Anda di halaman 1dari 48

“PUBLIKASI ILMIAH,

PRESENTASI, DAN TUTORIAL Lutfi Afifah, MSi


PEMBUATAN DAFTAR ISI Universitas Singaperbangsa Karawang
PRESENTASI TIPS AND TRICKS
(MATERI)

❑ Presentasi untuk Seminar Proposal, Seminar Hasil harus ilmiah


❑ Background sebaiknya warna putih
❑ Fokus ke konten yang baik dan menarik
❑ Jangan menggunakan animasi yang tidak perlu, hanya gunakan foto atau gambar yang
sesuai dengan penelitian
❑ Power poin (berisi poin-poin penting)➔ bukan Power Paragraf
❑ Singkat, Padat, Jelas
❑ Rata kiri
❑ Font: Calibri minimal 18
❑ Bold yang penting, gunakan warna yang menarik
❑ Sesuaikan dengan Bab dan Subbab yang ada di Proposal
❑ Seminar Proposal: Metode dan Parameter pengamatan harus detail
❑ Seminar Hasil: Metode bisa dipersingkat, dan lebih menonjolkan Hasil dan
Pembahasan
❑ Percaya diri
❑ Menguasai materi
❑ Buat list daftar pertanyaan dan Jawab
TEKNIK PENGAMBILAN FOTO YANG
BAIK

1. Jelas
2. Selalu didokumentasikan tiap pengamatan
3. Buat Folder Penyimpanan tiap minggu pengamatan

Karakter Morfologi Kutu Daun (R. maidis Fitch)

a Keterangan: Serangan pada daun Serangan pada batang


a) Tuberkel Antena (tidak
b berkembang)
b) Antena
c) Kornikel, kornikel silindris
bagian pangkal melebar
Serangan pada malai Serangan pada tongkol
d) Kauda, yang gelap
b
c

Embun jelaga Daun menguning


c d
Pertumbuhan cendawan L. lecanii pada 4 jenis media tumbuh alternatif
selama 21 HSI

a b

c d

3 HSI 6 HSI 9 HSI 12 HSI

15 HSI 18 HSI 21 HSI


SEMINAR HASIL PENELITIAN
INTENSITAS SERANGAN HAMA PENTING DAN KEANEKARAGAMAN SERANGGA
PADA PERTANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA F1 VARIETAS PIONEER-36
DENGAN TEKNIK PENGENDALIAN HAMA BERBEDA

Disusun Oleh :
Azizah Nurul Hawiyah
NPM. 1810631090150

Pembimbing:
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping Pembimbing Lapang
Lutfi Afifah, SP., M.Si. Drs. Slamet Abadi, M.Si. Dwi Priyo Prabowo, SP.

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2022
LATAR BELAKANG

Kehilangan hasil produksi Penggunaan pestisida secara berlebihan


akibat serangan hama
▪ Petani masih mengabaikan musuh alami tanpa
▪ Serangan organisme memperhatikan hama dengan penggunaan pestisida berlebihan
pengganggu tanaman pada lahannya (Tomiko et al., 2020).
seringkali menjadi kendala para
petani dalam membudidayakan ▪ Penggunaan pestisida kimia secara berlebihan berdampak pada
jagung. Keberadaan OPT yang timbulnya resistensi hama sasaran, dan pencemaran
menyerang tanaman lingkungan pertanian (Indiati dan Marwoto, 2017)
menyebabkan pertumbuhan
dan perkembangan tanaman
menjadi tidak optimal, karena PHT sebagai pengendalian alternatif yang ramah lingkungan
terganggunya beberapa fungsi
▪ PHT biointensif bersifat proaktif,
organ tanaman (Nadrawati et al.,
segala upaya dilakukan untuk
2019)
memanipulasi habitat agar tidak
menguntungkan bagi hama, tetapi
menguntungkan bagi musuh
alami untuk mampu menekan
perkembangan hama (Iswanto et al.,
2016)
IDENTIFIKASI MASALAH
a. Adakah pengaruh teknik pengendalian terhadap intensitas serangan hama penting dan keanekaragaman
serangga pada tanaman jagung (Zea mays L.) hibrida F1 varietas Pioneer-36?
b. Teknik pengendalian manakah yang menghasilkan intensitas serangan hama penting terkecil dan
keanekaragaman serangga tertinggi pada tanaman jagung (Zea mays L.) hibrida F1 varietas Pioneer-36?

