IRIGASI TETES
Oleh :
Nim : 1910531047
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Irigasi tetes atau yang sering disebut dengan Trickle Irrigation atau Drip Irrigation
merupakan cara pemberian air dengan jalan meneteskan air melalui pipa-pipa secara setempat
di sekitar tanaman atau sepanjang larikan tanaman. Jaringan irigasi tetes terdiri dari pipa utama,
pipa sub utama dan pipa lateral. Pada ujung pipa lateral terdapat pemancar (emitter) yang
digunakan untuk mendistribusikan air secara merata pada tanaman sesuai kebutuhan (Fitriana
dkk, 2015). Pemancar diletakkan di dekat perakaran yang mengeluarkan air hanya beberapa
liter per jam. Dari pemancar, air menyebar secara menyamping dan tegak oleh gaya kapiler
tanah yang diperbesar pada arah gerakan vertikal oleh gravitasi. Daerah yang dibatasi oleh
pemancar tergantung kepada besarnya aliran, jenis tanah, kelembaban tanah, dan permeabilitas
tanah vertikal dan horizontal (Hansen dkk,1986).
Prinsip dasar irigasi tetes adalah memompa air dan mengalirkannya ke tanaman dengan
perantaraan pipa-pipa yang dibocorkan yang tergantung jarak antar tanaman. Penyiraman
dengan sistem ini biasanya dilakukan dua kali sehari pagi dan petang selama 10 menit. Sistem
tekanan air rendah ini menyampaikan air secara lambat dan akurat pada akarakar tanaman, tetes
demi tetes.
Secara teoritis efisiensi irigasi tetes relatif lebih tinggi dari irigasi yang lain, karena
sistem irigasi tetes hanya memberikan air pada daerah perakaran, sehingga mengurangi
kehilangan air irigasi pada bagian lahan yang tidak efektif untuk pertumbuhan tanaman. Namun
demikian dalam aplikasinya di lapangan, nilai efisiensi irigasi tetes yang relatif tinggi ini dapat
tercapai bila memenuhi dua persyaratan (Prastowo dan Liyantono, 2002), yaitu :
1. Jaringan irigasi tetes yang dibangun dapat memberikan air secara seragam.
2. Pengoperasian jaringan irigasi dilakukan dengan jadwal yang tepat.
1. Jaringan pipa
2. Kran Pengatur Debit
3. Unit Penetes (emitter)
4. Manometer Air
5. Gelas Ukur
6. Penampung Air (Kolektor)
7. Stopwatch
3.3. Cara kerja
Prosedur pada praktikum irigasi tetes adalah :
1. Siapkan alatdan bahan.
2. Pipa lateral diletakkan pada permukaan tanah.
3. Tiap emitter dipasang dengan kedalaman yang sudah ditentukan pada tiap kelompok.
4. Pipa lateral disambungkan dengan selang dari pompa.
5. Siapkan catch can (kolektor/ penampung) pada setiap emitter.
6. Pastikan emitter tegak lurus pada catch can.
7. Pompa/keran dinyalakan.
8. Air dialirkan melalui lateral dengan variasi tekanan kerja(75 dan 150cm-air) yang
diatu rdengan kran pengatur debit.
9. Tunggu air mengalir pada catch can (kolektor/ penampung) selama waktu yang telah
ditentukan tiap kelompoknya (10 menit)
10. Pompa/keran dimatikan.
11. Volume pada tiap catch can (kolektor/ penampung) dihitung diukur dengan gelas
ukur.
12. Hasil dicatat.
13. Cara kerja no. 6 s.d.12 diulangi untuk tinggi tekanan kerja75 dan 150cm-air
(Percobaan dilakuka nuntuk dua variasi kedalaman putaran pengatur debit) Masing-
masing 3x ulangan pada tiap variasi tinggi tekanan kerja.
4.1. Hasil
1 43 38 47 42.6666667
2 48 34 42 41.3333333
3 36 24 40 33. 3333333
4 49 37 35 40.3333333
5 30 41 37 36
6 32 25 32 29.6666667
7 37 28 30 31.6666667
8 35 32 34 33.6666667
9 40 27 27 31.3333333
10 32 30 31 31
11 47 45 48 46.6666667
12 46 41 40 42.3333333
13 35 38 43 38.6666667
14 31 31 34 32
15 34 38 36 36
16 30 33 30 31 30.3333333 5
17 34 30 27 30.3333333 29.6666667 4
18 28 27 32 29 29 3
19 30 29 28 29 29 2
20 27 26 25 26 26 1
Σ 𝑉𝑛25% 31,0166667
𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 25% = 𝑞= = 0.05502777 𝑚𝑙/𝑠
𝑛25% 600 𝑠
144 28.8
𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 25% = = 28,8 𝑞25% = = 0.048 𝑚𝑙/𝑠
25 600 𝑠
𝑞 0.048
𝐸𝑈 (%) = 25% = 𝑥 100 = 87.228%
𝑞 0.05502777
4.1.2. Percobaan 2: Tinggi tekanan kerja 75 cm
• Tinggi tekan operasi : Tinggi tekanan kerja 75 cm air
• Waktu operasional : 10 menit
• Kedalaman putaran pengatur debit : 0,5 putaran
• Volume air yang tertampung tiap kolektor selama waktu operasional :
Volume (ml)
No. Urutan Volume Volume 25%
Kolektor Rata-rata
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 dari Besar ke Kecil terkecil
ulangan
1 38 45 41 41.3333333
2 42 46 32 40
3 36 40 42 39.3333333
4 48 37 45 43.3333333
5 31 41 38 36.6666667
6 32 35 32 33
7 32 30 28 30
8 20 21 17 19.3333333
9 17 18 22 19
10 22 20 24 22
11 45 50 48 47.6666667
12 48 41 47 45.3333333
13 42 48 45 45
14 36 41 33 36.6666667
15 43 38 36 39
16 40 43 39 40.6666667 22
31.3333333 19.3333333 4
17 34 33 27
30 19.3333333 3
18 30 27 33
17.3333333 19 2
19 15 19 18
19.3333333 17.3333333 1
20 23 15 20
Rata-rata 32.3166667 19.39999998
Σ 𝑉𝑛25% 32.3166667
𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 25% = 𝑞= = 0.053861 𝑚𝑙/𝑠
𝑛25% 600 𝑠
144 19.39999998
𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 25% =
25
= 19.39999998 𝑞25% = = 0.032333 𝑚𝑙/𝑠
600 𝑠
𝑞 0.032333
𝐸𝑈(%) = 25% = 𝑥 100 = 60.030 %
𝑞 0.053861
4.2. Pembahasan
Trickle Irrigation atau Drip Irrigation merupakan cara pemberian air dengan jalan
meneteskan air melalui pipa-pipa secara setempat di sekitar tanaman atau sepanjang larikan
tanaman. Jaringan irigasi tetes terdiri dari pipa utama, pipa sub utama dan pipa lateral. Pada
ujung pipa lateral terdapat pemancar (emitter) yang digunakan untuk mendistribusikan air
secara merata pada tanaman sesuai kebutuhan. Pemancar diletakkan di dekat perakaran
yang mengeluarkan air hanya beberapa liter per jam. Dari pemancar, air menyebar secara
menyamping dan tegak oleh gaya kapiler tanah yang diperbesar pada arah gerakan vertikal
oleh gravitasi. Irigasi tetes memiliki Tingkat efisinsi yang sangat tinggi dibandingkan
dengan sistem irigasi lainnya.
Pada Irigasi tetes tinggi tekan operasi sangat berpengaruh terhadap volume air yang
dikeluarkan, ini dikarenakan tinggi tekanan operasi akan memberikan tekanan lebih pada
pipa sehingga jumlah tetesan air yang keluar pada saluaran emitter semakin banyak, dan
tentunya volume air yang dikeluarkan juga meningkat, begitu juga dengan debit air yang
keluar.
Dapat dilihat pada perhitungan di atas keseragaman keluar air pada pipa emitter dengan
tekanan kerja 150 cm air yaitu 87.228 % . Namun pada tekanan kerja 75 cm air
keseberagaman hanya 60.030%. Sehingga Tinggi Tekanan Kerja sangat mempengaruhi
keseragaman jumlah air yang di butuhkan oleh tanaman. Oleh karena itu irigasi tetes
menjadi irigasi yang sangat efisien karena jumalah air yang keluar dapat disesuaikan
dengan kebutuhan tanaman.
Hubungan Antara Keseragaman (EU) dengan tinggi tekanan Kerja itu berbanding lurus.
BAB V
KESIMPULAN
Irigasi tetes atau yang sering disebut dengan Trickle Irrigation atau Drip Irrigation
merupakan cara pemberian air dengan jalan meneteskan air melalui pipa-pipa secara
setempat di sekitar tanaman atau sepanjang larikan tanaman. Pengaplikasian irigasi tetes
dipengaruhi oleh tinggi tekan operasi ini dikarenakan tinggi tekanan operasi akan
memberikan tekanan lebih pada pipa sehingga jumlah tetesan air yang keluar pada saluaran
emitter semakin banyak, dan tentunya volume air yang dikeluarkan juga meningkat, begitu
juga dengan debit air yang keluar. Sehigga tinggi tekan operasi berbanding lurus dengan
keseragaman tetesan.