Anda di halaman 1dari 27

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Gambar Halaman

2.1 Buah Nipah.................................................................................6


2.2 Tempurung Buah Nipah ........................................................... 7
2.3 Karbon Aktif ............................................................................. 8
2.4 NaCI (Natrium Klorida)........................................................... 11
2.5 Perangkat Alat FTIR ............................................................... 13
3.1 Diagram Ikan Pembuatan ........................................................ 19
3.2 Diagram Alir Pembuatan ......................................................... 20
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Tabel Halaman

2.1 Penggunaan dan Kegunaan Karbon Aktif ...................................9


3.1 Jadwal Penelitian..........................................................................21
3.2 Estimasi Biaya Penelitian.............................................................22
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karbon aktif merupakan penyerap karbon berpori dan berbagai macam zat
terlarut organik yang dapat dihilangkan dari air. Selain itu, Kabon aktif juga
merupakan suatu padatan yang mengandung 85-95% karbon, dihasilkan dari
bahan-bahan yang mengandung karbon yang telah diaktifkan melalui aktivasi
dengan menggunakan CO 2 , uap air, dan bahan-bahan kimia lain sehingga pori-
porinya terbuka dan daya adsorpsinya menjadi lebih tinggi terhadap zat warna dan
abu. Karbon aktif memiliki fungsi untuk menghilangkan polutan seperti: seng,
timbal, kuprum, krom, besi. Dalam pemurnian gas karbon aktif berfungsi untuk
menyerap gas beracun dan bau busuk dan untuk sebagai tempat penyimpananan
gas hidrogen dan gas pertama (Shofa, 2012).
Karbon aktif memiliki luas permukaan sekitar 300 sampai 2000 m²/g, bahan-
bahan yang mengandung karbon dapat menghasilkan karbon aktif dengan cara
memanaskan pada suhu tinggi. Pori-pori yang terdapat pada karbon aktif dapat
dimanfaatkan sebagai agen penyerap (adsorben). Dan karbon aktif yang sudah
mengalami aktivasi, sehingga luas permukaannya menjadi lebih besar karena
jumlah porinya lebih banyak, Karbon aktif yang tersedia secara komersial dapat
dibuat dari berbagai macam hasil tanaman dan bahan yang memiliki kandungan
karbon tinggi seperti batu bara, lignit, kayu, gambut, tempurung
kacang,tempurung kelapa, lignin, kokas minyak bumi, dan polimer tinggi sintetis.
Salah satu bahan yang juga bisa digunakan adalah tempurung buah Nipah. (Akta
dan Ferhan, 2012).
Nipah (Nypa fruticans) merupakan spesies asli pohon palem yang tumbuh di
pesisir pantai dan muara, serta di daerah kecamatan Babalan. Pohon nipah dapat
menghasilkan buah, kurang lebih seberat 5 kg dan menghasilkan limbah kulit
buah, kurang lebih sekitar 3 kg. Berat rata-rata 1 buah nipah adalah 147,87 gram
yang terdiri atas sabut dan tempurung 112,2 gram (75,88%) dan daging buah
adalah 35,67 gram (24,12%).Tempurung buah Nipah mengandung selulosa dan
Lignin yang tinggi sebesar 36,5% dan 27,3%. Kandungan yang cukup tinggi pada
tempurung buah nipah dapat dimanfaatkan sebagai karbon aktif atau arang aktif
alami. (Siti, Julia Safariyanti dkk., 2018).
Berdasarkan penelitian (Siti, Julia safariyanti, 2018). Pada penelitian ini
berjudul ”sintesis dan karakterisasi karbon aktif dari tempurung buah nipah (Nypa
fruticans) menggunakan aktivator asam klorida”, didalam Proses pembuatan
karbon aktif dari tempurung buah nipah yang aktivator asam klorida dengan
menggunakan aktivasi konsentrasi 2 M, 4 M, dan 6 M. Hasil karaterisasi dari
karbon aktif tempurung buah nipah termasuk karbon aktif dengan nilai uji kadar
air, kadar abu, dan penyerapan iodin sebesar 1,0015% dan 1,0012% dan 708,69
mg/g. Tergolong dengan tipe mesopori dan hasil FTIR yang menunjukkan
banyaknya ikatan karbon (C) yang terdapat pada karbon aktif.
Penelitian tentang proses pembuatan karbon aktif dengan aktivator NaCl
sudah dilakukan, Murjizah (2010). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Lilik
hartini (2014) berjudul “karakterisasi karbon aktif teraktivasi NaCl dari ampas
tahu” berpendapat bahwa, Karbon mempunyai kelebihanya itu dapat didesorpsi
kembali. Selain itu, karbon aktif juga banyak digunakan dalam dunia industri
sebagai katalis dan absorben, pembuatan karbon dilakukan dengan proses
karbonisasi yang dilanjutkan dengan proses aktivasi. Aktivasi dapat dibedakan
menjadi dua aktivasi secara fisika dan aktivasi secara kimia. Dan proses aktivasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah konsentrasi aktivator
NaCl.
Dari uraian di atas, maka penulis dalam penelitian ini akan membuat karbon
aktif dengan judul “Pembuatan dan karakterisasi karbon aktif dari tempurung
buah nipah (Nypa fruticans) menggunakan aktivasi NaCl”. Karbon aktif diaktivasi
dengan NaCl dikarakterisasi mengunakan alat FTIR (fourier transform infa red)
spectroscopy, spektrofotometer UV-Vis, dan alat SEM (scanning electron
microscope).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah karbon aktif dapat dihasilkan dari tempurung buah nipah?
2. Bagaimana karakteristik karbon aktif tempurung buah nipah?

