ABSTRAK: Pada tanggal 9 Juli 2020, Presiden Joko Widodo memberikan mandat kepada Menteri
Pertahanan, Prabowo Subianto, untuk memimpin pelaksanaan proyek food estate nasional di
sejumlah kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah seluas 148.000 hektare (Amirullah, 2020).
Dengan menggunakan konsep keamanan pangan, tulisan ini berusaha menganalisis proyek food
estate nasional tersebut, khususnya dalam rangka menjamin ketahanan nasional pada era pandemi
COVID-19. Tulisan ini percaya bahwa food estate merupakan salah satu strategi yang kompatibel
untuk diaplikasikan dalam situasi pandemi, di mana wabah penyakit merupakan bentuk ancaman
non konvensional bagi ketahanan nasional. Ketahanan pangan Indonesia menjadi salah satu isu
geopolitik domestik yang mengemuka, di mana pengelolaannya masih jauh dari kata memuaskan
(Global Hunger Index, 2019). Padahal, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang masif dan
tentunya, kebutuhan akan pangan yang besar. Belum lagi situasi pandemi COVID-19 yang membuat
Organisasi Pangan dan Pertanian untuk memberikan peringatan ancaman krisis pangan global.
Selain itu, tulisan ini juga bertujuan untuk merekomendasikan kepada Lemhannas untuk
mempertimbangkan ketahanan pangan sebagai salah satu “ujung tombak” bagi ketahanan nasional,
khususnya dalam menghadapi ancaman non-konvensional di masa depan.
Kata kunci: ketahanan pangan, ketahanan nasional, food estate, ancaman non konvensional
ABSTRACT: On July 9, 2020, President Joko Widodo gave a mandate to the Minister of Defense,
Prabowo Subianto, to lead the implementation of national food estate projects in several districts in
Central Kalimantan Province, covering 148,000 hectares (Amirullah, 2020). By using the concept of
food security, this paper seeks to analyze the critical role of the national food estate project,
especially in the context of ensuring national resilience in the era of the COVID-19 pandemic. This
paper believes that food estate is a compatible strategy to be applied in a pandemic situation, where
the outbreak is a form of unconventional threat to national security. Indonesia's food security is one
of the leading domestic geopolitical issues, where its management is far from satisfying (Global
Hunger Index, 2019). Indonesia has a massive population and, of course, a tremendous need for food.
Not to mention the COVID-19 pandemic situation that made the FAO provide a warning to the threat
of the global food crisis. Besides, this paper also aims to recommend the Lemhannas in considering
food security as one of the "spearheads" for national security, especially in the face of
unconventional threats in the future.
Keywords: food security, national resilience, food estate, unconventional threats
27 | v o l u m e 8 n o m o r 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
menjadi bagian dari diskursus tanah, air bersih dan pangan dalam
pengembangan food estate yang sudah ada. kontribusinya memulai suatu konflik seiring
dengan meningkatnya jumlah pertumbuhan
penduduk (Starr, 1991).
pangan nasional apabila dampak pandemi Logistik. Tak lupa, sejumlah jurnal domestik
COVID-19 benar-benar masif, sehingga maupun asing mengenai ketahanan pangan di
membuat sektor pertanian Indonesia tidak Indonesia juga menjadi sumber acuan bagi
berjalan sebagaimana mestinya dan penelitian ini. Laporan dari institusi global
mengancam ketahanan pangan. seperti FAO juga turut menjadi sumber data,
mengingat pandemi COVID-19 telah bersifat
berupa kemungkinan krisis pangan yang terjadi menjadi fenomena global yang mengancam
kebaruan isu yang masih sangat baru, penelitian khususnya apabila dianalisis dari perspektif
ini berfokus pada data-data dan variabel terkini ketahanan pangan. Tidak dapat dipungkiri
Termasuk pula didalamnya, berkaitan dengan ketahanan nasional, dan keamanan manusia--
cadangan pangan Indonesia setidaknya dalam merupakan konsep yang saling berkaitan erat
periode lima tahun terakhir. Karakteristik dan apabila terjadi disrupsi pada salah satu di
32 | v o l u m e 8 n o m o r 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
tipes yang melanda sebagian wilayah Iran menjadi salah satu negara terparah yang
kepulauan Britania sejak 1843 hingga 1850-an mengalami dampak pandemi influenza
mengakibatkan ratusan ribu orang tewas. Spanyol tersebut, di mana antara 900 ribu
Akibatnya, tenaga kerja--termasuk dalam hingga dua juta orang meregang nyawa akibat
sektor pertanian--berkurang drastis dan pandemi tersebut, mencapai hampir sepertiga
mengakibatkan banyak lahan yang tak terurus populasi Iran. Tak hanya itu, kelaparan yang
(Hays, 2005, hlm. 239). Lahan-lahan pertanian terjadi akibat kekeringan, mismanajemen
kemudian mulai terserang penyakit dan hama kebijakan ketahanan pangan, dan suplai
tanaman yang berakibat kelaparan masif. Hasil pangan yang terhambat menjadikan dampak
panen yang gagal dan terjangkit penyakit pandemi menjadi semakin parah. Kala itu, Iran
tersebut semakin memperparah penularan yang dipimpin oleh Dinasti Qajar tidak mampu
pandemi tipes. Dalam sepuluh tahun, mempertahankan kestabilan dan keamanan
penduduk Irlandia berkurang hingga dua juta negara secara umum, mengakibatkan Perang
jiwa (Hays, 2005, hlm. 241-242). Dunia I melebar ke sebagian wilayah negeri
Dampak pandemi terhadap ketahanan tersebut. Wilayah-wilayah dengan kapabilitas
pangan yang lebih masif terjadi pada periode menyuplai pangan turut terdampak. Ditambah
1918 hingga 1920 ketika influenza Spanyol lagi, ketiadaan kebijakan untuk membentuk
mewabah ke seluruh dunia. Bermula dari cadangan pangan menjadi pelengkap dari
medan Perang Dunia I di Prancis, dalam waktu kelaparan di Iran kala itu. Akibat pandemi
setahun, wabah ini berjangkit di Eropa. influenza tersebut, harga pangan impor juga
Diperkirakan lebih dari 50 juta jiwa menjadi menjadi amat mahal dan penurunan kualitas
korban flu ini, dan masih menjadi salah satu pangan terjadi secara drastis. Tak heran
pandemi terparah di dunia (Brown, 2019, hlm. apabila Iran Hampir mengalami keruntuhan
49-51). Kurangnya inisiatif untuk melakukan geopolitik dan geoekonomi akibat krisis
sekuritisasi terhadap ketahanan pangan multisektoral tersebut.
membuat sejumlah negara kala itu jatuh ke Pandemi COVID-19 memiliki risiko
jurang musibah yang lebih parah, seperti yang serupa dengan berbagai pandemi
kelaparan. Ditambah, negara-negara yang sebelumnya. Kendati kemajuan pesat dalam
menjadi lumbung pangan dunia seperti India, medis telah secara signifikan mengurangi
Tiongkok, dan Asia Tenggara. Kerawanan dampak langsung dari pandemi, namun tetap
asupan nutrisi dan kekurangan gizi sebagai saja, dunia berada di ambang krisis
dampak dari kelaparan menjadi fenomena multisektoral, termasuk dalam sektor pangan.
yang sangat umum terjadi di berbagai belahan Kebijakan strategis dalam sektor pangan
dunia (Spinney, 2017, hlm. 183-184). menjadi tindakan mutlak yang seharusnya
Berdasarkan catatan Azizi dkk. (2011), dilakukan setiap negara, agar krisis tidak
33 | v o l u m e 8 n o m o r 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
terjadi. FAO sendiri menyatakan terdapat Timur Tengah dengan tujuan menggulingkan
sejumlah alur yang saling berkelindan yang pemerintahan yang dianggap otoriter dan
menunjukkan dampak pandemi ini terhadap tidak demokratis (Bayat, 2013). Negara-negara
dinamika pangan dunia. Pandemi ini dapat dengan kontrol yang kuat terhadap rakyatnya,
menimbulkan “efek domino” dalam rantai seperti Mesir dibawah Marsekal Hosni
suplai pangan dunia (Schmidhuber, 2020), di Mubarak dan Libya di bawah Kolonel
mana pandemi ini menyebabkan sejumlah Muammar Gaddafi, tidak mampu
negara penyuplai pangan harus melakukan membendung laju revolusi dan harus lengser
lockdown yang menyebabkan perlambatan dari kekuasaan. Karena berhasil
ekonomi, di mana kemudian industri pangan menggulingkan beberapa pemerintahan yang
dan pertanian juga terganggu (Food and dianggap cukup kokoh, maka beberapa
Agriculture Organization, 2020). penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor-
Dalam lingkup domestik di Indonesia, faktor dibalik timbulnya revolusi tersebut, dan
menarik pula dikaji hubungan antara kebijakan diantaranya adalah faktor rapuhnya ketahanan
lockdown bertajuk PSBB dengan ketahanan pangan negara-negara di Timur Tengah. Dari
pangan nasional. meski menjadi andalan beberapa faktor yang menyebabkan revolusi di
dalam membatasi pergerakan masyarakat Timur Tengah tersebut, melemahnya
demi mengurangi laju penularan COVID-19, ketahanan pangan negara-negara secara
PSBB yang diberlakukan di sejumlah daerah drastis menghabiskan kesabaran masyarakat
menimbulkan terganggunya ketahanan yang resah karena melonjaknya harga gandum
pangan di Indonesia sebagai salah satu secara besar-besaran (Veninga & Ihle, 2018).
komponen utama ketahanan nasional. Kondisi Di Mesir, demonstran anti pemerintah kerap
tersebut dapat menyebabkan banyak daerah menggunakan roti sebagai atribut dalam aksi
di Indonesia yang juga mengandalkan gerakan sosial sebagai bentuk ekspresi
distribusi pangan ekstensif dari dalam maupun kekesalan terhadap pemerintah yang dianggap
luar negeri mengalami krisis pangan (Amanta gagal menjaga ketahanan pangan negara
& Aprilianti, 2020). Tak dapat dilupakan pula, (Zurayk, 2011). Meskipun sistem
adalah risiko kenaikan harga bahan pangan pemerintahan otoriter adalah alasan utama
global yang tentunya akan memperparah dari revolusi, namun dampak dari lemahnya
situasi krisis. ketahanan pangan justru memperkuat gerakan
revolusi tersebut dengan membuat keresahan
B. Krisis Pangan dan Konflik: Studi Kasus masyarakat terhadap pemerintah semakin
Musim Semi Arab memuncak. Maka dari itu, penyebab
Musim Semi Arab adalah suatu melemahnya ketahanan pangan di Timur
gerakan sosial revolusioner yang berasal dari Tengah harus dikaji agar dapat memberikan
34 | v o l u m e 8 n o m o r 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
Keadaan Indonesia yang mirip dengan Mesir bertahan apabila negara tersebut memiliki
harus membuat pengampu kebijakan semakin pendapatan perkapita yang tinggi serta
waspada terhadap ancaman yang dapat persentase pemasukan untuk pangan sehari-
ditimbulkan dari krisis pangan global kepada hari yang rendah. Kondisi ini memungkinkan
ketahanan pangan nasional, terlebih lagi krisis masyarakat untuk melakukan pengeluaran lebih
pangan yang berpotensi ditimbulkan oleh untuk kebutuhan pangan tanpa dampak yang
pandemi COVID-19. terlalu signifikan terhadap kondisi
perekonomiannya, sampai kebijakan alternatif
C. Food Estate Sebagai Bagian dari
untuk ketahanan jangka panjang ditemukan
Strategi Ketahanan Pangan
(Center for American Progress, 2013). Hal ini
Dari sejumlah studi kasus di atas, dapat diambil
dapat ditemukan pada tahun 2011, ketika Uni
pelajaran bahwa ketahanan pangan suatu
Emirat Arab dan Israel tidak terkena gejolak
negara terancam apabila terjadi krisis pangan
revolusi di Timur Tengah. Meskipun dua negara
global yang berdampak kepada harga dan suplai
tersebut masuk kedalam sepuluh pengimpor
pangan di pasar internasional, dan selanjutnya
gandum terbesar, namun pendapatan per
negara tersebut memiliki pendapatan per
kapita yang tinggi serta persentase pemasukan
kapita yang rendah, persentase pemasukan
untuk pangan sehari-hari yang rendah
untuk pangan diatas 35 persen, serta
memungkinkan masyarakat untuk memberikan
ketidakmampuan pengampu kebijakan
toleransi terhadap harga pangan yang
ketahanan pangan untuk beradaptasi dengan
meningkat.
gejolak global. Mesir, sebagai contoh, tidak
Mengingat Indonesia memiliki kondisi
memahami bagaimana kondisi ekonomi
yang lebih mirip terhadap Mesir dibandingkan
masyarakat yang rapuh terhadap gejolak
dengan Uni Emirat Arab dan Israel, maka
pangan global harusnya beradaptasi. Negara
kebijakan yang memiliki ketergantungan
tersebut gagal memanfaatkan peluang
terhadap impor pangan disaat potensi krisis
pengembangan ketahanan pangan lewat Sungai
pangan global meningkat bukanlah hal yang
Nil karena konflik kepentingan yang terjadi
bijak untuk diterapkan. Sehingga,
antara penggunaan lahan pertanian dan irigasi
pengembangan agrikultur dalam negeri bisa
antara arah kebijakan perkotaan dan pedesaan,
menjadi alternatif kebijakan untuk meredam
serta konflik di sektor pertanian itu sendiri;
dampak gejolak krisis pangan global. Sebelum
antara petani tanaman komersial seperti
pandemi COVID-19, sektor agrikultur
mangga dan bunga dengan petani makanan
mendominasi lapangan pekerjaan di Indonesia
pokok seperti gandum (Alfiky dkk.., 2012).
dengan persentase sebesar 27,33 persen,
Padahal, stabilitas ketahanan pangan
sehingga peranan agrikultur sudah sangat
yang bergantung pada kebijakan impor hanya
strategis di negara ini (Menkominfo, 2019).
36 | v o l u m e 8 n o m o r 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
Sehingga, program food estate bisa menjadi dapat mengurangi angka kemiskinan nasional,
salah satu cara guna meningkatkan ketahanan di mana pertumbuhan ekonomi yang dimotori
pangan. Dalam rencana awal pengembangan oleh sektor pertanian lebih efektif untuk
food estate di Kalimantan Tengah, pemerintah mengurangi kemiskinan dibandingkan dengan
memilih lahan dengan tanah aluvial yang kepemimpinan sektor konstruksi dan
dulunya adalah lokasi program Pengembangan manufaktur (Loayza and Radatz, 2006). Secara
Lahan Gambut (PLG) Sejuta Hektar di tepi keseluruhan, pengembangan food estate dapat
Sungai Barito, di mana potensi pengembangan meningkatkan pemasukan per kapita serta
seluas 295.500 hektar (Haryanti, 2020). menurunkan persentase pemasukan untuk
Apabila penyediaan air untuk kebutuhan pangan sehari-hari, yang pada
memberikan irigasi area pertanian memadai, dasarnya, sangat penting apabila pemerintah
maka diharapkan pengembangan food estate ini ingin memiliki lebih banyak opsi kebijakan
dapat menyediakan cadangan strategis pangan apabila terjadi krisis pangan global akibat
seperti padi, cabai, singkong, ataupun jagung pandemi COVID-19. Namun setidaknya,
(PKP Pemprov Kalteng, 2020). Selanjutnya, ketahanan pangan yang ditopang oleh produksi
kegiatan pertanian di food estate dapat domestik dapat mengurangi dampak yang
menghasilkan pangan yang dapat dikonsumsi ditimbulkan dari gejolak dunia internasional,
masyarakat sekaligus memberikan sumbangsih dan potensi ancaman konflik yang ditimbulkan
bagi pemasukan petani lokal, yang berakibat dari hancurnya ketahanan pangan nasional
pada menurunnya harga pangan untuk dapat dihindari; atau setidaknya, dapat
masyarakat yang tidak terlibat pada sektor non dimitigasi.
agrikultur (Goyal & Nash, 2017). Apabila
program food estate sudah berkembang, maka SIMPULAN
dapat menjadi dorongan baik untuk sektor Dari paparan mengenai proyek food
produksi (barang penunjang pertanian seperti estate dan kaitannya dengan strategi
pupuk, mesin pertanian) maupun konsumsi ketahanan pangan nasional khususnya pada
nasional (meningkatnya pemasukan sektor era pandemic COVID-19, dapat disimpulkan
pertanian), yang berakibat kepada terbukanya beberapa hal. Pertama, pandemi merupakan
lapangan pekerjaan, pertumbuhan ekonomi, peristiwa yang multisektoral dan dapat
dan semakin terwujudnya keadilan sosial- mendisrupsi berbagai sektor strategis,
ekonomi (International Labour Organization, termasuk ketahanan pangan suatu negara.
2008). Sejumlah studi kasus yang dianalisis telah
Pada akhirnya, pengembangan food membuktikan bahwa pandemi dan ancaman
estate yang dapat memberikan serapan terhadap ketahanan pangan merupakan dua
lapangan pekerjaan di sektor non pertanian
37 | v o l u m e 8 n o m o r 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
38 | v o l u m e 8 n o m o r 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
587-601. trends-growing-westernisation-diets-18-09-
https://doi.org/10.1111/dech.12030 2018.
Bernauer, T., Böhmelt, T., & Koubi, V. (2012). Food and Agriculture Organization. (2006).
Environmental changes and violent conflict. Roles of Agriculture project policy Brief: food
Environmental Research Letters, 7(1), security and Wheat policy in egypt. Rome:
015601. https://doi.org/10.1088/1748- Food and Agriculture Organization.
9326/7/1/015601 Food and Agriculture Organization. (2020).
Brown, J. (2019). Influenza: The Hundred-Year Impacts of coronavirus on food security and
Hunt to Cure the Deadliest Disease in nutrition in Asia and the Pacific: Building
History. New York: Simon and Schuster. more resilient food systems (hlm. 9) [Policy
Burke, M., Miguel, E., Satyanath, S., Dykema, J., Recommendation]. Bangkok. Diakses pada 7
& Lobell, D. (2009). Warming increases the Agustus 2020 dari
risk of civil war in Africa. Proceedings Of The https://doi.org/10.4060/ca9473en
National Academy Of Sciences, 106(49), Goyal, A., & Nash, J. (2017). Reaping Richer
20670-20674. Returns. Washington, DC: World Bank.
https://doi.org/10.1073/pnas.0907998106 Hays, J. N. (2005). Epidemics and Pandemics:
Burn, A. (1982). The Pelican history of Greece Their Impacts on Human History. ABC-CLIO.
(pp. 297-299). London: Penguin. Haryanti, R. (2020). Basuki Sebut Lokasi "Food
Buzan, B., Buzan, R. P. of I. S. C. for the S. of D. Estate" Berada di Lahan Aluvial.
B., Etc, Wæver, O., Waever, O., & Wilde, J. KOMPAS.com. Diakses 9 Agustus 2020 dari
de. (1998). Security: A New Framework for https://properti.kompas.com/read/2020/06
Analysis. Boulder: Lynne Rienner Publishers. /24/204504121/basuki-sebut-lokasi-food-
Center for American Progress. (2013). The Arab estate-berada-di-lahan-aluvial?page=all.
Spring and Climate Change. Washington, DC: Homer-Dixon, T. (1999). Environment, Scarcity,
Center for American Progress. and Violence. Foreign Affairs, 78(3), 135.
Côté, A. (2016). Agents without agency: https://doi.org/10.2307/20049302
Assessing the role of the audience in International Labour Organization. (2008).
securitization theory. Security Dialogue, Promotion of Rural Employment for Poverty
47(6), 541–558. JSTOR. doi: Reduction (1st ed.). Geneva: International
10.2307/26293812 Labour Office.
Fitch. (2018). Indonesia Food Spending Trends: Lampietti, J., Michaels, S., Magnan, N., McCalla,
Growing Westernisation Of Diets. Fitch A., Saade, M., & Khouri, N. (2011). A
Solutions. Diakses pada 9 Agustus 2020 dari strategic framework for improving food
https://www.fitchsolutions.com/corporates/ security in Arab countries. Food Security,
retail-consumer/indonesia-food-spending- 3(S1), 7-22. https://doi.org/10.1007/s12571-
39 | v o l u m e 8 n o m o r 2
Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
41 | v o l u m e 8 n o m o r 2