dengan memanfaat
manfaatkan Limbah Blotong Dikombinasi
dengan Cacing Tanah dan Trichoderma untuk
Kemandirian Pupuk Organik PTPN XI
Oleh
Sudi Bakhtiar
Hendro Subagyo
M. Hariyadi
Rifqi Hermawan
Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-
Nya sehingga team dapat menyelesaikan proposal ini dengan judul “ Pembuatan Pupuk
Organik Bunga Tanah dengan memanfaatkan Limbah Blotong Dikombinasi dengan
Cacing Tanah dan Trichoderma untuk Kemandirian Pupuk Organik PTPN XI ”.
Selanjutnya Tim Penulismengucapkanterimakasihatasdukungan, semangat, serta bimbingan
dari berbagai pihak, baik bersifat moril maupun materil.
Dengan keterbatasan yang kami miliki, tim penulis menyadari bahwa dalam
penulisan masih jauh dari sempurna, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dan bermanfaat. Harapan kami semoga penulisan ini dapat berguna bagi pembaca dalam
memberikan referensi.
Tim Penulis
1. LatarBelakang
Pabrik gula dalam proses pengolahan tebu menjadi gula menghasilkan limbah ampas
tebu atau biasa disebut blotong dengan jumlah 2,5 % dari bobot tebu tergiling (Nahdodin
(2008) . Blotong dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan bahan organic tanah karena
memiliki kandungan bahan organik, mineral, serat kasar, protein kasar, dan gula (Hamawi,
2005; dalam Leovici 2012). Pabrik Gula yang memiliki HGU atau TS yang luas, keberadaan
blotong dapat langsung dikirim ke kebun yang akan dibongkar untuk menambah bahan
organic tanah. Sedangkan pada pabrik gula yang tidak memiliki TS, keberadaan blotong
menjadi masalah, mengingat blotong memiliki karakteristik mudah terbakar dan bau
menyengat, sehingga harus dikelola dengan baik serta dijauhkan dari pemukiman warga.
2. Proses Ideasi
Puslit sukosari adalah bagian dari Unit Usaha Strategis yang bergerak dibidang
penelitian dan diversifikasi usaha non tebu. Salah satu produk diversifikasi usaha Puslit
sukosari adalah pupuk kompos. Awalnya puslit sukosari hanya memproduksi pupuk cascing,
tetapi setelah melihat adanya peluang ekonomis di limbah blothong, akhirnya puslit sukosari
melakukan inovasi untuk mendekomposisi blothong dengan memanfaatkan cacing tanah dan
agen hayati Trichoderma sp.
.Cacing Tanah berperan dalam menghancurkan bahan seresah daun dan ranting,
sebelum didekomposisi oleh mikroorganisme (Warsana,2009). SedangkanTrichoderma
adalah agen hayati yang memiliki peran memperbaiki lingkungan hidup tanaman dengan cara
bersimbiosis dengan akar tanaman sehingga berdampak positif terhadap pertumbuhan
tanaman. Koloni Trichoderma dapat masuk ke lapisan epidermis akar yang kemudian
menghasilkan atau melepaskan berbagai zat yang dapat merangsang pembentukan sistem
pertahanan tubuh di dalam tanaman sehingga jamur ini tidak bersifat patogen atau parasit
bagi tanaman inangnya (Howell, 2004 dalam Novandini, 2007). Affandi et Al (2001),
Menjelaskan Trichoderma tidak hanya berperan dalam proses dekomposisi senyawa yang
sulit terdegradasi seperti lignosellulose tetapi juga mampu sebagai pengendali agensia
penyakit fusarium pada tanaman.
3. Deskripsi Inovasi
Pengertian pengomposan limbah organik dapat ditinjau dari berbagai aspek, namun
dalam hal ini pengomposan merupakan proses dekomposisi yang dihubungkan dengan
kelestarian lingkungan dan produktivitas tanah. Dekomposisi limbah organik dalam
pengomposan ditujukan untuk menghasilkan suatu produk yang bernilai lebih tinggi. Hasil
proses dekomposisi biasanya berupa kompos atau humus yang sudah stabil.
Menurut Hsieh (1990) mengelompokkan hasil proses pengomposan ke dalam tiga
katagori:
a. Kompos belum matang ("immature compost"). Bahan basil pengomposan warna
dan bentuk bahan masih mudah diidentifikasi.
b. Kompos matang sebagian ("partly matured compost"). Bahan hasil pengomposan
warnanya kecoklatan, masih kelihatan bentuk aslinya serta tidak mudah
dihancurkan apabila digesekgesek dengan jari.
c. Kompos matang ("matured compost"). Apabila dipegang terasa lembab, lunak,
warna coklat pekat mendekati hitam.
F. Pupuk Kandang.
Pupuk kandang adalah pupuk hasil olahan kotoran hewan, biasanya hewan ternak
seperti sapi, kerbau, kambing, domba dan lain-lain yang diberikan pada lahan pertanian untuk
memperbaiki kesuburan dan struktur tanah. Pupuk kandang ini merupkan pupuk yang
lengkap. Kandungan pupuk kandang selain unsur hara yang melimpah juga mengandung
nitrogen (N), fospor (P) dan kalium (K) yang tinggi pula, dengan kadar persentase
Kandungan kadar air 24,21 %, nitrogen, 1,11 %, karbon organik 18,76 %, C/N ratio 1,62 %,
fospor 1,62 %, kalium 7,26 %.
Cara Pembuatan
Cara membuat pupuk organic Bunga Tanah harus memperhatikan beberapa hal
dibawah ini:
• Alat
1. Timbangan 3. Bak/wadah
2. Mesinpengaduk 4. Ayakanpasir
• Bahan
1. Blotong 4. ArangSekam
2. PupukKandang 5.Vinase
3. Kascing 6. Tricoderma
• Cara Pembuatan
1. Siapkan alat & bahan
2. Blotong diayak kemudian ditimbang
3. Timbang juga pupuk kandang, kascing, arang sekam
4. Sesuaikan vinase & tricoderma
5. Lalu masukkan semua bahan yang sudah ditimbang kedalam mesin pengaduk
6. Setelah itu ditengah pencampuran masukkan vinase
7. Tunggu semua bahan tercampur rata
8. Jika sudah tercampur semua turunkan pupuk dari mesin pengaduk
9. Pupuk Organik “Bunga Tanah” siap dikemas
Dari hasil analisa usaha tani pupuk kompos memiliki keuntungan per kg 310 rupiah atau 26
% dari modal yang dikeluarkan.
B.Technology Breakhtrough
Pupuk Bunga Tanah selain meningkatkan nilai ekonomis blothong, juga terbukti lebih
efisein dalam penyimpanan dan lebih cepat dalam pengaplikasian untuk menyuburkan tanah
dengan cara menambah bahan organic tanah dan mikroorganisme bermanfaat bagi tanaman.
C. Social Innovasion
Mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar, serta bersinergi
untuk menciptakan kemandirian pupuk organik
7. Potensi Pengembangan dan Keberlanjutan
Pupuk kompos blotong memiliki peluang yang bagus dalam keberlanjutan usaha,
dikarenakan tiap tahun limbah blothong sangat melimpah, selain itu PTPN XI memiliki HGU
yang perlu disuburkan kembali melalui pupuk organik. Pupuk bunga tanah juga dapat
diaplikasikan oleh tanaman non tebu, seperti tanaman hias, tanaman buah dan tanaman
sayuran.
Dari hasil Penelitian Puslit Sukosari Lumajang secara mandiri, dengan 4 perlakuan
kompos bunga tanah 20%, 30%, 40% dan 50%. Menunjukkan hasil beda nyata pada jumlah
daun dan tinggi batang pada perlakuan kompos bunga tanah 50%.
Tabel 1 HasilPengamatanTinggiTanamandanJumlahDaun
Gambar 1 Hasil penelitian mandiri Puslit Sukosari kiri kekanan 50%,40%,30% dan 20%
8 Infografis Inovasi
Setiap tahun pabrik gula dalam proses giling menghasilkan produk sampingan berupa
blotong. Blotong memiliki sifat mudah terbakar dan bau menyengat, tetapi memiliki sisi
positif yaitu memiliki kandungan bahan organik tinggi, sehingga dapat menjadi peluang
usaha dengan cara dikomposkan. Blotong memiliki serat dan protein kasar sehingga untuk
membuat menjadi kompos perlu didekomposisikan terlebih dahulu, menggunakan cacing
tanah dan trichoderma. Dari hasil penelitian pupuk kompos bunga tanah 50 persen pada
media tanam terbukti memiliki keunggulan terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman rosella,
dibandingkan aplikasi 40%, 30% dan 20%
9. Lampiran
A. Pelatihan pembuatan pupuk kompos bunga tanah kepada masyarakat
B. Pembuatan Pupuk Kompos Bunga Tanah
Widarti, Peni.2021. PTPN XI Giling 3,8 Juta Ton Tebu pada Musim Giling
2020 https://surabaya.bisnis.com/read/20201119/532/1319872/ptpn-xi-
giling-38-juta-ton-tebu-pada-musim-giling-2020. Diakses 10/03/2021
Hsieh, S.c. and C.E. Hsieh. 1990. The use oforganic matter in crop production. ASPAC Food
and Fertilizer Technology Center. Extension Bulletin No. 315:1-18.
Nahdodin, S. H., I. Ismail, dan J. Rusmanto. 2008. Kiat Mengatasi Kelangkaan Pupuk
untukMempertahankan Produktivitas Tebu dan Produksi Gula Nasional
Novandini, A. 2007. Eksudat akar sebagai nutrisi Trichoderma harzianum DT38 serta
aplikasinya terhadap pertumbuhan tanaman tomat. Skripsi. Program Studi Biokimia.
Fakultas MIPA. IPB. Bogor (tidak dipublikasikan).