Anda di halaman 1dari 42

✢ How Does IPM Work?

✢ IPM focuses on long-term prevention of


pests or their damage by managing the
ecosystem

2
Pest Control in IPM

3
What is most commonly used to
Control agricultural pests?

1. Cultural Control
2. Mechanical & Physical Control
3. Biological Control
4. Chemical Control

4
✢ Pengelolaan Agroekosistem

5
Cultural Control: Pengendalian secara kultur teknis

Pengendalian secara bercocok tanam


(pengelolaan agroekosistem), melakukan
tindakan lingkungan yang dapat menekan
perkembangan hama namun tidak berpengaruh
terhadap perkembangan tanaman

6
Cultural Control Types
1. Plant Spacing
2. Barrier (mulch)
3. Traps
4. Rotation
5. Sanitation
6. Planting/harvesting date (early vs
late)

7
Pengaturan jarak tanam (Plant spacing)

Pengaturan jarak tanam


dapat mempengaruhi
iklim mikro pertanaman
yang secara langsung
dapat mempengaruhi
perkembangan populasi
OPT (hama)
https://kabartani.com/jarak-tanam-tingkatkan-
populasi-tanaman-dan-efektif-mengurangi-
serangan-hama.html
8
Skematik sistem tanam dengan menggunakan jarak tanam tegel dan legowo (Putra, 2011)

Jarak tanam padi ada dua jenis, yaitu jarak tanam sama sisi (tegel) dan jarak tanam yang
setiap 2-4 baris dibiarkan kosong (jajar legowo)
Menurut Widiarta (2003) pada tanaman jajar legowo perpindahan wereng antarrumpun
terbatas sehingga penyebaran tungro dapat ditekan, serangan tikus dapat diatasi (tikus
senang petakan yang rapat), penularan penyakit juga berkurang karena iklim mikro yang
tidak mendukung.
9
Jarak Tanam Serangan Hama Utama Pada Tanaman Jagung ( Ria Fauriah M. & Serli Anas, 2019)

Persentase tanaman terserang hama penggerek tongko jagung (Helicoverpa armigera)

tegel/persegi (80
legowo (50-100) cm x 20 cm
cm x 20 cm (populasi 62.500
(populasi 66.666 tanaman/ha)
tanaman/ha

Tingkat serangan hama pengerek batang sistem legowo yang lebih tinggi dibanding sistem
tanam tegel/persegi, hal ini kemungkinan disebakan karena populasi tanam yang digunakan
pada sistem legowo lebih rapat dibanding sistem tanam tegel, sehingga temperatur dan
kelembaban dibawah tajuk tanam lebih rendah yang menyebabkan perkembangan populasi
hama lebih menguntungkan.

10
Physical barriers and mulches
Organic mulches Synthetic Mulch

11
Pengendalian Hama Kapas Menggunakan Mulsa Jerami Padi (Subiyakto & Indrayani, 2008)

kelimpahan mikroartropoda Jumlah penyemprotan dan


penghuni permukaan tanah kebutuhan insektisida (Subiyakto,
(Subiyakto, 2006) 2006)

Pemberian mulsa jerami padi dapat meningkatkan peran artropoda predator


sebagai pengendali alami serangga hama, sehingga dapat mengurangi frekuensi
ambang populasi hama dan mengurangi penggunaan insektisida.

12
Mulsa Jerami Terhadap Populasi Hama Kepik Hijau (Nezara viridula)
(Cambaba, 2011)

Populasi hama kepik hijau (Nezara viridula) yang


menyerang tanaman kedelai

13
Mulsa Plastik dalam Pengendalian Uret (Lepidiota stigma F.) pada
Tanaman Tebu (Sunarto & Subiyakto, 2011)

Fluktuasi populasi larva hama uret L. stigma pada perlakuan penutupan mulsa plastik
100%, 50% dan kontrol di pertanaman tebu Desa Banyuputih, Kecamatan Banyuputih,
Situbondo,

14
Penggunaan Beberapa Mulsa Terhadap Serangan Ulat Bawang Spodoptera exigua
( Widodo, 2014)

Rata-Rata Intensitas Serangan S. exigua pada Tanaman Bawang Merah


pada Mulsa Berbeda

15
✢ PengendalianHayati
(pemanfaatan musuh
alami)

16
Jenis musuh alami dalam program PHT
(Types of natural enemies in IPM)

Predators

Parasitoids

Pathogens

17
18
Mengenal Beberapa Jenis Musuh Alami (Predator ) Wereng Batang Coklat

http://hortikulturapacitan.com/wp-content/uploads/2015/11/musuh-alami.png

19
Populasi dan Keragaman Musuh Alami Hama Wereng Batang Coklat
pada Lahan Padi Sawah di Wilayah Universitas Wiralodra, Kabupaten
Indramayu, Jawa Barat ( Sianipar, 2018)

Tabel Spesies-spesies predator serangga hama WBC

Indeks Keragaman sedang 1,63

20
Kelimpahan Wereng Batang Coklat) Dan Laba-laba Pada Budidaya Tanaman Padi
Dengan Penerapan PHT & Konvensional Desa Sepanjang, Kecamatan Glenmore,
Kabupaten Banyuwangi (Gunawan et al., 2011)

21
https://bp3ktersonobatang.blogspot.com/2016/08/

22
Parasitoid (Lysiphlebus testaceipes ) Life cycle in the host (Aphids)

Parasitized Aphid

Normal Aphid
Life

23
Keragaman Arthropoda Pada Padi Sawah Dengan Pengelolaan Tanaman
Terpadu (Widiarta et al., 2006)
Kelompok arthropoda pada tanaman padi, di Sukamandi,pada MH 2005/2006

24
Entomopathogens
Mahluk hidup parasitik mikroskopik yang hidup di dalam atau di
permukaan tubuh dan pada akhirnya menyebabkan kematian
mahluk hidup lain yang diserangnya.

