Sebagai bahan bakar jumlah ampas dari stasiun gilingan adalah sekitar 30 % berat tebu
dengan kadar air sekitar 50 %. Berdasarkan bahan kering, ampas tebu adalah terdiri
dariunsur C (carbon) 47 %, H (Hydrogen) 6,5 %, O (Oxygen) 44 % dan Ash (abu) 2,5 %.
Menurut rumus Pritzelwitz (Hugot, 1986) tiap kilogram ampas dengan kandungan gula
sekitar 2,5 % akan memiliki kalor sebesar 1825 kkal. Nilai bakar tersebut akan meningkat
dengan menurunnya kadar air dan gula dalam ampas. Pada umumnya, pabrik gula di
Indonesia memanfaatkan ampas tebu sebagai bahan bakar bagi pabrik yang bersangkutan,
setelah ampas tebu tersebut mengalami pengeringan. Disamping untuk bahan bakar, ampas
tebu juga banyak digunakan sebagai bahan baku pada industri kertas, particleboard,
fibreboard, dan lain-lain (Indriani dan Sumiarsih, 1992). Kelebihan ampas Ampas mudah
terbakar karena didalamnya terkandung air, gula, serat dan mikroba, sehingga bila tertumpuk
akan terfermentasi dan melepaskan panas. Briket dari ampas tebu akan lebih terjamin sebab
bersifat renewable (mudah diperbaharui).
C. Pengaplikasian / Pemanfaatan Ampas Tebu sebagai biobriket
Briket adalah gumpalan yang terbuat dari bahan lunak yang dikeraskan. Briket
merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang memiliki prospek bagus untuk
dikembangkan. Karena, selain dari proses pembuatannya yang mudah, ketersediaan bahan
bakunya juga mudah didapat. Beranjak dari kondisi tersebut, peneliti berupaya membuat
arang briket dengan kombinasi bahan arang tempurung kelapa dan ampas tebu. Untuk
mengetahui kualitas yang baik pada arang briket yang dihasilkan dapat dilihat dari hasil
pengujian kimia meliputi kadar air, kadar abu dan kadar zat menguap sedangkan pengujian
fisik dengan pengujian indrawi terhadap tekstur, warna dan lama pembakaran.
Biobriket merupakan sumber alternatif yang berupa bahan bakar padat, bahannya
berasal dari biomassa, contohnya: ampas tebu, sekam padi, jerami, dll. Dengan pemanfaatan
menjadi biobriket maka produk biobriket yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan
energi alternatif pengganti briket batu bara diketahui berasal dari sumber alam yang tidak
dapat diperbaharui (Subroto,2006), baik pada skala rumah tangga ataupun industri kecil.
Dengan pemanfaatan ini, maka pemakaian bahan bakar yang selama ini dari sumber bahan
bakar fosil yang bersifat tidak dapat diperbaharui dapat direduksi.
Manfaat penggunaan biobriket antara lain
1. Pengasapan ikan
2. Bahan bakar proses pengeringan karet alam
3. Sebagai pengganti bahan bakar dari fosil seperti minyak tanah, gas Elpiji
4. Untuk memasak
5. Briket digunakan sebagai pengganti kayu bakar, yang tingkat konsumsinya
membahayakan ekologi hutan.