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tempurung buah
nipah yang berasal dari Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat,
Provinsi Sumatera Utara.
2. Pengeringan tempurung buah nipah menggunakan sinar matahari
dengan waktu ±7 Hari.
3. Pembakaran tempurung buah nipah menggunakan furnace pada
temperatur 500 °C selama 1 jam.
4. Tempurung buah nipah dioven 105 ⁰C selama 2 jam.
5. Aktivator yang digunakan adalah NaCI dengan variasi konsentrasi 0,
4, 6, dan 8 M.
6. Methylene blue digunakan untuk dalam penentuan luas permukaan
karbon aktif.
7. Perangkat karakteristik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
UV-Vis, FTIR, dan SEM.

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah karbon aktif dapat dihasilkan dari
tempurung buah nipah.
2. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik karbon aktif tempurung
buah nipah.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun penelitian yang dilakukan penulis agar dapat memberikan
manfaat yaitu:
1. Untuk meningkatkan nilai tambah dari tempurung buah nipah yang
selama ini hanya menjadi limbah.
2. Sebagai salah satu rujukan bagi peneliti yang akan melakukan
penelitian karbon aktif.
3. Sebagai alternatif produk karbon aktif yang dihasilkan dari bahan
alam.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tempurung Buah Nipah


Nipah (Nypa fruticans) merupakan jenis Palma yang tumbuh pada hutan
mangrove. Nipah biasanya tumbuh membentuk rumpun (koloni) yang dapat
menjadi penyangga ekosistem sekitar. Selain itu, Nipah dapat juga sebagai
penyangga erosi karena pasang surut air laut atau aliran sungai, dan tempat
berkembang biak beberapa biota laut. Tumbuhan ini biasanya terdapat di
sepanjang tepi sungai berair payau dan didaerah rawa. Di beberapa negara seperti
Malaysia, Singapura dan Filipina, nipah ini telah lama dimanfaatkan sebagai gula,
cuka dan alkohol. Nipah mempunyai potensi baik sebagai sumber pemanis,
produksi alkohol, dan cuka. Gula yang dihasilkan biasanya dalam bentuk sukrosa
dengan kadar antara 15–20%. Bentuk gula yang dihasilkan adalah dalam bentuk
cairan, maka tidak ada masalah dengan residu atau ampas sebagaimana pada tebu.
(Evi, Sribudiani, 2007).
Pohon Buah Nipah termasuk tanaman tumbuh rapat bersama, dan
membentuk komunitas murni yang luas di sepanjang sungai dekat muara hingga
sungai air payau. Buah nipah membulat dengan panjang bonggol hingga 45 cm.
Nipah juga merupakan sumber pangan dan energi, tetapi belum banyak
dipublikasi mengenai potensi maupun manfaatnya. Hampir disebagian besar
sungai yang masih terpengaruh oleh pasangnya air laut banyak ditemukan
tumbuhan nipah dengan populasi yang sangat besar. Adapun pemanfaatan nipah
secara tradisional oleh masyarakat hanya untuk menghasilkan gula dan garam
selain jajanan yang dibuat dari buah nipah. (Subiandono dkk., 2011).
Satu pohon nipah dapat menghasilkan buah kurang lebih seberat 5 kg dan
menghasilkan limbah kulit buah nipah kurang lebih sekitar 3 kg. Berat rata-rata 1
buah nipah sekitar 147,87 gram yang terdiri atas sabut dan tempurung nipah 112,2
gram (75,88%) dan daging buah adalah 35,67 gram (24,12%). Penelitian ini
menjelaskan mengenai karakterisasi karbon aktif yang telah disintesis berdasarkan
uji kadar air, kadar abu, dan penyerapan iodine (Siti,Julia safariyanti, 2018).
Gambar 2.1 Buah Nipah

Kelebihan dari Buah Nipah untuk dapat dikembangkan sebagai penggerakan


ekonomi masyarakat seperti:
a) Penyebaran hutan nipah merupakan penyebaran alam.
b) Hutan nipah memiliki fungsi bagi masyarakat baik dari segi ekonomi.
c) Hutan nipah menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat dan
pemanfaatannya dilakukan secara tradisional.
d) Perbanyakan nipah dapat dilakukan secara generatif dan vegetatif serta
tidak memerlukan teknologi tinggi.
Kelemahan yang terdapat dalam pengembangan buah nipah yaitu:
a) Mayarakat belum memahami secara menyeluruh manfaat dari buah nipah,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
b) Belum terdapat kelembagaan dalam pengelolaan buah nipah secara
spesifik.
Satu pohon nipah dapat menghasilkan buah kurang lebih seberat 5 kg dan
menghasilkan limbah kulit buah kurang lebih sekitar 3 kg. Kulit buah nipah itu
sendiri mengandung 36,5% selulosa dan kadar lignin sebesar 27,3% (Tamunaidu
dan saka, dalam radam rosidah, 2021). Dalam satu hektar terdapat kurang lebih
8.000 pohon, maka diperkirakan ada 48 ton limbah kulit buah dan pelepah nipah
per hektar pertahun. Sabut dan daging buah nipah sudah dimanfaatkan, akan
menyisakan tempurungnya. Seperti tempurung kelapa, tempurung buah nipah
memiliki kandungan karbon yang tinggi yang sangat baik untuk dibuat arang atau
karbon aktif. Tempurung buah Nipah mengandung selulosa dan Lignin yang
tinggi sebesar 36,5% dan 27,3%.
Kandungan yang cukup tinggi pada tempurung buah nipah dapat dimanfaatkan
sebagai karbon aktif atau arang aktif alami. (Siti, Julia Safariyanti dkk., 2018).

Gambar 2.2 Tempurung Buah Nipah

Sebagaimana dalam firman Allah dijelaskan mengenai tanaman yang diciptakan


oleh Allah swt. Dalam QS. Thaha 53:

‫ َم ۤا ِء‬O‫الس‬ َ O‫بُاًل َّواَ ْن‬O‫ا ُس‬OOَ‫ك لَ ُك ْم فِ ْيه‬


َّ ‫ز َل ِم َن‬O َ َ‫ض َم ْهدًا َّو َسل‬َ ْ‫الَّ ِذيْ َج َع َل لَ ُك ُم ااْل َر‬
‫ت َش ٰتّى‬ ٍ ‫َم ۤا ۗ ًء فَا َ ْخ َرجْ نَا بِ ٖ ٓه اَ ْز َواجًا ِّم ْن نَّبَا‬

Artinya: “ Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah
menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan.
Maka kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuhan yang
bermacam-macam.
Tafsiran ayat di atas adalah “Allah menurunkan air dari langit, maka kami
tumbuhkan dengnnya berjenis-jenis tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam”
merupakan bagian dari hidayah Allah SWT. kepada manusia dan binatang guna
memanfaatkan buah- buahan dan tumbuh-tumbuhan untuk dimanfaatkan bagi
kelanjutan hidupnya, sebagaimana terdapat pula isyarat bahwa Allah SWT
memberi hidayah kepada langit guna menurunkan hujan agar turun tercurah, dan
untuk tumbuh-tumbuhan agar tumbuh berkembang. Dengan memanfaatkan buah
nipahsebagai bahan dasar karbon aktif akan mengurangi penceraman lingkungan
dan menambah nilai guna buah nipah, sehingga akan memberikan manfaat kepada
kehidupan manusia karena karbon aktif mempunyai berbagai manfaat salah
satunya sebagai adsorben. (Lynch, dalam Lilik, 2014)
2.2 Karbon Aktif
Karbon aktif adalah penyerap karbon berpori. Berbagai macam zat terlarut
organik dapat dihilangkan dari air. Permukaan berpori karbon aktif mengadsorpsi
dan menahan zat terlarut dan gas,jumlah bahan yang teradsorpsi berpotensi sangat
besar karena permukaan internal karbon aktif yang besar. Karbon aktif memiliki
luas permukaan serap yang tinggi. Persiapan Karbon Aktif, Karbon aktif yang
tersedia secara komersial dibuat dari bahan yang memiliki kandungan karbon
tinggi seperti batu bara, lignit, kayu, gambut, tempurung kacang, tempurung
kelapa, lignin, kokas, minyak bumi, dan polimer tinggi sintetis. Proses manufaktur
terdiri dari dua fase, karbonisasi dan aktivasi. Proses karbonisasi meliputi
pengeringan dan pemanasan untuk menghilangkan produk samping yang tidak
diinginkan seperti tar dan hidrokarbon lainnya (Akta dkk., 2012).

