Anda di halaman 1dari 6

Bioilmi Vol. 5 No.

1 Edisi Juni Tahun 2019 23

PEMANFAATAN AMPAS TEBU DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN


JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PALEMBANG
DAN SUMBANGSIHNYA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI DI SMA

Yustina Hapida1) a)
1)
Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang,
Jl.Prof. K.H. Zainal Abidin Fikri No 1A KM 3.5, Palembang 30126, Indonesia

a)
yustinahapida_uin@radenfatah.ac.id
Telp:+62852-7353-2397

ABSTRACT
Sugar cane organic waste including biomass waste which has a high lignocellulose content, good for
mycelium growth so that it can be used as a medium for the growth of Jamur Tiram Putih (Pleurotus
ostreatus). This study aims to determine the amount of ampas tebu can increase the growth of Jamur
Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). The results of the studied Observation After 24th day inoculated
Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus), the addition of ampas tebu to the medium only affect the
growth of mycelium . The dose of ampas tebu waste added to the medium are 150 gr, 250 gr, and 350
gr. At pH 6,5, temperatures range 22-25 oC, humidity 72 % and ampas tebu dose 350 gr can increased
mycelium of Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) growth.
Key words: Sugar cane waste, Jamur Tiram Putih, Pleurotus ostreatus

ABSTRAK
Limbah Organik ampas tebu termasuk limbah biomassa yang mempunyai kandungan lignoselulosa
yang tinggi, baik untuk pertumbuhan miselium, sehingga ampas tebu dapat dimanfaatkan sebagai
media pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui takaran ampas tebu dapat meningkatkan pertumbuhan Jamur Tiram putih (Pleurotus
ostreatus). Hasil penelitian menujukkan bahwa pengamatan hari ke-24 setelah diinokulasi bibit jamur
Tiram putih (Pleurorus ostreatus), penambahan ampas tebu pada media hanya berpengaruh pada
pertumbuhan miselium. Limbah ampas tebu yang ditambahkan pada media yaitu 150 gr, 250 gr, dan
350 gr. Hasil Pengukukuran pH 6,5, suhu berkisar antara 22-250C, kelembaban 72%. Jadi Takaran
ampas tebu 350 gr yang dapat meningkatkan pertumbuhan miselium Jamur Tiram Putih (Pleurorus
ostreatus).
Kata Kunci: ampas tebu, Jamur Tiram Putih, Pleurotus ostreatus

PENDAHULUAN serat, 9,3% abu dan 265 KKal. Mikroelemen


yang bersifat logam sangat rendah sehingga aman
Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) dikonsumsi setiap hari. Selain kandungan gizi
merupakan jamur pangan. Jamur ini telah lama yang baik, jamur tiram putih (Pleurotus
dibudidayakan dan dijadikan sebagai salah satu ostreatus) juga relatif tidak sulit untuk di tanam
bahan makanan alternatif karena mempunyai dan dibudidayakan karena syarat media untuk
kandungan gizi yang tinggi dibandingkan dengan pertumbuhannya juga relatif mudah didapaatkan
jamur lain. Kandungan Gizi jamur ini meliputi seperti serbuk kayu, dedak dan kapur dan sedikit
protein, lemak, fosfor, besi, thiamin dan air (Bakrun, 1997).
riboflavin dengan komposisi terdiri dari 27% Budidaya jamur tiram putih di Indonesia
protein, 1,6% lemak, 58% karbohidrat, 11,5 % masih relatif sedikit dibandingkan permintaan
Bioilmi Vol. 5 No. 1 Edisi Juni Tahun 2019 24

