AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan berkatnNya sehingga kami bisa menyelesaikan makala
tentang "Budidaya Tanaman Gandum".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makala ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.
Penyusun
KATA PENGANTAR
Contents
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................................4
1.2 Tujuan Masalah..............................................................................................................5
1.3 Rumusan Masalah..........................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................7
ISI.............................................................................................................................................7
2.1 Asal Usul Dan Penyebaran Gandum...............................................................................7
2.2 Prospek Tanaman Gandum............................................................................................9
2.3 Teknik Budidaya...........................................................................................................10
2.4 Hama pada gandum.....................................................................................................12
2.5 Pasca Panen.................................................................................................................18
BAB III.....................................................................................................................................23
PENUTUP................................................................................................................................23
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................23
3.2. Saran...........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gandum (titicumaestivum L). Merupakan tanaman yang berasal dari daerah
subtropics, akan tetapi melalui usaha-usaha manusia dibidang pemuliaan dan
budidaya tanaman, penyebaran tanah gandum mulai meluas ke daerah iklim sedang
dan tropis. Berdasarkan kegunaannya gandum dapat dibedakan menjadi gandum
lunak (soft wheat) dan gandum keras (hard whead), gandum lunak memiliki kadar
protein 6 – 11 %. Karena kandungan gluten yang dimiliki rendah maka gandum lunak
cocok untuk pembuatan kue-kue kering, biscuit, crackers, dan sebagainya yang tidak
memerlukan daya kembang yang tinggi sehingga dapat memberikan bentuk pada
hasil cetakan kue.
Gandum keras memiliki kadar protein 11-17% dan gluten yang lebih tinggi dari
pada gandum lunak sehingga dapat menghasilkan tepung gandum yang kuat daya
kembangnya dan sangat cocok untuk pembuatan roti. Dirjen bina Produksi Tanaman
Pangan (2001), menyatakan akar tanaman gandum mmemiliki 2 macam akar yaitu
akar kecambah, merupakan akar tanaman yang tumbuh dari embrio dan akar adventif
yang kemudia tumbuh dari buku dasar. Berbeda dengan akar kecambah yang
kemudian mati, akar adventih membentuk sistem perakar yang perakarannya berada
sedalam 10-30 cm dibawah permukaan tanah.
Batang tanaman gandum tegak, berbentuk silinder dan membentuk tunas. Ruas-
ruas pendek dan buku-bukunya berongga. Pada tanaman dewasa terdiri dari rata-rata
enam ruas. Tinggi tanaman gandum atau panjang batang dipengaruhi oleh sifat
genetic dan lingkungan tumbuh (Dirjen Bina Produksi Tanaman Pangan, 2001 cit,
Puspita 2009). Butir gandum (kernel, grain) secara botani adalah buah (caryopsis).
Kulit biji berimpit dengan kulit buah. Biji terdiri dari nutfah (germ atau embrio),
endosperm, scutellum, dan lapisan aleuron. Bentuk butir bervariasi dari lonjong
bundar sampai lonjong lancip. Pengembangan tanaman gandum di Indonesia sangat
penting melihat kebutuhan gandum dalam produk setengah jadi sudah cukup besar.
Di Indonesia lokasi yang memiliki kondisi iklim yang sesuai untuk pertumbuhan
gandum dan telah digunakan sebagai lokasi pengembangan hingga tahun 2008 yaitu
Nangro Aceh Darussalam, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat,
Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan (Ditjen Tanaman Pangan, 2008).
Indonesia merupakan Negara yang menkonsumsi gandum cukup besar di dunia
dengan volume impor dari tahun 1997-2001 berkisar antara 3-4 jt ton. Pada tahun
1984 konsumsi terigu mencapai 6,18 kg/kapita/tahun, kemudian pada tahun 1988
meningkat menjadi 6,59 kg, pada tahun 1990 menjadi 9,17 kg, dan pada tahun 1999
sebesar 14,29 kg/kapita/tahun.(Musa 2002). Mengingat makin besarnya devisa
dikeluarkan maka yang perlu mengurangi ketergantungan terhadap impor terigu
adalah mengembangkan gandum dalam negri dalam penerapan teknologi budidaya
yang sesuai dengan kondisi agroklimak di Indonesia (Sovan, 2002).
Pengembangan tanaman gandum sangat dipengaruhi proses pra panen dan pasca
panen. Penanganan yang tidak sempurna akan mempengaruhi produk hasil akhir
gandum itu sendiri. Oleh karena itu penanganan pasca panen perlu untuk ditinjau
lebih lanjut untuk menghasilkan produk gandum yang baik.
ISI
2.1 Asal Usul Dan Penyebaran Gandum
Gandum (Triticum spp) merupakan bahan pangan serealia yang pertama kali
dibudidayakan umat manusia, bersamaan dengan dimulainya usaha bercocok tanam
dan memelihara hewan ternak seperti sapi dan biri-biri (Harlan 1992, Charmet 2011,
Zohary and Hopf 2000). Fieldman et al. (1995) mengemukakan bahwa manusia telah
melakukan budi daya gandum lebih awal daripada tanaman padi ataupun jagung. Saat
ini, gandum telah menjadi pangan pokok di lebih dari 40 negara dan telah dikonsumsi
oleh hampir seluruh penduduk dunia (Williams 1993). Gandum berkembang di
wilayah subtropis dan mediteran seperti Rusia, Amerika Serikat, sebelah selatan
Kanada, bagian utara sampai tengah China, Turki, India, dan Australia (Nevo et al.