Gambar 2.3 Karbon Aktif


Sumber: www.nazava.com

Pembuatan karbon aktif berlangsung 3 tahap yaitu proses dehidrasi, proses


karbonisasi dan proses aktivasi (Juliandini dan Yulinah, dalam Lilik, Hartati,
2014).Yaitu:
a) Proses Dehidrasi
Proses ini dilakukan dengan memanaskan bahan baku sampai suhu 105
⁰C selama 2 jam dengan tujuan untuk menguapkan seluruh kandungan air
pada bahan baku, kemudian diukur kadar air.
b) Proses Karbonisasi
Karbonisasi adalah peristiwa pirolisis, dimana terjadi proses
dekomposisi komponen atau pemecahan bahan-bahan organik menjadi
karbon. Suhu di atas 170 ⁰C akan menghasilkan CO. Pembentukan karbon
terjadi pada suhu 400-600 ⁰C. Proses karbonisasi pada temperatur tersebut
akan menghasilkan beberapa pengotor seperti tar.
c) Proses Aktivasi
Pada umumnya untuk memperoleh karbon aktif diperlukan dua tahap
perlakuan yang meliputi pengarangan dan aktivasi. Aktivasi karbon
merupakan cara yang sering digunakan untuk meningkatkan daya adsorpsi
suatua dsorben dengan cara memperluas permukaan karbon aktif.
Karbon aktif banyak digunakan oleh kalangan industri. Hampir 60%
produksi karbon aktif di dunia ini dimanfaatkan oleh industri-industri
minyak dan lemak, kimia dan farmasi. Adapun penggunaan karbon aktif
(Lilik, Hartati, 2014) sebagai berikut:

Tabel 2.1 penggunaan dan kegunaan karbon aktif


NO Penggunaan Kegunaan
1 Industri obat dan makanan Menyaring, penghilangan bau dan
Rasa
2 Minuman keras Penghilangan warna, bau
3 Kimia perminyakan Penyulingan bahan mentah
4 Pembersihan air Penghilang warna dan bau
5 Budi daya udang Permurnian, nitrit dan fenol
6 Industri gula Penghilangan zat-zat warna,

7 Pelarut yang digunakan Penarikan kembali berbagai pelarut


Kembali
8 Pemurnian gas Menghilangkan sulfur gas beracun,
bau busuk asap
9 Katalisator Reaksi katasilator pengangkut vinil.
2.3 Aktivasi
Aktivasi merupakan proses untuk memperbesar porositas dan surface area.
Proses ini menghilangkan sebagian besar jari-jari pori yang telah terbentuk.
Aktivasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu aktivasi secara kimia dan aktivasi
secara fisika (Rahmawati dkk., dalam Lilik, 2014).
2.3.1 Aktivasi Secara Kimia
Aktivasi secara kimia merupakan aktivasi dengan pemakaian bahan kimia.
Aktivasi secara kimia yang sering digunakan sebagai aktivator seperti garam
kalsium klorida (CaCh), magnesium klorida (MgCh), seng klorida (ZnCl),
natrium hidroksida (NaOH), natrium karbonat (NazCO3) dan natrium klorida
(NaCl). Memliki beberapa keuntunganan antara lain memerlukan temperatur yang
rendah, menghasilkan hasil (yield) yang lebih tinggi dan mikropori dapat
dikontrol. Kelebihan dari proses aktivasi secara kimia yaitu waktu yang
digunakan untuk aktivasi relatif lebih cepat. Luas permukaan karbon aktif yang
diproleh dari aktivasi secara kimia lebih luas sehingga akan meningkatkan
adsorpsinya.
2.3.2 Aktivasi Secara Fisika
Aktivasi secara fisika merupakan proses pemutusan rantai karbon dari
senyawa organik dengan bantuan panas, uap pada temperatur 500 ⁰C sampai 800
⁰C, dan CO 2. Aktivasi secara fisika tujuan untuk mempertinggi volume,
memperluas diameter pori yang terbentuk selama karbonisasi dan dapat
menimbulkan beberapa pori yang baru. Faktor-faktor yang mempengaruhi
karakteristik atau sifat dari karbon aktif yang dihasilkan melalui proses aktivasi
fisika sepeti: Bahan dasar, laju aliran kalor, laju aliran gas, proses karbonisasi
sebelumnya, suhu pada saat proses aktivasi, agen pengaktivasi yang digunakan,
dan alat yang digunakan. (Husnul, Rifki, 2016).
2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Aktivasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses aktivasi yaitu: (Tutik dan Faizah,
dalam Lilik, Hartati, 2014):
1. Waktu Perendaman
Perendaman dengan bahan aktivasi ini dimaksudkan untuk menghilangkan
atau membatasi pembentukan lignin, karena adanya lignin dapat membentuk
senyawa tar. Waktu perendaman untuk bermacam-macam zat tidak sama.
2. Konsentrasi Aktivator
Daya serap karbon aktif semakin kuat bersamaan dengan meningkatnya
konsentrasi dari aktivator yang ditambahkan. Penambahan aktivator
memberikan pengaruh yang kuat untuk mengikat senyawa-senyawa tar keluar
melewati mikropori-pori dari karbon aktif sehingga permukaan dari karbon
aktif tersebut semakin lebar atau luas yang mengakibatkan semakin besar daya
serap karbon aktif tersebut.
3. Ukuran Bahan
Makin kecil ukuran bahan makin cepat perataan keseluruh umpan
sehingga pirolisis berjalan sempurna, sehingga akan memperbesar daya serap
terhadap adsorbat pada proses adsorpsi.

2.4 NaCl (Natrium Klorida)


NaCl adalah aktivator yang dapat digunakan dalam proses aktivasi.
Konsentrasi NaCl dalam proses aktivasi dapat mempengaruhi volume pori.
Semakin tinggi konsentrasi larutan NaCl, maka semakin bertambah pula banyak
mineral yang teradsorpsi, sehingga dapat menyebabkan volume pori adsorben
cenderung lebih besar. Bahan mineral yang sering digunakan sebagai aktivator
salah satunya adalah NaCl. Natrium klorida merupakan senyawa kimia dengan
rumus molekul NaCl yang dikena lsebagai garam yang memiliki tingkat osmotik
yang tinggi. Natrium klorida juga sering digunakan sebagai bumbu dan pengawet
makanan. Di bidang industri, garam adalah bahan baku untuk pembuatan bahan
kimia yang bisanya digunakan sebagai bahan dasar atau bahan-bahan pendukung
pada industri lain (Muhrinsyah, Fatimura dkk., 2020).

Gambar 2.4 NaCl (Natrium Klorida)


Sumber: may.sciencedevices.com
2.5 Adsorpsi
Adsorpsi adalah suatu peristiwa dimana molekul-molekul pada zat padat atau
zat cair memiliki gaya dalam keadaan tidak seimbang dimana gaya kohesi
cenderung lebih besar dari gaya pada gaya adhesi. Ketidakseimbangan gaya-gaya
tersebut menyebabkan zat padat atau zat cair tersebut cenderung menarik zat-zat
lain atu gas yang bersangkutan pada permukaannya Saragih (2008). Berdasarkan
Kusnaedi (2010), bahwa Adsorpsi merupakan penangkapan pengkilatan ion-ion
bebas didalam airadsorben. Contoh zat yang digunakan untuk proses adsorpsi
adalah zeolit dan resin yang merupakan polimerisasi dari polihidrik fenol dengan
formaldehid. Banyaknya adsorben yang diperlukan tergantung konsentrasi
larutan. Semakin tinggi konsentrasi larutan, semakin besar pula adsorben yang
diperlukan untuk menjernihkan air. Penentuan luas permukaan suatu adsorben
yang lazim digunakan dengan adsorpsi methylene blue. Adsorpsi methylene blue
dilakukan untuk menentukan kapasitas adsorpsi pada biomassa, karbon aktif pada
zeolit. Penepatan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan adsorben untuk
menyerap larutan berwarna dan juga dapat digunakan untuk menentukan luas
permukaan pada adsorben. Selain itu, bisa digunakan untuk menentukan
mengadsorpsi senyawa organik yang mengkontaminasi larutan.
Methylene blue merupakan salah satu senyawa pewarna yang laryt dalam air,
bersifat kationikdan sering dipergunakan dalam bidang kimia, biologi, ilmu
industry pewarnaan.pewarna ini tidak terlalu beracun bagi manusia, tetapi dapat
menyebabkan iritasi mata, iritasi kulit, efek sistematik termasukperubahan darah.
Methylene blue yang mempunyai warna komplementer berupa warna biru
mempunyai spectrum cahaya pada panjang gelombang daerah visible yaitu antara
500-700 nm, sehingga pada penentuan panjang gelombang maksimumnya
digunakan range pada daerah panjang gelombang tersebut (Indah Riwayati, 2019).