konsumen setiap hari. Prospek budidaya jamur Waktu dan Tempat Penelitian
tiram sangat cerah dan terbuka lebar asalkan
kualitas dan kuantitas produk sesuai dengan Penelitian ini dilaksanakan selama satu
persyaratan. Media tumbuh yang dapat yaitu bulan Agustus 2018 di Rumah Belajar
digunakan sebagai alternatif budidaya jamur Ceria dan Produksi Jamur Tiram Putih
tiram dapat berasal dari limbah pertanian dan (Pleurorus ostreatus) Jl. H. Sarkowi B
industri salah satu contohnya adalah limbah Kampung Sungai Pedado Keramasan Kertapati
ampas tebu dan tahu (Sumarsih, 2015). Palembang.
Di kota Palembang, budidaya Jamur
Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) masih terus Jenis Penelitian
dikembangkan, harga dan permintaan akan jamur Jenis penelitian ini adalah penelitian
ini masih relatif tinggi hingga saat ini produsen kuantitatif dengan menggunakan metode
dalam pembudidyaan jamur tiram putih masih eksperimen dengan mencampurkan ampas
sangat sedikit yaitu sekitar 5 tempat yang masih tebu dalam takaran yang berbeda dalam media
melakukan kegiatan budidaya jamur tiram putih pertumbuhan jamur Tiram Putih (Pleurotus
(Pleurotus ostreatus) dalam memenuhi ostreatus) rancangan percobaan menggunakan
permintaan rata-rata 85,85 kg/hari (Azmi dan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 4
Rahmi, 2014). perlakuan yaitu kontrol (tanpa ampas tebu),
Syarat tumbuh jamur tiram putih 150 gr, 250 gr dan 350 gr dan 6 ulangan.
(Pleurotus ostreatus) yaitu memerlukan sumber
karbon yang berasal dari bahan organik untuk Prosedur Penelitian
diuraikan menjadi senyawa karbon sederhana
kemudian diserap masuk kedalam miselium. 1. Alat dan Bahan
Miselium dan badan buah dapat berkembang Alat yang digunakan adalah plastik, kertas
pada bahan yang mengandung lignoselulosa, saring, plastik tahan panas, ember, cincin
dengan nisbah C/N 50-500. Bahan yang (terbuat dari paralon), kapas, timbangan, alat
mempunyai nilai C/N tinggi adalah kayu sterilisasi, alat semprot, alat pengepres, rak
gergajian, bagas (ampas tebu), tongkol dan tempat media, alat pengukur pH, bunsen, ose,
batang jagung, jerami, sekam, alang-alang, ayakan dan alat tulis.
kertas, kayu gelondongan, limbah potongan
kayu, kulit kacang-kacangan, ampas tahu Bahan yang digunakan adalah serbuk kayu,
(Sumarsih, 2015). bekatul, ampas tebu, CaCO3, alkohol 70%, air,
Ampas tebu termasuk limbah biomassa spritus, gips dan bibit jamur tiram putih
yang mempunyai kandungan lignoselulosa yang (Pleutorus ostreatus) F2.
tinggi baik untuk pertumbuhan miselium. Ampas
tebu mudah didapat dan memiliki unsur-unsur 2. Cara Kerja
yang diperlukan jamur tiram putih untuk makan
dan untuk meningkatkan kualitasnya. Kandungan a. Pengeringan Ampas Tahu/Ampas Tebu
ampas tebu berupa kadar air 52,67%, C organik Ampas tebu dikeringkan didalam oven
55,89%, N total 0,25%, P2O5 0,16 % dan K2O atau dapat juga dijemur dibawah terik
0,38%. Ampas tebu memiliki kadar serat kasar matahari secara langsung hingga benar-
dan kadar lignin yang sangat tinggi , masing- benar kering, setelah kering di blender dan
masing sebesar 46,5% dan 14% (Purwaningsih, didapatkan serbuk ampas tebu,
2014).
Masih terdapatnya kandungan dan gizi b. Persiapan Media
yang terdapat dalam ampas tebu, maka perlu Serbuk kayu diayak terlebih dahulu
adanya usaha untuk memanfaatkan limbah agar dapat keseragaman ukuran yang baik.
organik ini diantaranya sebagai bahan Bahan-bahan ditimbang seperti bekatul,
tambahan pada media pertumbuhan jamur serbuk kayu, CaCO3 dan ampas tebu yang
tiram putih (Pleurotus ostreatus). Berdasarkan sudah kering, ditimbang terlebih dahulu
latar belakang di atas, maka perlu dilakukan Bahan-bahan yang sudah disiapkan
penelitian dicampur secara merata, agar pencampuran
merata dilakukan pengadukan selama 1-2
METODOLOGI PENELITIAN jam, saat pengadukan ditambahkan sedikit
demi sedikit air hingga semua bahan
Bioilmi Vol. 5 No. 1 Edisi Juni Tahun 2019 25

menggempal dan dapat dikepal tetapi tidak jamur dapat tumbuh, kemudian Baglog
sampai meneteskan air. Pengomposan ditempatkan dirak, dan dibiarkan sampai
dilakukan dengan cara menutup rapat-rapat tumbuh miselium.Kondisi ruangan inkubasi
bahan yang sudah diaduk selama 1-2 hari. suhunya tidak boleh terlalu tinggi, jika suhu
terlalu tinggi dapat dilakukan dengan cara
c. Pengisian Media memberikan sirkulasi udara atau menyiram
Pengisian media tanam menggunakan lingkuan dengan air untuk mengurangi
plastik tahan panas dengan ukuran 2 kg. tingginya suhu.
Bahan yang sudah dikomposkan dimasukan
kedalam plastik, pada saat pengisian media g. Pemeliharaan
dipadatkan menggunakan kayu pemadat
atau mesin pengepres, dalam setiap media Pada massa pemeliharaan, bagian
harus memiliki berat 1200 gram. Media atas baglog dibuka sebagai tempat
yang telah dipadatkan diberi cincin pada keluarnya tubuh buah jamur.
bagian leher plastik kemudian ditutup Pemeliharaan dapat dilakukan dengan
dengan plastik dan diikat dengan karet cara menyiram tanaman jamur sebanyak
gelang, jika ada gunakan penutup ring. 3x dalam sehari hal ini untuk
menghindari hama dan penyakit dalam
budidaya jamur tiram dilakuakan dari
d. Sterilisasi mulai pembuatan media, tempat atau
lokasi dengan kondisi steril atau lokasi
Media atau baglog disterilisasi. yang bersih dari kontaminan seperti
Sterilisasi dilakukan menggunakan drum serangga, binatang pengerat, mikroba
dengan suhu 80-90oC selama 6-8 jam dan senyawa-senyawa berbahaya
kemudian media yang sudah disterilisasi
didinginkan selama 1 x 24 jam. h. Panen
Pendinginan dilakukan agar bibit jamur Setelah 5-10 hari penutup baglog
tiram putih tidak mati ketika ditanam dibuka, tubuh buah jamur sudah
tumbuh. Selang 3-4 hari setelah
e. Inokulasi (Penanaman bibit jamur tiram primodia tubuh buah tumbuh, jamur
putih) telah siap dipanen
Inokulasi (penanaman bibit jamur
tiram putih) dilakuakan diruangan yang i. Pengamatan
steril dengan menggunakan alkohol 70%. Pengamatan dilakukan pada
Adapun cara menginokulasi yaitu : pertumbuhan jamur tiram pada masing-
Mensterilkan tangan menggunakan alkohol masing media yang telah dicampur
70%, memanaskan ose diatas bunsen, dengan ampas tebu kemudian dilihat
membuka tutup baglog dan memanaskan perbandingan pertumbuhannya, adapun
ujung baglog sebelum di tanam dan botol parameter pertumbuhan yang diamati
bibit jamur di atas bunseen untuk adalah sebagai berikut:
menghindari kontaminasi, mengambil bibit
jamur dengan ose memindahkannya - Panjang tangkai tubuh buah
kedalam baglog media tanam dan menutup
baglog dan botol bibit dengan tutup Dengan cara mengukur tubuh buah
sebelumnya yang sudah dipanaskan diatas terpanjang, yaitu diukur pada pangkal
api Bunsen tangkai sampai bagian bawah tudung
buah jamur, pengukuran dilakukan pada
f. Inkubasi akhir penelitian.
Inkubasi merupakan masa
pertumbuhan miselium hingga memenuhi - Diameter tudung buah
media secara merata. Masa inkubasi
biasanya berlangsung selama 30-45 Dengan cara mengukur tudung
hari.Inkubasi dilakukan dengan cara buah jamur yang terbesar, yaitu diukur
menyimpan media yang telah diisi dengan pada pangkal tudung buah jamur sampai
bibit pada kondisi tertentu agar miselia
Bioilmi Vol. 5 No. 1 Edisi Juni Tahun 2019 26

ujung tudung buah jamur, pengukuran


dilakukan pada akhir penelitian. Setelah dilakukan penelitian, selama 24
hari setelah inokulasi didapatkan hasil bahwa
- Berat basah tubuh buah jamur penambahan ampas tebu hanya dapat memacu
pertumbuhan miselium Jamur Tiram Putih
Berat basah untuk setiap perlakuan (Pleurotus ostreatus).
diukur pada akhir penelitian dengan Hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 1
menggunakan timbangan. dan 2, Penentuan waktu penelitian berdasarkan
pengalaman empiris petani budidaya jamur
- Jumlah tubuh buah jamur Tiram Putih yang ada di Kota Palembang.
Berdasarkan tabel 1 dan 2 didapatkan
Jumlah tubuh buah jamur untuk bahwa pada takaran penambahan ampas tebu
setiap perlakuan dihitung pada saat sebanyak 350 gram pada media pertumbuhan
akhir penelitian dengan menghitung jamur Tiram putih ((Pleurotus ostreatus)
setiap tubuh buah jamur. memberikan pengaruh nyata pada taraf 5%
dibandingkan dengan media kontrol yang
Teknik Analisa Data hanya berisi komponen seperti serbuk kayu,
Data yang dikumpulkan, dianalisis bekatul, kapur, tanpa limbah ampas tebu di
dengan uji F. adalah untuk mengetahui ada dalam nya. Pertumbuhan miselium memenuhi
atau tidaknya pengaruh setiap takaran, setelah baglog dan ring penutup baglog dapat
terdapat pengaruh dilakukan uji lanjut Duncan. langsung dibuka setelah hari ke 24 tersebut.
Kemudian dilakukan perbandingan antara
kedua media.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 1. Hasil Analisa Data Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (miselium) pada media Ampas
Tebu