2002). Gandum pada awalnya diintroduksikan ke Indonesia awal abad XVIII pada
masa pemerintahan kolonial Belanda. Selain Belanda, bangsa Portugis juga
mengintroduksikan gandum untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat Portugis
yang tinggal di Pulau Timor.
a. Pemanenan
Pemanenan merupakan proses pemotongan batang gandum. Pemanenan
gandum dapat dilakukan dengan menggunakan sabit atau mesin pemanen
gandum. Sabit merupakan alat terdiri dari gagang yang terbuat dari kayu bulat
berdiameter 2 cm dan panjang 15 cm dan mata pisau yang terbuat dari baja
keras.
b. Perontokan
Perontokan merupakan proses pemisahan gandum dari malainya. Perontokan
gandum dapat dilakukan dengan menggunakan alat perontok dengan tenaga
manusia (pedal thresher) atau alat perontok dengan tenaga motor (power
thresher). Pedal thresher merupakan alat yang terdiri dari silinder bergigi yang
putarannya dihasilkan oleh tenaga manusia. Power Thresher merupakan alat
yang terdiri dari silinder bergigi yang putarannya dihasilkan oleh tenaga
motor yang berkekuatan 1 – 3 HP.
c. Pembersihan
Pembersihan merupakan proses pemisahan gandum dari kotoran atau benda
asing lainnya. Pembersihan dapat dilakukan dengan cara : ditampi, diayak,
blower manual dan alat pembersih dengan tenaga motor (cleaner).
d. Pengeringan
Pengeringan merupakan proses penurunan kadar air gandum sampai nilai
tertentu sehingga siap diolah/digiling atau aman untuk disimpan dalam waktu
yang lama. Pengeringan gandum dapat dilakukan dengan penjemuran atau
menggunakan mesin pengering (dryer). Keuntungan penggunaan mesin
pengering yaitu : efisien, tidak tergantung cuaca, dan kualitas hasil
pengeringan lebih baik.
e. Penggilingan
Penggilingan merupakan proses pengecilan ukuran menjadi bagian yang lebih
halus. Penggilingan gandum dapat dilakukan dengan alat penggiling yaitu :
hammer mill, attrition mill dan roller mill.
Hammer mill : mengecilkan ukuran dengan pukulan gigi penggiling.
Attrition mill : mengecilkan ukuran dengan tekanan dan gesekan.
Roller mill : mengecilkan ukuran dengan tekanan dan gesekan.
f. Penyosohan
Penentuan pemanenan
Teknologi penyosohan dengan teknologi excisting di tingkat petani
Teknologi penyosohan di RMU komersial yang mengadopsi sistem
abrasive
Hasil penyosohan gandum di RMU komersial
Penyempurnaan proses abrasif di Instalasi
Uji coba perendaman gandum dengan ozonisasi dan asam askorbat
g. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan proses untuk mempertahankan bahan/hasil produksi
agar tetap dalam keadaan baik dalam jangka waktu tertentu. Penyimpanan
gandum dapat dilakukan dengan sistem curah atau menggunakan
kemasan/wadah seperti karung plastik, dan lain-lain.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan makalah ini, yakni;
a. Penanganan pra panen dalam budidaya komoditi gandum yakni meliputi: dari
pembukaan lahan (pengolahan tanah), pembuatan bedengan, dan penanaman
(pemebenihan, penanaman, pengairan, pemupukan dan penyiangan) dengan
menggunakan alat dan mesin pertanian.
b. Penanganan pra panen terdiri dari proses pemanenan yakni dengan
menggunakan mesin pemanen yang khusus untuk produk komditi gandum.
c. Salah satu produk olahan gandum yakni tepung. Pembuatan tepung dimulai
dari proses, pembersihan, pemberian air dan tahap penggilingan. Proses
pembuatan tepung gandum menggunakan mesin dan teknologi tinggi sehingga
produk yang dihasilkan juga berkualitas.
d. Penyimpanan produk olahan gandum seperti tepung, dapat ditempatkan pada
suhu yang kering (tidak lembab), jauh dari jangkauan serangga dan memiliki
pertukaran udara yang baik.
e. Mutu produk olahan gandum dapat kita amati secara fisik dan non fisik. Dari
segi fisik dapat kita amati dari warna, aroma, dan tekstur. Sedangkan untuk non
fisik (kimia) harus sesuai dengan (SNI 01-3751-2006).
3.2. Saran
Olahan dari produk komoditi gandum masih banyak varian tidak hanya dalam
pembuatan tepung saja. Selain itu penerapan teknologi harus diperhatikan dalam
pengolahan komoditi gandum akan sangat mempengaruhi produk olahan yang
dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ajayi, F. A., & Rahman, S. A. (2006). Susceptibility of some staple processed
meals to red flour beetle, Tribolium castaneum (Herbst) (Coleoptera: Tenebrionidae).
Pakistan Journal of Biological Sciences, 9(9), 1744–1748.
Baga, Lukman M, Agnes AD. Puspita. 2013. Analisis Daya Saing dan strategi
Pengembangan Agribisnis Gandum Lokal di Indonesia. Jurnal Agribisnis Indonesia,
Vol. 1 No. 1, Juni 2013, halaman 9-26.
Handayani, Alfina. 2011. Pengaruh Model Tumpangsari terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Gandum dan tembakau.
widyariset.pusbindiklat.lipi.go.id / index.php/widyariset/ article/download/ 438/360
Nur, Amin, Muh. Azrai, dan Made Jaya Mejaya. 2016. Pembentukan Varietas
Unggul Gandum di Indonesia. Gandum: Peluang Pengembangan di Indonesia: 135-
152.