Apung
Budidaya Tanaman Non Konvensional
Dosen Pengampu : Ir . Bastaman Syah, M.Si
Anggota Kel 2
01 02 03
Wandi Purnama Dinda Khaerunnisa Shafa Adelita
Aji
2010631090031 2010631090048 2010631090096
04 05
Yohana Dibita S. Wahdani Nur Shadrina
2010631090110 2010631090139
01. Definisi
Hidroponik
Rakit Apung
Definisi Rakit Apung
Hidroponik sistem Rakit Apung (Floating Raft System) adalah
sistem yang dapat terbilang sederhana dari pada sistem
hidroponik yang lain. Menurut penelitan dari (Izzuddin, 2016),
menyebutkan bahwa sistem Floating Raft System (Rakit Apung)
sistemnya dengan cara tanaman di tancapkan pada lubang
Styrofoam yang telah dilubangi dengan jarak lubang tertentu
untuk jarak tanam yang mengapung di atas permukaan
larutan nutrisi dalam suatu bak penampung dalam larutan
nutrisi dalam suatu bak penumpang atau kolam sehingga
akar tanaman terapung atau terendam dalam larutan nutrisi.
KARASTERISTIK
1. Terisolasi lingkungan perakaran.
Dimana fluktuasi suhu larutan nutrisi tergolong rendah yang
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan,umur tanaman,kedalaman
larutan nutrisi
● Penyemaian
Langkah awal untuk memulai budidaya hidroponik adalah melakukan penyemaian benih. Penyemaian merupakan proses
menumbuhkan benih atau biji menjadi bibit yang akan dilanjutkan ke tahap selanjutnya (pembesaran).
● Pindah tanam
Kegiatan pindah tanam adalah kegiatan memindahkan bibit yang sudah disemai ke sistem hidroponik, dalam hal ini rakit apung.
Ketika tanaman baru dipindahkan ke sistem hidroponik ini, adalah 0 HST (Hari Setelah Tanam). Kegiatan pindah tanam yang
dilakukan adalah memisahkan masing – masing rockwoll kemudian masukan rockwoll pada netpot atau langsung dimasukkan ke
lubang tanam, pastikan bahwa rockwoll menyentuh air.
● Perawatan
Perawatan dilakukan dengan melakukan pengecekan setiap harinya atau 2 hari sekali. Pengecekan biasanya meliputi, pengecekan
kadar ppm air nutrisi, kebersihan bak nutrisi dan pertumbuhan akar.
● Panen
Pemanenan dilakukan ketika tanaman sudah memasuki umur panen atau kriteria panen yang sesuai. Umur panen dan kriteria
pada masing – masing komoditas berbeda – berbeda. Untuk tanaman selada, idealnya dipanen antara 30 – 40 HST, jika ditambah
lama penyemaian, maka totalnya menjadi 42 -52 hari setelah semai.
Kesimpulan
Hidroponik system rakit apung merupakan teknik penggenangan air dan nutrisi di daerah perakaran
tanaman secara terus menerus, dimana tanaman dapat menyerap nutrisi setiap saat. Sistem
hidroponik rakit apung terdiri dari bak / kolam dengan ketinggian air nutrisi dalam bak air biasanya
sekitar 20 cm sudah cukup. Sayuran / tanaman diapungkan diatas air dengan memakai selembar
styrofoam yang telah dilubangi sesuai ukuran netpot. Akar tanaman akan tumbuh besar kebawah dan
terendam air nutrisi, sedangkan daun tanaman akan tumbuh diatas styrofoam. Dalam kaitannya
dengan pertanian perkotaan, pengembangan usaha budidaya sayuran hirdoponik dengan sistem rakit
apung ini tentunya sangat sejalan dengan gaya hidup masyarakat perkotaan dan memenuhi aspek-
aspek yang diharapkan dimana masyarakat perkotaan mengharapkan produk yang aman, sehat, dan
berkualitas.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH