Anda di halaman 1dari 15

Pembuatan Pupuk Organik Bunga Tanah

dengan memanfaat
manfaatkan Limbah Blotong Dikombinasi
dengan Cacing Tanah dan Trichoderma untuk
Kemandirian Pupuk Organik PTPN XI

Oleh

Sudi Bakhtiar

Hendro Subagyo

Puji Suryo Dharu

M. Hariyadi

Rifqi Hermawan

Puslit Sukosari Lumajang


Unit Usaha Strategis PTPN XI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-
Nya sehingga team dapat menyelesaikan proposal ini dengan judul “ Pembuatan Pupuk
Organik Bunga Tanah dengan memanfaatkan Limbah Blotong Dikombinasi dengan
Cacing Tanah dan Trichoderma untuk Kemandirian Pupuk Organik PTPN XI ”.
Selanjutnya Tim Penulismengucapkanterimakasihatasdukungan, semangat, serta bimbingan
dari berbagai pihak, baik bersifat moril maupun materil.
Dengan keterbatasan yang kami miliki, tim penulis menyadari bahwa dalam
penulisan masih jauh dari sempurna, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dan bermanfaat. Harapan kami semoga penulisan ini dapat berguna bagi pembaca dalam
memberikan referensi.

Lumajang, 10 Maret 2021

Tim Penulis
1. LatarBelakang

Pabrik gula dalam proses pengolahan tebu menjadi gula menghasilkan limbah ampas
tebu atau biasa disebut blotong dengan jumlah 2,5 % dari bobot tebu tergiling (Nahdodin
(2008) . Blotong dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan bahan organic tanah karena
memiliki kandungan bahan organik, mineral, serat kasar, protein kasar, dan gula (Hamawi,
2005; dalam Leovici 2012). Pabrik Gula yang memiliki HGU atau TS yang luas, keberadaan
blotong dapat langsung dikirim ke kebun yang akan dibongkar untuk menambah bahan
organic tanah. Sedangkan pada pabrik gula yang tidak memiliki TS, keberadaan blotong
menjadi masalah, mengingat blotong memiliki karakteristik mudah terbakar dan bau
menyengat, sehingga harus dikelola dengan baik serta dijauhkan dari pemukiman warga.

2. Proses Ideasi
Puslit sukosari adalah bagian dari Unit Usaha Strategis yang bergerak dibidang
penelitian dan diversifikasi usaha non tebu. Salah satu produk diversifikasi usaha Puslit
sukosari adalah pupuk kompos. Awalnya puslit sukosari hanya memproduksi pupuk cascing,
tetapi setelah melihat adanya peluang ekonomis di limbah blothong, akhirnya puslit sukosari
melakukan inovasi untuk mendekomposisi blothong dengan memanfaatkan cacing tanah dan
agen hayati Trichoderma sp.
.Cacing Tanah berperan dalam menghancurkan bahan seresah daun dan ranting,
sebelum didekomposisi oleh mikroorganisme (Warsana,2009). SedangkanTrichoderma
adalah agen hayati yang memiliki peran memperbaiki lingkungan hidup tanaman dengan cara
bersimbiosis dengan akar tanaman sehingga berdampak positif terhadap pertumbuhan
tanaman. Koloni Trichoderma dapat masuk ke lapisan epidermis akar yang kemudian
menghasilkan atau melepaskan berbagai zat yang dapat merangsang pembentukan sistem
pertahanan tubuh di dalam tanaman sehingga jamur ini tidak bersifat patogen atau parasit
bagi tanaman inangnya (Howell, 2004 dalam Novandini, 2007). Affandi et Al (2001),
Menjelaskan Trichoderma tidak hanya berperan dalam proses dekomposisi senyawa yang
sulit terdegradasi seperti lignosellulose tetapi juga mampu sebagai pengendali agensia
penyakit fusarium pada tanaman.
3. Deskripsi Inovasi

Pengertian pengomposan limbah organik dapat ditinjau dari berbagai aspek, namun
dalam hal ini pengomposan merupakan proses dekomposisi yang dihubungkan dengan
kelestarian lingkungan dan produktivitas tanah. Dekomposisi limbah organik dalam
pengomposan ditujukan untuk menghasilkan suatu produk yang bernilai lebih tinggi. Hasil
proses dekomposisi biasanya berupa kompos atau humus yang sudah stabil.
Menurut Hsieh (1990) mengelompokkan hasil proses pengomposan ke dalam tiga
katagori:
a. Kompos belum matang ("immature compost"). Bahan basil pengomposan warna
dan bentuk bahan masih mudah diidentifikasi.
b. Kompos matang sebagian ("partly matured compost"). Bahan hasil pengomposan
warnanya kecoklatan, masih kelihatan bentuk aslinya serta tidak mudah
dihancurkan apabila digesekgesek dengan jari.
c. Kompos matang ("matured compost"). Apabila dipegang terasa lembab, lunak,
warna coklat pekat mendekati hitam.

