Anda di halaman 1dari 4

MEDIA TANAM JAMUR TIRAM

A. Bahan Media Jamur Tiram

1. Dedak/Bekaltul
Bekatul merupakan hasil sisa dari penggilingan padi. Apabila diamati bekatul terdiri dari
bubuk dan butiran kecil akibat dari pengupasan kulit padi, selain itu bekatul mengandung serbuk
kulit padi. Bahan ini telah umum digunakan pada industri peternakan sebagai pakan.
Dedak padi (hu’ut dalam bahasa sunda) merupakan hasil sisa dari penumbukan atau
penggilingan gabah padi. Dedak tersusun dari tiga bagian yang masing masing berbeda
kandungan zatnya. Ketiga bagian tersebut adalah:
a. Kulit gabah yang banyak mengandung serat kasar dan mineral
b. Selaput perak yang kaya akan protein dan vitamin B1, juga lemak dan mineral.
c. Lembaga beras yang sebagian besar terdiri dari karbohidrat yang mudah dicerna.
Pada media jamur penggunaan bekatul dimaksudkan sebagai sumber karbohidrat, karbon
(C) dan nitrogen (N). Selain itu vitamin B1 dan B2 juga terkandung didalamnya. Bekatul yang
digunakan dapat berasal dari berbagai jenis padi dan yang perlu diperhatikan yaitu pemilihan
harus yang masih baru dan belum bau / tengik. Dedak mengandung protein, celulosa, serat,
nitrogen, lemak dan P2O5 (Genders, 1986). Nutrisi yang terdapat dalam dedak bisa dilihat pada
tabel 1.

Tabel 1. Kandungan nutrisi yang terdapat pada dedak


Kandungan Persen (%)

Kadar air 2,49


Protein 8,77
Lemak 1,09
Abu 1,60
Serat 1,69
Karbohidrat 84,36
Kalori 382,32 kal
Sumber : Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian Bogor

2. Serbuk Gergaji
Manfaat serbuk gergaji sebagai media tanam dan juga serbuk kayu juga dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu media tanam yang baik. Media tanam ini yang dibuat dengan
menggunakan serbuk kayu biasanya dapat mengoptimalkan penyerapan air dan unsur hara pada
tanaman. Dengan meningkatnya penyerapan air dan juga unsur hara oleh tanaman, maka kondisi
kesuburan dari tanaman tersebut akan menjadi lebih baik. Anda dapat menggunakan serbuk
gergaji atau serbuk kayu sebagai media tanam dalam polybag ataupun pot kecil, dan bisa juga
digunakan sebagai media tanam untuk tanaman yang lebih besar.
Kayu sebagian besar tersusun atas tiga unsur yaitu unsur C, H dan O. Unsur-unsur
tersebut berasal dari udara berupa CO2 dan dari tanah berupa H2O. Namun, dalam kayu juga
terdapat unsur-unsur lain seperti N, P, K, Ca, Mg, Si, Al dan Na. Kandungan kimia kayu adalah
selulosa ± 60%, lignin ± 28% dan zat lain (termasuk zat gula) ± 12%. Dinding sel tersusun
sebagaian besar oleh selulosa(C6H10O5). Lignin adalah suatu campuran zat-zat organik yang terdiri
dari zat karbon (C), zat air (H2 0) dan oksigen (O2). Serbuk gergaji kayu mengandung komponen
utama selulosa, hemiselulosa, lignin dan zat ekstraktif kayu.
Komponen kimia kayu:
1. Karbon terdiri dari selulosa dan hemiselulosa
2. Ion karbonhidrat terdiri dari lignin kayu
3. Unsur yang diendapkan :
a. Karbon : 50%
b. Hidrogen : 6%
c. Nitrogen : 0,04 - 0,10%
d. Abu : 0,20 – 0,50%

3. Kapur
Kapur merupakan bahan baku sebagai sumber kalsium (Ca) dan berguna untuk mengatur
tingkat kemasaman (pH) media. Kapur yang digunakan yaitu kapur pertanian (CaCO3).
Kandungan kalsium dan karbonnya sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan jamur dan sebagai
penyumbang nutrisi pada saat jamur dikonsumsi.

4. Air Bersih
Fungsi air pada media pertumbuhan jamur tiram sangat vital. Air digunakan untuk proses
pencampuran dari ketiga media di atas. Di samping itu air juga berfungsi untuk menjaga
kelembaban media.

B. Komposisi Media Tanam


Dalam budidaya jamur tiram putih, komposisi media sangat perlu diperhatikan dengan baik.
Komposisi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan jamur. Media yang biasa
digunakan adalah kayu atau serbuk kayu yang mengandung karbohidrat, serat lignin yang dapat
membantu pertumbuhan serta zat ekstraktif (zat pengawet alami) yang menghambat pertumbuhan.
Oleh karena itu, serbuk kayu yang digunakan sebagai media diusahakan berasal dari kayu yang tidak
banyak mengandung zat pengawet tersebut, seperti kayu albasia atau sengon, randu dan meranti.
Menurut penelitian Lestari (2005), penggunaan media tanam serbuk gergaji kayu sengon yang
dikomposkan selama 20 hari memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan dan hasil
jamur tiram putih jika dibandingkan dengan serbuk gergaji kayu jati atau randu. Bahan ini biasanya
didapatkan dari pabrik penggergajian kayu yang tidak dipergunakan sehingga biaya produksi lebih
murah. Dalam pemilihan media serbuk kayu ini harus memperhatikan tingkat kekeringan,
kebersihannya, tidak ditumbuhi jamur atau kapang lain dan tidak busuk. Serbuk kayu yang baik
adalah serbuk yang berasal dari kayu keras dan tidak banyak mengandung getah (Cahyana et al. ,
1997).
Untuk perkembangan dan pertumbuhan jamur, nutrisi yang ada pada media sangat penting.
Nutrisi terpenting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan miselium dan pembentukan badan buah
adalah selulusa, hemiselulosa lignin dan protein yang banyak terdapat dalam kayu. Komposisi kimia
kayu sengon bisa dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Komposisi kimia kayu sengon


Komponen kimia unsur penyusun %

Selulosa 48,3
Pentosa 16,3
Lignin 27,3
Abu 3,4
Sumber : Syahri (1989) dalam Winarni (2001).

Media tanam yang digunakan harus bisa mendukung pertumbuhan jamur secara optimal. pH
media harus sesuai dengan syarat tumbuh dari jamur, yang mana bisa diatur dengan penambahan
kapur karbonat (CaCO3). Selain itu juga digunakan sebagai sumber kalsium (untuk memperkokoh
media sehingga tidak mudah rusak, memiliki daya tahan lama dan masa produksi panjang) dan
untuk meningkatkan mineral yang dibutuhkan bagi pertumbuhan. Nutrisi yang terkandung dalam
media tanam harus mencukupi kebutuhan. Kebutuhan nutrisi bisa dipenuhi dengan penambahan
dedak, tepung jagung atau tepung tongkol jagung pada media tanam. Dari segi ekonomis, tepung
tongkol jagung memiliki harga yang lebih murah daripada tepung jagung. Berdasarkan penelitian
Anggraeni (2007), limbah tongkol jagung dapat dimanfaatkan sebagai media pengganti tepung
tongkol jagung pada budidaya jamur tiram putih dengan komposisi serbuk kayu : dedak : tepung
tongkol jagung sebesar 20 : 4 : 2. Penambahan tepung tongkol jagung dengan volume 2
meningkatkan hasil panen 12% dibandingkan media tepung jagung.
Bahan tersebut harus di campur dengan takaran tertentu sehingga mendapatkan komposisi
yang tepat untuk mendapatkan produktifitas jamur yang tinggi. Komposisi media jamur tiram dapat
dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Komposisi bahan umum media jamur tiram (Agus et al. , 2004)
Bahan media Komposisi
Serbuk gergaji 100 kg
Bekatul 15 kg
Kapur ( CaCO3) 0,5 kg
Air bersih 45-50

C. CARA PEMBUATAN BAGLOG

1. Tabur serbuk gergaji diatas lantai lantai dan tebar hingga merata,
2. Kemudian Taburkan dedak atau katul atau jagung diatas hamparan serbuk gergaji, penaburan
harus menutupi hamparan serbuk gergaji agar merata.
3. Kemudian bahan-bahan lain kapur kalsit atau dolomit dilakukan sama seperti penaburan dedak
4. Proses selanjutnya aduk semua bahan-bahan diatas sampai benar-benar merata, setelah itu
siram dengan air larutan MOL / EM4
5. Kemudian aduk kembali sampai dapat dipastikan air tersebut benar-benar merata keseluruh
adukan bahan tersebut
6. Setelah proses pencampuran selesai kumpulkan semua adonan bahan-bahan tersebut hingga
menyerupai sebuah gunung kecil
7. Lalu tutupi permukaannya dengan terpal atau plastik,dalam proses ini terpal penutup harus
benar-benar menutupi seluruh permukaan adonan dan apit semua tepi terpal dengan batu atau
benda berat lainnya supaya air dan udara tidak dapat masuk, lakukan proses ini selama 24 jam ,
proses ini disebut (PENGOMPOSAN)

Berikutnya adalah Cara Memasukkan Media Jamur Kedalam Plastik :


Setelah proses pengomposan selesai selama kurang lebis 1-2 hari, lalu adonan tersebut siap
untuk di kemas kedalam plastik atau polybag Masukan media ke plastik dengan bantuan potongan
paralon hingga penuh kemudian padatkan, untuk ukuran plastik 18 cm x 35 cm berat rata - rata
berat 1,3 kg. Proses pemadatan bisa juga dengan alat pres manual otomatis atau bisa juga dengan
dipadatkan dengan tangan.

D. Sterilisasi Baglog
Proses Sterilisasi ini sangat menentukan hasil daripada pembuatan baglog. Karena sterilisasi
akan menentukan bisa atau tidak merambatnya miselium. Jika proses ini GAGAL maka proses
selanjutnya akan gagal semua.
Setelah proses pengatongan madia selesai :
1. Siapkan alat pemanas dan bahan bakar
2. Alat pengukus Bungker atau drum
3. Pastikan Bungker atau drum sudah terletak diatas tungku
4. Lalu isi Bungker atau drum dengan air bersih sebanyak kurang lebih 20 liter / 20 cm ketinggian
air supaya tidak terbakar.
5. Tata beglog yang akan disterilisasi kedalam Bungker atau drum dengan rapi sampai penuh
sesuai kapasitas Bungker atau drum
6. Kemudian tutup rapat permukaan Bungker atau drum dengan rapat,
7. Masukan atau siapkan bahan bakar ke tungku kemudian nyalakan api. untuk proses ini bisa
menggunakan beberapa macam bahan bakar, misalnya kayu bakar, serbuk kayu ataupun
kompor oli. Masing - masing mempunyai keunggulan dan kekurangan.
8. Lakukan pengukusan selama 8 jam dalam suhu 120c° (terhitung dari air mulai mendidih bukan
dari penyalaan api atau penataan baglog)
9. Setelah pengukusan atau sterilisasi selesai selama 8 jam, kemudian matikan api, angkat semua
baglog ,lalu biarkan sehingga baglog dingin, proses ini dinamakan (STERILISASI).

Anda mungkin juga menyukai