Anda di halaman 1dari 11

PENUNTUN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA


(TPTH)

UNTUK BUDIDAYA TANAMAN:


KANGKUNG
BAYAM
MENTIMUN

UNTUK KALANGAN SENDIRI


DISUSUN OLEH:
TIM Pengampu kelas C

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
2021
I. BUDIDAYA KANGKUNG CABUT DAN BAYAM CABUT

Kangkung dan bayam merupakan salah satu jenis sayuran yang proses penanamannya
lebih mudah daripada sayuran daun lainnya, agar kangkung dan bayam yang kita tanam dapat
menghasilkan hasil yang optimal, kita dapat persiapkan mulai dari bagaimana cara pemilihan
benih yang baik dan teknis budidaya yang baik dan benar.

Budidaya kangkung dan bayam bisa menjadi prospek bisnis yang menjanjikan, karena
kebutuhan masyarakat akan sayuran yang satu ini terus meningkat dan apalagi diolah menjadi
masakan yang gurih dan enak akan menambah selera makan .

Penting untuk diperhatikan masalah teknologi budidaya untuk meningkatkan produksi


agar dicapai hasil yang maksimal. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan budidaya
tersebut antara lain ialah : pemilihan benih yang berkualitas, karena hasil yang maksimal
diperoleh dari banyaknya benih yang tumbuh, maka usahakan untuk memilih benih yang bagus
dan berkualitas unggul. Benih yang bagus pasti akan menghasilkan panen yang baik pula,
adapun ciri-ciri benih yang bagus pada awal pertumbuhan kangkung dan bayam ditandai
dengan tumbuh tegak dan daya tumbuhnya mencapai 100%.

Kangkung cabut dan bayam cabut kebanyakan ditanam menggunakan benih, perlu
diketahui ada banyak cara yang dilakukan untuk budidaya kangkung cabut dan bayam cabut.
Jarak tanah sangat menentukan cepat lambatnya tanaman kangkung dan bayam untuk tumbuh
dan dipanen, disamping mempengaruhi kualitas hasil yang diperoleh tanaman kangkung dan
bayam. Pengaruh unsur hara terutama macam unsur hara nitrogen (N) dan ketersediaan unsur
hara di dalam tanah yang cukup juga menentukan kualitas dan pertumbuhan tanaman.

I. Alat dan bahan

Alat yang diperlukan

Alat untuk pengolahan tanah yang diperlukan adalah : cangkul, garu tanah, gembor dan
tali rafia

Bahan yang digunakan

Benih kangkung dan benih bayam cabuk, pupuk kandang kotoran ayam, NPK, Urea
dan dolomit
II. Persiapan Tanah

Mahasiswa yang mengambil m.k. Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura untuk


kelas C tahun 2021-2022 sebanyak 34 orang, maka dibagi menjadi 10 kelompok yang masing-
masing kelompok terdiri dari 3 – 4 orang mahasiswa (daftar terlampir), sehingga bedengan
yang dibuat sebanyak 10 bedengan/petak. Dengan pembagian 5 bedengan untuk penanaman
kangkung dan 5 bedengan untuk penanaman bayam.

Penanaman kangkung cabut dan bayam cabut dilakukan di tanah yang tidak tergenang
dengan air, tapi terkena sinar matahari yang cukup dan usahakan jangan terlalu jauh dari
sumber air, tanah yang harus di persiapkan untuk budidaya kangkung dan bayam yaitu:

• Tanah di cangkul terlebih dahulu


• Buatlah bedengan persegi panjang
• Lebar dan panjang bedengan di buat 1 x 1 mater (1 m2)
• Tinggi bedengan 30 - 40 cm
• Bedengan di gemburkan dengan cangkul dan garu, hingga merata dan halus. Tanah
dibersihkan dari semua rumput-rumput liar di sekitar bedengan
• Jarak antar bedengan adalah 50 cm

III. Proses pemupukan

Setelah proses pengolahan tanah selesai berikan pupuk kandang kotoran ayam 14 hari
sebelum tanam bersamaan dengan pemberian pupuk kandang diberikan dolomit masing-
masing dengan dosis pupuk kandang 50 ton/ha atau setara 5 kg/petak, dan dolomit 2 ton/ha
setara 200 g/petak, dengan cara di tabur merata di atas permukaan tanah.

Sebagai pupuk dasar lainnya diberikan pupuk anorganik NPK majemuk (16:16:16)
sebanyak 50 g/petak yang ditaburkan merata di atas permukaan tanah secara merata 3 hari
sebelum tanam. Tanah di cangkul tipis agar pupuk terbenam ke dalam tanah tidak lebih dari 5
cm.

IV. Penanaman
Penanaman benih dilakukan secara langsung ke dalam tanah dengan cara:

1. Kelompok 1 menggunakan larikan dengan jarak antara larikan 7,5 cm


2. Kelompok 2 menggunakan larikan dengan jarak antar larikan 15 cm
3. Kelompok 3 menggunakan tugalan/lubang tanam dengan jarak 5 x 5 cm
4. Kelompok 4 menggunakan tugalan/lubang tanam dengan jarak 10 x 10 cm
5. Kelompok 5 ditabur secara merata di atas permukaan tanah
Masing-masing kelompok akan mendapatkan sebanyak 200 g benih kangkung dan 100
g benih bayam, untuk ditanam di bedengan seluas 1 m2. Lakukan penanaman secara merata
baik secara larikan, lubang tanam atau ditebar, sehingga seluruh benih habis ditanamkan di atas
bedengan.
Khusus untuk penanaman bayam, karena benihnya relatif kecil, maka sebelum di
taburkan di atas tanah, benih dicampur dengan pasir sebanyak 1,5 kali lebih banyak dari biji
bayam (perbandingan benih bayam : pasir = 1 : 1,5). Pasir yang digunakan adalah pasir halus
yang kering. Tujuannya agar saat penaburan biji tidak menumpuk pada satu tempat taburan
(taburan akan menjadi merata).

V. Pupukan susulan

Pupuk susulan diberikan dalam bentuk cairan dengan cara melarutkan pupuk Urea ke dalam
air dengan konsentarasi 2 g Urea/liter air, selanjutnya larutan disiramkan ke atas permukaan
tanaman secara merata. Pemupukan ini dimulai saat tanaman berumur 10 hari, dengan interval
pemberian 3 hari sekali hingga sampai panen.

VI. Panen Kangkung dan bayam

Pemanenan tanaman kangkung cabut dan bayam cabut bisa di lakukan setelah berumur 28 - 35
hari. Panen pada kangkung bisa di lakukan dengan 2 (dua) cara yaitu ; dengan di cabut atau di
potong pada bagian bawah batangnya (disesuaikan keinginan). Apabila dilakukan pemotongan,
maka tanaman ini akan menghasilkan tanaman baru dari cabang bukunya selanjutnya dapat
dipelihara lagi untuk mendapatkan tanaman muda dan dapat dipanen satu minggu kemudian.

VII.Tugas atau pengamatan:

1. Ukur tinggi tanaman, ambil 10 tanaman secara acak pada bagian tengah bedengan
2. Produksi hasil perbedengan (kg), timbang seluruh hasil yang di dapat dalam satu
bedengan.
3. Bandingkan semua (5/lima) perlakuan dari dua parameter pengamatan di atas
4. Buat laporan secara berkelompok untuk masing-masing perlakuan.
5. Buatkan video proses budidaya dari tahap awal hingga panen dengan durasi 5 menit
untuk seluruh perlakuan (video kangkung dan bayam terpisah/ada 2 video)

Tabel 1. Pembagian kelompok untuk penanaman kangkung dan bayam

No Nama NIM Kelompok


1 Ricky Fransius Situmorang 193020401101
2 Bakti Panjaitan 193020401103
Kelompok I
3 Eskanida Pandiangan 193020401124
4 Erland Fhareza 193030401102
5 Ahmad Pahroji 193030401104
6 Mariani Purba 193030401105
Kelompok II
7 Marcheld Suryalaksana 193030401106
8 Yosep Arianto 193030401107
9 Muhammad Tomi 193030401108
10 Bambang Pamungkas 193030401109
Kelompok III
11 Jelly Julia Ester 193030401110
12 Pandapotan Sidabutar 193030401111
13 Meldriany Pandiangan 193030401112
14 Yoga 193030401116
Kelompok IV
15 Ari Alpandi 193030401118
16 Herman Pajar 193030401120
17 Desky Arinando 193030401122
18 Juan Fery 193030401123 Kelompk V
19 Muhamad imam utomo 193030401126
20 Irvan Franando 193030401130
21 Priya Pratama 193030401132 Kelompok VI
22 Maria Simanjuntak 193030401133
23 Fauji Rahman 193030401135
24 Livia Cein Widuri 193030401137 Kelompok VII
25 Yoga Pratama 193030401138
26 Candra Gunawan Simanjuntak 193030401140
27 Nindy Febrianty 193030401142 Kelompok VIII
28 Elita A. Lestari Lumbanraja 193030401145
29 Gregorius Aditya Wisnu Wardana 193030401146
30 Saurdot Pakpahan 193030401147 Kelompok IX
31 Muhammad Aulia Rachman 193030401148
32 Reza Andika 193030401152
33 Disa Evangelista CAA 118 096 Kelompok X
34 Taufik Alidihas CAA 118 110
II. BUDIDAYA MENTIMUN

Mentimun atau tanaman yang memiliki nama latin Cucumis Sativus, merupakan tanaman
menjalar yang dapat hidup pada iklim tropis seperti Indonesia. Tanaman mentimun masih
digolongkan dalam famili Cucurbitaceae atau keluarga labu-labuan sama seperti tanaman
semangka dan melon. Mentimun kaya akan kandungan air, namun berbeda dengan melon dan
semangka yang memiliki rasa manis, mentimun cenderung memiliki rasa tawar atau netral.

Meskipun begitu, mentimun masih banyak yang meminati. Selain untuk lalapan, timun
juga memiliki banyak khasiat seperti menurunkan darah tingi. Tak hanya itu saja, mentimun
juga bisa dijadikan masker yang akan membuat kulit wajah lebih segar, sehat dan terawat.

Dilihat dari banyaknya manfaat yang diberikan, tak heran jika permintaan akan buah atau
sayur ini selalu tinggi. Lantaran permintaannya yang selalu tinggi, perlu diketahui cara
budidaya mentimun yang optimum agar bisa menjadi salah satu alternatif untuk mendatangkan
pundi-pundi rupiah atau menguntungkan.

Budidaya mentimun organik lebih disarankan, karena tanaman yang dibudidayakan


secara organik akan menghasilkan sayur yang berkualitas dan tentunya sehat, dengan harga
jual relatif lebih mahal, namun memiliki tantangan yang tidak mudah.

Cara Menanam Mentimun

Syarat Tumbuh Tanaman Mentimun

Sebelum melakukan budidaya, alangkah baiknya jika kita mengenal terlebih dulu syarat
tumbuh dari tanaman mentimun. Tanaman mentimun bisa tumbuh diberbagai daerah dengan
ketinggian dan suhu yang berbeda-beda. Namun tanaman mentimun bisa hidup dengan optimal
jika ditanam pada ketinggian antara 0 sampai 1000 meter diatas permukaan laut (m dpl) hingga
sampai dengan 1200 m dpl dan dengan suhu berkisar antara 21-27 derajat celcius. Selain itu,
daerah yang akan ditanami harus memiliki penyinaran matahari yang penuh, karena tanaman
ini merupakan jenis tanaman yang harus mendapatkan penyinaran penuh dengan perawatan
yang baik, untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Tak hanya itu saja, tanah yang akan
digunakan harus memiliki tingkat keasaman 6 sampai dengan 7. Tanah yang ideal untuk
menanam mentimun adalah tanah yang memiliki kandungan unsur hara yang cukup dan
memiliki tekstur gembur serta kandungan bahan organik yang relatif tinggi.
Jika tanah masih padat sebaiknya lakukan penggemburan terlebih dahulu dengan cara dibajak
atau dicangkul dengan kedalaman sekitar 20-30 cm. dan dilanjutkan dengan digaru.

I. Alat dan bahan

Alat yang diperlukan

Alat untuk pengolahan tanah yang diperlukan adalah : cangkul, garu tanah, gembor dan
tali rafia

Bahan yang digunakan

Benih mentimun, pupuk kandang kotoran ayam, NPK, Urea dan dolomit

II. Langkah-Langkah Budidaya Mentimun

1. Pengolahan tanah

Setelah tanah siap dan tanah sudah dalam kondisi gembur, maka langkah selanjutnya adalah
membuat bedengan. Buatlah bedengan di atas tanah dengan ukuran lebar 100 cm, Panjang 210
cm dan tinggi kira-kira 30 - 40 cm. Lalu, buatlah jarak antar bedengan sekitar 50 cm sebanyak
4 (empat) bedengan. Jangan lupa untuk membuat parit diantara bedengan yang berfungsi untuk
sistem drainase. Taburkan dolomit untuk memberikan hara Ca dan Mg, selain untuk
meningkatkan pH tanah dengan dosis per petak sebanyak 400 g. Pengapuran dilakukan 14 hari
sebelum tanam bersamaan dengan pemberian pupuk kandang kotoran ayam. Pupuk kandang
kotoran ayam diberikan di dalam lubang tanam sebagai pupuk dasar (sesuai perlakuan). Setelah
siap, buatlah lubang tanam pada bedengan dengan diameter sekitar 10 cm. Jarak tanam dalam
baris selebar 30 cm, sedangkan jarak lubang antar baris adalah 50 cm. Perlu diingat, dalam satu
bedengan dibuat dua baris tanam, sehingga dalam satu bedeng diperoleh sebanyak 14 lubang
tanam.

Dari empat (4) bedengan yang disiapkan, dua (2) bedeng untuk penanaman secara organik dan
sisanya lagi dilakukan secara normal dengan pemberian pupuk organik dan anorganik. Pada
bedengan yang diperlakukan secara organik hanya diberikan pupuk kandang kotoran ayam
sebagai pupuk dasar maupun pupuk tambahan atau susulan.
• Budidaya mentimun organik : Pupuk kandang kotoran ayam diberikan 1 atau 2 msbt
(lihat kondisi pupuk) dengan dosis 300 g/lubang, pupuk susulan diberikan saat tanaman
berbunga sebanyak 200 g/lubang tanam.
• Budidaya mentimun biasa : Pupuk kandang kotoran ayam diberikan 1 atau 2 msbt (lihat
kondisi pupuk) dengan dosis 200 g/lubang, pupuk susulan diberikan saat tanaman
berbunga menggunakan pupuk NPK sebanyak 5 g/ lubang tanam diberikan tepat di
samping batang tanam berjarak 5 cm. dengan selang pemberian 5 hari sekali.

2. Menyemai Benih Mentimun

Penanaman bisa dilakukan dengan dua cara, yakni dilakukan penyemaian terlebih dahulu atau
ditanam secara langsung. Cara yang pertama bisa dilakukan dengan menyemainya pada
polybag kecil. Isilah polybag kecil (gunakan gelas aqua bekas yang diberi lubang pada bagian
dasarnya) menggunakan campuran tanah dan juga pupuk kandang yang sudah halus, kemudian
masukan satu persatu benih mentimun pada polybag. Semaian letakkan pada tempat yang
mendapat penyinaran cukup pada pagi hari dan kurangi sinar sore hari, usahakan terlindung
dari hujan. Lakukan penyiraman secara teratur setiap pagi dan sore. Benih akan mulai tumbuh
setelah berusia 2 – 4 hari. Cara yang kedua yaitu benih ditanam langsung di lubang tanah yang
sudah dipersiapkan.

3. Proses Penanaman Benih Mentimun

Cara penanaman model 1

Benih sudah bisa dipindahkan ke lahan ketika sudah berumur ±7 hari atau telah berdaun 2 - 4
helai. Caranya bukalah plastik polibag dan pindahkan tanah beserta bibitnya ke dalam lubang
yang telah dibuat. Lakukan penyiraman setelah bibit ditanam untuk menjaga kelembabanya
dan jangan lupa menekan bagian sekitar tanaman dengan jari atau telapak tangan, agar tidak
ada pori-pori tanah yang akan terisi air penyiraman. Hal ini akan berakibat busuknya akar bibit
yang baru dipindahkan. Semaian perlu di siapkan cadangan untuk penyulaman, apabila bibit
yang dipindahkan mengalami kematian. Tanam bibit pada pagi atau sore hari, untuk
meminimalkan kelayuan pada tanaman, lebih dianjurkan sore hari, kalaupun dipindahkan pagi
hari, maka bibit di tutup dengan gedebok pisang atau penutup lainnya mengarah timur - barat.
Cara penanaman model 2.

Benih langsung ditanamkan di lubang tanam yang telah disiapkan. Caranya masukan satu atau
dua benih mentimun pada tiap lubang, kemudian tutup kembali menggunakan tanah. Sebagai
tanda bisa ditancapkan sebatang kayu kecil. Jangan lupa untuk melakukan penyiraman secara
teratur. Benih akan mulai tumbuh ketika sudah 4 - 7 hari.

Setelah tanaman tumbuh, pasang lanjaran/ajir disamping tanaman. Mengingat bahwa


mentimun merupakan tanaman yang merambat, agar tidak merambat kemana-mana akan lebih
baik jika disediakan media perambatan seperti lanjaran/ajir. Selain itu lanjaran/ajir berfungsi
agar buah mentimun menggantung dan tidak tergeletan di atas tanah. Jika mentimun tergeletak
di atas tanah, kemungkinan buah membusuk dan rusak.

4. Perawatan Tanaman Mentimun

Tahap selanjutnya adalah proses perawatan atau pemeliharaan tanaman mentimun agar bisa
tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah yang berkualitas. Tahap perawatan dalam
budidaya mentimun meliputi pengairan, pemupukan susulan dan penyiangan.

a. Pengairan/penyiraman Tanaman Mentimun.

Pengairan atau pemberian air, bisa mulai dilakukan ketika benih tanaman ditanam di lubang
tanam atau disemaian. Sepanjang hidupnya tanaman mentimun memerlukan air yang cukup,
sehingga perlu pemberian air kalau tidak terjadi hujan. Berikan penyiraman secukupnya dan
jangan sampai terlalu lembab, cukup berikan sampai tanah terlihat basah. Tanah yang terlalu
lembab bahkan tergenang air tidak akan baik untuk pertumbuhan dari tanaman mentimun.

b. Pemupukan susulan

Proses pemberian pupuk susulan. (lihat metode pemupukan di atas) saat pengolahan tanah

c. Penyiangan

Proses terakhir adalah penyiangan tanaman. Pembersihan tanaman liar di sekitar tanaman juga
perlu dibersihkan untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman. Tanaman liar akan menyerap
nutrisi yang seharusnya diserap oleh tanaman mentimun.
d. Pengendalian Hama dan Penyakit

Mengingat kita ingin memproduksi tanaman organik, maka pengendalian hama dan penyakit
diupayakan seminimal mungkin, pengendalian terutama hama dilakukan secara mekanik
dengan cara menangkap, membunuh dan mendeteksi hama yang menyerang.

5. Proses Pemanenan Tanaman Mentimun

Tanaman mentimun bisa dipanen jika buahnya sudah besar dan berisi penuh. Panen dilakukan
secara berkala setiap harinya dengan memetik buah yang sudah siap dipetik.

III. Catatan:

Pembagian kelompok: (daftar nama terlampir)


Kelompok I (budidaya organik dengan tanam langsung)
Kelompok II (budidaya biasa dengan benih semaian)
Kelompok III (budidaya organik dengan tanam langsung)
Kelompok IV (budidaya biasa dengan benih semai)

IV. Tugas :

1. Catat setiap langkah yang dilakukan beserta tanggal pelaksanaan dan buat table jadwal
kegiatan dalam bentuk harian
2. Catat dan amati hama yang menyerang serta lakukan foto hama yang menyerang.
3. Catat dan amati hal-hal yang terjadi selama kegiatan praktikum dilakukan dan apa
solusi saudara untuk mengatasinya.
4. Catat dan lakukan penimbangan hasil yang diperoleh dan bandingkan dengan
petakan/bedengan yang lain.
5. Buat laporan secara berkelompok
6. Buatkan video seluruh kegiatan secara kelompok dengan durasi 5 menit
Tabel 2. Pembagian kelompok untuk praktikum menanam mentimun
No Nama NIM Kelompok
1 Ricky Fransius Situmorang 193020401101
2 Bakti Panjaitan 193020401103
3 Eskanida Pandiangan 193020401124
4 Erland Fhareza 193030401102
5 Ahmad Pahroji 193030401104 Kelompok I
6 Mariani Purba 193030401105
7 Marcheld Suryalaksana 193030401106
8 Yosep Arianto 193030401107
9 Muhammad Tomi 193030401108
10 Bambang Pamungkas 193030401109
11 Jelly Julia Ester 193030401110
12 Pandapotan Sidabutar 193030401111
13 Meldriany Pandiangan 193030401112
Kelompok II
14 Yoga 193030401116
15 Ari Alpandi 193030401118
16 Herman Pajar 193030401120
17 Desky Arinando 193030401122
18 Juan Fery 193030401123
19 Muhamad imam utomo 193030401126
20 Irvan Franando 193030401130
21 Priya Pratama 193030401132
Kelompok III
22 Maria Simanjuntak 193030401133
23 Fauji Rahman 193030401135
24 Livia Cein Widuri 193030401137
25 Yoga Pratama 193030401138
26 Candra Gunawan Simanjuntak 193030401140
27 Nindy Febrianty 193030401142
28 Elita A. Lestari Lumbanraja 193030401145
29 Gregorius Aditya Wisnu Wardana 193030401146
30 Saurdot Pakpahan 193030401147 Kelompok IV
31 Muhammad Aulia Rachman 193030401148
32 Reza Andika 193030401152
33 Disa Evangelista CAA 118 096
34 Taufik Alidihas CAA 118 110

Catatan : Ketua kelompok dipilih masing2 kelompoknya dan bertanggung jawab terhadap
keberhasilan pelaksanaan kegiatan praktikum ini

Anda mungkin juga menyukai