volatile matter akan 80,0
(%)
35,0 40,0
Kadar Volatile Matter
H2SO4 1 N
30,0 30,0
NaOH 0,5 N 20,0
25,0
NaOH 1 N 10,0
(%)
20,0
0,0
15,0 1 3 5
10,0
Waktu Aktivasi (Jam)
5,0
0,0
(b)
1 3 5
Waktu Aktivasi (Jam) Gambar 4. Pengaruh kadar fixed carbon
(a) terhadap waktu aktivasi dengan berbagai
35,0 konsentrasi aktivator (a) basa dan (b) asam
Kadar Volatile Matter
30,0
H2SO4 0,5 N Gambar 4 (a) dan (b) menunjukkan bahwa
25,0
20,0 H2SO4 1 N kadar fixed carbon pada karbon aktif dengan
(%)
15
Sa’diyah dan Lusiani/ Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan, Vol. 6, No. 1, April 2022
3.5. HASIL UJI DAYA SERAP aktivator dalam mengikat senyawa tar (sisa
KARBON AKTIF TERHADAP karbonisasi) untuk keluar melewati pori-pori
IODIN dari kulit pisang. Pori-pori karbon yang
Uji daya serap karbon aktif terhadap Iodin terbuka secara maksimal menyebabkan luas
menunjukkan kemampuan karbon aktif permukaan karbon aktif semakin meningkat
untuk menyerap komponen yang memiliki sehingga kemampuan karbon aktif untuk
berat molekul rendah. Hasil dari uji daya menyerap Iodin menjadi lebih tinggi [20].
serap karbon aktif terhadap Iodin dalam
penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 5(a) 3.6. HASIL UJI DAYA SERAP
dan 5(b). TERHADAP NIKEL
56,0 Karbon aktif dari kulit Pisang Kepok yang
Daya serap terhadap Iodin
54,0
dihasilkan pada penelitian ini diaplikasikan
untuk mengolah limbah buatan yang
52,0 NaOH 0,5 N
mengandung logam Nikel. Daya serap
(%)
50,0 NaOH 1 N
Nikel pada limbah buatan ditunjukkan pada
48,0 Gambar 6(a) dan 6(b).
46,0
44,0 Penurunan Kadar Nikel (%) 100,0
1 3 5 90,0
80,0
Waktu Aktivasi (Jam) 70,0
(a) 60,0 NaOH 0,5 N
50,0 NaOH 1 N
58,0
Daya serap terhadap Iodin
40,0
57,0
30,0
56,0
55,0 20,0
H2SO4 0,5 N 10,0
54,0
(%)
1 3 5 90,0
Waktu Aktivasi (Jam) 80,0
70,0
(b) 60,0 H2SO4 0,5 N
50,0 H2SO4 1 N
Gambar 5. Pengaruh daya serap karbon 40,0
30,0
aktif terhadap Iodin dengan variasi waktu 20,0
aktivasi pada berbagai konsentrasi aktivator 10,0
(a) basa dan (b) asam 0,0
1 3 5
Gambar 5 (a) dan (b) menunjukkan bahwa Waktu aktivasi (Jam)
daya serap karbon aktif terhadap Iodin yang (b)
diaktivasi larutan NaOH dan H2SO4 berada Gambar 6. Penurunan kadar Nikel pada
pada nilai yang sesuai SII No. 0258-88 limbah buatan dengan variasi waktu aktivasi
(<75%). Semakin lama waktu aktivasi karbon aktif pada berbagai konsentrasi
menunjukkan daya serap karbon aktif aktivator (a) basa dan (b) asam
terhadap Iodin juga meningkat. Hal ini
dikarenakan semakin lama waktu aktivasi Berdasarkan Gambar 6 (a) dan (b) dapat
maka semakin kuat pengaruh larutan diketahui bahwa penurunan kadar Nikel
16
Sa’diyah dan Lusiani/ Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan, Vol. 6, No. 1, April 2022
17
Sa’diyah dan Lusiani/ Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan, Vol. 6, No. 1, April 2022
18
Sa’diyah dan Lusiani/ Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan, Vol. 6, No. 1, April 2022
19