c. Adakah pengaruh hubungan antara serangan hama dengan hasil panen pada tanaman jagung (Zea mays
L.) hibrida F1 varietas Pioneer-36?

MAKSUD DAN TUJUAN


a. Mengetahui pengaruh dari beberapa teknik pengendalian terhadap intensitas
serangan hama penting dan keanekaragaman serangga serta hubungan antara
serangan hama dan hasil panen pada tanaman jagung (Zea mays L.) hibrida F1
varietas Pioneer-36.

b. Mendapatkan teknik pengendalian yang mampu menekan intensitas serangan


hama penting dengan tetap menjaga keanekaragaman serangga pada tanaman
jagung (Zea mays L.) hibrida F1 varietas Pioneer-36.

KEGUNAAN PENELITIAN
Memberikan informasi tentang keanekaragaman serangga dan struktur komunitas
OPT serta dapat menjadi referensi dalam menentukan teknik pengendalian OPT pada
tanaman jagung (Zea mays L.).
BAHAN DAN ALAT

BAHAN
1. Benih jagung varietas Pioneer-36
2. RhizomaX
3. Prima Grain
4. Turex WP
5. Tricho Wish
6. Biagro 60 EC
7. Endure 120 SC
8. Furadan 3 GR
9. Virtako 300 SC
10. Closen 125 SC
11. Abu Sekam Padi
12. Herbisida Gramoxone 276 SL
13. Alkohol 70%
14. Detergen
15. Lem serangga
16. Cendawan Beauveria bassiana
17. Pupuk Kandang Sapi
18. Pupuk NPK
19. Pupuk Urea
BAHAN DAN ALAT

ALAT
1. Gelas ukur
2. Penggaris
3. Timbangan analitik
4. Botol koleksi serangga
5. Mikroskop digital
6. Tali plastik
7. Kertas label
8. Bambu
9. Cangkul
10. Meteran
11. Kantong plastik
12. Hand sprayer
13. Terpal plastik
14. Timbangan gantung
15. Jaring serangga (sweep net)
16. Perangkap papan kuning
(yellow sticky trap)
17. Perangkap lubang jebakan
(pitfall trap)
METODE PENELITIAN
Tabel Analisis Ragam
▪ Metode eksperimen, menggunakan
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat
Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktor F hit F tab (5%) P-Value
Keragaman Bebas Kuadrat Tengah
Tunggal
Ulangan r-1 JKU KTU JKU/dbU F (α,dbU,dbG) > 0,05 ns
▪ Terdiri dari 4 perlakuan dan 6 ulangan
Perlakuan t-1 JKP KTP JKP/dbP F (α,dbP,dbG) ≤ 0,05 *
▪ Dianalisis dengan menggunakan uji F pada
taraf 5% dengan uji lanjut Beda Nyata Galat (r-1)(t-1) JKG KTG JKG/dbG
Terkecil (BNT) dan Analisis Korelasi. Total (r.t)-1 JKT
▪ Data hasil identifikasi serangga Keterangan : ns = non-signifikan, * = signifikan
ditabulasikan dalam tabel pivot pada
perangkat lunak Ms. Excel untuk menjadi n( XY) - ( X).( Y)
Analisis Korelasi 𝐫𝐲𝐱 =
database 2 2
[n. X2 - ( X) ].[n. Y2 - ( Y) ]
Tabel Perlakuan Teknik Pengendalian OPT
Kriteria Koefisien Korelasi Nilai r
Teknik Pengendalian Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Kontrol Pengendalian Pengendalian Pengendalian
(K) Kombinasi (PK) Biointensif (PB) Sintetik (PS) 0,00 ≤ r ≤ 0,20 Hubungan sangat rendah
- PGPR Bacillus thuringiensis Pyraclostrobin 0,20 < r ≤ 0,40 Hubungan rendah
- Unsur Mikro Alamiah Trichoderma sp. Klorantraniliprol 0,40 < r ≤ 0,60 Hubungan cukup kuat
- Beauveria bassiana Abu Sekam Padi Karbofuran 0,60 < r ≤ 0,80 Hubungan kuat
- Spinetoram Azadirachtin
0,80 < r ≤ 1,00 Hubungan sangat kuat
I II III

