Yustina Hapida1) a)
1)
Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang,
Jl.Prof. K.H. Zainal Abidin Fikri No 1A KM 3.5, Palembang 30126, Indonesia
a)
yustinahapida_uin@radenfatah.ac.id
Telp:+62852-7353-2397
ABSTRACT
Sugar cane organic waste including biomass waste which has a high lignocellulose content, good for
mycelium growth so that it can be used as a medium for the growth of Jamur Tiram Putih (Pleurotus
ostreatus). This study aims to determine the amount of ampas tebu can increase the growth of Jamur
Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). The results of the studied Observation After 24th day inoculated
Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus), the addition of ampas tebu to the medium only affect the
growth of mycelium . The dose of ampas tebu waste added to the medium are 150 gr, 250 gr, and 350
gr. At pH 6,5, temperatures range 22-25 oC, humidity 72 % and ampas tebu dose 350 gr can increased
mycelium of Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) growth.
Key words: Sugar cane waste, Jamur Tiram Putih, Pleurotus ostreatus
ABSTRAK
Limbah Organik ampas tebu termasuk limbah biomassa yang mempunyai kandungan lignoselulosa
yang tinggi, baik untuk pertumbuhan miselium, sehingga ampas tebu dapat dimanfaatkan sebagai
media pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui takaran ampas tebu dapat meningkatkan pertumbuhan Jamur Tiram putih (Pleurotus
ostreatus). Hasil penelitian menujukkan bahwa pengamatan hari ke-24 setelah diinokulasi bibit jamur
Tiram putih (Pleurorus ostreatus), penambahan ampas tebu pada media hanya berpengaruh pada
pertumbuhan miselium. Limbah ampas tebu yang ditambahkan pada media yaitu 150 gr, 250 gr, dan
350 gr. Hasil Pengukukuran pH 6,5, suhu berkisar antara 22-250C, kelembaban 72%. Jadi Takaran
ampas tebu 350 gr yang dapat meningkatkan pertumbuhan miselium Jamur Tiram Putih (Pleurorus
ostreatus).
Kata Kunci: ampas tebu, Jamur Tiram Putih, Pleurotus ostreatus
konsumen setiap hari. Prospek budidaya jamur Waktu dan Tempat Penelitian
tiram sangat cerah dan terbuka lebar asalkan
kualitas dan kuantitas produk sesuai dengan Penelitian ini dilaksanakan selama satu
persyaratan. Media tumbuh yang dapat yaitu bulan Agustus 2018 di Rumah Belajar
digunakan sebagai alternatif budidaya jamur Ceria dan Produksi Jamur Tiram Putih
tiram dapat berasal dari limbah pertanian dan (Pleurorus ostreatus) Jl. H. Sarkowi B
industri salah satu contohnya adalah limbah Kampung Sungai Pedado Keramasan Kertapati
ampas tebu dan tahu (Sumarsih, 2015). Palembang.
Di kota Palembang, budidaya Jamur
Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) masih terus Jenis Penelitian
dikembangkan, harga dan permintaan akan jamur Jenis penelitian ini adalah penelitian
ini masih relatif tinggi hingga saat ini produsen kuantitatif dengan menggunakan metode
dalam pembudidyaan jamur tiram putih masih eksperimen dengan mencampurkan ampas
sangat sedikit yaitu sekitar 5 tempat yang masih tebu dalam takaran yang berbeda dalam media
melakukan kegiatan budidaya jamur tiram putih pertumbuhan jamur Tiram Putih (Pleurotus
(Pleurotus ostreatus) dalam memenuhi ostreatus) rancangan percobaan menggunakan
permintaan rata-rata 85,85 kg/hari (Azmi dan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 4
Rahmi, 2014). perlakuan yaitu kontrol (tanpa ampas tebu),
Syarat tumbuh jamur tiram putih 150 gr, 250 gr dan 350 gr dan 6 ulangan.
(Pleurotus ostreatus) yaitu memerlukan sumber
karbon yang berasal dari bahan organik untuk Prosedur Penelitian
diuraikan menjadi senyawa karbon sederhana
kemudian diserap masuk kedalam miselium. 1. Alat dan Bahan
Miselium dan badan buah dapat berkembang Alat yang digunakan adalah plastik, kertas
pada bahan yang mengandung lignoselulosa, saring, plastik tahan panas, ember, cincin
dengan nisbah C/N 50-500. Bahan yang (terbuat dari paralon), kapas, timbangan, alat
mempunyai nilai C/N tinggi adalah kayu sterilisasi, alat semprot, alat pengepres, rak
gergajian, bagas (ampas tebu), tongkol dan tempat media, alat pengukur pH, bunsen, ose,
batang jagung, jerami, sekam, alang-alang, ayakan dan alat tulis.