Perlakuan Sampel Rerata

P0 48 2,4646
P1 48 3,5375
P2 48 5,4271
P3 48 9,5708
Total 192 5,2500
Tabel 2. Hasil analisis Uji F data pertumbuhan (miselum) Jamur Tiram Putih pada media
ampas tebu

ANOVA
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 1410,824 3 470,275 20,572 ,000
Within Groups 4297,736 188 22,860
Total 5708,560 191
Bioilmi Vol. 5 No. 1 Edisi Juni Tahun 2019 27

Gambar 1. Grafik Pertumbuhan Miselium Jamur Tiram Putih pada Ampas Tebu

Pembahasan pertumbuhan jamur Tiram menunjukkan hasil


jamur tiram yang dihasilkan memiliki nilai
Dari hasil penelitian di dapatkan angka kecukupan gizi (AKG) dan batas
bahwa media ampas tebu pada penelitian ini ambang toleransi konsumsi mineral, pada
dapat memacu pertumbuhan dari miselium variasi 25% menunjukan yang memiliki kadar
jamur tiram putih disebabkan karena media kandungan terbaik dan am an dalam tubuh
yang diberikan untuk pertumbuhan jamur jamur tiram yakni kalium sebesar
tiram putih (Pleurotus ostreatus) dapat 15745mg/kg, 240 mg/kg magnesium, 1290
memenuhi kebutuhan yaitu terdiri dari serbuk mg/kg mineral fosfor, 917 mg/kg natrium,
gergaji, dedak/bekatul dan kapur serta suhu 9605 mg/kg kalsium, 5606 mg/kg besi, dan
pertumbuhan optimum yaitu 22-250C hal ini 14,01 mg/kg mineral
sejalan dengan penelitian Sagala et al, (2015) Pertumbuhan miselium yang lebih
menyatakan bahwa media bibit tanam jamur baik pada media ampas tebu diduga karena
tiram berupa campuran dedak, gergaji dan air. pada ampas tebu masih terdapat molase yang
Keberhasilan tumbuh jamur tiram tinggi merupakan nutrisi bagi pertumbuhan jamur
karena suhu yang digunakan pada tempat tiram. Sejalan dengan pendapat Stevani (2011)
penyimpanan bibit tanam merupakan suhu menyatakan bahwa Salah satu indusri pangan
optimum berada pada 25-29 0C untuk yang menghasilkan limbah adalah industri
budidaya. Menurut Pelczar and Chan, 2008, gula tebu. Industri pengolahan gula tebu dari
Golongan Cendawan dapat tumbuh dalam batang tebu menjadi gula pasir menghasilkan
kisaran suhu yang luas, dengan suhu optimum tetes tebu (molase). Molase diperoleh dari
bagi kebanyakan spesies saprofitik dari 22 tahapan pemisahan kristal gula dan masih
sampai 30oC, cendawan mampu mengandung gula 50-60%, asam amino dan
memanfaatkan berbagai macam bahan untuk mineral yang dapat dimanfaatkan sebagai
gizinya, namun cendawan juga adalah bahan nutrisi tambahan pada pertumbuhan
heterotrof. Karbon harus berasal dari sumber jamur tiram putih.
organik. Hidayah dkk (2017) mengungkapkan
Penambahan media ampas tebu pada bahwa jamur tiram mempunyai enzim
media tanam diduga dapat memenuhi lignoselulosa yang mampu merombak
kebutuhan lignoselulosa yang terdapat dalam selulosa, lignin dan polisakarida lainnya,
serbuk gergaji dan ampas tebu. Sejalan dengan perombakan tersebut menghasilkan glukosa
penelitian Pramitha dan Andini (2013) tentang sebagai sumber karbonnya. Masih tersedianya
pengaruh ampas tebu sebagai media asam amino yang ada pada ampas tebu
pertumbuhan terhadap jamur tiram tersebut diduga mempengaruhi pertumbuhan
menyatakan bahwa media tanam ampas tebu miselium dan kemunculan primordia lebih
dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan cepat yang akan berkembang menjadi tangkai
jamur tiram dan berpengaruh terhadap kualitas dan tudung jamur, semakin besar diameter
fisik serta kandungan nutrisi jamur tiram. tudung akan menyebabkan berat basah jamur
Hasil penelitian (Sulistyowati dan Purnomo semakin tinggi.
(2014) pemberian ampas tebu sebagai media
Bioilmi Vol. 5 No. 1 Edisi Juni Tahun 2019 28

Berdasarkan Sopandi dan Wardah Departemen Biologi, FMIPA,


(2014) ada beberapa faktor yang Universitas Hasanuddin, Makassar.
mempengaruhi pertumbuhan mikroba dalam Jurnal Biologi Makassar, 2(2):28-38.
pangan salah satunya adalah faktor intrinsik Pelczar, M.J dan E.C.S Chan. 2008. Dasar-
pangan termasuk di dalam nya adalah nutrisi, dasar Mikrobiologi jilid I. Jakarta: UI
faktor tumbuh, dan penghambat atau Press.
antimikroba, pH, potensi oksidasi-reduksi Pramitha, E.S. dan Andini. 2013. Pemanfaatan
yang memberikan efek terhadap pertumbuhan Ampas Tebu Sebagai Media
mikroba dalam kombinasi positif maupun Pertumbuhan Alternatif Pada Budidaya
negatif. Faktor Ekstrinsik termasuk di Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus). ITS.
dalamnya adalah suhu dan kelembaban. Surabaya. Jurnal Seni dan Sains Vol.2,
No.1.
Sumbangsih Penelitian Mata Pelajaran
Biologi di SMA Purwaningsih, Ch. E. (2014). Pertumbuhan
Penelitian ini akan di sumbangsihkan dan Produktivitas Jamur Tiram Putih
dalam materi pengayaan di kelas X pada (Pleurotus ostreatus) Pada Media
pokok bahasan Jamur Fungi. Tumbu Limbah Blotong dan Ampas
Tebu dengan Tambahan Bekatul.
Madiun: Program Studi Biologi. 178-
KESIMPULAN 181.

1. Pemanfaatan Ampas Tebu dapat memacu Sagala, Aprilina, Sonip, Risanti dan Irzaman.
pertumbuhan miselium jamur Tiram Putih 2015. Penumbuhan Miselium Jamur
(Pleurotus ostreatus) dalam waktu 24 hari Putih (Pleurotus ostreotus) Pada Media
setelah inkubasi Sorgum dan Analisis Fourier Transform
2. Takaran pemberian ampas tebu dalam Infrared (FTIR). Prosiding Seminar
media pertumbuhan jamur tiram putih yang Nasional Fisika Volume 4 Oktober
dapat meningkatkan pertumbuhan miselium 2015.
dalam penelitian ini pada takaran tertinggi
yaitu 350 gr. Sopandi, T dan Wardah. 2014.Mikrobiologi
Pangan Teori dan Praktik.Maya(ed).
Yogjakarta:ANDI Yogyakarta
UCAPAN TERIMA KASIH
Steviani, S., 2011. Pengaruh Campuran Media
Penulis ucapkan terimakasih kepada Tanam Serbuk Sabut Kelapa
semua pihak yang telah membantu dan dan Ampas Tahu Terhadap Diameter
memberikan dukungan secara penuh dalam Tudung dan Berat Basah Jamur
kegiatan penelitian ini. Tiram (Pleurotus ostreatus). Skripsi.
Fakultas Pertanian Universitas
DAFTAR PUSTAKA Sebelas Maret. Surakarta.

AzmiI, Nur; Hidayati, Rahmi. Analisis Tingkat Sumarsih, Sri.(2015). Bisnis Bibit Jamur
Permintaan Jamur Tiram Pasar Tiram. Jakarta : Penebar Swadaya.
Tradisional dan Supermarket di Kota
Palembang. Jurnal Ilmiah Agriba, 2014,
2.8.
Bakrun, M. C. YA, M. (1997).Jamur Tiram
(Pembibitan, Pembudidayaan, Analisis
Usaha). Jakarta: Penebar Swadaya.
Hidayah N, Tambaru, E. Abdullah, A. 2017.
Potensi Ampas Tebu sebagai Media
Tanam Jamur Tiram Pleurotus sp:

Anda mungkin juga menyukai