Anda di halaman 1dari 5

PEMANFAATAN SEKAM PADI MENJADI

BAHAN BAKAR

MAN INSAN CENDEKIA KOTA BATAM

BAB 1

A.Latar Belakang

Energi merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang sangat penting dalam menunjang kehidupan
sehari-hari. Sebagian besar masyarakat menggunakan sumber energi dari fosil yang merupakan sumber
energi tidak terbarukan. Seiring peningkatan populasi manusia maka kebutuhan akan energi pun
semakin meningkat. Akan tetapi, hal tersebut tidak diimbangi dengan ketersediaan sumber energi fosil.
Hal ini sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat yang sebagian besar masih menggunakan
minyak tanah sebagai bahan bakar rumah tangga. dengan memanfaatkan sekam padi sebagai bahan
bakar alternatif dan mengaplikasikannya dengan kompor yang terbuat dari kaleng bekas. Sekam padi
memiliki ketersediaan yang cukup melimpah di Indonesia yaitu mencapai 20-30 % dari bobot total gabah
kering dan masih terabaikan sebagai limbah pertanian sehingga dapat dioptimalkan sebagai sumber
energi yang lebih terjangkau dan ramah lingkungan. Kaleng bekas yang selama ini menjadi polutan bagi
lingkungan dimanfaatkan sebagai bahan dalam pembuatan kompor sekam yang dimanfaatkan sebagai
alat untuk menghasilkan api pembakaran dari limbah sekam padi. Selain dapat menekan biaya produksi
pembuatan kompor sekam karena bahan baku yang digunakan memanfaatkan kaleng bekas yang tidak
terpakai, langkah ini diharapkan dapat mengurangi pencemaran maupun gangguan

B.Rumusan Masalah:

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas tadi kita bisa mengetahui bahwa sekam padi
bisa dimanfaatkan atau di ubah menjadi bahan bakar alternatif untuk menggantikan bahan bakar fosil
atau minyak tanah,maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah”Bagaimanakah cara agar dapat
mengubah sekam padi menjadi bahan bakar”
C.Tujuan Penelitian:

Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mencari atau mendapatkan sumber tenaga baru yang bisa
menggantikan minyak tanah atau bahan bakar fosil sehingga kita bisa menekan penggunaan bahan
bakar fosil agar tidak cepat habis.

D.Manfaat penelitian:

Manfaat diadakan penelitian ini adalah agar kta tahu bahwa sekam padi bisa diubah atau dikonversi
menjadi bahan bakar.selain itu,dengan memanfaatkan sekam padi kita bisa mengurangi limbah
pertanian karena pada umumnya sekam padi hanya dibuang begitu saja tanpa dimanfaatkan untuk
menjadi sesuatu,mengotori lingkungan dan lain-lain

BAB 2

E.Kutipan

Sekam padi merupakan lapisan keras

yang meliputi kariopsis, terdiri daribelahan lemma

dan palea yang saling bertautan, umumnya

ditemukan di areal penggilingan padi. Dari proses

penggilingan padi, biasanya diperoleh sekam 20 ±

30%, dedak 8 ± 12 %, dan beras giling 50 ±

63,5% dari bobot awal gabah. Sekam memiliki

kerapatan jenis bulk density 125 kg/m3, dengan

nilai kalori 1 kg sekam padi sebesar 3300 k.kalori

dan ditinjau dari komposisi kimiawi, sekam

mengandung karbon (zat arang) 1,33%, hydrogen

1,54%, oksigen 33,645, dan Silika (SiO2) 16,98%,

artinya sekam dapat dimanfaatkan sebagai bahan

baku industri kimia dan sebagai sumber energi


panas untuk keperluan manusia (Sipahutar,

2012).

Besarnya limbah yang dihasilkan dari

proses penggilingan padi menjadi masalah yang

harus dipikirkan jalan keluarnya karena ternyata

setelah di buat bokashi, sekam padi memberikan

banyak manfaat bagi pertumbuhan tanaman.

Bokashi adalah pupuk kompos yang dibuat

dengan proses peragian bahan organik dengan

EM4 (Effective Microorganime 4) atau disebut

dengan hasil proses fermentasi, pupuknya

dinamakan pupuk EM4. EM4 (Effective

Microorganime 4) mengandung mikroorganisme

fermentasi dan sintetik yang terdiri dari bakteri

asam laktat (Lactobachilus sp.), bakteri

fotosintetik (Rhodopseudomonas sp.),

Actinomycetes sp., Streptomyces sp., dan ragi

(Marsono dan Sigit, 2005).

F.Landasan Teori

Sekam padi masih kurang dimanfaatkan dengan baik sehingga hanya menjadi tumpukan limbah
pertanian. Abu sekam padi mengandung senyawa yang dapat digunakan sebagai support katalis yaitu
diantaranya SiO2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan abu sekam padi
yang telah dikalsinasi dengan impregnasi KOH sebagai katalis pembuatan biodiesel dari minyak sawit
secara konvensional. Sekam padi dikalsinasi pada suhu 500°C selama 3 jam lalu diimpregnasi dengan
KOH 1,9 N. Kemudian dibilas dengan aquadest dan dioven hingga beratnya konstan. Transesterifikasi
dilakukan pada minyak sawit dengan perbandingan massa terhadap volume minyak (10%, 15%, 20%,
25% v/b). Hasil yang didapatkan, semakin banyak massa katalis yang digunakan, konversi yield yang
diperoleh semakin tinggi yaitu mencapai 67%. Viskositas dan densitas memenuhi standar biodiesel. Hasil
uji surface area BET diperoleh surface area spesifik sebelum dan sesudah impregnasi berturut-turut
adalah 89,937 m2/g dan 5,471 m2/g. Analisa produk dengan menggunakan GC-MS dilakukan untuk
mendapatkan jenis methyl ester sterarate, palmitat, dan Linoleat.
G.Penelitian yang Relevan

Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan yang
disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan beras sekam akan terpisah
dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan. Sekam dikategorikan sebagai
biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak
dan energi atau bahan bakar. Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30%,
dedak antara 8- 12% dan beras giling antara 50-63,5% data bobot awal gabah.

Sekam padi merupakan lapisan keras yang menutupi kariopsis yang terdiri dari dua belahan yang saling
bertautan yang disebut lemma dan palea (Nugraha, 2008).

Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, tanpa tahun).
Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan
baku industri, pakan ternak dan energi atau bahan bakar. Komposisi kimiawi sekam Komponen
Persentase Menurut Suharno (1979) Kadar air 9,02 Abu 17,71 Karbohidrat kasar 33,71 Menurut DTC-IPB
Karbon (zat arang) 1,33 Hidrogen 1,54 Oksigen 33,64 Silika (S1O2) 16,98

Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Briket Lama Penyalaan Briket Kecepatan
pembakaran dipengaruhi oleh struktur bahan, kandungan karbon terikat dan tingkat kepadatan bahan.
Jika briket memiliki kandungan senyawa volatile (zat yang mudah menguap) yang tinggi, maka briket
akan mudah terbakar dengan kecepatan pembakaran tinggi (Jamilatun, 2008).

Proses briket arang sekam menjadi bahan bakar

Pembuatan briket arang sekam memerlukan dua proses tahapan. Proses pertama adalah pembuatan
arang sekam padi. Proses ini akan dilanjutkan dengan proses pengolahan arang sekam menjadi briket
bahan bakar.

Cetakan briket arang sekam dapat dibuat sendiri, dari papan kayu, pipa pralon atau dari tabung bambu.
Briket yang dicetak dengan buluh bambu berbentuk silinder, sedangkan cetakan dari papan kayu dapat
berbentuk balok atau kubus. Selain bahan di atas, pencetakan dapat dilakukan dengan gelas plastik aqua
atau gelas plastik bekas puding, berdasarkan pengamatan cetakan gelas plastik ini lebih mudah saat
melepas briket dari cetakan.

Campurkan tepung kanji dan air panas dalam ember besar kemudian aduk hingga rata hingga menjadi
adonan lem yang lengket. Adonan ini akan merekatkan butiran-butiran sekam hingga menyatu saat
dicetak. Jika air terlalu panas dan langsung dicampurkan dengan tepung kanji kering biasanya sebagian
tepung tidak tercampur dengan baik, nampak seperti gumpalan-gumpalan putih di antara adonan lem

Agar keduanya tercampur dengan baik, tepung kanji bisa dilarutkan dulu sebelumnya dengan sedikit air
dingin hingga rata seperti santan. Baru kemudian sedikit demi sedikit dituangkan air panas sambil
diaduk. Dengan cara ini hasil lem kanji akan lebih rata dan bagus.

Siapkan sekam padi yang sudah diproses menjadi arang terlebih dahulu. Campurkan adonan lem kanji
tadi dengan arang sekam padi dengan perbandingan 1 : 7, aduk hingga merata. Untuk mendapatkan
tekstur briket yang halus, arang sekam bisa ditumbuk terlebih dahulu.

Langkah berikutnya adalah pencetakan briket. Masukkan adonan ke dalam cetakan bambu atau papan
kayu. Padatkan adonan dengan tekanan tangan atau bantuan kayu. Setelah dikeluarkan dari cetakan,
tempatkan di papan penjemuran, atur dengan rap

Langkah terakhir adalah langkah pengeringan. Jemur briket yang masih basah ini di panas matahari
hingga kering. Penjemuran bisa memakan waktu beberapa hari, pastikan hasilnya benar-benar kering.
Setelah kering briket siap dikemas atau digunakan.

Cara Menyalakan Briket Sekam Padi.

Untuk menyalakan briket sekam padi sama dengan cara menyalakan arang. Buat api dari potongan kayu-
kayu kecil dibantu dengan bahan starter lain yang mudah terbakar seperti kertas atau sabut kelapa.
Setelah menyala, tambahkan briket ke dalam api sedikit demi sedikit.

Anda mungkin juga menyukai