Jamur Bakteri
Virus

25
http://hortikulturapacitan.com/apa-itu-agensia-hayati/

26
Cendawan Entomopatogen dari Tubuh Wereng Hijau:
http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/info-berita/info-
teknologi/cendawan-entomopatogen-dari-tubuh-wereng-hijau

Cendawan Entomopatogen

27
Efektifitas Beauveria bassiana pada wereng batang coklat dan walang sangit
(Purwaningsih et al., 2018) DOI: https://doi.org/10.14710/joac.2.1.12-18

Populasi Hama Wereng Batang Coklat (A) dan Walang sangit (B) yang
mendapatkan Aplikasi Beauveria bassiana pada Dosis berbeda

Wereng (A) Walang sangit


(B) 28
✢ Bakteri Entomopatogen
1. Bacillus thuringiensis
2. Serratia marcescens

29
Potensi Bacillus thuringiensis terhadap Larva Spodoptera litura ( Mafazah & Zulaika,
2017)Jurnal Sains Dan Seni ITS Vol. 6, No. 2 (2017) 2337-3520

Larva S. litura yang mati akibat perlakuan B. thuringiensis, (a) berwarna hitam,
kering dan kaku, (b) larva mengalami diare sebelum akhirnya mati, (c) larva
yang mati akibat perlakuan kontrol. D= diare

Bakteri B. thuringiensis yang diisolasi dari tanah perkebunan di daerah Batu Malang
dapat membunuh larva S. litura F. Isolat K9 mempunyai daya bunuh terhadap larva
S.litura F lebih tinggi dibandingkan dengan isolat K2.
30
Entomopathogenic Viruses (Rincón-Castro& Ibarra, 2011):
https://www.researchgate.net/publication/263765284
.
Baculovirus: Nucleopolyhedrovirus (NPVs)& Granulovirus (GVs)

Baculovirus oclussion bodies. a)


Sacanning electron microscopy from
AcMNPV; b) Transmission electron
microscopy from AcMNPV; c)
Sacanning electron microscopy from
TnSNPV and; d) Transmission electron
microscopy from TnSNPV

31
Uji Patologi dan Perbaikan Kinerja Spodoptera exigua Nucleopolyhedrovirus (SeNPV) :
Samsudin 2011(Tesis):
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/51665/1/2011sam.pdf

A B C D
Ulatgrayak bawang (UGB ) yang terinfeksi virus mengalami perubahan warna menjadi gelap,
menjadi kurang aktif , dan kehilangan nafsu makan (B). Tanda yang khas dari infeksi SeNPV
adalah larva mati dengan integumen rapuh dan hancur dengan mengeluarkan cairan. Di
lapang kematian larva akibat terinfeksi NPV sering ditemukan dengan tanda tubuh larva
menggantung dengan kedua tungkai semu bagian abdomen menempel pada daun atau
ranting tanaman (C danD)

32
Uji Patologi dan Perbaikan Kinerja Spodoptera exigua Nucleopolyhedrovirus (SeNPV) :
Samsudin 2011(Tesis): https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/51665/1/2011sam.pdf

Akumulasi mortalitas UGB instar 3, nilai LT50, produksi polihedra per larva dan produksi
polihedra per 100 larva pada pengamatan hari ke-6 setelah perlakuan SeNPV.

Ko

polyhedra occlusion bodies (POB)


33
Patogenesitas Spodoptera exigua Nucleo Polyhedro Virus (SeNPV) untuk
Mengendalikan Hama Ulat Grayak (Spodoptera exigua) (Hastuti et al.,2016)

Ulat grayak spodoptera exigua stadia larva 2 pada percobaan lebih


mudah terinfeksi oleh SeNPV dibandingkan dengan stadia larva
lainnya.

34
Karakteristik musuh alami yg dikehendaki

1. (1) kemampuan mencari inang atau mangsa


tinggi;
2. (2) laju reproduksinya tinggi dibandingkan
hama ;
3. (3) spesifitas inang atau mangsanya tinggi;
4. (4) pekembangannya sinkron dengan inang;
5. (5) dapat beradapatasi dengan lingkungan

35
Kapan musuh alami dilepas

ET

https://www.slideserve.com/kris/biocontrol-ideal

36
IPM Strategy
Pest Control: Pesticide
application Monitoring & evaluation
Pest
Equilibrium position

Max Tolerable Pest Pop. EIL


Poulation
Densityt

Biological Control ET
Cultural Control

Not Pest
Equilibrium position

Time

37
HASIL PHT
Nasional dan Global

38
Era of IPM in Indonesia

Rice production
Pesticide production

Pesticide Production
Rice Production
39
1984 1986 1988 1990
Dampak IPM Hama tan Kubis

40
Impact of IPM on Synthetic Pesticide
use on Celery: California
Applications/Acre
14

12
Herbicides
10 Insecticides
Fungicides

8
100 %
6

0
Pre-IPM Post-IPM
Management Practices and Production Year

41
Impact of IPM on Synthetic Pesticide
use on Jalapeno Peppers: Mexico
Applications/Acre
40

30
42.05
Biological
Synthetic
20

10

7.5
0
7.5
Pre - IPM IPM

42
Jalapeno Pepper Rejections Due to
Pesticide Residues Above Tolerance

Production Total Loads Rejections Percent


Received Rejections

Pre -IPM 1384 43 3.1%

Beginning 1495 43 2.9%


of IPM

After IPM 1221 10 0.8%

43

Anda mungkin juga menyukai