4. Proyeksi Penerapan dan Resiko Penerapan


PTPN XI memiliki 13 Pabrik Gula dengan jumlah tebu tergiling total 3.8 juta ton tebu
(Widarti ,2021) sehingga menghasilkan blothong kurang lebih 95 ribu ton. Blotong yang
berlimpah apabila diolah dengan benar akan meningkat nilai ekonomis bagi perusahaan,
karena didalam blotong terkandung bahan organik yang tinggi yang mmpu menyuburkan
tanah. Salah satu upaya efektif yang dilakukan Puslit sukosari untuk meningkatkan nilai
ekonomis adalah dengan cara pengomposan menggunakan media cacing tanah dan
trichoderma. Namun dalam pelaksaannya terdapat berbagai resiko salah satunya,
membutuhkan ruang yang luas mengingat produksi blotong melimpah pada musim giling,
selain itu strategi pemasaran juga perlu dipertimbangkan agar mampu diserap pasar secara
efektif.

5. Kreatifitas Durasi Inovasi dan Kebutuhan Sumber Daya


Salah Satu keunggulan Penggunaan Cacing Tanah pada blothong adalah mempercepat
proses dekomposisi karena blotong memiliki serat kasar, protein kasar yang mana
membutuhkan waktu yang lama untuk terdekomposisi secara alami, sedangkan Trichoderma
berfungsi sebagai agen hayati yang mencegah pathogen berkembang dengan cara kompetisi
ruang.
Adapun Kebutuhan Sumber daya menurut Standart Operasional Prosedur (SOP)
dekomposer bahan organik (Bunga Tanah) adalah:
A. Kascing.
Kascing adalah tanah bekas pemeliharaan cacing merupakan produk sampingan dari
budidaya cacing tanah yang berupa pupuk organik sangat cocok untuk pertumbuhan
tanaman karena dapat meningkatkan kesuburan tanah. Bahan utama kascing adalah blotong
limbah pabrik gula. Kascing berdasarkan hasil uji di Laboratorium Fisika dan Kimia Tanah
Puslit Sukosari PTPN XI memiliki kandungan pH H₂O 7.4, BO 30.43 %, C-organik17.65
%, N 1.42%, P₂O₅ 1.79 ppm, K₂O 1.25 ppm, KTK 71.95 Cmol(+)Kg.
B. Arang Sekam.
Arang Sekam Adalah limbah pertanian yang memiliki sifat porous, ringan, tidak
kotor, sehingga dapat menahan air. Penggunaan arang sekam cukup meluas dalam budidaya
tanaman hias ataupun sayuran. Arang sekam digunakan sebagai media tanam hidroponik
dan campuran media tanam berbasis tanah. Arang sekam adalah media tanam yang baik
karena memiliki kandungan SiO2 52% dan unsur C 31% serta komposisi lainnya seperti
Fe2O3,K2O,MgO,CaO,MnO dan Cu dalam jumlah yang sangat sedikit. Unsur hara pada
arang sekam antara lain nitrogen (N) 0,32%, phosphat (P), 0,15%, kalium (K) 0,31%,
calsium (Ca) 0,96%, Fe 180 ppm, Mn 80.4 ppm, Zn 14.10 ppm dan Ph 8,5-9,0.
C. Vinase.
Vinase dalah limbah cair utama industri bioetanol yang memiliki karakteristik
berwarna hitam, berbau, memiliki keasaman yang tinggi, bersifat korosif serta memiliki
daya pencemaran yang tinggi apabila di buang ke sungai. Spesifikasi vinasse sebagai pupuk
hayati cair pada intinya sebagai pembenah tanah. Kandungan mikroba pada pupuk akan
bekerja sebagai penambat N dan pelarut P dalam tanah. Ragam mikroba antara
lain Azospirilum sp., Azetobacter sp., Bacillus sp., Pseudomonas sp.
D. Blotong.
Adalah limbah padat yang dihasilkan dari stasiun pemurnian dengan mekanisme
pemisahan nira jernih pada vacuum filter dengan nira kotor yang terdapat pada door clarifier,
yang telah diberi bahan-bahan tambahan. Teknologi yang digunakan dalam mengolah limbah
blotong yaitu teknologi digestion. Proses digestion dapat berjalan secara optimal, efektif dan
efisien dengan memperhatikan kandungan C/N ratio, suhu, Ph, dan faktor pendukung lainnya.
E. Tricoderma.
Trichoderma sp. Adalah jamur yang paling umum dijumpai dalam tanah khususnya
tanah dengan kandungan bahan organic yang tinggi. Jamur Trichoderma mempunyai ciri
morfologi koloni berwarna hijau muda sampai hijau tua, Tricoderma sp akan tumbuh
dengan baik jika lingkungan menguntungkan. Tricoderma termasuk jenis jamur tanah
sehingga sangat mudah didapatkan diberbagai macam tanah, di permukaan akar dan dapat
juga diisolasi dari kayu busuk atau seresah.

F. Pupuk Kandang.
Pupuk kandang adalah pupuk hasil olahan kotoran hewan, biasanya hewan ternak
seperti sapi, kerbau, kambing, domba dan lain-lain yang diberikan pada lahan pertanian untuk
memperbaiki kesuburan dan struktur tanah. Pupuk kandang ini merupkan pupuk yang
lengkap. Kandungan pupuk kandang selain unsur hara yang melimpah juga mengandung
nitrogen (N), fospor (P) dan kalium (K) yang tinggi pula, dengan kadar persentase
Kandungan kadar air 24,21 %, nitrogen, 1,11 %, karbon organik 18,76 %, C/N ratio 1,62 %,
fospor 1,62 %, kalium 7,26 %.

Cara Pembuatan
Cara membuat pupuk organic Bunga Tanah harus memperhatikan beberapa hal
dibawah ini:
• Alat
1. Timbangan 3. Bak/wadah
2. Mesinpengaduk 4. Ayakanpasir
• Bahan
1. Blotong 4. ArangSekam
2. PupukKandang 5.Vinase
3. Kascing 6. Tricoderma
• Cara Pembuatan
1. Siapkan alat & bahan
2. Blotong diayak kemudian ditimbang
3. Timbang juga pupuk kandang, kascing, arang sekam
4. Sesuaikan vinase & tricoderma
5. Lalu masukkan semua bahan yang sudah ditimbang kedalam mesin pengaduk
6. Setelah itu ditengah pencampuran masukkan vinase
7. Tunggu semua bahan tercampur rata
8. Jika sudah tercampur semua turunkan pupuk dari mesin pengaduk
9. Pupuk Organik “Bunga Tanah” siap dikemas

6. Dampak Terhadap Profitabilitas dan Operasional


A Business Strategy
Keberadaan Pupuk Kompos Bunga Tanah dapat menjadi penghasilan tambahan diluar
core utama gula dengan rincian analisa usaha tani sebagai berikut
HPP per Sak @9 kg
Bahan Harga Satuan
Komposisi HPP
Arang sekam Rp/Kg 3000 0.5 1,500
Blotong Crusher Rp/Kg 290 7 2,030
Kascing Rp/Kg 1250 1 1,250
Pupuk Kandang Rp/Kg 100 1 100
Vinkro Rp/liter 100 1 100
Kemasan 1370 1 1,370
Trichoderma 1000 1 1,000
Tenaga Rp/kg 200 9 1,800
BBM Rp/Kg 65 9 585
Harga per sak 9 kg 9,735
Harga per kg 1,082
PPN 10% 108
HPP (per sak) include PPN 1,190
Harga jual include PPN 1,500
Margin Plus 310
% Margin 26.07

Dari hasil analisa usaha tani pupuk kompos memiliki keuntungan per kg 310 rupiah atau 26
% dari modal yang dikeluarkan.
B.Technology Breakhtrough
Pupuk Bunga Tanah selain meningkatkan nilai ekonomis blothong, juga terbukti lebih
efisein dalam penyimpanan dan lebih cepat dalam pengaplikasian untuk menyuburkan tanah
dengan cara menambah bahan organic tanah dan mikroorganisme bermanfaat bagi tanaman.
C. Social Innovasion
Mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar, serta bersinergi
untuk menciptakan kemandirian pupuk organik
7. Potensi Pengembangan dan Keberlanjutan
Pupuk kompos blotong memiliki peluang yang bagus dalam keberlanjutan usaha,
dikarenakan tiap tahun limbah blothong sangat melimpah, selain itu PTPN XI memiliki HGU
yang perlu disuburkan kembali melalui pupuk organik. Pupuk bunga tanah juga dapat
diaplikasikan oleh tanaman non tebu, seperti tanaman hias, tanaman buah dan tanaman
sayuran.
Dari hasil Penelitian Puslit Sukosari Lumajang secara mandiri, dengan 4 perlakuan
kompos bunga tanah 20%, 30%, 40% dan 50%. Menunjukkan hasil beda nyata pada jumlah
daun dan tinggi batang pada perlakuan kompos bunga tanah 50%.

Tabel 1 HasilPengamatanTinggiTanamandanJumlahDaun

Gambar 1 Hasil penelitian mandiri Puslit Sukosari kiri kekanan 50%,40%,30% dan 20%
8 Infografis Inovasi
Setiap tahun pabrik gula dalam proses giling menghasilkan produk sampingan berupa
blotong. Blotong memiliki sifat mudah terbakar dan bau menyengat, tetapi memiliki sisi
positif yaitu memiliki kandungan bahan organik tinggi, sehingga dapat menjadi peluang
usaha dengan cara dikomposkan. Blotong memiliki serat dan protein kasar sehingga untuk
membuat menjadi kompos perlu didekomposisikan terlebih dahulu, menggunakan cacing
tanah dan trichoderma. Dari hasil penelitian pupuk kompos bunga tanah 50 persen pada
media tanam terbukti memiliki keunggulan terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman rosella,
dibandingkan aplikasi 40%, 30% dan 20%
9. Lampiran
A. Pelatihan pembuatan pupuk kompos bunga tanah kepada masyarakat
B. Pembuatan Pupuk Kompos Bunga Tanah

Blothong Diayak dan Ditimbang

Dicampur Pupuk Kandang,


Kascing, Arang Sekam dan
Ditimbang

Kemudian bahan dimasukkan


mesin pengaduk
.
dan ditambahi
vinase
Pupuk Bunga Tanah jadi dan siap dipasarkan
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, M., Ni’matuzahroh., and Supriyanto , A. (2001). Diversitas dan visualisasi karakter
jamur yang berasosiasi dengan proses degradasi serasah di lingkungan
mangrove.[Online]. Tersedia: http://www.journal.unair.ac.id diakses 8 Maret 2021.

Widarti, Peni.2021. PTPN XI Giling 3,8 Juta Ton Tebu pada Musim Giling
2020 https://surabaya.bisnis.com/read/20201119/532/1319872/ptpn-xi-
giling-38-juta-ton-tebu-pada-musim-giling-2020. Diakses 10/03/2021

Anindita, D.C., S.Winarsih., H.T.Sebayayang, dan S.Y.Tyasmoro. 2017. Pertumbuhan Bibit


Satu Mata Tunas Yang Berasal Dari Nomor Mata Tunas Berbeda Pada Tanaman
Tebu ( Saccaharum Officinarum L. ) Varietas Bululawang Dan PS862. Produksi
Tanaman, 5(3): 451-459.

Hsieh, S.c. and C.E. Hsieh. 1990. The use oforganic matter in crop production. ASPAC Food
and Fertilizer Technology Center. Extension Bulletin No. 315:1-18.

Leovici, H. 2012. PEMANFAATAN BLOTONG PADA BUDIDAYA TEBU (Saccharum


officinarum L.) DI LAHAN KERING. Makalah seminar Umum FP
UGM.Yogyakarta.

Nahdodin, S. H., I. Ismail, dan J. Rusmanto. 2008. Kiat Mengatasi Kelangkaan Pupuk
untukMempertahankan Produktivitas Tebu dan Produksi Gula Nasional

Novandini, A. 2007. Eksudat akar sebagai nutrisi Trichoderma harzianum DT38 serta
aplikasinya terhadap pertumbuhan tanaman tomat. Skripsi. Program Studi Biokimia.
Fakultas MIPA. IPB. Bogor (tidak dipublikasikan).

Warsana, 2009. Kompos Cacing Tanah [online] tersedia


http://www.litbang.pertanian.go.id/artikel/231/pdf/Kompos%20Cacing%20Tanah%20
(CASTING).pdfhttp://www.litbang.pertanian.go.id/artikel/231/pdfdiakses 10/3/2021

Anda mungkin juga menyukai