2.6 Spektrofotometri UV-Vis (Ultra Violet Visible)


Spektrofotometri UV-Vis merupakan pengukuran energi cahaya oleh suatu
sistem kimia pada panjang gelombang tertentu. Spektrofotometri yang sesuai
untuk pengukuran di daerah spektrum ultra violet dan sinar tampak terdiri atas
suatu sistem optik dengan kemampuan menghasilkan sinar monokromatis dalam
jangkauan panjang gelombang 200-800 nm.Prinsip kerja spektrofotometri UV-Vis
yaitu bila berkas sinar putih yang sejajar di datangkan pada sebuah prisma dari
gelas maka selain mengalami pembiasan, berkas sinar tersebut akan diuraikan
menjadi berbagai warna dengan warna utama merah, jingga, kuning, biru, dan
ungu. Jika sinar yang keluar dari prisma tersebut ditangkap pada sebidang layar
maka akan tampak suatu pita yang berwarna pada layar tersebut (Gandjar dan
Rahman, dalam Lilik, Hartati, 2014).

Gambar 2.5 Spektrofotometri UV-Vis


Sumber : Fsm.uksw.edu

2.7 SEM (Scanning Electron Miscroscope)


SEM (scanning electron miscroscope) adalah mikroskop elektron digunakan
sebagai alat pendeteksi objek pada skala yang amat kecil. SEM (scanning electron
microscope) digunakan untuk menentukan struktur dan ukuran pori. Prinsip kerja
SEM seperti deteksi elekron yang dihamburkan oleh suatu sampel padatan ketika
ditembak oleh berkas elektron berenergi tinggi secara kontinu yang dipercepat
didalam kumparan elektromagnetik sehingga dihasilkan suatu informasi mengenai
keadaan permukaan suatu sample senyawa. (Husnul, Rifki, 2016).
2.8 Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian (Siti, Julia safariyanti, 2018). Pada penelitian ini
berjudul ”sintesis dan karakterisasi karbon aktif dari tempurung buah nipah (Nypa
fruticans) menggunakan aktivator asam klorida”, didalam Proses pembuatan
karbon aktif dari tempurung buah nipah yang aktivator asam klorida dengan
menggunakan aktivasi konsentrasi 2 M, 4 M, dan 6 M. Hasil karaterisasi dari
karbon aktif tempurung buah nipah termasuk karbon aktif dengan nilai uji kadar
air, kadar abu, dan penyerapan iodin sebesar 1,0015% dan 1,0012% dan 708,69
mg/g. Tergolong dengan tipe mesopori dan hasil FTIR yang menunjukkan
banyaknya ikatan karbon (C) yang terdapat pada karbon aktif.
Lilik, Hartati (2017) membuat karbon aktif dari ampas tahu yang teraktivasi
NaCl, dengan konsentarsi 0%, 5%, 10%, 15%, dan 25%. Hasil SEM menunjukkan
bahwa morfologi karbon aktif teraktivasi NaCl 10% pori-pori yang terbentuk
lebih banyak dan membentuk rongga-rongga pori-pori dengan kedalaman yang
lebih besar bila dibandingkan dengan karbon aktif teraktivasi NaCl 0%.
Muhrinsyah, Fatimura dkk., (2020). Pembuatan karbon aktif dari limbah kulit
pisang dengan konsentrasi aktivator NaCl, dan menggunakan konsentrasi sebesar
15%, 30%, 45%, dan 60%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakterisasi
karbon aktif yang terbaik berada pada konsentrasi NaCl 60% dengan nilai kadar
karbon aktif murni 76,65%. Dan hasil ini memenuhi syarat mutu karbon aktif
menurut SNI (06-3730-1995).

