Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

IRIGASI TETES

Oleh :

Nama : Made Darmayasa

Nim : 1910531047

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam pertanian, terutama bagi tanaman
yang manyoritasnya memerlukan air, secara alami kebutuhan air untuk tanaman dapat
dipenuhi melalui air hujan. Namun dalam kenyataannya dalam beberapa tempat dan
beberapa waktu tertentu jumlah air hujan kurang mencukupi dalam memenuhi kebutuhan
air bagi tanaman.
Fungsi air bagi pertanian secara umum adalah sebagai irigasi atau pengairan. Pemberian
air yang ditetapkan oleh mayoritas petani di Indonesia masih belum efektif, kurang efisien,
dan hasilnya kurang merata. Selain itu, sarana infrastruktur yang masih dalam proses
pembangunan yang belum dapat secara maksimal dalam pemenuhan sumber daya air bagi
tanaman, serta sarana prasarana irigasi yang masih merupakan permasalahan yang mendasar
dalam sektor pertanian. Kondisi inilah yang menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang
maksimal dan selanjutnya dapat mengganggu tingkat produktivits tanaman.
Untuk itu, diperlukannya Sistem irigasi yang efektif dan efisien. Sistem irigasi tetes
merupakan pilihan tepat dalam meningkatkan efisiensi penggunaan air yang tejadi
dimasyarakat. Pengariran dengan sistem Irigasi tetes kebutuhan air dapat disesuaikan
dengan setiap jenis tanaman yang berbeda-beda tergantung pada fase pertumbuhan dan
jenis tanamannya. Dalam usahatani dilahan.
1.2.Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah dari penelitian mengenai sistem irigasi tetes yakni
sebagai berikut :
1. Bagaimana cara kerja sistem irigasi tetes?
2. Apakah Pengaruh pengaruh tinggi tekan operasi terhadap volume tetesan?
3. Bagaimana hubungan tinggi tekan kerja terhadap keseragaman tetesan?
1.3. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari penelitian tentang irigasi tetes yakni sebagai berikut:
1. Mengenal sistem irigasi tetes
2. Mengetahui Pengaruh pengaruh tinggi tekan operasi terhadap volume tetesan
3. Mempelajari dan memahami kinerja dari sistem irigasi tetes
1.4.Manfaat
Manfaat dari penulisan laporan praktikum ini adalah untuk mengetahui lebih dalam
mengenai sistem irigasi tetes dan mahasiswa dapat mengembangkan pengetahuannya
mengenai cara kerja mamapu menganalisis data dari sistem irigasi tetes.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Irigasi tetes atau yang sering disebut dengan Trickle Irrigation atau Drip Irrigation
merupakan cara pemberian air dengan jalan meneteskan air melalui pipa-pipa secara setempat
di sekitar tanaman atau sepanjang larikan tanaman. Jaringan irigasi tetes terdiri dari pipa utama,
pipa sub utama dan pipa lateral. Pada ujung pipa lateral terdapat pemancar (emitter) yang
digunakan untuk mendistribusikan air secara merata pada tanaman sesuai kebutuhan (Fitriana
dkk, 2015). Pemancar diletakkan di dekat perakaran yang mengeluarkan air hanya beberapa
liter per jam. Dari pemancar, air menyebar secara menyamping dan tegak oleh gaya kapiler
tanah yang diperbesar pada arah gerakan vertikal oleh gravitasi. Daerah yang dibatasi oleh
pemancar tergantung kepada besarnya aliran, jenis tanah, kelembaban tanah, dan permeabilitas
tanah vertikal dan horizontal (Hansen dkk,1986).

Prinsip dasar irigasi tetes adalah memompa air dan mengalirkannya ke tanaman dengan
perantaraan pipa-pipa yang dibocorkan yang tergantung jarak antar tanaman. Penyiraman
dengan sistem ini biasanya dilakukan dua kali sehari pagi dan petang selama 10 menit. Sistem
tekanan air rendah ini menyampaikan air secara lambat dan akurat pada akarakar tanaman, tetes
demi tetes.

Secara teoritis efisiensi irigasi tetes relatif lebih tinggi dari irigasi yang lain, karena
sistem irigasi tetes hanya memberikan air pada daerah perakaran, sehingga mengurangi
kehilangan air irigasi pada bagian lahan yang tidak efektif untuk pertumbuhan tanaman. Namun
demikian dalam aplikasinya di lapangan, nilai efisiensi irigasi tetes yang relatif tinggi ini dapat
tercapai bila memenuhi dua persyaratan (Prastowo dan Liyantono, 2002), yaitu :

1. Jaringan irigasi tetes yang dibangun dapat memberikan air secara seragam.
2. Pengoperasian jaringan irigasi dilakukan dengan jadwal yang tepat.

Komponen Irigasi Tetesn Terdapat

a. Jaringan Pipa pada Irigasi tetes


Pipa yang digunakan pada irigasi tetes terdiri dari pipa utama, pipa sekunder. Pipa-pipa ini
merupakan komponen penting dari irigasi tetes. Tata letak dari irigasi tetes dapat sangat
bervariasi tergantung kepada berbagai faktor seperti luas tanah, bentuk, dan keadaan
topografi. Dalam sistem irigasi tetes tersusun atas pipa dan emiter. Air dialirkan dari pipa
dengan banyak percabangan yang biasanya dari plastik yang berdiameter 12 mm (1/2 inch)
– 25 mm (1inch) (Hansen, dkk, 1986). Jaringan irigasi tetes menggunakan pipa PVC (Poly
Vinyl Chloride) dan PE (Poly Ethylene). Seluruh pipa tersebut diatur sedemikian rupa
sehingga terdapat pipa utama, pipa sekunder, dan kalau ada pipa tersier.
b. Emiter
Emiter merupakan alat pengeluaran air yang disebut pemancar. Emiter mengeluarkan
dengan cara meneteskan air langsung ke tanah ke dekat tanaman. Daerah yang dibasahi
emiter tergantung pada jenis tanah, permeabilitas tanah. Emiter harus menghasilkan aliran
yang relatif kecil dan menghasilkan debit yang menghasilkan konstan. (Hansen, dkk,
1986).
c. Tekanan
Tekanan merupakan fungsi dari tekanan operasi, maka variasi tekanan operasi merupakan
faktor keseragaman aliran. Oleh karena tekanan berpengaruh pada debit emiter maka
semakin besar tinggi air tangki penampungan akan semakin tinggi pula tekanan. Sehingga
debit akan semakin besar. (Hansen, dkk, 1986).
d. Debit
Debit adalah banyaknya volume air yang mengalir per satuan waktu. Pada irigasi tetes
debit yang diberikan hanya beberapa liter per jam. Umumnya debit rata-rata dari emiter
tersedia dari suplier peralatan. Debit untuk irigasi tetes bergantung dari jenis tanah dan
tanaman. Debit irigasi tetes yang umum digunakan adalah 4 ltr/jam, namun ada beberapa
pengolahan pertanian menggunakan debit 2,6,8 ltr/jam. Penggunaan debit berdasarkan
jarak tanam dan waktu operasi. . (Hansen, dkk, 1986).
e. Daerah Terbasahi Semua jenis tanah bersifat lolos air, dimana air akan mengalir melalui
ruangruang kosong yang terdapat di antara butir-butir tanah. Daerah yang dibasahi oleh
suatu areal tergantung pada kecepatan dan volume dari pemancar emiter. Besarnya daerah
terbasahi berhubungan dengan volume air yang diberikan persatuan waktu dan keadaan
fisik tanah tersebut yaitu konduktivitas hidrolik atau permeabilitas tanah.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu


Kegiatan Kegiatan praktikum ini dilaksanakan di rumah masing-masing dengan
berbasis data di oase dengan menggunakan platform penulisan Microsoft Word dan
Microsoft Excel. Dilaksanakan selama 1 minggu dimulai dari Selasa, 21 September 2021
hingga Selasa, 28 September 2021 secara online dengan diskusi melalui WhatsApp Group
dan OASE.
3.2. Alat dan Bahan

1. Jaringan pipa
2. Kran Pengatur Debit
3. Unit Penetes (emitter)
4. Manometer Air
5. Gelas Ukur
6. Penampung Air (Kolektor)
7. Stopwatch
3.3. Cara kerja
Prosedur pada praktikum irigasi tetes adalah :
1. Siapkan alatdan bahan.
2. Pipa lateral diletakkan pada permukaan tanah.
3. Tiap emitter dipasang dengan kedalaman yang sudah ditentukan pada tiap kelompok.
4. Pipa lateral disambungkan dengan selang dari pompa.
5. Siapkan catch can (kolektor/ penampung) pada setiap emitter.
6. Pastikan emitter tegak lurus pada catch can.
7. Pompa/keran dinyalakan.
8. Air dialirkan melalui lateral dengan variasi tekanan kerja(75 dan 150cm-air) yang
diatu rdengan kran pengatur debit.
9. Tunggu air mengalir pada catch can (kolektor/ penampung) selama waktu yang telah
ditentukan tiap kelompoknya (10 menit)
10. Pompa/keran dimatikan.
11. Volume pada tiap catch can (kolektor/ penampung) dihitung diukur dengan gelas
ukur.
12. Hasil dicatat.
13. Cara kerja no. 6 s.d.12 diulangi untuk tinggi tekanan kerja75 dan 150cm-air
(Percobaan dilakuka nuntuk dua variasi kedalaman putaran pengatur debit) Masing-
masing 3x ulangan pada tiap variasi tinggi tekanan kerja.

3.4. Pelaksanaan Pengamatan


Pengamatan praktikum ini dilaksanakan melalui data yang telah diberikan melalui
OASE mata kuliah Praktikum Irigasi Terpadu. Terdapat 2 data yang diamati dan dianalisis
yakni Percobaan 1: Tinggi tekanan kerja 150 cm air dan Percobaan 2: Tinggi tekanan kerja
75 cm air.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Percobaan 1 : Tinggi tekanan kerja 150 cm air

• Tinggi tekan operasi : Tinggi tekanan kerja 150 cm air


• Waktu operasional : 10 menit
• Kedalaman putaran pengatur debit : 0,5 putaran
• Volume air yang tertampung tiap kolektor selama waktu operasional :
Volume (ml)
No.
Kolektor Rata-rata Urutan Volume dari
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Volume 25% terkecil
ulangan besar ke kecil

1 43 38 47 42.6666667
2 48 34 42 41.3333333
3 36 24 40 33. 3333333
4 49 37 35 40.3333333
5 30 41 37 36
6 32 25 32 29.6666667
7 37 28 30 31.6666667
8 35 32 34 33.6666667
9 40 27 27 31.3333333
10 32 30 31 31
11 47 45 48 46.6666667
12 46 41 40 42.3333333
13 35 38 43 38.6666667
14 31 31 34 32
15 34 38 36 36
16 30 33 30 31 30.3333333 5

17 34 30 27 30.3333333 29.6666667 4
18 28 27 32 29 29 3

19 30 29 28 29 29 2

20 27 26 25 26 26 1

Rata-rata 33.0166667 28.8

Σ 𝑉𝑛25% 31,0166667
𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 25% = 𝑞= = 0.05502777 𝑚𝑙/𝑠
𝑛25% 600 𝑠

144 28.8
𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 25% = = 28,8 𝑞25% = = 0.048 𝑚𝑙/𝑠
25 600 𝑠

𝑞 0.048
𝐸𝑈 (%) = 25% = 𝑥 100 = 87.228%
𝑞 0.05502777
4.1.2. Percobaan 2: Tinggi tekanan kerja 75 cm
• Tinggi tekan operasi : Tinggi tekanan kerja 75 cm air
• Waktu operasional : 10 menit
• Kedalaman putaran pengatur debit : 0,5 putaran
• Volume air yang tertampung tiap kolektor selama waktu operasional :
Volume (ml)
No. Urutan Volume Volume 25%
Kolektor Rata-rata
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 dari Besar ke Kecil terkecil
ulangan

1 38 45 41 41.3333333

2 42 46 32 40

3 36 40 42 39.3333333

4 48 37 45 43.3333333

5 31 41 38 36.6666667

6 32 35 32 33
7 32 30 28 30
8 20 21 17 19.3333333
9 17 18 22 19
10 22 20 24 22
11 45 50 48 47.6666667
12 48 41 47 45.3333333
13 42 48 45 45
14 36 41 33 36.6666667
15 43 38 36 39
16 40 43 39 40.6666667 22
31.3333333 19.3333333 4
17 34 33 27
30 19.3333333 3
18 30 27 33
17.3333333 19 2
19 15 19 18
19.3333333 17.3333333 1
20 23 15 20
Rata-rata 32.3166667 19.39999998

Σ 𝑉𝑛25% 32.3166667
𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 25% = 𝑞= = 0.053861 𝑚𝑙/𝑠
𝑛25% 600 𝑠

144 19.39999998
𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 25% =
25
= 19.39999998 𝑞25% = = 0.032333 𝑚𝑙/𝑠
600 𝑠

𝑞 0.032333
𝐸𝑈(%) = 25% = 𝑥 100 = 60.030 %
𝑞 0.053861
4.2. Pembahasan
Trickle Irrigation atau Drip Irrigation merupakan cara pemberian air dengan jalan
meneteskan air melalui pipa-pipa secara setempat di sekitar tanaman atau sepanjang larikan
tanaman. Jaringan irigasi tetes terdiri dari pipa utama, pipa sub utama dan pipa lateral. Pada
ujung pipa lateral terdapat pemancar (emitter) yang digunakan untuk mendistribusikan air
secara merata pada tanaman sesuai kebutuhan. Pemancar diletakkan di dekat perakaran
yang mengeluarkan air hanya beberapa liter per jam. Dari pemancar, air menyebar secara
menyamping dan tegak oleh gaya kapiler tanah yang diperbesar pada arah gerakan vertikal
oleh gravitasi. Irigasi tetes memiliki Tingkat efisinsi yang sangat tinggi dibandingkan
dengan sistem irigasi lainnya.
Pada Irigasi tetes tinggi tekan operasi sangat berpengaruh terhadap volume air yang
dikeluarkan, ini dikarenakan tinggi tekanan operasi akan memberikan tekanan lebih pada
pipa sehingga jumlah tetesan air yang keluar pada saluaran emitter semakin banyak, dan
tentunya volume air yang dikeluarkan juga meningkat, begitu juga dengan debit air yang
keluar.
Dapat dilihat pada perhitungan di atas keseragaman keluar air pada pipa emitter dengan
tekanan kerja 150 cm air yaitu 87.228 % . Namun pada tekanan kerja 75 cm air
keseberagaman hanya 60.030%. Sehingga Tinggi Tekanan Kerja sangat mempengaruhi
keseragaman jumlah air yang di butuhkan oleh tanaman. Oleh karena itu irigasi tetes
menjadi irigasi yang sangat efisien karena jumalah air yang keluar dapat disesuaikan
dengan kebutuhan tanaman.
Hubungan Antara Keseragaman (EU) dengan tinggi tekanan Kerja itu berbanding lurus.
BAB V

KESIMPULAN

Irigasi tetes atau yang sering disebut dengan Trickle Irrigation atau Drip Irrigation
merupakan cara pemberian air dengan jalan meneteskan air melalui pipa-pipa secara
setempat di sekitar tanaman atau sepanjang larikan tanaman. Pengaplikasian irigasi tetes
dipengaruhi oleh tinggi tekan operasi ini dikarenakan tinggi tekanan operasi akan
memberikan tekanan lebih pada pipa sehingga jumlah tetesan air yang keluar pada saluaran
emitter semakin banyak, dan tentunya volume air yang dikeluarkan juga meningkat, begitu
juga dengan debit air yang keluar. Sehigga tinggi tekan operasi berbanding lurus dengan
keseragaman tetesan.

Anda mungkin juga menyukai