Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 4 (Proses Biologi)

Orlan Rocky Prianda (16)


Puguh Nur Ibrahim (17)
R. Mokh. Zaki abdilah (18)
Rafly Resky Alvian Rahmadani (19)
Rega Ramadani (20)

PEMANFAATAN AMPAS TEBU SEBAGAI BIOBRIKET

A. Pengertian Ampas Tebu


Ampas tebu adalah bahan sisa berserat dari batang tebu yang telah mengalami ekstraksi
niranya pada industri pengolahan gula pasir. Ampas tebu juga dapat dikatakan sebagai produk
pendamping, karena ampas tebu sebagian besar dipakai langsung oleh pabrik gula sebagai
bahan bakar ketel untuk menghasilkan energi yang diperlukan selama proses produksi
pembuatan gula, yaitu sekitar 10,2 juta ton per tahun (97,4% produksi ampas). Ampas tebu
merupakan sisa dari bagian batang tebu dalam proses ekstraksi tebu yang memiliki kadar air
berkisar 46−52%, kadar serat 43−52% dan padatan terlarut sekitar 2−6%.
Berdasarkan data dari Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI), ampas tebu yang
dihasilkan sebanyak 32% dari berat tebu yang digiling. Dari jumlah tersebut, 60%-nya
digunakan untuk bahan bakar ketel. Selain dimanfaatkan sebagai bahan bakar pabrik, dapat
juga dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk serat dan partikel untuk papan, plastik dan kertas
serta media untuk budidaya pertumbuhan jamur merang. Selain itu, ampas tebu juga dapat
dimanfaatkan untuk pembuatan etanol dan bahan penyerap (adsorben) zat warna.
B. Karakteristik Ampas Tebu
Tebu (Saccharum officinarum) adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula.
Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis
rumput-rumputan. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih
1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatra (Anonim,
2007e). Ampas tebu adalah hasil samping dari proses ekstraksi (pemerahan) cairan tebu.
Ampas tebu banyak dihasilkan pabrik gula. Husin (2007) menambahkan, berdasarkan data
dari Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) ampas tebu yang dihasilkan
sebanyak 32% dari berat tebu giling. Pembuangan ampas tebu tanpa pengolahan secara tepat
akan mengakibatkan pencemaran yang berkepanjangan. Ampas tebu sebagian besar
mengandung ligno-cellulose. Menurut Husin (2007) hasil analisis serat bagas adalah seperti
dalam Tabel 2. Berikut
Tabel 1. Komposisi kimia ampas tebu

Kandungan Kadar (%)


Abu 3,82
Lignin 22,09
Selulosa 37,65
Sari 1,81
Pentosan 27,97
SiO2 3,01

Sebagai bahan bakar jumlah ampas dari stasiun gilingan adalah sekitar 30 % berat tebu
dengan kadar air sekitar 50 %. Berdasarkan bahan kering, ampas tebu adalah terdiri
dariunsur C (carbon) 47 %, H (Hydrogen) 6,5 %, O (Oxygen) 44 % dan Ash (abu) 2,5 %.
Menurut rumus Pritzelwitz (Hugot, 1986) tiap kilogram ampas dengan kandungan gula
sekitar 2,5 % akan memiliki kalor sebesar 1825 kkal. Nilai bakar tersebut akan meningkat
dengan menurunnya kadar air dan gula dalam ampas. Pada umumnya, pabrik gula di
Indonesia memanfaatkan ampas tebu sebagai bahan bakar bagi pabrik yang bersangkutan,
setelah ampas tebu tersebut mengalami pengeringan. Disamping untuk bahan bakar, ampas
tebu juga banyak digunakan sebagai bahan baku pada industri kertas, particleboard,
fibreboard, dan lain-lain (Indriani dan Sumiarsih, 1992). Kelebihan ampas Ampas mudah
terbakar karena didalamnya terkandung air, gula, serat dan mikroba, sehingga bila tertumpuk
akan terfermentasi dan melepaskan panas. Briket dari ampas tebu akan lebih terjamin sebab
bersifat renewable (mudah diperbaharui).
C. Pengaplikasian / Pemanfaatan Ampas Tebu sebagai biobriket
Briket adalah gumpalan yang terbuat dari bahan lunak yang dikeraskan. Briket
merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang memiliki prospek bagus untuk
dikembangkan. Karena, selain dari proses pembuatannya yang mudah, ketersediaan bahan
bakunya juga mudah didapat. Beranjak dari kondisi tersebut, peneliti berupaya membuat
arang briket dengan kombinasi bahan arang tempurung kelapa dan ampas tebu. Untuk
mengetahui kualitas yang baik pada arang briket yang dihasilkan dapat dilihat dari hasil
pengujian kimia meliputi kadar air, kadar abu dan kadar zat menguap sedangkan pengujian
fisik dengan pengujian indrawi terhadap tekstur, warna dan lama pembakaran.
Biobriket merupakan sumber alternatif yang berupa bahan bakar padat, bahannya
berasal dari biomassa, contohnya: ampas tebu, sekam padi, jerami, dll. Dengan pemanfaatan
menjadi biobriket maka produk biobriket yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan
energi alternatif pengganti briket batu bara diketahui berasal dari sumber alam yang tidak
dapat diperbaharui (Subroto,2006), baik pada skala rumah tangga ataupun industri kecil.
Dengan pemanfaatan ini, maka pemakaian bahan bakar yang selama ini dari sumber bahan
bakar fosil yang bersifat tidak dapat diperbaharui dapat direduksi.
 Manfaat penggunaan biobriket antara lain
1. Pengasapan ikan
2. Bahan bakar proses pengeringan karet alam
3. Sebagai pengganti bahan bakar dari fosil seperti minyak tanah, gas Elpiji
4. Untuk memasak
5. Briket digunakan sebagai pengganti kayu bakar, yang tingkat konsumsinya
membahayakan ekologi hutan.

Anda mungkin juga menyukai