PENDAHULUAN
2
Karangagung, Kecamatan Palang, Tuban. Pengasapan pada ikan menggunakan
panas dan asap yang dihasilkan dari pembakaran. Pengasapan dipilih dengan
melakukan pembakaran tongkol jagung karena kadar air yang tersimpan dalam
tongkol jagung cukup besar sehingga dapat membentuk stimulasi asap pada proses
pengasapan. Saat menerapkan metode tersebut, kapasitas produksi maksimal 50 kg
ikan, yang dilakukan selama kurang lebih 4 jam, dimulai dari jam 9 s/d jam 1 siang.
Namun, karena terjadi peningkatan kapasitas produksi, mulai ada keluhan yang
disebabkan oleh asap terhadap warga di sekitar lokasi.
Warga mengeluhkan tentang asap yang terasa pedih di mata dan membuat
udara menjadi sesak. Berdasar pengalaman tersebut, mulai dilakukan modifikasi
alat pengasapan, dengan menggunakan cerobong. Pilihan metode ini didasari oleh
pemahaman bahwa saat asap dialirkan melalui cerobong dengan ketinggian
tertentu, maka permasalahan gangguan asap sudah teratasi karena dengan keluarnya
asap buangan melalui tempat yang tinggi sudah tidak akan mengganggu lingkungan
sekitar. Namun, warga masih merasakan dampak dari pengasapan tersebut. Maka
dari itu diperlukan media penyaring (absorben) pada asap sebelum keluar dari
cerobong dan bercampur dengan udara luar. Berdasarkan uraian di atas, maka
dilakukan pengujian pada tongkol jagung sebagai media penyaring (absorber) pada
proses pengasapan ikan.
3
digunakan pada industri pengasapan ikan di Tuban.
2. Mengetahui kinerja absorben untuk penyerapan asap hasil pembakaran
tongkol jagung.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jagung
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di
Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di
Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura
dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain
sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak
(hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung
(dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku
industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya).
2.2 Tongkol Jagung
Tongkol jagung adalah bagian dalam organ betina tempat bulir duduk
menempel. Istilah ini juga dipakai untuk menyebut seluruh bagian jagung
betina (buah jagung). Tongkol terbungkus oleh kelobot (kulit buah jagung).
Tongkol jagung muda disebut juga babycorn, dapat dimakan dan dijadikan
sayuran. Tongkol yang tua ringan namun kuat, dan menjadi sumber furfural,
sejenis monosakarida dengan lima atom karbon.
5
Tabel 2.1 Komposisi kimia tongkol jagung
Komponen Kandungan
(%)
Lignin 15,70
Selulosa 36,81
Hemiselulosa 27,01
6
Tabel 2.2 Analisa Kimia Tongkol Jagung
Analisa Komponen Nilai
Proximate analysis Moisture 6,50
(wt.% of dry basis) Volatiles 80,2
Fixed Carbon 16,7
Ash 3,1
7
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Drum
2. Tungku untuk Pengasapan
3.
3.1.2 Bahan
a. Ikan
b. Tongkol Jagung
8
harinya. Jenis ikan yang diasapkan antara lain: ikan pari, ikan tongkol,
mladhang, buntek, balak, golar galir, sungrel, bloso.
Bahan bakar yang digunakan untuk pengasapan adalah tongkol jagung.
Produksi setiap hari dimulai dari pagi hari sampai dengan petang hari, untuk
setiap produksi menghabiskan kurang lebih 2 kwintal karung tongkol jagung
per hari. Selain itu tongkol jagung yang juga disiapkan sebagai absorben
diletakkan diantara drum pengasapan dan dasar cerobong asap. Ketinggian
cerobong asap untuk pengolahan ikan sekitar 6-8 meter. Ketika proses
pengasapan berlangsung, asap yang dihasilkan dari bahan bakar berupa tongkol
jagung bergerak keatas, selanjutnya asap tersebut melewati absorben (tongkol
jagung) yang dapat mereduksi kandungan gas hasil pembakaran bahan bakar
yang kemudian dapat bergerak menuju cerobong asap bagian atas dan keluar
bercampur dengan udara. sehingga diharapkan sudah tidak ada komponen gas
berat yang membuat pedih mata.
9
BAB IV
10
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
11
LAMPIRAN
12
13