Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM PENGENDALIAN

ORGANISME PENGGANGU TANAMAN TERPADU (POPTT)

JUDUL :
PENERAPAN PENGELOLAAN OPT TERPADU DI PERTANAMAN
PETANI DI KOTA PALANGKARAYA

A. Pendahuluan
Organisme pengganggu tanaman (OPT) adalah semua organisme
yang dapat menyebabkan penurunan potensi hasil yang secara langsung
karena menimbulkan kerusakan fisik, gangguan fisiologi dan biokimia, atau
kompetisi hara serta sudah mencapai ambang ekonomi terhadap tanaman
budidaya. Hal ini mengakibatkan perlunya penanggulangan akan adanya
serangan OPT karena perkembangan serangan OPT yang tidak dapat
dikendalikan, akan berdampak kepada timbulnya masalah-masalah lain yang
bersifat sosial, ekonomi, dan ekologi.
Menurut UU No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman
pasal 20 “Perlindungan Tanaman dilaksanakan dengan sistem Pengendalian
Hama Terpadu” atau Sistem PHT. Dinyatakan juga bahwa sistem PHT
adalah upaya pengendalian populasi atau tingkat serangan OPT dengan
menggunakan satu atau lebih dari berbagai teknik pengendalian yang
dikembangkan dalam satu kesatuan, untuk mencegah timbulnya kerugian
secara ekonomis dan kerusakan lingkungan hidup. Dalam sistem ini
penggunaan pestisida merupakan alternatif terakhir.
Dalam menangani berbagai gangguan OPT (hama, penyakit dan
gulma), Indonesia telah memiliki konsep dasar Pengendalian Hama Terpadu
(PHT) yang merupakan landasan strategis dan operasional di lapangan
(Untung, 1995; Oka, 2005). Dalam penerapan PHT digunakan kombinasi
berbagai cara pengendalian yang kompatibel. Berbagai faktor ikut
menentukan keberhasilan PHT di lapangan termasuk tersedianya data OPT
yang akurat (Untung, 1995; Oka, 2005).
Pengendalian hama terpadu (PHT) telah ditetapkan oleh pemerintah
sebagai strategi nasional dalam perlindungan tanaman, namun demikian
dalam pelaksanaannya masih belum diterapkan sepenuhnya oleh petani.

1
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap,
dan tindakan petani dalam pengelolaan budidaya tanaman dan pengendalian
hama, penyakit dan gulma serta kendala-kendala yang dihadapi petani
terkait dengan penerapan PHT di pertanamannya.

C. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan di lokasi petani dan per tanamannya
(lokasi budidaya tanaman pada lahan petani) di kota Palangka Raya
(termasuk kelurahan Kalampangan dan Bukit Batu Tangkiling) dengan
kelengkapan garis koordinat (open kamera). Sebutkan lokasi: Desa
(kelurahan) /Kecamatan/Kabupaten/Kota), pada hari...................,
tanggal……..2021 pukul…….. Misal 09.00-10.40 WIB. .

D. Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah petani beserta per
tanaman yang dibudidayakannya (masing-masing kelompok praktikum tidak
boleh sama dan harus berbeda kelompok taninya, apabila ada kelompok
taninya). Alat yang digunakan: kamera HP Android, alat-tulis dan alat
lainnya yang mendukung kegiatan.

E. Metode Pelaksanaan

Praktikum ini dilaksanakan dengan metode survei yang bersifat


deskriptif yaitu menjelaskan perilaku petani terhadap penerapan PHT
budidaya tanaman sayuran. Metode survei merupakan penelitian yang
mengambil sampel dari suatu populasi, sebanyak 2 (dua) responden petani
setiap kelompok praktikum. Populasi yaitu petani sayuran yang ada di kota
Palangka Raya. Pengambilan sampel secara random sampling dengan
melakukan pendekatan kepada petani yang mau disurvei.
Data dalam hasill survey dihimpun melalui kuesioner (contoh kuisioner
Terlampir), observasi, dan wawancara mendalam. Instrumen yang digunakan
dalam kegiatan ini yaitu karakteristik petani dan karakteristik usaha tani
diukur melalui umur, tingkat pendidikan formal, pengalaman berusahatani,
mempunyai/tidak kelompok tani, tanggungan petani, luas lahan, biaya
produksi, hasil panen, harga jualdan sistem penjualan.
Instrumen penting dalam kegiatan ini yang harus diketahui oleh
mahasiswa terhadap responden petani adalah sejauh mana prinsip-prinsip
penerapan pengelolaan PHT yang dilakukan petani di pertanamannya, yaitu
meliputi antara lain : a) pelaksanaan budidaya tanaman sehat (pemilihan
benih/bibit, penentuan waktu tanam dan masa panen), b) pelestarian dan
pembudidayaan fungsi musuh alami (teknik bercocok tanam, pemeliharaan
tanam, pengendalian hayati, pengendalian hama dan penyakit secara
nonkimiawi), c) pengamatan lahan secara periodik (pengamatan hama dan
penyakit, analisis pengamatan dan pengendalian gulma), d) petani menjadi
Ahli PHT di per tanamannya (pengetahuan petani terhadap pestisida dan
penyemprotannya, persepsi petani tentang hasil penggunaan pestisida,
informasi dalam memilih pestisida, kepedulian petani terhadap dampak
pestisida dan sikap petani terhadap PHT).
Lampiran : Kuisioner Penarapan Pengendalian Hama Terpadu pada

Tanaman…..

Lokasi :

Karakteristik Petani

 Nama :
 Umur :
 Pendidikan Terakhir :
 Tanggungan Keluarga :
 Pengalaman bertani (tahun) :
 Kursus/Latihan pertanian :
yang pernah diikuti
 Pekerjaaan Sampingan :
 Terdaftar di kelompok :
Tani (Ya/tidak, nama
kelompok)

Karakteristik Usahatani

 Staus Kepemilikan lahan :


a. Pemilik-penggarap b. Penyewa –penggarap c. Penggarap
 Luas lahan yang dibudidayakan (m2) :
 Proporsi biaya produksi (%) :
- Benih/bibit :
- Pupuk organik :
- Pupuk Kimia (NPK, urea,dll.) :
- Pestisida
- Tenaga Kerja
 Hasil Panen (kg/Ha) :
 Harga jual (Rp./Kg) :
 Hasil usahatani(Rp./ha.musim tanam) :
 Sistem Penjualan :
Prinsip-prinsip Penerapan PHT
Budidaya Tanaman Sehat

Pemilihan Benih/Bibit
 Varietas :
 Alasan pemilihan varietas : (a) produksi tinggi, (b) tahan hama dan
penyakit, (c) rasa/penampilan disenangi konsumen, (d) benih/bibit
mudah diperoleh, (e) alasan lainnya……………………………………….
 Sumber bibit/benih :
Pernyataan B S TT
Biji untuk benih sebaiknya berasal dari tanaman sehat
Bila tidak ditutup tanah, sebagian pupuk Urea dan NPK akan
hilang karena menguap dan terbawa air
Pupuk kandang dapat menggemburkan dan menyuburkan tanah
Pemupukan lengkap adalah campuran urea dengan SP-36 dan
KCl atau NPK majemuk
Keterangan : B = Benar, S = Salah, TT = Tidak Tahu

 Pengetahuan petani responden tentang pengolahan lahan :


Pernyataan B S TT
Membersihkan saluran air atau parit dari rumput liar/gulma
Melakukan pengolahan tanah, pembuatan bedengan secara
teratur serta melakukan penggemburan taah secara berkala
Meratakan permukaan tanah dan menggaru gumpalan tanah
Memperbaiki bedengan/guludan apabila mengalami kerusakan
Menyiangi tumbuhan liar/gulma secara berkala
Keterangan : B = Benar, S = Salah, TT = Tidak Tahu

Penentuan Masa Tanam


a. Penanaman serentak
b. Lainnya………………………………………………………………
………………………………………………………………………..
Masa Panen
 Bagaimana cara menentukan umur panen ?
 Bagaimana cara petani memanen ?
 Apakah petani melakukan pembakaran apabila ada sisa
bagian tanaman setelah dipanen ?
Pelestarian dan Pembudidayaan Fungsi Musum Alami

Teknik Bercocok Tanam

1) Pola tanam
- Apakah sistem tumpang sari atau monokultur?
- Tumpangsari tanaman apa?
- Apakah ada pergiliran pergiliran tanaman (dalam 1 tahun)
2) Penanaman
- Jarak tanam yang digunakan ?
- Kedalaman penanaman (cm) ?
3) Pemeliharaan tanaman
- Apakah dilakukan penyulaman tanaman yang mati, umur berapa?
- Umur berapa dilakukan penyulaman ?

4) Pemeliharaan tanaman
- Apakah dilakukan penyulaman tanaman yang mati?
- Apakah dilakukan penyiangan/pengendalian rumput-rumput/gulma
di lahan, umur berapa dengan cara apa?
- Apakah dilakukan penggemburan tanah, umur berapa?
- Apakah ada pengairan, sumber airnya dari mana dan dengan
cara apa?
- Apakah ada pemberian pupuk kandang, apa jenis pupuknya,
berapa dosisnya dan kapan dilakukan serta apa manfaatnya?
- Apakah ada pemberian pupuk N, P dan K secara terpisah atau
campuran, apa jenis pupuknya, berapa dosisnya, cara
pemberiannya dan kapan dilakukan serta apa manfaatnya?
- Apakah ada pemberian pupuk NPK majemuk, apa nama pupuknya,
berapa dosisnya, cara pemberiannya dan kapan dilakukan serta apa
manfaatnya?
- Apakah ada pemberian pupuk cair, apa nama pupuknya, berapa
dosisnya, cara pemberiannya dan kapan dilakukan serta apa
manfaatnya?

Pengendalian Hayati
Pengetahuan dan persepsi petani tentang musum alami
Pernyataan Coccinellidae Tabuhan Laba-laba
Pernah melihat di pertanaman
Menganggap sebagai hama
Mengetahui sebagai musum alami
Mengganggap hanya bertengger
dan tidak tahu perannya
Pengendalian hama dan penyakit secara kimiawi
Pernyataan S TS R
Pergiliran tanaman membantu mengurangi serangan OPT
Musuh alami perlu dilestarikan
Memusnahkan sisa tanaman sakit membantu menekan serangan
penyakit
Pada saat di pertanaman menjumpai ulat, ulat diambil dan
dimatikan
Menyiangi gulma dengan tangan dan alat lebih menguntungkan
daripada menggunkan herbisida
Setelah melakukan pemanenan, sisa bagian tanaman (jerami)
biasanya dibakar
Pembakaran sisa bagian tanaman (jerami) yang menumpuk dapat
mengurangi sarang hama dan penyakit bagi tanaman, dan abu
hasil pembakaran dapat digunakan sebagai pupuk (ameliorant)
Keterangan : S = Setuju TS = Tidak setuju R = Ragu-ragu

Pengamatan Lahan Secara Periodik

Pengamatan hama dan penyakit

Tindakan pengamatan OPT :


a. Tidak
b. Ya, dengan selang waktu : a) < 1 minggu, b) 1-2 minggu, c)
tidak teratur

Analisis pengamatan
a. Berdasarkan jumlah populasi hama
b. Berdasarkan tingkat serangan hama dan penyakit

Hama dan Penyakit penting tanaman


……. a. ……………………..
b. ……………………..
c. ……………………..
d. ……………………..
e. ……………………..
f. ……………………..
g. ……………………..
h. ……………………..
i. ……………………..
j. …………………….
k. Dst…

Penyakit abiotik
a. ……………………..
b. ……………………..
c. ……………………..
Penyebab timbulnya hama dan penyakit pada tanaman……
a. Tertular dari tanaman sekitar dan iklim sesuai
b. Tertular dari tanaman sekitar, benih/bibit tidak sehat, dan ikllim
tidak sesuai
c. Tertular dari tanaman sekitar

Penularan :
a. Melalui aliran air dan angin
b. Melalui aliran air, angin, sentuhan
c. Melalui aliran air, angin, tanah, dan serangga vector
d. Melalui ar dan tanah
e. Melalui angina

Apakah menurut Anda penggunaan pestisida dapat meningkatkan produksi


tanaman? Mengapa?

Apakah petani menggunakan pestisida sesuai dengan dosis yang


dianjurkan?

Pengamatan gulma

Pengendalian
a. Disiang 1x pada umur.........................hst
Disiang 2x pada umur.........................hst
b. Herbisida selama tanam 1x atau 2x
Menurut Anda, gulma seperti apa yang sulit dikendalikan ?

Menurut Anda, keberadaan gulma dapat menjadi :


a. Sumber penyakit
b. Sebagai pesaing unsur hara

Petani Menjadi Ahli PHT di Lahan Pertanamannya

Pengetahuan Petani terhadap Pestisida dan Penyemprotan

Penggunaan pestisida untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman….

Pola penggunaan :
a. Penggantian
b. Terus-menerus

Dasar penyemprotan pertama


a. Sebelum ada serangan
b. Setelah ada serangan
Penyemprotan pertama dilaksanakan...........mst

Dasar penyemprotan selanjutnya


a. Ada serangan lagi
b. Berjadwal : a) seminggu sekali b) dua minggu sekali c) sebulan
sekali

Apakah petani melakukan pencampuran pestisida dalam mengendalikan


hama dan penyakit (pathogen)
a. Ya, jenis pestisida yang dicampurkan……
b. TIdak

Pelaksanaan penyemprotan :
a. Melaksanakan sendiri
b. Mengupah kepada orang lain
c. Melaksanakan sendiri dan mengupahkan

Apakah petani memiliki alat semprot ?


a. Ya, jenis alat semprot……
b. Tidak

Pengetahuan petani responden tentang pestisida dan penyemprotan


Pernyataan B S TT
Membaca label pestisida sebelum menggunakannya
Pada saat menyemprot, seharusnya berjalan searah dengan arah
angin
Pada saat aplikasi pestisida, tubuh harus sehat dan fit
Memilih tempat kerja yang bersih, terang, dan berventilasi baik
untuk mencampur pestisida
Menggunakan pakaian/perlengkapan pelindung jika hendak
bekerja dengan pestisida
Pencucian tangki bekas menyemprot tidak boleh dilakukan di
kolam sungai
Untuk menghindari keracunan pestisida, penyemprotan tidak
dilakukan menjelang panen
Menyimpan pestisida din tempat khusus dan aman bagi siapa pun,
terutama anak-anak
Apakah insektisida untuk hama bukan sasaran
Apakah insektisida untuk patogen penyebab penyakit
Apakah fungisida untuk serangga hama
Keterangan : B =benar = Salah TT = Tidak tahu

Persepsi petani tentang hasil penggunaan pestisida


Hasil penyemprotan :
a. Serangan berkurang
b. Serangan tetap saja
c. Serangga meningkat
Informasi dalam memilih pestisida
Sumber informasi :
a. Pengalaman sendiri
b. Petugas pertanian
c. Petani lain
d. Kios saprotan
e. Pemilik lahan

Penyemprotan pestisida setiap musim tanam :


a) 0x b) 1x c) 2x d) 3x e) 4x f) 5x

Sikap kerasionalan petani dalam penggunaan pestisida

Pernyataan S TS R
Bila harga hasil panen meningkat, penyemprotan dilakukan lebih
sering
Hanya dengan penyemprotan berjadwal, dapat menyelamatkan
hasil panen
Adanya tetangga petani yang menyemprot, menunjukkan bahwa
kita perlu menyemprot
Penyemprotan pestisida perlu seawall mungkin begitu ada gejala
serangan
Bila tersedia cukup uang untuk membeli pestisida, penyemprota
sebaiknya secara berjadwal.
Bila setelah penyemprotan turun hujan, maka keesokan harinya
per tanamanperlu disemprot lagi
Keterangan : S = Setuju TS = Tidak Setuju R = Ragu-ragu

Kepedulian Petani terhadap Dampak Pestisida

Pencampuran pestisida
Apakah petani mencampur pestisida
a. Ya, alasan…………………………………………………………
b. Tidak

Persepsi petani tentang pengaruh penyemprotan terhadap musuh alami


Pengaruh pestisida terhadap musuh alami :
a. Ikut terbunuh
b. Tidak ikut terbunuh
c. Tidak tahu

Pada saat penyemprotan, butiran cairan pestisida dapat menempel di tubuh :


a. Setuju
b. Tidak setuju, alasan………………………………………………………
Pernyataan S TS R
Tanaman yang sering disemprot pestisida dapat mengandung
racun sehingga berbahaya bagi konsumen
Berkurangnya udang dan berbagai jenis ikan disungai, danau dan
daerah perairan lainnya berkaitan dengan penggunaan pestisida di
per tanaman
Penyemprotan yang terlalu sering dapat menyebabkan hama dan
penyakit tanaman resisten terhadap pestisida
Pestisida yang digunakan telah memperoleh ijin dari pemerintah
sehingga tidak berbahaya bagi kesehatan
Penyemprotan pestisida tidaj hanya membunuh hama/penyakit,
tetapi juga dapat membunuh makhluk lain di per tanaman
Keterangan : S = Setuju TS = Tidak Setuju R = Ragu-ragu

Sikap Petani Terhadap PHT

Apakah petani pernah mendengar istilah PHT ?


a. Pernah
b. Belum pernah

Sumber informasi tentang PHT dari : a) Televisi b) Surat kabar c) Radio


d) Petani lain e) Petugas pertanian f) Lainnya………………………

Manfaat apa yang petani rasakan dari program PHT ?

Kritik, saran, dan harapan petani terhadap program PHT :


PETUNJUK PRAKTIKUM

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU


TANAMAN (OPT) TERPADU
(Khusus Agroteknologi kelas B & C)

Disusun oleh :

Dr. Ir. Hj. Rahmawati B. Mulyani, MP


Dr. Ir. Ici P. Kulu, MP
Usman, SP., MP

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA


FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
2021

12
DAFTAR HADIR AKTIVITAS PRAKTIKUM
MATA KULIAH PENGENDALIAN OPT TERPADU

NAMA / NIM :

Program Studi :

No. Tanggal Kegiatan Paraf Paraf


Pratikan Asisten
1.

2.

3.

4.

5.

Palangka Raya, Juni 2021


Laboratorium Jurusan BDP Faperta
UPR Pelaksana Praktikum/PLP Ahli
Muda,

USMAN, SP, MP
NIP. 19700729 199501 1 001

13
i

Anda mungkin juga menyukai