2.9 Hipotesis Penelitian


Hipotesis penelitian ini yaitu karbon aktif dapat dihasilkan dari tempurung
buah nipah (Nypa fruticans) menggunakan aktivasi NaCl.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


3.1.1 Tempat Penelitian
Proses Pembuatan dan karaterisasi Karbon Aktif dari Tempurung Buah
Nipah (Nypa fruticans) menggunakan NaCl, mengambil lokasi di UPTD Balai
Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Medan, Jl.STM, No.17
kampung Baru , Suka Maju, Medan Johor, Sumatera Utara. Laboratorium fisika
F-MIPA UNIMED (universitas sumatera utara), Uji alat karakteristik SEM dan
UV-Vis.
3.1.2 Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini akandilaksanakan pada bulan Febuari-Maret
2022.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
3.2.1 Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan pada pembuatan dan karakterisasi karbon dari
tempurung buah nipah adalah:
1. Furnace
Alat ini disebut sebagai tungku pembakaran berfungsi untuk pemanasan
suatu sampel.
2. Ayakan 100 mesh
Digunakan untuk memisahkan bagian yang tidak diinginkan berdasarkan
ukurannya.
3. Oven
Berfungsi untuk pemanasan, pemanggangan sample uji. Digunakan untuk
sebagai penampung sampel atau bahan sementara.
4. AluminiumFoil
Berfungsi untuk alas pemanggangan sampel.
5. Beaker Glass
Digunakan untuk tempat melarutkan bahan dan untuk memanaskan bahan.
6. Magnetic Stirrer
Berfungsi untuk mengaduk suatu sampel.
7. Cawan
Digunakan untuk wadah atau tempat pencampuran bahan.
8. Mortal/Alu
Digunakan untuk menumbuk, menggiling, dan mencampur bahan-bahan
tertentu.
9. Neraca Digital
Digunakan untuk menimbang suatu bahan atau sampel.
10. pH meter
Berfungsi untuk mengukur tingkat asam-basa suatu larutan.
11. FTIR (Fourier Transform Infra Red) Spectroscopy
Alat yang digunakan untuk analisis gugus fungsi secara kualitatif dalam
suatu sampel uji.
12. Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet Visible)
Alat yang digunakan untuk mengukur transmitan atau absorban suatu
sampel sebagai fungsi panjang gelombang.
13. SEM (Scanning Electron Microscope)
Alat yang digunakan menentukan struktur dan ukuran pori atau morfologi
suatu sample uji.

3.2.2 Bahan Penelitian


Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Buah Nipah
1. NaCI
2. Methylene Blue
3. Aquades
4. HCl
3.3 Diagram Ikan Proses Pembuatan Karbon Aktif
Proses penelitian ini terdiri atas beberapa tahapan. Tahap-tahap penelitian ini
secara umum ditunjukkan dalam diagram ikan yaitu:

Gambar 3.1 Diagram ikan pembuatan karbon aktif


3.4 Diagram Alir Proses Pembuatan Karbon Aktif
Proses penelitian adapun tahap proses pembuatan karbon aktif tempurung
buah nipah:

Gambar 3.2 Diagram alir prosedur pembuatan karbon aktif


3.5 Prosedur Penelitian
3.5.1 Preparasi Tempurung Buah Nipah
1. Buah nipah diambil dari kecamatan babalan kabupaten langkat, dusun VII
paluh sipat sumatera utara.
2. Buah nipah dipisahkan dari tandannya kemudian, dilakukan pembelahan
buah nipah himgga tersisa hanya tempurungnya.
3. Dicuci tempurung buah nipah menggunakan air untuk menghilangkan
ampas kulit buah nipah yang menempel.
4. Kemudian dijemur dibawah sinar matahari selama ±7 Hari.
3.5.2 Karbonisasi Tempurung Buah Nipah
1. Dilakukan proses karbonisasi dengan furnace 500 °C selama 1 jam.
2. Lalu didinginkan dan diayak dengan 100 mesh. Hasilnya selanjutnya
disebut dengan karbon (C).
3.5.3 Aktivasi Karbon Tempurung Buah Nipah
1. Karbon tempurung buah nipah masing-masing direndam dalam larutan
NaCl, dengan variasi kosentarsi 0,4,6, dan 8 M, sambil diaduk
menggunakan magnetic strirrer.
2. Hasilnya difiltrasi dan dicuci dengan aquades dan Hcl 0,1N sampai ph
netral.
3. Karbon aktif tempurung buah nipah selanjutnya dipanaskan dalam oven
pada suhu 105 °C selama 2 jam.
3.5.4 Penentuan Luas Permukaan dengan Methylene Blue
1. 0,2 gram karbon aktif dimasukkan dalam beaker glass.
2. Lalu ditambahkan 25 mL larutan methylene blue 50 ppm dan ditutup
dengan aluminium foil.
3. Hasilnya diaduk dengan magnetic strirrer selama 30 menit.
4. Kemudian disaring dan fitratnya diukur adsorpsinya dengan alat
karakterisasi UV-Vis.
3.5.5 Karakteristik Sample dengan Perangkat Alat
1. Sampel diuji dengan alat karakteristik SEM (Scanning Electron
Mikroscope).
2. Sampel diuji dengan alat karakteristik Spektrofotometer UV-Vis (Ultra
Violet Visible).

3.6 Jadwal Penelitian


Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

NO Tahun 2021
Kegiatan Juli Agust Sept Okt Nov Des

1 Pengajuan Judul 
2 Penyusunan Proposal   
3 Seminar Proposal 
4 Pembuatan Sampel 
5 Penguji Sampel 
6 Penyusunan Hasil Sampel 
7 Seminar Penelitian 
3.7 Estimasi Biaya Penelitian
Berdasarkan tahapan penelitian yang ada maka perencanaan rincian anggaran biaya
untuk kegiatan penelitian yaitu:

Tabel 3.2 Estimasi Biaya Penelitian

Keterangan Biaya

Persiapan

- Pengadaan Alat dan Bahan Rp. 1.200.000,-

Penelitian Lapangan

- Transportasi Rp. 200.000,-


- Komsumsi
Rp. 200.000,-

Analisa Laboratorium

- Pengujian Sampel Rp. 1.300.000,-

Total Biaya Rp. 2.900.000,-


DAFTAR PUSTAKA

Cecen, Ferhan dan Zgur Aktas. (2011). Karbon Aktif Untuk Pengolahan Air Dan Air
Limbah. istanbul : Universitas Bogazici.

Fatimura, Masriatini, dan Fenny. (2020). Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Menjadi
Karbon Aktif Dengan Variasi Konsentrasi Aktivator NaCl. Jurnal Teknik
Kimia. Vol.5 No.2 : Hal 87-95.
Febrianto, Atsari, dan Deoranto. (2013). Pemanfaatan Kulit Buah Nipah Untuk
Pembuatan Briket Biorang Sebagai Sumber Energi Alternatif. Jurnal
teknologi pertanian , Vol. 14 No.1 : Hal 65-72.
Hartati. (2014). Karakterisasi Karbon Aktif Teraktivasi NaCl Dari Ampas Tahu .
[skripsi]. Malang : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Husnul, Rifki, Khuluk. (2016). Pembuatan Karakteristik Karbon Aktif Dari
Tempurung Kelapa (Cocous mucuferal) Sebagai Adsorben Zat Warna
Methylene Blue. [Skripsi]. Bandar lampung : Universitas Lampung.
Julia, Rahmalia, dan Shofiyani. (2018). Sintesis Dan Darakterisasi Karbon Aktif Dari
Tempurung Buah Nipah (Nypa fruticans) Menggunakan Aktivator Asam
Klorida. Jurnal MIPA. Vol.7 No.2 : Hal 41-45.
Radam, Kanti, dan Megawati. (2021). Uji Mutu Arang Tempurung Buah Nipah (Nypa
fruticans wumb) Sebagai Sumber Energi Alternatif. Jurnal LPPKM.
Universitas Lambung mangkurat vol.6 No.1 : Hal 1-5.
Riwayati, Indah. (2019). adsorpsi zat warna methylene blue menggunakan abu alang-
alang (imperata cylindrica) teraktivasi asam sulfat. Jurnal Teknik Kimia. Vol.4
No.2 ISSN 25415891.
Sribudiani, Evi. (2007). Potensi Pengembangan Nipah (Nypa SPP) Di Kabupaten
Indra Giri Hilir. Jurnal Ilmiah Pertanian. Vol 4 No.1: Hal 54-59.
Subiandono, Heriyanto, dan Karlina. (2011). Potensi Nipah (Nypa fruticans (Thumb)
Wurm Sebagai Sumber Pangan Dari Hutan Mangrove . Jurnal penelitian
Vol.17 No.1 : Hal 54-60.
Shofa. (2014). Pembuatan Karbon Aktif Berbahan Baku Ampas Tebu Dengan
Aktivasi Kalium Hidroksida. [Skripsi]. Depok : Universitas Indonesia.
Wahyu, Ade Yusariarta dkk. (2020). Karakteristik Buah Nipah Karbon Aktif
Dari Serabut Nipah Teraktivasi Potassium Hydroxide (KOH). Jurnal Teknik
Material Vol.4 No.3. Hal 72-79.

Anda mungkin juga menyukai