Anda di halaman 1dari 10

VIDEO 62 PENGENALAN

JENIS JAMUR DI INDONESIA YANG BISA DI BUDIDAYA

Untuk mencapai target yang telah ditetapkan, diperlukan beberapa kegiatan yang meliputi:

a. Pemilihan lokasi
b. Pembuatan kubung
c. Pembuatan media tanam (pengayakan, pencampuran, pemeraman, pengisian media ke
kantung plastik (baglog)
d. Sterilisasi
e. Pendinginan
f. Inokulasi bibit (penanaman bibit)
g. Inkubasi
h. Produksi
i. Penyiraman
j. Pengendalian hama dan penyakit
k. Pengaturan suhu ruangan
l. Pemanenan.

Tradisional, semi modern, modern

Tradisional lebih banyak umumnya jenis jamur tiram dan merang. Sedangkan masuk swalayan jenis
jamur sitake, erini, enoki. Restoran yang khusus herenasium sp. Tersegmentasi pasarnya. Di
Indonesia mengikuti segmentasi pasar tradisional.

Pertumbuhan jamur tiram sangat tergantung pada factor lingkungan seperti suhu,
kelembapan, cahaya, pH media tanam, dan aerasi udara. Jamur tiram dapat menghasilkan tubuh
buah secara optimum pada rentang suhu 26 – 28 derajat c. Sedangkan pertumbuhan miselium pada
suhu 28 – 30 derajat c, kelembapan udara 80 – 90 % dan pH media tanam yang agak masam antara 5
– 6. Aerasi merupakan hal yang penting bagi pertukaran udara lingkungan tumbuh jamur, yaitu
dengan mempertahankan persediaan oksigen dan membuang karbon dioksida. Cahaya matahari
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur sangat sedikit.

Kondisi untuk budidaya jamur di setiap lokasi sangat berbeda tergantung kebiasaan petani
setempat. Namun demikian yang paling penting adalah diperlukannya penguasaan Teknik dan
metode terutama dalam pengaturan iklim mikro di dalam rumah jamur (kubung)

Keadaan iklim mikro suatu daerah juga akan berpengaruh pada perlakuan dan aktivitas dalam
budidaya jamur. Rekayasa lingkungan juga dapat dilakukan dalam budidaya jamur, dengan
memperhatikan kondisi ilkim mikro yang diperlukan dan di gabungkan dengan keahlian/pengalaman
petani. Bekerja dalam budidaya jamur, adalah bekerja dengan system dan pendekatan Mikro biologi.
Karena itu pemahaman dan keahlian dalam pengelolaan Mikrobiologi sangat di perlukan. Disamping
butuh kecermatan, ketelitian, sanitasi lingkungan dan tahap kegiatan yang baku.
LANGKAH PERSIAPAN BUDIDAYA

1. Lahan atau lokasi.


2. Bangunan semi permanen 20-30 meter, contohnya rumah bambu, alang-alang, paranet.
3. Rak atau ornamen bambu.
4. Instalansi penyiraman, usahakan air sumur.
5. Baglog jamur, untuk pemula biasanya membeli baglog jamur yang sudah siap panen.

Jamur tiram baru bisa dipanen selama satu bulan setelah ditempatkan dalam baglog dengan
permukaan yang ditutupi miselium. Jika budidaya jamur dilakukan dengan baik, satu baglog bisa
dipanen sebanyak 5-8 kali. Satu baglog dengan berat 1 kilogram bisa menghasilkan jamur sebanyak
700 – 800 gram. Presentasi kandungan nutrisi: kandungan dedak

Tingkat petani, 10, 20 30 %. Saya budidaya jamur, kandungan nutrisinya saja. Kandungan dedaknya .
Serbuk kayu 10 kilo, campuran probiotik opsional. Setelah nutrisi penambahan kapur ditambahkan
100 gram. Kapur berfungsi sebagai penetralisir asam. Di larutkan dengan air sampai 60%. Pada saat
pencampuran bisa ditambahkan probiotik 1 liter air, 10 ml probiotik. Kemudian di peram 1-3 malam.

Kandungan probiotik: Pemulase, extra ikan, molase. Bibit sebar: ada yang dimasukan ke dalam botol
dan plastik disesuaikan dengan kebutuhan. Biasanya menggunakan botol dan plastic yang bening
untuk memantau perkembangan jamurnya.

Pada umur 2 bulan, usahakan penambahan prebiotic dengan cara di spray. 1 baglog 700 gram.

METODE PEMBUATAN BAGLOG

Alat:

1. Sekop atau tangan

CARA STERILISASI

Semua alat di steril, autoclave di lab bisa dibuat sistem digital dihubungkan pada suhu.
Membutuhkan listrik yang besar.

Tradisional: dengan alat yang mudah didapat, diusahakan dengan cost seminimal mungkin.

Tidak lebih dari 3 malam, kandungan air berkurang.