kertas, kayu gelondongan, limbah potongan
kayu, kulit kacang-kacangan, ampas tahu Bahan yang digunakan adalah serbuk kayu,
(Sumarsih, 2015). bekatul, ampas tebu, CaCO3, alkohol 70%, air,
Ampas tebu termasuk limbah biomassa spritus, gips dan bibit jamur tiram putih
yang mempunyai kandungan lignoselulosa yang (Pleutorus ostreatus) F2.
tinggi baik untuk pertumbuhan miselium. Ampas
tebu mudah didapat dan memiliki unsur-unsur 2. Cara Kerja
yang diperlukan jamur tiram putih untuk makan
dan untuk meningkatkan kualitasnya. Kandungan a. Pengeringan Ampas Tahu/Ampas Tebu
ampas tebu berupa kadar air 52,67%, C organik Ampas tebu dikeringkan didalam oven
55,89%, N total 0,25%, P2O5 0,16 % dan K2O atau dapat juga dijemur dibawah terik
0,38%. Ampas tebu memiliki kadar serat kasar matahari secara langsung hingga benar-
dan kadar lignin yang sangat tinggi , masing- benar kering, setelah kering di blender dan
masing sebesar 46,5% dan 14% (Purwaningsih, didapatkan serbuk ampas tebu,
2014).
Masih terdapatnya kandungan dan gizi b. Persiapan Media
yang terdapat dalam ampas tebu, maka perlu Serbuk kayu diayak terlebih dahulu
adanya usaha untuk memanfaatkan limbah agar dapat keseragaman ukuran yang baik.
organik ini diantaranya sebagai bahan Bahan-bahan ditimbang seperti bekatul,
tambahan pada media pertumbuhan jamur serbuk kayu, CaCO3 dan ampas tebu yang
tiram putih (Pleurotus ostreatus). Berdasarkan sudah kering, ditimbang terlebih dahulu
latar belakang di atas, maka perlu dilakukan Bahan-bahan yang sudah disiapkan
penelitian dicampur secara merata, agar pencampuran
merata dilakukan pengadukan selama 1-2
METODOLOGI PENELITIAN jam, saat pengadukan ditambahkan sedikit
demi sedikit air hingga semua bahan
Bioilmi Vol. 5 No. 1 Edisi Juni Tahun 2019 25
menggempal dan dapat dikepal tetapi tidak jamur dapat tumbuh, kemudian Baglog
sampai meneteskan air. Pengomposan ditempatkan dirak, dan dibiarkan sampai
dilakukan dengan cara menutup rapat-rapat tumbuh miselium.Kondisi ruangan inkubasi
bahan yang sudah diaduk selama 1-2 hari. suhunya tidak boleh terlalu tinggi, jika suhu
terlalu tinggi dapat dilakukan dengan cara
c. Pengisian Media memberikan sirkulasi udara atau menyiram
Pengisian media tanam menggunakan lingkuan dengan air untuk mengurangi
plastik tahan panas dengan ukuran 2 kg. tingginya suhu.
Bahan yang sudah dikomposkan dimasukan
kedalam plastik, pada saat pengisian media g. Pemeliharaan
dipadatkan menggunakan kayu pemadat
atau mesin pengepres, dalam setiap media Pada massa pemeliharaan, bagian
harus memiliki berat 1200 gram. Media atas baglog dibuka sebagai tempat
yang telah dipadatkan diberi cincin pada keluarnya tubuh buah jamur.
