Disusun Oleh:
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
PENGOMPOSAN LIMBAH PADAT
Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari dekomposisi secara aerob
maupun anaerob kotoran ternak (sapi, ayam, babi, kambing, kuda, kelinci dll). Kotoran ternak
padat (feces) yang bercampur sisa makanan, dan kotoran ternak cair dalam bentuk air kencing
(urine) dapat diolah menjadi pupuk organik. Namun ke dua bahan baku tersebut harus
diproses secara aerob atau anaerob untuk menjadi pupuk yang memenuhi standar mutu,
kompos adalah pupuk organik padat sedangkan biourine adalah pupuk organik cair. Pada
budidaya tanaman pangan petani lebih sering memergunakan pupuk kompos dari pada
biourine dan pupuk organik cair lainnya.
Bahan kompos dengan kadar air 60% memiliki karakteristik akan terasa basah jika
diremas tetapi air tidak sampai menetes. Penggunaan pupuk organik sangat efektif bagi
mikroorganisme dalam menyerap N2 untuk peningkatan kesuburan tanah. Kompos juga dapat
meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit serta menurunkan ketersediaan logam-
logam berat.
Kandungan N, P dan K dari beberapa jenis kompos (Sutanto, 2002).
Jerami Padi
Hasil limbah budidaya padi yang berupa jerami memiliki potensi ± 1,4
kali dari total hasil panen gabah. Untuk setiap hasil panen gabah kering giling
(GKG) 6 ton per ha diperkirakan menghasilkan 8,4 ton jerami. Apabila
jerami padi dijadikan bahan baku utama untuk proses pengomposan akan
menghasilkan kompos sebanyak 60% dari bahan baku awal. Dengan kata lain
kesetaraan pupuk yang dihasilkan oleh satu ha sawah adalah : 208,15 kg urea,
29,23 kg SP36, 449,42 KCl atau total 686,80 NPK dari kompos jerami
padinya.
Menurut beberapa hasil penelitian, kompos jerami padi mengandung:
rasio C/N = 18,88, karbon ( C = 35,11%, nitrogen ( N ) = 1,86%, P2O5 =
0,21%, K2O = 5,35%, dan pada kadar air 55% dasar basaah (d.b). Hara N
sebesar 49 kg setara dengan 106,5 kg UREA atau 233,3 pupuk ZA. Hara P 2O5
sebesar 16 kg setara dengan 44,44 kg SP-36/TS-36 atau 88,88 SP-18. Hara
K2O sebesar 145 kg setara dengan 241,6 kg KCL(60).
Sekam Padi
Dari proses penggilingan padi, akan diperoleh sekam sekitar 20-30%
dari bobot gabah. Komposisi kimia sekam padi menurut Suharno (1979):
Kadar air : 9,02%
Protein kasar : 3,03%
Lemak : 1,18%
Serat Kasar : 35,68%
Abu : 17,17%
Karbohidrat dasar : 33,71
Komposisi kimia sekam padi menurut DTC-IPB:
Karbon : 1,33%
Hidrogen : 1,54%
Oksigen : 33,64%
Silika : 16,98%
Menurut Suharno (1979), sekam padi memiliki kandungan kadar air 9.02%,
protein 3.03%, lemak 1.18%, serat 35.68%, abu 17.17%, karbohidrat 33.71%.
Rumput
Kandungan air rumput berada pada rentangan kering sampai sedang..
Menurut Okaraonve dan Ikewuchi (2009) kandungan yang terdapat pada
rumput gajah adalah kadar air 89.0%, abu 2.00%, protein kasar 2.97%, lemak
1,63%, karbohidrat 3.40%, serat kasar 1.00%. pada proses pengomposan,
rumput gajah memiliki peranan sebagai sumber kadungan N dan juga
membantu proses pengomposan lebih cepat karena adanya rongga udara
Serbuk Kayu
Serbuk kayu adalah kayu halus yang memiliki ukuran kecil yang
dihasilkan dari proses pemotongan kayu. Secara umum serbuk kayu
mengandung selulosa, hemiselulosa, lignin, pentosan. Menurut Haygreen
(1996), sebuk kayu albesia memiliki kandungan selulosa sebesar 48.33% dan
lignin sebesar 27.28%. sedangkan menurut Abdurahim, et al.,(1981), kayu jati
memiliki kandungan selulosa sebesar 47.5%, lignin sebesar 29.9% dan pentose
sebesar 14.4%.
B. Standar proses pengomposan limbah padat
1. Proses Pengomposan Secara Aerob
Kecepatan pengomposan tergantung pada sifat fisik dan kimia bahan organik yang
dikomposkan, mikrorganisme yang berperan dalam dekomposisi dan kondisi lingkungan
untuk proses.