TANDA FERMENTASI BERHASIL

Perubahan suhu, warna, wangi. (fermentasi anerob dan aerob)

Di bali ada SPA menggunakan serbuk kayu gaharu campuran dedak. Di peram selama 2 malam.

Di peram menggunakan drum, 45 derajat. INOKULASI.

PENANAMAN BIBIT

Inokulasi syaratnya tempat/lingkup yang steril.

Pembibitan jamur tergantung dari:

1. Kecepatan dari pembibitannya.


2. Dari bibit
3. Proses pembibitan (suhu ruangan 45derajat)

Pelatihan 6 jenis jamur konsumsi. Prinsip aseptik, memakai kompor gas.

Lalu Lalang saja, tidak boleh terlalu panas. Mulut botol harus didekat dengan api radius 45 cm.
kenapa harus 45 derajat? Dekat api dan harus ada sinar. Diasumsikan dapat panas dan memenuhi 45
derajat.

Pada saat memindahkan bibit tidak boleh berbicara. Harus dilakukan dengan cepat, dengan
menggunakan ukuran rasa dan keyakinan. Menunggu 2 – 3 hari pertumbuhan spora

INKUBASI

Miselium adalah kumpulan dari beberapa hiva. Miselium akan menjadi tubuh buah. Hiva adalah alat
seksual dari jamur. Satu rambut. Sepora adalah alat seksual. Pertumbuhan optimal diatas 26 derajat.

PANEN

Melepaskan baglog dengan menyeluruh. Di daerah panas harus dilakukan penyiraman secara
menyeluruh. Kunci untuk budidaya jamur yaitu: efisiensi waktu.

APABILA MEMBELI BAGLOG 1000? MEMBELI BAGLOG SIAP PANEN 99% TIDAK ADA KEGAGALAN.

CARA PENYIRAMAN:

DATARAN TINGGI dengan di spray karena sudah terbantu dengan suhu lingkungan setempat.

DATARAN RENDAH dengan

PEMASARAN

Membangun ekosistem bisnis dari pembudidaya utama sampai ke penyedia bibit akan terjaring
dengan tengkulak dan pasar induk.

VIDEO 63 PENGENALAN

Dalam budidaya jamur tiram atau jamur edibel yang lain, memerlukan beberapa langkah persiapan
antara lain menyiapkan lokasi yang tepat atau cocok untuk menempatkan rumah jamur, menyiapkan
bibit jamur, mempersiapkan media tumbuh yang steril dan sarana perawatan yang lain. Budidaya
jamur tidak memerlukan teknologi tinggi, sehingga cukup sederhana.

Media tanam jamur biasanya menggunakan bahan organik yang banyak dijumpai di alam yang
sangat mudah ditemukan dan murah harganya. Media organik ini dapat berupa jerami, serbuk
gergaji, kertas dan bahan lain sebagai tambahan seperti bekatul, kapur tohor, yang juga mudah
didapatkan di lingkungan. Untuk budidaya jamur tiram dan jamur lainnya diperlukan rumah jamur
yang umumnya menggunakan bahan baku utama bambu yang banyak juga banyak tumbuh di
kawasan Indonesia. Keberhasilan budidaya jamur tidak terlepas dari daya dukung lingkungan
tumbuh yang sesuai, misalnya untuk jamur tiram,suhu lokasi 30-32ᵒC, suhu optimum ruang 22- 28ᵒC
dan kelembaban ruang, pH media yang umumnya mengarah ke asam, kadar air media sekitar 60%.

Budidaya jamur berupa proses pengembangan usaha untuk melakukan pengembangan jamur tiram.
Budidaya jamur banyak dilakukan karena tergolong mudah. Campurkan limbah serbuk kayu dan
campuran lainnya dengan bibit. Tiram putih poliatus (tiram) tudung setengah bulatan (ostreatus)
jamur putih tiram.
Habitat awal di alam liat atau hutan karena memberikan kondisi dan suhu yang ideal untuk
pertumbuhan jamur tersebut. Mengapa banyak orang membudidayakan jamur? Karena prospek
keuntungannya banyak. Prospek luas untuk pemasarannya. Mengapa memilih jamur tiram? Karena
factor Kesehatan dan kebutuhan pasar, cara membudidayakan mudah. Dapat dibudidaya sampai
100 baglog. Baglog jamur: media untuk pertumbuhan jamur tiram. Baglog Ketika dimasukan bibit
jamur diperlukan proses inkubasi sekitar 40 hari. Untuk pembuatan baglog dari serbuk kayu, untuk
nutrisi dari dedak, dan keasaman menggunakan kapur. Menggunakan teknologi sederhana, manusia
tertarik melakukan budidaya. Limbah baglog dapat digunakan sebagai media pertumbuhan cacing.

20.000/kg jabodetabek, 40.000/kg diluar jawa.

DARI SEGI KESEHATAN

Didalam tudung jamur mengandung banyak vitamin. