Abstrak – Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi jumlah campuran perekat terhadap
karakteristik briket, dan mengetahui komposisi campuran perekat yang sesuai untuk pembuatan briket. Dari
hasil pembriketan, peneliti ingin juga mengetahui karakteristik briket yang telah dicampur bahan perekat
tepung tapioka. Persentase bahan perekat yang digunakan adalah 0%, 5%, 10%, 15% dan 20%, dengan
ukuran campuran bahan baku sekam padi dan serbuk gergaji berbanding 30:70%. Pengujian briket yang
dilakukan meliputi: pengujian kadar air, lama penyalaan, nilai kalor dan kadar abu. Hasil penelitian variasi
campuran perekat terhadap karakteristik briket adalah sebagai berikut: pengujian kadar air berkisar
4,5-12,6%, pengujian lama penyalaan briket 23,84 – 29,31 menit, pengujian nilai kalor 71,94 – 259,16
kalori/gram, dan pengujian kadar abu 11,7–23,1%. Dari hasil pengujian diketahui semakin banyak campuran
perekat yang digunakan, nilai kadar air semakin tinggi dan berpengaruh pada nilai kalor yang semakin rendah.
Hal ini karena bahan perekat memiliki sifat thermoplastik serta sulit terbakar dan membawa lebih banyak air
sehingga panas yang dihasilkan terlebih dahulu digunakan menguapkan air dalam briket. Semakin banyaknya
bahan perekat juga mempengaruhi faktor durasi penyalaan yang semakin lama sehingga kadar abu yang
dihasilkan semakin rendah. Namun pada penyalaan api yang semakin banyak perekatnya intensitas apinya
berkurang yang juga berpengaruh pada nilai kalornya. Namun kestabilan pembakarannya lebih baik sehingga
durasi penyalaan semakin lama yang mempengaruhi kadar abu yang dihasilkan. Komposisi campuran yang
terbaik bila dilihat dari sifat fisiknya adalah briket yang memiliki komposisi campuran 5% dan 10%, karena
tekstur yang dimiliki tidak mudah hancur. Sedangkan dilihat dari pengujian nilai kalor, maka komposisi tanpa
campuran atau 0% adalah briket yang terbaik karena memiliki nilai kalor tertinggi 259,16 kal/gr dan dengan
kadar air yang terendah 4,5%.
56
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online (JPFT)
Vol. 8 No. 2, Agustus 2020
p-ISSN 2338-3240, e-ISSN 2580-5924
dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk bahan sekam padi dan serbuk gergaji yang
mengetahui pengaruh variasi jumlah campuran telah ditumbuk, kemudian dibuat briket
perekat terhadap karakteristik briket, dan dengan komposisi bahan baku yang sudah
mengetahui komposisi campuran perekat yang ditentukan. Pembuatan briket ini
sesuai untuk pembuatan briket. mengunakan kombinasi bahan baku Arang
Sekam Padi : Arang Serbuk Gergaji adalah
II. METODOLOGI PENELITIAN 30%:70%. Kemudian pencampuran bahan
briket dengan perekat (tepung tapioka),
Desain penelitian yang dilakukan oleh dimana proses pencampuran bahan briket ini
peneliti menggunakan metode eksperimen menggunakan perekat tepung tapioka yang
dengan dilakukan sebanyak 3 kali percobaan. dicampurkan menggunakan air dengan
Penelitian ini menggunakan beberapa alat dan perbandingan komposisi 400 ml air : 80 g
bahan sebagai berikut: Cetakan Briket, perekat. Campuran air dan perekat
Kompor, Termometer Digital, Stopwatch, kemudian dipanaskan di atas kompor
Timbangan Digital, Panci, Gelas Ukur 1000 ml, menggunakan api kecil sambil diaduk hingga
Korek Api, Sekam Padi 1 kg, Serbuk Gergaji 1 perekatnya merata sempurna, kemudian
kg, Tepung Tapioka 1 kg, dan Air Secukupnya. komposisi bahan baku dicampur dengan
Tahapan dalam penelitian ini dilakukan dua perekat tapioka. Variasi jumlah campuran
tahap yaitu tahap pembuatan briket arang dan untuk perekat yaitu 0%, 5%, 10%, 15%,
tahap pengujian briket arang. dan 20%. Pada proses pencetakan, masing-
1. Tahap pembuatan briket arang masing komposisi bahan baku yang telah
Tahap pembuatan briket arang meliputi dibuat kemudian dicetak menggunakan alat
persiapan bahan dimana, bahan baku yang telah dibuat dari pipa dengan diameter
diambil dari tempat penggilingan padi yaitu 6 cm dan tinggi 11 cm. Langkah terakhir
berupa limbah sekam padi, sedangkan untuk dalam tahap pembuatan briket, dilakukan
bahan baku yang diambil dari industri pengeringan. Pada tahap ini, briket arang
penggergajian kayu yaitu berupa limbah kemudian dikeringkan dibawah terik sinar
serbuk kayu yang ada di wilayah Sabanar matahari antara pukul 08 pagi – 5 sore
Lama Tanjung Selor. Selanjutnya sekam padi selama 7 hari berturut turut. Jika lama
dan serbuk gergaji yang akan digunakan pengeringan terlalu singkat, kandungan air
dijemur di bawah sinar matahari selama satu yang terdapat pada briket masih tinggi
hari untuk mengurangi kandungan air di sehingga briket sulit menyala dan berasap
dalamnya. Selain itu observasi komposisi saat dibakar. Namun jika pengeringan terlalu
campuran tepung tapioka dan air hangat lama, maka briket akan pecah.
sebagai perekat biket juga dilakukan untuk 2. Tahap pengujian briket arang
mendapatkan hasil yang optimal. Pada Tahapan selanjutnya dalam penelitian ini
proses pembuatan arang, arang sekam padi adalah tahap pengujian briket arang yang
dibuat melalui proses sangrai, dimana alat meliputi uji kadar air, uji lama penyalaan, uji
penggorengan (wajan) yang berisi sekam nilai kalor, dan uji kadar abu. Pada uji kadar
padi diletakkan di atas kompor dengan air, pengujian ini merupakan salah satu cara
kapasitas 1 kg selama 30 menit. Proses untuk mengukur banyaknya air yang ada di
sangrai menggunakan api sedang agar dalam briket. Setelah briket dicetak
sekam tidak cepat gosong. Sekam padi kemudian briket ditimbang beratnya terlebih
harus sering diaduk supaya arang yang dahulu menggunakan timbangan digital
dihasilkan merata dan tidak gosong untuk mengetahui massa awal briket.
sebagian.Perlakuan yang sama dilakukan Setelah itu briket dijemur dibawah sinar
untuk serbuk gergaji akan tetapi waktu yang matahari hingga kering (7 hari). Kemudian
diperlukan untuk mengsangrai cukup 20 briket ditimbang kembali untuk mengetahui
menit. Setelah proses sangrai selesai, massa briket setelah dijemur. Selisih massa
dilanjutkan proses penumbukan briket sebelum dan sesudah dijemur
menggunakan lesung (alu dan lumpang). Hal merupakan kandungan air yang terkandung
ini dilakukan agar tekstur dari arang sekam dalam briket tersebut. Uji lama penyalaan
padi dan arang serbuk gergaji memiliki briket yang dimulai saat briket dibakar
tekstur yang sama, sehingga lebih mudah hingga padam. Pada uji ini dihitung pada
untuk di lakukan pencampuran untuk saat briket mulai dinyalakan hingga apinya
pembentukan briket. Selanjutnya padam dan menjadi abu, alat yang
pencampuran bahan briket, pencampuran digunakan adalah stopwatch. Penentuan nilai
58
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online (JPFT)
Vol. 8 No. 2, Agustus 2020
p-ISSN 2338-3240, e-ISSN 2580-5924
setiap variasi jumlah perekat yang digunakan. gambarmenjelaskan bahwa semakin rendah
Grafik uji lama penyalaan briket terhadap jumlah perekat yang digunakan maka semakin
masing-masing perlakuan tiap variasi jumlah tinggi nilai kadar abu yang dihasilkan.
perekat dapat dilihat pada Gambar 2. Sebaliknya, semakin tinggi jumlah perekat yang
Berdasarkan grafik yang terlihat pada gambar, digunakan semakin rendah nilai kadar abu yang
menunjukkan bahwa semakin tinggi jumlah dihasilkan.
perekat yang digunakan maka semakin lama Hasil uji analisis pengujian kadar air
durasi penyalaan briket. Sebaliknya, semakin menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000.
rendah jumlah perekat yang digunakan Oleh karena nilai signifikansi < 0,01 maka
semakin cepat durasi penyalaan briket tersebut. hipotesis menyatakan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan variasi jumlah perekat terhadap
uji kadar air briket. Hal ini dapat dinyatakan
dalam grafik yang terlihat pada Gambar 1 yang
menunjukkan bahwa semakin rendah jumlah
perekat yang digunakan maka semakin rendah
pula nilai kadar air yang dimiliki briket.
Sebaliknya, semakin tinggi jumlah perekat yang
digunakan semakin tinggi pula kadar air yang
dimiliki. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini
dapat dikatakan bahwa semakin rendah kadar
air briket, maka nilai kalor pada briket semakin
tinggi. Hal ini disebabkan penggunaan perekat
Gbr 3. Grafik uji nilai kalor briket terhadap variasi jumlah
yang banyak otomatis meningkatkan kadar air
perekat
yang banyak pula sebagai media pelarut
Hasil pengukuran uji nilai kalor briket tepungnya. Hal ini sejalan dengan penelitian
dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan untuk yang dilakukan oleh Yunus dkk. [14] yang
setiap variasi jumlah perekat yang digunakan. menjelaskan bahwa nilai kalor briket dapat
Adapun grafik uji nilai kalor briket terhadap lebih rendah dari nilai kalori bahan sekam padi
masing-masing perlakuan tiap variasi jumlah karena kadar air turut meningkat seiring
perekat dapat dilihat pada Gambar 3. penambahan bahan perekat. Mengacu pada
Berdasarkan grafik yang terlihat pada gambar, hasil tersebut dapat dikatakan bahwa
pengukuran kadar air dapat dijadikan sebagai
menjelaskan bahwa semakin rendah jumlah
perekat yang digunakan maka semakin tinggi indikator kualitas nilai kalor briket.
nilai kalor briket yang dihasilkan. Sebaliknya, Hasil uji analisis uji lama penyalaan briket
menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000.
semakin tinggi jumlah perekat yang digunakan
semakin rendah nilai kalor briket yang Oleh karena nilai signifikansi < 0,01 maka
dihasilkan. hipotesis menyatakan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan variasi jumlah perekat terhadap
uji lama penyalaan briket. Hal ini dapat
dinyatakan dalam grafik yang terlihat pada
Gambar 2 menunjukkan bahwa semakin rendah
jumlah perekat yang digunakan maka semakin
cepat durasi penyalaan briket. Sebaliknya,
semakin tinggi jumlah perekat yang digunakan
semakin lama durasi penyalaan briket tersebut.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini
dipengaruhi pula oleh kecepatan pada
Gbr 4. Grafik uji kadar abu briket terhadap variasi jumlah penyalaan api yang terjadi. Seperti yang
perekat terlihat pada Gambar 2 bahwa grafik
menunjukkan lama penyalaan pada komposisi
Hasil pengukuran uji kadar abu briket perekat 0% memiliki durasi lebih cepat.
dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan untuk Semakin mudah bahan briket terbakar, maka
setiap variasi jumlah perekat yang semakin cepat lama penyalaan briket hingga
digunakan.Adapun grafik uji nilai kadar abu menjadi abu. Durasi penyalaan briket juga
terhadap masing-masing perlakuan tiap variasi dipengaruhi oleh kadar air, dikarenakan pada
jumlah perekat dapat dilihat pada Gambar 4. awal proses panas yang ada digunakan untuk
Berdasarkan grafik yang terlihat pada menguapkan kandungan air terlebih dahulu lalu
60
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online (JPFT)
Vol. 8 No. 2, Agustus 2020
p-ISSN 2338-3240, e-ISSN 2580-5924
diikuti dengan pembakaran bahan tersebut. nilai kalor, dan uji kadar abu (hasil
Apabila kandungan airnya tinggi, waktu yang pembakaran) yang dihasilkan pada masing-
dibutuhkan untuk menghilangkan kandungan masing komposisi campuran perekat tepung
air akan semakin lama sehingga waktu tapioka terangkum pada Tabel 1 berikut.
penyalaan akan semakin lama pula [15].
Hasil uji analisis nilai kalor briket TABEL 1.HASIL UJI KARAKTERISTIK BRIKET PADA MASING-MASING
KOMPOSISI PEREKAT
menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Uji Karakteristik Briket
Oleh karena nilai signifikansi < 0,01 maka Variasi
Kadar Lama Nilai Kadar
No Jumlah
hipotesis menyatakan bahwa terdapat pengaruh Perekat
Air Penyalaan Kalor Abu
yang signifikan variasi jumlah perekat terhadap (%) (menit) (kal/gr) (%)
1 0% 4,5 23,84 259,16 23,1
uji nilai kalor briket. Hal ini dapat dinyatakan
dalam grafik yang terlihat pada Gambar 3 2 5% 8,1 25,47 203,66 20,4
menunujukkan bahwa semakin rendah jumlah 3 10% 8,9 26,49 140,70 17,4
perekat yang digunakan maka semakin tinggi 4 15% 10,5 28,63 110,02 14,3
nilai kalor briket yang dihasilkan. Sebaliknya,
5 20% 12,6 29,31 71,94 11,7
semakin tinggi jumlah perekat yang digunakan
semakin rendah nilai kalor briket yang
dihasilkan. Kenaikan nilai kalor yang terjadi Berdasarkan Tabel diatas, terlihat bahwa
seperti terlihat pada grafik tersebut, hal ini juga adanya pengaruh variasi jumlah campuran
dipengaruhi dari jumlah campuran bahan baku perekat terhadap uji karakteristik briket.
yang digunakan. Semakin banyak campuran perekat yang
Pada penelitian ini, komposisi bahan baku digunakan, nilai kadar air semakin tinggi dan
arang sekam padi lebih kecil dibandingkan berpengaruh pada nilai kalor yang semakin
komposisi arang serbuk gergaji yang rendah. Hal ini karena bahan perekat memiliki
berbanding 30:70. Penggunaan komposisi sifat thermoplastik serta sulit terbakar dan
bahan baku pada penelitian ini mengacu dari membawa lebih banyak air sehingga panas
beberapa jurnal penelitian bahwa nilai kalor yang dihasilkan terlebih dahulu digunakan
sekam padi bernilai lebih rendah dibanding nilai menguapkan air dalam briket. Semakin
kalor pada serbuk gergaji, maka komposisi banyaknya bahan perekat juga mempengaruhi
bahan baku serbuk gergaji digunakan lebih faktor durasi penyalaan yang semakin lama
banyak daripada bahan baku sekam padi. Jika sehingga kadar abu yang dihasilkan semakin
bahan baku serbuk gergaji semakin banyak, rendah. Namun pada penyalaan api yang
maka komposisi bahan pembuat briket semakin banyak perekatnya intensitas apinya
memberikan pengaruh terhadap kualitas nilai berkurang yang juga berpengaruh pada nilai
kalor briket Hasil uji analisis pengujian kadar kalornya, namun kestabilan pembakarannya
abu menunjukkan nilai signifikansi sebesar lebih baik sehingga durasi penyalaan semakin
0,000. Oleh karena nilai signifikansi < 0,01 lama yang mempengaruhi kadar abu yang
maka hipotesis menyatakan bahwa terdapat dihasilkan.
pengaruh yang signifikan variasi jumlah perekat
terhadap uji kadar abu briket. Hal ini dapat IV. KESIMPULAN
dinyatakan dalam grafik yang terlihat pada
Gambar 4 yang menunjukkan bahwa semakin Hasil analisis data penelitian mengenai
rendah jumlah perekat yang digunakan maka pengaruh variasi jumlah campuran perekat
semakin tinggi nilai kadar abu yang dihasilkan tepung tapioka terhadap karakteristik briket
briket. Sebaliknya, semakin tinggi jumlah berbahan dasar campuran arang sekam padi
perekat yang digunakan maka semakin rendah dan arang serbuk gergaji, diperoleh kesimpulan
kadar abu yang dihasilkan. Hasil yang diperoleh bahwa campuran komposisi perekat
pada penelitian ini, jika mengkaitkannya pada berpengaruh terhadap karakteristik briket
nilai kalor briket dapat dikatakan bahwa diantaranya kadar air, lama penyalaan, nilai
semakin tinggi kadar abu yang dihasilkan maka kalor dan kadar abu (hasil pembakaran) yang
semakin tinggi pula nilai kalor yang dimiliki dihasilkan; Komposisi campuran yang terbaik
briket. Selain mengkaitkan dengan nilai kalor, bila dilihat dari sifat fisiknya adalah briket yang
kadar abu yang dihasilkan juga sangat memiliki komposisi campuran 5% dan 10%,
berkaitan dengan jenis bahan pembuatan briket karena tekstur yang dimiliki tidak mudah
dan cara proses pengabuan. hancur. Sedangkan dilihat dari pengujian nilai
Adapun hasil uji karakteristik briket yang kalor, maka komposisi tanpa campuran atau
diantaranya uji kadar air, lama penyalaan, uji 0% adalah briket yang terbaik karena memiliki
61
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online (JPFT)
Vol. 8 No. 2, Agustus 2020
p-ISSN 2338-3240, e-ISSN 2580-5924
nilai kalor tertinggi 259,16 kal/gr dan dengan Fakultas Sains dan Teknologi-Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga. 2013.
kadar air yang terendah 4,5%; Semakin banyak
[8] C.B. Sisman & E. Gezer. Effects of rice husk ash on
campuran perekat yang digunakan, nilai kadar characteristics of the briquette produced for masonry
air semakin tinggi dan berpengaruh pada nilai units. Scientific Research and Essays. 6(4) : 984-992.
kalor yang semakin rendah. Semakin 2011.
[9] D.S. Wijayanti. Karakteristik Briket Arang Dari Serbuk
banyaknya bahan perekat juga mempengaruhi Gergaji Dengan Penambahan Arang Cangkang Kelapa
faktor durasi penyalaan yang semakin lama. Sawit. Skripsi, tidak dipublikasikan. Medan: Jurusan
Teknologi Hasil Hutan. Fakultas Pertanian-Universitas
DAFTAR PUSTAKA Sumatra Utara. 2009.
[10] J.R. Soelaiman. Perbandingan Karakteristik Antara
[1] Nasirotunnisa. Analisis Nilai Kalor Bahan Bakar Briket-Briket Berbahan Dasar Sekam Padi. 2013.
Biomassa Yang Dapet Dimanfaatkan Menggunakan Sebagai Energi Terbarukan. Skripsi, tidak
Kompor Biomassa. Skripsi, tidak dipublikasikan. dipublikasikan. Jember: Jurusan Fisika, Fakultas MIPA-
Malang: Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi- Universitas Jember. 2010.
UIN Maulana Malik Ibrahim. 2010. [11] A. Irawan. Pengaruh Jenis Binder Terhadap Komposisi
[2] Bambang. Produksi Beras 2011 Diperkirakan 37 Juta dan Kandungan Energi Biobriket Sekam Padi. Skripsi,
Ton, diakses pada tanggal 10 januari 2017 dari http:// tidak dipublikasikan. Banten: Jurusan Teknik Kimia,
www. antaranews. com/ berita/ 248157/ produksi- Fakultas Teknik-Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
beras-2011diperkirakan-37-juta-ton. 2011. 2011.
[3] Suprapto, Hadi. & A. Nurlaila. Produksi Beras [12] S. Jamilatun. Kualitas sifat-sifat penyalaan dari
Indonesia Tertinggi di ASEAN, Vivanews, 3 maret, pembakaran briket Tempurung Kelapa, briket serbuk
2009. gergaji kayu jati, briket sekam padi, dan briket
[4] M. Jahiding. Analisis Priksimasi Dan Nilai Kalor batubara. Prosiding seminar teknik kimia E04-1. 2011.
Bioarangsekam Padi Sebagai Bahan Bakar Briket [13] A. Gandhi. Pengaruh Variasi Jumlah Campuran Perekat
Hybrid. Jurnal Aplikasi Fisika. 7(2): 77-83. 2011. Terhadap Karakteristik Briket Arang Tongkol
[5] D. Patabang. Karakteristik termal briket arang sekam Jagung. Profesional, 8(1): 1-12. 2010.
padi dengan variasi bahan perekat. Jurnal mekanikal. [14] Yunus, dkk. Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi
3(2): 286-292. 2012. Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan
[6] M. Jahiding. dkk. Pengembangan Briket Hybrid Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi.Jurnal
Berbasis Sekam Padi dan Batubara Muda Sebagai Tekhnik Pomits. 2(1). 1-5. 2013.
Bahan Bakar Alternatif. Jurnal Aplikasi Fisika. 7(1): [15] P.H. Feri dan Fathul. Optimasi Kondisi Operasi Pirolisis
12-21. 2011. Sekam Padi Untuk Menghasilkan Bahan Bakar Briket
[7] I. Erfanti. Karakteristik Briket Bioarang Limbah Kulit Bioarang Sebagai Bahan Bakar Alternatif. Skripsi,
Piosang Uli Dengan Perekat Tepung Tapioka. Skripsi, tidak dipublikasikan. Semarang: Jurusan Teknik Kimia,
tidak dipublikasikan. Yogyakarta: Jurusan Kimia, Fakultas Teknik-Universitas Diponegoro.
62