Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS PENDAPATAN PETANI JAGUNG

(Desa Simpang Raya Dasma, Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun)

Mata kuliah : Perkreditan & Perbankan

Dosen pengampu : Linda Reni, M.MA

Disusun oleh :

KELOMPOK 1

Rahul Candra Biki Turnip 20 302 0058

Rapika 20 302 0020

Taufik Banurea 20 302 0068

Agung Syahputra 20 302 0006

Lala Kumalasari 19 203 0054

Zahfira Ramadani Nasution 20 302 0062

PRODI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SIMALUNGUN
ABSTRACT

Corn is the most important food commodity after rice and secondary crops. Corn and rice
plant products can be used as raw materials for the food industry such as flour, and so on. Rice
and corn are one of the main commodities of food crops, which have a strategic role in
agricultural development and the national economy. This commodity has a multipurpose
function, both for direct consumption and as the main raw material for the feed industry and food
industry.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, Kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “ANALISIS PENDAPATAN PETANI
JAGUNG” Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada IbuLinda Reni M.MA selaku
dosen mata kuliah perkreditan & perbankan yang telah membantu kami dalam mengerjakan
makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Oleh sebab itu, saran dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan makalah. Kami
juga berharap semoga makalah ini mampu memberikan pengetahuan tentang pentingnya
ANALISIS PENDAPATAN PETANI JAGUNG.

Pematangsiantar, 11 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

ABSTRACT...............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah..........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................................2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................3

1.1 Tanaman Jagung......................................................................................................3


1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jagung.............................4
1.3 Hipotesis Penelitian.................................................................................................6

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN..................................................................................7

1.1 Tempat dan Waktu Penlitian...................................................................................7


1.2 Populasi dan Sampel................................................................................................7
1.3 Analisis Pendapatan.................................................................................................8
1.4 Etimasi Keuntungan Bersih.....................................................................................8

KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki keunggulan akan kesuburan tanah,
dengan demikian sebagian besar masyarakat Indonesia mengandalkan sektor pertanian sebagai
mata pencaharian utama, selain itu sektor pertanian merupakan penopang perekonomian
Indonesia, karena pertanian memberikan porsi yang cukup besar dalam memberikan sumbangan
untuk pendapatan negara, sebagai produk hasil pertanian di ekspor keluarg negeri sehingga
mampu meberikan pemasukan besar bagi devisa negara Indonesia.

Dengan keunggulan Indonesia sebagai negara agraris menjadikan pertanian memiliki ragam
sektor pertanian yang mampu menghasilkan, salah satunya adalah sub sektor tanaman pangan
sebagai bagian dari sektor pertanian memiliki peranan yang sangat penting dalam ketahanan
pangan nasional, pengentasan kemiskinan, penyerapan tenaga kerja dan penerimaan devisa, serta
menjadi penarik bagi pertumbuhan industri hulu dan pendorong pertumbuhan untuk industri
hilir yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Peranan
tanaman pangan telah terbukti secara empiris, baik dikala kondisi ekonomi normal maupun saat
menghadapi krisis.

Jagung adalah komoditas pangan terpenting setelah padi dan palawija, Produk tanaman
jagung dan padi dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri makanan seperti tepung, dan
sebagainya. Padi dan jagung merupakan salah satu komoditas utama tanaman pangan, yang
mempunyai peranan strategis dalam pembangunan pertanian dan perekonomian Nasional.
Komoditas ini mempunyai fungsi multiguna, baik untuk konsumsi langsung maupun sebagai
bahan baku utama industri pakan serta industri pangan.

Tabel 1. Produktivitas jagung dengan metode tanam monokultur Berdasarkan Jenis


Bibit yang digunakan (ku/Ha) Tahun 2020

No Jenis Bibit Produksi


1 Hibrida(Hybrid) 59,49 ku/Ha

1
2

2 Komposit(Composite) 49,51 ku/Ha


3 Lokal(local) 35,97 ku/Ha
Sumber: BPS Katalog, 2020

Produktivitas jagung dengan metode tanam monokultur berdasarkan jenis bibit memiliki
produksi yang berbeda dimana produksi tertinggi dihasilkan oleh jenis bibit Hibrida (Hybrid)
dengan produktivitas sebesar 59,49 ku/Ha (Astuti et al., 2020).

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut :

1. mengapa petani mengembangkan tanaman jagung?


2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pendapatan petani jagung

1.3 Tujuan penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka tujuan penelitian ini Adela. Sebagai berikut :

1. untuk mengetahui besar pendapatan masyarakat atau petani jagung


2. untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan petani jagung

1.4 Manfaat penelitian


1. sebagai bahan informasi bagi petani jagung dalam mengelolah dan mengembangkan
usaha taninya.
2. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan oleh pemerintah daerah setempat sebagai
bahan masukan dalam membuat kebijakan disektor pertanian jagung.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman jagung

Sejak ribuan tahun yang lalu tanaman jagung yang berasal dari Amerika sudah ditanam
dan telah dibudidayakan di Peru Dan Meksiko, dan berkembang terutama di daerah Meksiko,
Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Akhirnya jagung berkembang ke Spanyol, Portugis,
Prancis, Italia, dan bagian utara Afrika. Pada awal abad keenam belas menyebar ke India dan
Cina. Di Indonesia yang pertama kali membawa tanaman jagung adalah orang-orang Portugis
dan Spanyol. Setelah itu jagung merupakan tanaman penting kedua setelah padi dan sebagian
besar banyak ditanam di Pulau Jawa, terutama di Jawa Timur (Suprapto, 1986).

Menurut Purwono dan Hartono (2011) secara umum klasifikasi dan sistematika tanaman
jagung sebagai berikut :

1. Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)


2. Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
3. Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
4. Kelas : Monocotyledone (berkeping satu)
5. Ordo : Graminae (rumput-rumputan)
6. Famili : Graminaceae
7. Genus : Zea
8. Spesies : Zea mays L.

Tanaman jagung termasuk jenis tanaman semusim (annual). Susunan tubuh (morfologi)
tanaman jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga, dan buah. Perakaran tanaman jagung
terdiri atas empat macam akar , yaitu akar utama, akar cabang, akar lateral, dan akar rambut
(Rukmana, 2010).

Perakaran tanaman jagung terdiri atas empat macam akar, yaitu akar utama, akar cabang,
akar lateral, dan akar rambut. Sistem perakaran tersebut berfungsi sebagai alat untuk menghisap

3
4

air serta garam-garam yang terdapat dalam tanah, mengeluarkan zat organik serta senyawa yang
tidak diperlukan, dan alat pernafasan (Rukmana, 1997).

Tiga kelompok utama jagung yang ditanam di daerah tropis adalah jagung gigi kuda
(dent corn), jagung mutiara (flint corn), dan jagung manis (sweet corn). Jagung gigi kuda
mempunyai lekukan di pucuk biji, karena pati keras terdapat di pinggir dan pati lembek terdapat
di puncak biji. Jagung mutiara berbentuk bulat, bagian luar bijinya keras dan licin karena terdiri
dari pati keras. Jagung mutiara umumnya berumur genjah, sehingga hasilnya relatif rendah.
Jagung manis mengandung lebih banyak gula daripada pati, sehingga bijinya akan keriput 10
apabila kering. Jagung manis merupakan perkembangan dari jagung gigi kuda dan jagung
mutiara, yang kemudian melalui pemuliaan tanaman diperoleh jenis yang manis (Purwono dan
Hartono 2011).

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani jagung


a. luas lahan

Tanah merupakan faktor produksi terpenting dalam pertanian karena tanah merupakan
tempat dimana usaha tani dapat dilakukan dan tempat hasil produksi dikeluarkan karena tanah
tempat tumbuh tanaman. Tanah memiliki sifat tidak sama dengan faktor produksi lain yaitu luas
relatif tetap dan permintaan akan lahan semakin meningkat sehingga sifatnya langka (Mubyarto,
1989:89).

Luas penguasaan lahan pertanian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses
produksi ataupun usaha tani dan usaha pertanian. Dalam usaha tani misalnya pemilikan atau
penguasaan lahan sempit sudah pasti kurang efisien dibanding lahan yang lebih luas. Semakin
sempit lahan usaha, semakin tidak efisien usaha tani dilakukan. Kecuali bila suatu usaha tani
dijalankan dengan tertib dan administrasi yang baik serta teknologi yang tepat. Tingkat efisiensi
sebenarnya terletak pada penerapan teknologi. Karena pada luas lahan yang lebih sempit,
penerapan teknologi cenderung berlebihan (hal ini berhubungan erat dengan konversi luas lahan
ke hektar), dan menjadikan usaha tidak efisien (Moehar Daniel, 2004:56).
5

b. Tenaga kerja

Sumber alam akan dapat bermanfaat apabila telah diproses oleh manusia secara serius.
Semakin serius manusia menangani sumber daya alam semakin besar manfaat yang akan
diperoleh petani. Tenaga kerja merupakan faktor produksi (input) yang penting dalam usaha tani.
Penggunaan tenaga kerja akan intensif apabila tenaga kerja yang dikeluarkan dapat memberikan
manfaat yang optimal dalam proses produksi dan dapat menggarap tanah seluas tanah yang
dimiliki. Jasa tenaga kerja yang dipakai dibayar dengan upah. Tenaga kerja yang berasal dari
keluarga sendiri umumnya tidak terlalu diperhitungkan dan sulit diukur dalam penggunaannya
atau bisa disebut juga tenaga yang tidak pernah dinilai dengan uang.

Menurut UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan menyatakan bahwa tenaga


kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk kebutuhan masyarakat.

c. Modal

Modal atau kapital mengandung banyak arti, tergantung pada penggunaannya. Dalam arti
sehari-hari, modal sama artinya dengan harta kekayaan seseorang. Yaitu semua harta berupa
uang, tabungan, tanah, rumah, mobil, dan lain sebagainya yang dimiliki. Modal tersebut dapat
mendatangkan penghasilan bagi si pemilik modal, tergantung pada usahanya dan penggunaan
modalnya. Dalam ilmu ekonomi juga banyak definisi tentang modal. Menurut Von Bohm
Bawerk, arti modal atau kapital adalah segala jenis barang yang dihasilkan dan dimiliki
masyarakat, disebut kekayaan masyarakat. Sebagian kekayaan itu digunakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi dan sebagian lagi digunakan untuk memproduksi barang-barang baru dan
inilah yang disebut modal masyarakat atau modal sosial. Jadi, modal adalah setiap hasil atau
produk atau kekayaan yang digunakan untuk memproduksi hasil selanjutnya (Moehar Daniel,
2004;74).

d. Produksi

Produksi dapat didefenisikan sebagai hasil dari suatu proses atau aktivitas ekonomi
dengan memanfaatkan beberapa masukan (input). Dengan demikian, kegiatan produksi tersebut
adalah mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan output (Agung, 1994:9).
6

Kegiatan faktor produksi adalah kegiatan yang melakukan proses, pengolahan, dan
mengubah faktor-faktor produksi dari yang tidak/kurang manfaat/gunanya menjadi memiliki
nilai manfaat yang lebih. Faktor- Faktor produksi yang umumnya digunakan adalah tenaga kerja,
tanah, dan modal. Kelangkaan pada suatu faktor produksi biasanya akan menyebabkan kenaikan
harga faktor produksi tersebut.

2.3 Hipotesis penelitian


1) usahatani jagung layak dikembangkan di desa simpang raya dasma, kecamatan panei
2) faktor luas lahan, tenaga kerja, modal mempengaruhi produksi dan pendapatan petani
jagung di desa simpang raya dasma, kecamatan panei
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan waktu penelitan

Penelitian ini dilaksanakan di desa simpang raya dasma, kecamatan panei kabupaten
simalungun. Dengan alasan, karena sebagaian masyarakat disana membudidayakan tanaman
jagung. Waktu penilitian dilaksanakan pada bulan januari-february 2022.

3.2 Populasi dan sampel

Populasi seluruh petani jagung yang ada di desa simpang raya dasma, metode yang
digunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik random yaitu memilih sampel dengan
sengaja dari anggota masyarakat yang memiliki tanaman jagung di desa simpang raya dasma.
Jumlah sampel dalam penilitian ini adalah 10 orang.

Tabel 3.1. Jumlah sampel, modal dan hasil tanaman jagung di desa simpang raya dasma

Laha Hasil (juta)


No Nama Modal (juta)
n/
.
rantai
(Ha)
1. Udin 3 Rp. 1.500.000 Rp. 4.500.000
2. Anto 4 Rp. 1.800.000 Rp.5.0000.000
3. Joko 10 Rp.3.000.000 Rp.12.000.000
4. Toyib 3 Rp.1.000.000 Rp.5.000.000
5. Butet 6 Rp.2.300.000 Rp.9.000.000
6. Poltak 11 Rp. 3.200.000 Rp.13.000.000
7. Ayu 7 Rp. 2.600.000 Rp. 9.900.000
8. Tini 7 Rp. 2.500.000 Rp.9.000.000
9. Badol 5 Rp.2.000.000 Rp.5.200.000

7
8

10. Maimuna 10 Rp. 3.000.000 Rp. 10.000.000


h
Jumlah 66 Rp.82.600.00 Rp.59.700.00
0 0

3.3 Analisis pendapatan

Menurut Sutiyah (2015) pendapatan adalah selisih antara penerimaan (TR) dan biaya total
(TC) dan dinyatakan dengan rumus

Menurut Sutiyah, dimana :

I = Income (pendapatan)
TR = tal revenue (penerimaan total)
TC = total cost (biaya total)

I = TR – TC
I = Rp. 82.600.000 – Rp. 22.900.000
= Rp. 59.700.000

3.4 Etimasi keuntungan bersih

1. Maka pendapatan bersih/keuntungan perpanen yang didapatkan adalah = total


pendapatan-total biaya = Rp.82.600.000 – Rp. 22.900.000 = Rp. 59. 700.000
2. R/C ratio = Rp. 82.600.000 / Rp. 22.900.000 =Rp. 3.600.000 (R/C > 1) layak
diusahakan.
9
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1) Penerimaan rata-rata petani jagung di desa simpang raya dasma, kecamatan panei layak
untuk diteliti karena income (pendapatan) lebih besar dari total cost (biaya total)
2) Usaha petani jagung yang dilakukan di desa simpang raya dasma dikatakan layak dengan
nilai I = TR –TC
I = Rp.82.600.000 – Rp.22.900.000
= Rp.59.700.000
3) Dari penilitian di atas faktor yang paling mempengaruhi pendapatan petani Adela luas lahan
dan pengalaman petani.

B. Saran
1. Kepada petani tetap melakukan usahatani jagung dan memperlebar luas lahan tanaman
jagung agar pendapatan petani meningkat
2. Berkaitan dengan hasil produksi sebaiknya para petani jagung lebih meningkatkan
usahataninya meningkat permintaan pasar yang cukup tinggi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Leny.2021. Produksi Usaha Tanaman Jagung. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES

Purwono dan Rudi Hartono. 2011. Bertanam Jagung Unggul. Jakarta: Penebar Swadaya.

R, Suprapto. 1986. Undang-Undang Pokok Agraria Dalam Praktik. Jakatra: UI Press

Rukmana, R. 2010. Jagung Budidaya, Pascapanen, dan Penganekaragaman Pangan. Semarang:


CV. Aneka Ilmu.

11

Anda mungkin juga menyukai