TATA LETAK PERCOBAAN


PS K PK
4m

K PB PS

PB PK K

4m
PK PS PB

36,5 m
70 cm IV V VI

Petak Petak PB PK PS

Tanaman sampel
K PS PB
Tanaman border
0,5 m
PS PB K
Keterangan:

Populasi 114 tanaman/petak


PK K PK
Sampel 20 tanaman/petak
14 m
PEMASANGAN PERANGKAP

Perangkap (Trap)

Keterangan: ▪ Pemasangan Pitfall Trap


dilakukan 2 x 24 jam (2
▪ Pemasangan semua
kali dalam 1 minggu)
perangkap dimulai 1
sebanyak 3 buah.
mst hingga 13 mst
diamati setiap minggu
▪ Pemasangan Yellow
sampai panen
Sticky Trap dilakukan 1
▪ Serangga yang kali dalam 1 minggu
didapat dimasukan sebanyak 1 buah.
kedalam botol kaca
dan diberi alkohol ▪ Penggunaan Sweep Net
70%. dilakukan 1 kali dalam
seminggu. 5 kali ayun
ganda pada setiap titik
penjaringan
Keterangan:
Perangkap Lubang Jebakan (Pitfall Trap )

Perangkap Papan Kuning (Yellow Sticky Trap)


Jaring Ayun (Sweep Net )
APLIKASI PERLAKUAN

Tabel Dosis dan Waktu Aplikasi


Waktu Aplikasi (mst)
Perlakuan Bahan Aktif Dosis ▪ Pada saat aplikasi
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
perlakuan disekat
Kontrol (K) — — - - - - - - - - - - menggunakan
terpal plastik
Pengendalian PGPR 8 g/petak ✓ ✓ berbentuk gulungan
Kombinasi (PK) Unsur Mikro Alami 4 g/petak ✓ ✓ ✓ ✓ yang dipakai dengan
menyesuaikan
B. bassiana 16 g/petak ✓✓ ✓ tinggi tanaman.
Spinetoram 0,4 ml/petak ✓ ✓ ▪ Apabila dalam 1
Pengendalian B. thuringiensis 1,6 g/petak ✓ ✓ ✓ perlakuan terdapat
2 pestisida yg
Biointensif (PB) Trichoderma sp. 4 g/petak ✓✓ diaplikasikan, maka
aplikasi dilakukan
Abu Sekam Padi 9 g/lubang ✓ secara bergantian
Azadirachtin 16 ml/petak ✓✓ ✓✓ tanpa
mencampurkan
Pengendalian Pyraclostrobin 0,8 ml/petak ✓✓ satu pestisida
Sintetik (PS) Klorantraniliprol 1,6 ml/petak ✓ ✓ ✓ ✓ dengan pestisida
lainnya
Karbofuran 5 g/tanaman ✓ ✓ ✓
HASIL DAN PEMBAHASAN

CUACA HARIAN (Suhu dan Kelembapan Harian) CURAH HUJAN

30.0 Suhu Kelembapan 81.0


Hasil
29.8 80.0
▪ Selama penelitian berlangsung terjadi 15 kali hujan dengan

Kelembapan (%)
29.6 79.0
curah hujan yang rendah berkisar 6 – 38 mm/hari.
Suhu (oC)

29.4 78.0
29.2 77.0
29.0 76.0 ▪ Bulan Maret-Juni tahun 2022 dikategorikan bulan kering
28.8 75.0 karena nilai curah hujan < 60 mm/hari.
28.6 74.0
7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91
hari setelah tanam (hst)
Pembahasan
Hasil ▪ Serangga memiliki suhu toleransi untuk hidup. Umumnya
Rata-rata suhu yang didapat sebesar Suhu minimum29,5oC. kisaran suhu 15°C - 45°C. suhu optimum 25°C (Handani
24,3oC dan suhu maksimum 34,7oC. Rata-rata kelembapan et al., 2015)
udara sebesar 78,2%. Kelembapan minimum 62,5% dan
kelembapan maksimum 93,9%. ▪ Kenaikan suhu dan perubahan pola curah hujan
mengakibatkan serangga yang awalnya bukan hama atau
Diduga: hama sekunder menjadi hama utama (Adunola et al.,
2021)
Kondisi cuaca dan curah hujan seperti ini dapat merangsang
perkembangan serangga.
HASIL DAN PEMBAHASAN

INDEKS KEANEKARAGAMAN (H’) & Perlakuan


Nilai Indeks Kategori Indeks
KEMERATAAN (E) H’ D E H’ D E
K 3,534a 0,051b 0,421a Tinggi Rendah Rendah
Hasil
PK 3,535a 0,055b 0,423a Tinggi Rendah Rendah
Perlakuan PB memberikan nilai indeks
keanekaragaman dan kemerataan tertinggi PB 3,560a 0,050b 0,428a Tinggi Rendah Rendah
dengan masing-masing nilai 3,560 dan 0,428. PS 3,273b 0,069a 0,416a Tinggi Rendah Rendah
KK (%) 2,19 14,30 2,48
Ekosistem lingkungan Diduga:
▪ Keanekaragaman pada ekosistem akan Adanya vegetasi yang lain (selain jagung)
berkaitan dengan melimpahnya sumber dapat mempengaruhi keanekaragaman jenis
makanan untuk kelanjutan kehidupan serangga. Vegetasi lain: tanaman padi, cabai,
populasi serangga yang ada (Plowright et sawi, kacang-kacangan dan kubis bunga.
al., 1993 dalam Elisabeth et al., 2021). Selain itu, dipengaruhi bahan aktif yang
▪ Pestisida mimba tidak mudah menimbulkan digunakan tidak menimbulkan toksisitas
resistensi. Sehingga kelestarian ekosistem yang tinggi terhadap jenis serangga non-
tetap terpelihara (Hasibuan et al. 2021) target.
HASIL DAN PEMBAHASAN INTENSITAS SERANGAN KUTU DAUN (Rhopalosiphum maidis Fitch)

Rata-rata Intensitas Serangan (%)


Perlakuan
7 8 9 10 11 12 13
K 18,33a 35,00a 48,33a 50,00a 65,00a 82,50a 90,00a
PK 9,17b 25,00b 45,83a 47,50a 59,17a 59,17b 59,17b
Serangan pada daun Serangan pada batang
PB 5,83b 15,83bc 33,33a 41,67a 56,67a 57,50b 57,50b
PS 4,17b 5,83c 6,67b 6,67b 7,50b 8,33c 8,33c
KK (%) 6,32 23,07 31,62 26,87 26,37 18,25 15,83

Serangan pada malai Serangan pada tongkol


Hasil Diduga:

▪ Perlakuan PS memberikan Rendahnya intensitas serangan


intensitas serangan rendah dipengaruhi bahan aktif yang terkandung
setiap minggunya. pada pestisida yang digunakan.
Embun jelaga Daun menguning

Bahan aktif karbofuran


Bahan aktif klorantraniliprol
▪ Dapat direkomendasikan sebagai pengendali hama kutu daun.
Karbofuran bekerja sebagai insektisida sistemik untuk ▪ Mampu mengurangi populasi kutu daun pada
membunuh hama penggerek dan penghisap salah satunya dosis 25 g/ha dan memberikan hasil tertinggi
seperti kutu daun (Saha et al., 2021) dibandingkan perlakuan lainnya (Bhatt et al., 2018)
HASIL DAN PEMBAHASAN INTENSITAS SERANGAN KUTU DAUN (Rhopalosiphum maidis Fitch)

PS Intensitas Serangan Populasi Kutu Daun PB Intensitas Serangan Populasi Kutu Daun PK Intensitas Serangan Populasi Kutu Daun K Intensitas Serangan Populasi Kutu Daun

9.00 700 70.00 4500 70.00 3500 100.00 7000

Populasi Kutu Daun (ekor)

Populasi Kutu Daun (ekor)

Populasi Kutu Daun (ekor)


8.00 4000 90.00
Intensitas Serangan (%)

Intensitas Serangan (%)

Intensitas Serangan (%)

Populasi Kutu Daun (ekor)


600 60.00 60.00 3000 6000

Intensitas Serangan (%)


7.00 3500 80.00
500 50.00 50.00 2500 70.00 5000
6.00 3000
400 40.00 40.00 2000 60.00 4000
5.00 2500
50.00
4.00 300 30.00 2000 30.00 1500 3000
40.00
3.00 1500 30.00
200 20.00 20.00 1000 2000
2.00 1000 20.00
1.00 100 10.00 500 10.00 500 1000
10.00
0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0
7 8 9 10 11 12 13 7 8 9 10 11 12 13 7 8 9 10 11 12 13 7 8 9 10 11 12 13
minggu setelah tanam (mst) minggu setelah tanam (mst) minggu setelah tanam (mst) minggu setelah tanam (mst)

Rata-rata Intensitas serangan dengan populasi ulat Karakter Morfologi Kutu Daun (R. maidis Fitch)
▪ Gambar PS, berkisar antara 4,17% - 8,33% dengan total a Keterangan:
populasi kutu daun berkisar antara 77-580 ekor.
a) Tuberkel Antena (tidak
▪ Gambar PB, berkisar antara 5,83% – 57,50% dengan total b berkembang)
populasi kutu daun berkisar antara 57 – 4.218 ekor. b) Antena
c) Kornikel, kornikel silindris
▪ Gambar PK, berkisar antara 9,17% – 59,17% dengan
bagian pangkal melebar
total populasi kutu daun berkisar antara 228 – 3.109 ekor.
d) Kauda, yang gelap
▪ Gambar K, berkisar antara 18,33% – 90% dengan total b
populasi kutu daun berkisar antara 361 – 6.666 ekor .
c

c d
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PANEN

Perlakuan Hasil panen per petak (kg)


Hasil
K 18,90c
▪ Perlakuan PK memberikan hasil panen
PK 23,22a tertinggi sebesar 23,22 kg/petak (14,51
PB 20,03bc ton/ha)
PS 22,20ab Diduga:
KK (%) 11,05
Tingkat serangan hama yang terjadi, terkhusus
hama yang menyerang bagian tongkol jagung.
ton/ha kg/petak Kombinasi pemberian perlakuan dan bahan aktif
pestisida berpengaruh terhadap hasil panen.

23,22 Pengaruh
22,20
20,03
18,90 ▪ Aplikasi PGPR sebesar 10 ml/l memberikan hasil panen optimal yang mampu
meningkatkan 7,56% (Krisnadhi et al., 2020)
▪ Spinetoram tercatat mampu menekan populasi larva Spodoptera sp. dan
14,51 12,52 13,88 menghasilkan benih 1,74 ton/ha pada aplikasi perlakuan 0,7 ml/l (Matcha et
11,81
al., 2021).
K PK PB PS
HASIL DAN PEMBAHASAN KORELASI INTENSITAS SERANGAN HAMA DENGAN HASIL PANEN
20.00
18.00
Hama Penting R2 Uji F P-Value r 16.00

Hasil Panen (ton/ha)


14.00
X1 (Ulat Grayak) 0,002* - 0,58
0,376 0,007 12.00
X2 (Kutu Daun) 0,280ns - 0,03 10.00
8.00
6.00
4.00 y = -0.1651x + 16.576
R² = 0.3393
Hasil 2.00 Ulat Grayak (S. frugiperda)
0.00
▪ Masih terdapat 62,4% faktor lain yang memengaruhi hasil 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00
Intensitas Serangan (%)
panen. Uji F : X1 dan X2 secara bersama-sama berpengaruh
20.00
terhadap hasil panen. 18.00
16.00
▪ Uji T, untuk X1 berpengaruh nyata terhadap hasil panen (Y).

Hasil Panen (ton/ha)


14.00
Sedangkan, untuk X2 tidak memiliki pengaruh secara nyata 12.00
10.00
terhadap hasil panen (Y). 8.00
6.00
Diduga: Sifat & Kemampuan hama dalam menyerang tanaman 4.00
y = -0.006x + 13.296
2.00 R² = 0.0009 Kutu daun (R. maidis)
berpengaruh terhadap hasil panen. 0.00
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00
Intensitas Serangan (%)
Kerusakan tanaman (Sholihatin et al., 2020)
▪ Dipengaruhi oleh keagresifan hama. Jika populasi hama
banyak, tetapi intensitas serangan hama rendah maka belum
tentu menimbulkan tingginya kerusakan yang dapat
berpengaruh terhadap hasil.
Kerapatan konidia

Tabel 5. Rata-rata kerapatan konidia L. lecanii pada beberapa


media tumbuh alternatif.
Data setelah ditranformasi 𝐱
Bentuk konidia
Jenis Media Kerapatan Konidia Mampu memproduksi konidia dalam jumlah yang L. lecanii
(spora/ml) sama kedua jenis substrat baik untuk
PDA 1,3x10⁸ a meningkatkan sporulasi cendawan L. lecanii.
Jagung
4,2x10⁸ a
Beras
2,0x10⁷ b Tingginya karbohidrat terutama gula
Dedak Nilai kerapatan konidia (tidak
2,1x10⁷ b memberikan hasil yang optimal) diduga membantu metabolisme
cendawan dalam meningkatkan
KK (%) 4,21 seperti nilai diameter koloni.
pertumbuhan koloni saja.
Diduga selama masa inkubasi cendawan L. lecanii lebih ▪ Sanjaya, (2018).
banyak memanfaatkan nutrisi untuk membentuk hifa,
ini didasari karena beras umumnya mengandung
karbohidrat tinggi dibanding protein.
Daya kecambah

Tabel 6. Rata-rata daya kecambah L. lecanii pada


beberapa media tumbuh alternatif. (Prayogo dan Santoso, 2013).
Jenis Media Daya Kecambah (%)
PDA 45,23 b (Afifah, 2011).
Jagung 74,31 a
Persentase perkecambahan
Beras 45,74 b
setelah 10 JSI, namun tidak
Dedak 28,67 c sebanding dengan nilai kerapatan
KK (%) 35,20 konidia.

Kemungkinan :
(a) (b) ▪ Isolat merupakan hasil kultur lebih dari 1 kali, sehingga
(1)
menurunkan persentase perkecambahan.
▪ Mempengaruhi infektivitas cendawan terhadap
(2)
mortalitas C. formicarius.
▪ Herlinda et al., (2006).

Tabung kecambah L. lecanii pada 10 jam setelah inkubasi


(JSI) konidia (1) tabung kecambah (2) a), tabung kecambah
yang berkembang menjadi hifa (2) b)
Laju Pertumbuhan Koloni
Gambar 3. Kurva regresi Laju pertumbuhan koloni
12.0
PDA
Laju pertumbuhan koloni L. lecanii
Jagung
y = -2,0571x + 11,857 y = -1,6393x + 10,514
R² = 0,797
berbeda disetiap media?
10.0 R² = 0,8029
Beras Dedak
Komposisi (kandungan nutrisi) pada setiap
y = -1,3679x + 9,1 y = -0,7929x + 5,4429 media yang berbeda mengakibatkan
8.0 R² = 0,9386 R² = 0,8481 perbedaan dalam pertumbuhan (Taurisia
et al., 2015).
Laju pertumbuhan koloni (mm/hari)

6.0

PDA
4.0
Jagung
Beras
2.0
Dedak Note: Kurva regresi
Linear (PDA) Persamaan garis pada media PDA yaitu y = -0,5179x +
0.0 3,7314. Apabila waktu inkubasi bertambah satu hari,
3 6 9 12 15 18 21 Linear (Jagung)
maka laju pertumbuhan koloni akan menurun sebesar
Linear (Beras) 0,51 cm (dst)..
-2.0
Hari setelah inokulasi (hsi) Linear (Dedak)
Kesimpulan : semakin lama waktu inkubasi,
-4.0
maka laju pertumbuhan koloni cendawan akan
semakin menurun.
PENDAHULUAN
Mengapa harus Publikasi Ilmiah??
❑ Seorang sarjana harus memiliki kemampuan menulis
secara ilmiah.
❑ Termasuk menguasai tata cara penulisan ilmiah yang baik.
❑ Ketika seorang sarjana telah mahir menulis ilmiah, ke
depannya diharapkan tidak akan kesulitan ketika
membuat karya ilmiah di jenjang selanjutnya.
❑ Nanti ketika lanjut ke Magister atau Doktor, kualitas
tulisan ilmiahnya bisa meningkat, berwawasan global,
dan bisa terbit di jurnal-jurnal internasional
❑ Aturan ini sengaja dibuat untuk mengejar ketertinggalan
Indonesia dalam hal membuat karya ilmiah.
Mengapa harus Publikasi Ilmiah??

❑ Manuskrip / Draft Tulisan harus direview oleh


pembimbing skripsi
❑ Sesuai Template Penulisan Jurnal yang dituju
❑ Bukan sekedar COPY / PASTE Skripsi, Karena akan
direview oleh Ahli di bidangnya
❑ Menggunakan literature terkini (mostly from journal)
maksimal 5 tahun terakhir
❑ Proses: Submit – Review oleh Reviewer – Acceptance
❑ Resiko Paper Decline! Ditolak!
❑ Proses bisa sampai 1 tahun apalagi untuk Sinta 2, Sinta 1
Jenis Publikasi Ilmiah

❑ Jurnal International dan Jurnal National


❑ Index Jurnal Nasional SINTA: S1, S2, S3, S4, S5, S6
❑ Mahasiswa wajib publikasi minimal di Jurnal indeks S4
❑ Cek Indeks Jurnal di portal SINTA (Science and
Technology Index) Link:
https://sinta.kemdikbud.go.id/journals
❑ Indeks bereputasi internasional: SCOPUS Q1- Q2 – Q3-
Q4
❑ Cara indeks dengan cari nama jurnal yang dituju
❑ Sesuaikan dengan Template dan lakukan Submission
SINTA (Science and Technology Index)
https://sinta.kemdikbud.go.id/journals

Cari jurnal yang dituju

Sortir berdasarkan indeks


Jurnal Template

❑ Menyesuaikan dengan jurnal yang dituju


❑ Ada yang Hasil dan Pembahasan digabung dan ada
yang Bab Hasil dipisah dengan Bab Pembahasan
❑ Bab Hasil dipisah dengan Bab Pembahasan → Di
Bab Hasil tidak ada sitasi sama sekali, Sitasi baru
dimunculkan pada Bab Pembahasan
❑ Jangan sampai salah Template!
Journal Submission to Publication via OJS (OPEN JOURNAL SYSTEM)

❑ Harus buat akun terlebih dahulu di Jurnal yang dituju


❑ Login
❑ Lakukan step by step (New Submission – Confirmation
❑ Tunggu hasil editor dan komentar reviewer dari Mitra
Bestari
❑ Proses Review
❑ Pembayaran biaya jurnal / Free
❑ Publish
Contoh Proses: Jurnal Submission di IJAS

Harus dipahami betul masing2


scope, template dalam jurnal dll

Lakukan step by step sampai


semua tahapan selesai
Contoh Jurnal di bidang OPT

1. http://pasca.unhas.ac.id/ojs/index.php/ijas/index IJAS
UNHAS (S2)
2. https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JID JURNAL ILMU
DASAR (S3)
3. http://jhpttropika.fp.unila.ac.id/index.php/jhpttropika
JHPT TROPIKA (S2)
4. https://pei-pusat.org/jurnal/index.php/jei JURNAL
ENTOMOLOGI INDONESIA (S2)
5. https://journal.ipb.ac.id/index.php/JIPI/index JIPI
6. Dll silahkan googling sendiri (S2)

TIPS: SUBMIT KE S5, S4 DENGAN KATEGORI KESULITAN


PUBLISH RELATIVE RENDAH
TUTORIAL DAFTAR ISI &
DAFTAR GAMBAR OTOMATIS
1. Blok judul, klik Reference → Add Text → Level 1

Jika warna dan posisinya tidak


sesuai, silakan dibenarkan seperti
semula

Note :
LEVEL 1 digunakan untuk Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, BAB, Daftar Pustaka dan Lampiran.
2. Lakukan hal yang sama pada setiap BAB

Gunakan Shift + Enter


dari Judul BAB I ke
kata PENDAHULUAN
3. Blok Sub BAB, klik Reference → Add Text → Level 2

Note :
Level 2 digunakan untuk Sub BAB, lakukan hal yang sama pada setiap Sub BAB.
4. Blok Sub Sub BAB, klik Reference → Add Text → Level 3

Note :
Level 3 digunakan untuk Sub Sub BAB, lakukan hal yang sama pada setiap Sub Sub BAB.
5. Setelah semua sudah di Add Text, pada lembar Daftar Isi klik Reference → Table of Contens → Automatic Table 1

Setelah itu, Daftar Isi


otomatis muncul
6. Beri kata ‘Halaman’ di pojok kiri atas lalu ganti font menjadi TNR, kemudian rapikan letak BAB, Sub BAB, dan Sub Sub BAB
Hapus kata
Contens lalu beri
kata Halaman
(rata kiri)
Ganti font
menjadi TNR

Judul dan BAB di Bold, untuk Sub BAB dan Sub Sub BAB
tidak perlu di Bold
7. Hapus titik titik kemudian beri titik titik secara manual sampai kata halaman dan lanjutkan dengan spasi.

Jangan sampai
titik titik
melewati kata
Halaman

Note :
Lakukan hal yang sama sampai judul terakhir.
8. Setelah semua tersusun rapih, ubah line spacing menjadi 2,0.
9. Jika ada perubahan pada sub bab atau halaman, klik Update Table
CARA MEMBUAT DAFTAR GAMBAR

1. Klik kanan pada gambar → Insert Caption → Pilih label Gambar


2. Masukkan keterengan gambar (caption), lalu rapikan tulisanya

Rapikan Tulisan
Sesuai dengan
ketentuan

Masukkan keterangan
gambar

Note :
Lakukan hal yang sama disetiap gambar.
3. Setelah semua gambar diberi caption, Pada lembar daftar gambar Klik Reference → Insert Table of Figures →
Pilih Caption label Gambar

Pilih caption
label ‘Gambar’
4. Daftar gambar akan otomatis muncul, kemudian rapihkan Huruf dan Line spacing 2,0. Lalu ganti kata ‘Gambar 1’
menjadi Numbering.
4. Buat tabel seperti gambar dibawah kemudian ubah border tabel menjadi No Border. Rapikan judul gambar lalu rapikan
titik titik dan spasi secara manual.

Judul harus Titik titik jangan


setelah kata sampai melewati
‘gambar’ kata ‘Halaman’
5. Jika ada perubahan pada judul atau halaman, klik Reference → Update Table

SELESAI !!!

Anda mungkin juga menyukai