Anda di halaman 1dari 17

1

Tugas 3 Kelompok 1
Analisis Statistika

SINOPSIS PENELITIAN DAN ANALISI DATA F2F DALAM


RAK DENGAN EXCEL DAN SPSS
Efektivitas Pengapuran Dan Pemanfaatan Trichoderma Sp. Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma Cacao L.)

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Kurniawan (P013221030)
2. Nur Amaliah (P013221004)
3. Ardi Rumallang (P013221001)
4. Ilham ahmad (P013221002)
5. A.Irma Suryani (P013221003)
6. Eka Kusuma Dewi (P013221005)
7. Ummu Umainah (P013221006)
8. Vandalisna (P013221007)
9. Arnida Mustafa (P013221008)
10. Asruddin (P013221009)
11. Muhammad Tahnur (P013221010)
12. Syahrullah (P013221037)
13. Santi (P013221030)
14. Muh. Haidir Hakim (P013221012)
15. Andi Ivah Mundiyah (P013221013)
16. Nur Hikmah (P013221014)
17. Syaharuddin Alrif (P013221015)
18. Imelda Siska (P013221016)

PROGRAM STUDI ILMU PERTANIAN


FAKULTAS PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................1


DAFTAR ISI .......................................................................................................2
1. PENDAHULUAN ........................................................................................3
1.1 Latar Belakang ................................................................................3
1.2 Masalah Penelitian ...........................................................................7
1.3 Hipotesis..........................................................................................7
2. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................8
2.1 Metode Penelitian ...........................................................................8
2.2 Analisis Data ....................................................................................8
2.3 Lay out Penelitian ............................................................................9

3. DATA OLAH DAN ANALISIS DATA PENELITIAN............................10


3.1 Analisis Data Menggunakan EXCEL ...........................................10
3.2 Analisis Data Menggunakan SPSS ...............................................12
4. KESIMPULAN ...........................................................................................16
3

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu tanaman

perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup baik dan peluang

pasarnya masih cukup besar dan kakao mampu meberikan penghasilan

yang cukup baik sepanjang tahun bagi masyarakat petani kakao.

Indonesia juga merupakan salah satu produsen kakao utama di dunia

menunjukkan bahwa kakao indonesia cukup diperhitungkan dan

berpeluan untuk menguasai pasa global khususnya produsen dan ekspor

biji kakao dan hal inilah yang menjadikan Indonesia sebagai komoditas

ekspor kakao andalan di dunia. Hal ini sesuai dengan Direktorat Jenral

Perkebunan (2019) bahwa kakao (Theobroma cacao L.) merupakan

salah satu komoditas unggulan di indenesia, setelah tanaman sawit dan

karet yang telah memberikan sumbangan devisa bagi negara US $ 1,13

Miliar pada tahun 2018.

Namun produksi kakao di indonesia terus menurun sejak tahun 2011.

Produksi biji kakao di Indonesia pada tahun 2010 mencapai 559.000 ton

namun, tahun 2011 produksi kakao di inonesia menurun 459.000 ton dan

produksi kakao terus menurun hingga saat ini, pada tahun 2019 produksi

kakao di indonesia menurun hingga 217.090 ton (Dinas Pertanian

Sulawesi Selatan, 2020). Sedangkan pada produksi kakao di pangsa

pasar internasional juga mengalami penurunan. Menurut International


4

Cacao Organization (2012), pada tahun (2011), indonesia merupakan

produsen kakao ketiga di dunia selain Pantai Gading dan Ghana, dengan

memproduksi sekitar 15% kakao dunia setelah Pantai gading yang

merupakan penyumbang terbesar produksi kakao sebesar 34%, kemudian

Ghana sebesar 18%. Namun produksi kakao Indonesia pada tahun 2018

turun menjadi produsen kelima dunia setelah Pantai Gading, Ghana,

Ekuador, Kamerun (Dta FAO 2018 dalam Indonesia Eximbank Institute

2019). Sedangkan pada tahun 2019 turun menjadi produsen ke 6 dunia

setelah Pantai Gading, Ghana, Ekuador, Kamerun dan Nigeria

(International Cacao Organization 2019).

Masalah yang menyebabkan produktivitas tanaman kakao menurun

adalah kemasaman tanah. Tanaman kakao merupakan tanaman tahunan

yang setiap saat menyerap kation-kation dalam tanah yang

mengakibatkan penurunan pH yang berdampak pada ketersediaan hara

dalam tanah. Terjadinya penurunan produktivitas kakao tidak terlepas dari

berbagai faktor yang diantaranya adalah pemeliharaan tanaman yang

kurang baik (Idaryani dan Sahardi, 2016), umur tanaman yang semakin

tua, ketahanan tanaman terhadap penyakit (Sari dan Susilo, 2014) dan

penerapan teknologi budidaya yang belum optimal (Basri, 2009).

Produktifitas kakao sangat tergantung pada kesuburan lahan yang ikut

dipengaruhi oleh tingkat derajat kemasaman tanah. Derajat kemasaman

tanah menurut Rosmawati (2013) dapat mempengaruhi pertumbuhan

tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung.


5

Penelitian Hansen 2016 menunjukkan pemberian kapur dolomit 20

g per polybag dapat mempengaruhi pertumbuhan bibit kakao. Tanah

dengan pH rendah menyebabkan kalsium (Ca), Magnesium (Mg) dan

fosfor (P) kurang tersedia sementara unsur mikro seperti Aluminium (Al),

zat besi (Fe) dan Mangan (Mn) berlebih sehingga dapat meracuni

tanaman. Menurut Nasaruddin (2017) produksi kakao dapat menyebabkan

pengasaman tanah oleh pengangkutan basa-basa dan mengeluarkannya

dari sistem lahan produksi kakao melalui panen yang pada akhirnya

mengakibatkan penurunan pH tanah.

Produktivitas tanaman akibat kemasaman tanah dapat diatasi

dengan pemberian kapur. Menurut Yulianti et al (2016), pengapuran dapat

meningkatkan derajat kemasaman tanah. Pengapuran juga berfungsi

menambah unsur Ca yang sangat diperlukan tanaman. Ketersediaan Ca

dan Mg dalam tanah menurut Arsyad (2010) dapat meningkat dengan

perlakuan pengapuran menggunakan kapur dolomit (CaMg(CO 3).

Pemberian kapur dolomit secara tidak langsung juga dapat

membantu ketersediaan nitrogen (N) di dalam tanah. Peningkatan pH

tanah akibat pemberian dolomit mempengaruhi aktivitas nitrifikasi jasad

mikro yang berakibat pada peningkatan kadar nitrogen dalam tanah

(Yulianti et al., 2016). Peningkatan hara tanah seperti Ca maupun

Nitrogen dengan perlakuan kapur dolomit tidak serta merta dapat

berdampak pada perbaikan produktifitas tanaman.


6

Masalah lain yang menyerbabkan menurunya produktivitas kakao

adalah kehilangan unsur hara didaerah perakaran melalui panen,

pencucian dan denetrifikasi turut berperang dalam degradasi tanah

diperkebunan kakao seperti, memburuk sifat fisik, kimia dan biologi tanah

dan tingginya tingkat serangan hama penyakit yang mengakibatkan

penggunaan pupuk an organik dan pestisida sintetik yang berlebihan

sehingga berdampak terhadap penurunan produktivitas kakao. Untuk

mengatasi masalah tersebut adalah penggunaan pupuk hayati yaitu

trichoderma sp.

Salah satu mikroorganisme fungsional yang dikenal luas sebagai

pupuk biologis tanah dan juga berfungsi sebagai biopestisida adalah

trichoderma sp. Mikroorganisme ini adalah cendawan penghuni tanah

yang dapat diisolasi dari perakaran tanaman lapangan, misalnya kakao.

Spesies trichoderma disamping sebagai organisme pengurai, dapat pula

berfungsi sebagai agen hayati dan stimulator pertumbuhan tanaman

(Saba, et al, 2012). Misalnya trichoderma harzianum memberikan respon

yang sama dengan auksin dalam meningkatkan perpanjangan akar

tanaman kakao (nurhani, dkk, 2012). Trichoderma juga merupakan

menghasilkan fithohornon ET dan IAA, yang berperang dalam

keberlansungan pertumbuhan tanaman dan ketahanan tanaman terhadap

pengendalian penyakit dan kondisi yang merugikan (Hermosa, et al,

2012).
7

Hal inilah yang mendasari penelitian ini dilakukan untuk melihat

respon pertumbuhan tanaman kakao terhadap trichoderma sp serta

pemberian kapur dolomit maupun interaksi dari kedua faktor tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh dosis pengapuran terhadap pertumbuhan

tanaman kakao.

2. Bagaimana peranan pemberian dosis trichoderma sp. terhadap

pertumbuhan tanaman kakao.

3. Bagaimana pengaruh interaksi antara dosis pengapuran dan pemberian

dosis trichoderma sp. terhadap pertumbuhan tanaman kakao.

1.3 Hipotesis

1. Terdapat salah satu dosis pengapuran yang memberikan pengaruh

terbaik terhadap pertumbuhan tanaman kakao.

2. Terdapat salah satu dosis Trichoderma sp. yang memberikan

pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan tanaman kakao.

3. Terdapat interaksi antara Pengapuran dengan Trichoderma sp. yang

memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan tanaman kakao.


8

2. METODE PENELITIAN

2.1 Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam bentuk percobaan factorial dua faktor

dalam rancangan acak kelompok. Faktor pertama adalah pemberian

kapur dolomit (k), terdiri dari tiga taraf yaitu, tanpa kapur dolomit (k0),

kapur dolomit 1 kg (k1), dan kapur dolomit 2 kg (k2). Faktor kedua adalah

pemberian cendawan Trichoderma sp. (t) yang terdiri dari empat taraf

yaitu, Trichoderma sp. 10 gram (t1), Trichoderma sp. 20 g/tan (t3)

Trichoderma sp. 30 g/tan (t2), Trichoderma sp. 40 g/tan (t4). Dengan

demikian terdapat 12 kombinasi perlakuan yaitu:

t1k0 t2k0 t3k0 t4k0

t1k1 t2k1 t3k1 t4k1

t1k2 t2k2 t3k2 t4k2

Setiap kombinasi perlakuan terdiri dari 3 tanaman yang diulang

sebanyak 3 kali sehingga digunakan 144 tanaman.

2.2 Analisis Data

Data hasil pengamatan akan dianalisis Sidik Ragam (ANOVA) pada

taraf kepercayaan 95%. Apabila berpengaruh nyata. maka akan diuji lanjut

dengan menggunakan Uji beda nyata jujur (BNJ) dan analisis regresi

korelasi.
9

2.3 Lay out Penelitian

U
Kelompok 1

kot2 k2t1 k0t3 k1t4

k2t1 k0t2 k1t4 k2t3


S
k1t4 k1t3 k2t2 k0t1

Kelompok 2

k1t3 k1t4 k0t1 k2t2

k2t1 kot2 k1t4 k0t3

k0t2 k2t1 k2t3 k1t4

Kelompok 3

k0t1 k2t2 k1t4 k1t3

k2t3 k1t4 k2t1 k0t2

k1t4 k0t3 kot2 k2t1

Keterangan :

k0 : tanpa kapur dolomit t1 : Trichoderma sp. 10 gram/tan

k1 : kapur dolomit 1 kg/tan t2 : Trichoderma sp. 20 gram/tan

k2 : kapur dolomit 2 kg/tan t3 : Trichoderma sp. 30 gram/tan

t4 : Trichoderma sp. 40 gram/tan


10

3. DATA OLAH DAN ANALISIS DATA

3.1. Analisis data menggunakan Excel

Tabel 1. Jumlah Daun


Kelompok Rata-
Perlakuan Jumlah
I II III Rata
k0t1 20.38 21.00 21.55 62.93 20.98
k0t2 25.00 24.90 26.40 76.30 25.43
k0t3 28.75 25.90 26.45 81.10 27.03
k0t4 33.20 30.03 28.85 92.08 30.69
k1t1 29.25 24.00 23.65 76.90 25.63
k1t2 25.68 24.13 22.73 72.53 24.18
k1t3 27.00 26.48 24.93 78.40 26.13
k1t4 31.38 21.75 23.63 76.75 25.58
k2t1 28.40 25.70 24.00 78.10 26.03
k2t2 24.63 27.25 23.80 75.68 25.23
k2t3 25.75 25.13 24.75 75.63 25.21
k2t4 27.55 28.00 21.13 76.68 25.56
Jumlah 326.95 304.25 291.85 923.05

t1 t2 t3 t4 JUMLAH
k0 62.93 76.30 81.10 92.08 312.40
k1 76.90 72.53 78.40 76.75 304.58
k2 78.10 75.68 75.63 76.68 306.08
235.1 245.5
JUMLAH 217.93 224.50 3 0 923.05

KELOMPOK 3
PERLAKUAN 12
FAKTOR k 3
FAKTOR t 4
FK 23667.2584
SUMSQ TOT 23965.46
SUMSQ PER 71471.38125
SUMSQ KEL 284640.7875
SUMSQ k 284041.5963
SUMSQ t 213445.5713
11

F.HI Ket F.TABEL


SK DB JK KT
T . 0.05 0.01
KELOMPOK 2 52.81 26.40 6.54 ** 3.44 5.72
PERLAKUA 156.5
11 14.23 3.52
N 4 ** 2.26 3.18
FAK k 2 2.87 1.44 0.36 tn 3.44 5.72
FAK.t 3 48.92 16.31 4.04 * 3.05 4.82
104.7
INTERAKSI 6 17.46 4.32
4 ** 2.55 3.76
GALAT 22 88.86 4.04
298.2
TOTAL 35
0
KK 7.84%
Keterangan : tn = berpengaruh Tidak nyata
* = berpengaruh nyata
**= berpengaruh Sangat nyata
Kesimpulan:
1. Faktor 1 (k) menunjukkan bahwa berpengaruh tidak nyata artinya H1
ditolak dan H0 diterima
2. Faktor 2 (t) menunjukkan bahwa berpengaruh nyata artinya H1
diterima dan H0 ditolak.
3. Faktor Interaksi (k x t) menunjukkan bahwa berpengaruh sangat
nyata artinya H1 diterima dan H0 ditolak.
2. analisis data uji lanjut (uji BNJ 0.05)
Pendahuluan:
1. Apabila perlakuan berpengaruh nyata pada analisis sidik ragam

(anova) makan akan dilakukan dengan uji lanjut.

2. apabila interaksi berpengaruh nyata makan perlakuan faktor tunggal

tidak didapat di uji lanjut dikrenakan interaksi sudah mewakili kedeu

perlakuan dan dalam penelitian apabila menggunakan dua faktor

maka interaksi yang sangat diharapkan untuk berpengaruh terhadap

parameter.
12

Inokulasi Trichoderma sp (t)


kapur dolomit NP.BNJ
(k) 10 g/tan 20 g/tan 30 g/tan 40 g/tan 0.05%
(t1) (t2) (t3) (t4)
kontrol (k0) 20.98 c 25.43 bc 27.03 ab 30.69 a
1 kg/tan (k1) 25.63 bc 24.18 bc 26.13 ab 25.58 bc 5.07
2 kg/tan (k2) 26.03 ab 25.23 bc 25.21 bc 25.56 bc
Keterangan : Angka-angka yang di ikuti dengan huruf yang sama pada
huruf (a,b,c) berarti berbeda tidak nyata pada uji lanjut BNJ
taraf kepercayaan 0.05.
Kesimpulan
Hasil uji lanjut bnj 0.05 menunjukkan bahwa interaksi perlakuan tanpa

pemberian kapur dolomit dengan dosis Trichoderma sp 40 g/tan (k0t4)

menghasilkan rata-rata tertinggi yaitu (30.69 helai) dan berbeda nyata

dengan perlakuan lainya tetapi berbeda tidak nyata dengan interaksi

perlakuan (k0t3), (k1t3) dan (k2k1)

3.2. Analisis data menggunakan SPSS


13
14
15

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: Jumlah Daun

Type III Sum of


Source Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 209.302a 13 16.100 3.988 .002


Intercept 23670.335 1 23670.335 5862.623 .000
Kelompok 52.807 2 26.404 6.540 .006**
k 2.860 2 1.430 .354 .706tn
t 48.954 3 16.318 4.042 .020*
k*t 104.680 6 17.447 4.321 .005**
Error 88.825 22 4.037
Total 23968.462 36
Corrected Total 298.127 35
Keterangan : tn = jika sig >0.05 berpengaruh tidak nyata
* = jika sig < 0.05 berpengaruh nyata
**= jika sig < 0.01 berpengaruh Sangat nyata
Kesimpulan:
1. Faktor 1 (k) menunjukkan bahwa berpengaruh tidak nyata artinya H1
ditolak dan H0 diterima
16

2. Faktor 2 (t) menunjukkan bahwa berpengaruh nyata artinya H1


diterima dan H0 ditolak.
3. Faktor Interaksi (k x t) menunjukkan bahwa berpengaruh sangat nyata
artinya H1 diterima dan H0 ditolak.
2. analisis data uji lanjut (uji tukey 0.05)
Hasil analisis data menunjukkan bahwa perlakun interaksi (k x t)
berpengaruh sangat nyata, namun pada aplikasi spss tidak dapat
melakukan uji lanjut interaksi pada perlakuan 2 faktor. Jadi kelompok
kami hanya akan menguji faktor tungga sebagai pembelajaran.

Jumlah Daun
Tukey HSD a,b

Subset

kompos N 1

k1 12 25.384
k2 12 25.508
k0 12 26.034
Sig. .712

Kesimpulan : perlakuan faktor tunggal kapur dolomit (K) tidak ada yang berbeda
tidak nyata dikarenakan perlakuan tidak berpengaruh nyata pada anova.
Jumlah Daun
Tukey HSD a,b

Subset

trichoderma N 1 2

t1 9 24.214
t2 9 24.947 24.947
t3 9 26.127 26.127
t4 9 27.280
Sig. .212 .094

Kesimpulan : perlakuan faktor tunggal dosis trihoderma (t) perlakuan t1 berbeda


nyata dengan perlakuan t2, t3 dan t4. Perlakuan t2 berbedanya dengan perlakuan
t4 tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan t3. Perlakuan t3 berbeda tidak
nyata dengan perlakuan t4.
4. Kesimpulan

1. Perlakuan dosis pengapuran kapur dolomit berpengaruh tidak nyata


terhadap jumlah daun tanaman kakao.
17

2. Perlakuan dosis trihoderma berpengaruh nyata terhadap jumlah daun


tanaman kakao.
3. Interaksi Perlakuan dosis pengapuran kapur dolomit dengan dosis
trihoderma berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun tanaman
kakao dan interaksi perlakuan tanpa pemberian kapur dolomit dengan dosis
Trichoderma sp 40 g/tan (k0t4) menghasilkan rata-rata tertinggi yaitu
(30.69 helai) dan berbeda nyata dengan perlakuan lainya tetapi berbeda
tidak nyata dengan interaksi perlakuan (k0t3), (k1t3) dan (k2k1).
4. Hasi Analisis analisis data excel dan spss menunjukan hasil yang
sama dan tidak ada perbedaan hasil perlakuan.

Anda mungkin juga menyukai