bagian leher plastik kemudian ditutup Pemeliharaan dapat dilakukan dengan
dengan plastik dan diikat dengan karet cara menyiram tanaman jamur sebanyak
gelang, jika ada gunakan penutup ring. 3x dalam sehari hal ini untuk
menghindari hama dan penyakit dalam
budidaya jamur tiram dilakuakan dari
d. Sterilisasi mulai pembuatan media, tempat atau
lokasi dengan kondisi steril atau lokasi
Media atau baglog disterilisasi. yang bersih dari kontaminan seperti
Sterilisasi dilakukan menggunakan drum serangga, binatang pengerat, mikroba
dengan suhu 80-90oC selama 6-8 jam dan senyawa-senyawa berbahaya
kemudian media yang sudah disterilisasi
didinginkan selama 1 x 24 jam. h. Panen
Pendinginan dilakukan agar bibit jamur Setelah 5-10 hari penutup baglog
tiram putih tidak mati ketika ditanam dibuka, tubuh buah jamur sudah
tumbuh. Selang 3-4 hari setelah
e. Inokulasi (Penanaman bibit jamur tiram primodia tubuh buah tumbuh, jamur
putih) telah siap dipanen
Inokulasi (penanaman bibit jamur
tiram putih) dilakuakan diruangan yang i. Pengamatan
steril dengan menggunakan alkohol 70%. Pengamatan dilakukan pada
Adapun cara menginokulasi yaitu : pertumbuhan jamur tiram pada masing-
Mensterilkan tangan menggunakan alkohol masing media yang telah dicampur
70%, memanaskan ose diatas bunsen, dengan ampas tebu kemudian dilihat
membuka tutup baglog dan memanaskan perbandingan pertumbuhannya, adapun
ujung baglog sebelum di tanam dan botol parameter pertumbuhan yang diamati
bibit jamur di atas bunseen untuk adalah sebagai berikut:
menghindari kontaminasi, mengambil bibit
jamur dengan ose memindahkannya - Panjang tangkai tubuh buah
kedalam baglog media tanam dan menutup
baglog dan botol bibit dengan tutup Dengan cara mengukur tubuh buah
sebelumnya yang sudah dipanaskan diatas terpanjang, yaitu diukur pada pangkal
api Bunsen tangkai sampai bagian bawah tudung
buah jamur, pengukuran dilakukan pada
f. Inkubasi akhir penelitian.
Inkubasi merupakan masa
pertumbuhan miselium hingga memenuhi - Diameter tudung buah
media secara merata. Masa inkubasi
biasanya berlangsung selama 30-45 Dengan cara mengukur tudung
hari.Inkubasi dilakukan dengan cara buah jamur yang terbesar, yaitu diukur
menyimpan media yang telah diisi dengan pada pangkal tudung buah jamur sampai
bibit pada kondisi tertentu agar miselia
Bioilmi Vol. 5 No. 1 Edisi Juni Tahun 2019 26
Hasil
Tabel 1. Hasil Analisa Data Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (miselium) pada media Ampas
Tebu
P0 48 2,4646
P1 48 3,5375
P2 48 5,4271
P3 48 9,5708
Total 192 5,2500
Tabel 2. Hasil analisis Uji F data pertumbuhan (miselum) Jamur Tiram Putih pada media
ampas tebu
ANOVA
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 1410,824 3 470,275 20,572 ,000
Within Groups 4297,736 188 22,860
Total 5708,560 191
Bioilmi Vol. 5 No. 1 Edisi Juni Tahun 2019 27
Gambar 1. Grafik Pertumbuhan Miselium Jamur Tiram Putih pada Ampas Tebu
1. Pemanfaatan Ampas Tebu dapat memacu Sagala, Aprilina, Sonip, Risanti dan Irzaman.
pertumbuhan miselium jamur Tiram Putih 2015. Penumbuhan Miselium Jamur
(Pleurotus ostreatus) dalam waktu 24 hari Putih (Pleurotus ostreotus) Pada Media
setelah inkubasi Sorgum dan Analisis Fourier Transform
2. Takaran pemberian ampas tebu dalam Infrared (FTIR). Prosiding Seminar
media pertumbuhan jamur tiram putih yang Nasional Fisika Volume 4 Oktober
dapat meningkatkan pertumbuhan miselium 2015.
dalam penelitian ini pada takaran tertinggi
yaitu 350 gr. Sopandi, T dan Wardah. 2014.Mikrobiologi
Pangan Teori dan Praktik.Maya(ed).
Yogjakarta:ANDI Yogyakarta
UCAPAN TERIMA KASIH
Steviani, S., 2011. Pengaruh Campuran Media
Penulis ucapkan terimakasih kepada Tanam Serbuk Sabut Kelapa
semua pihak yang telah membantu dan dan Ampas Tahu Terhadap Diameter
memberikan dukungan secara penuh dalam Tudung dan Berat Basah Jamur
kegiatan penelitian ini. Tiram (Pleurotus ostreatus). Skripsi.
Fakultas Pertanian Universitas
DAFTAR PUSTAKA Sebelas Maret. Surakarta.
AzmiI, Nur; Hidayati, Rahmi. Analisis Tingkat Sumarsih, Sri.(2015). Bisnis Bibit Jamur
Permintaan Jamur Tiram Pasar Tiram. Jakarta : Penebar Swadaya.
Tradisional dan Supermarket di Kota
Palembang. Jurnal Ilmiah Agriba, 2014,
2.8.
Bakrun, M. C. YA, M. (1997).Jamur Tiram
(Pembibitan, Pembudidayaan, Analisis
Usaha). Jakarta: Penebar Swadaya.
Hidayah N, Tambaru, E. Abdullah, A. 2017.
Potensi Ampas Tebu sebagai Media
Tanam Jamur Tiram Pleurotus sp: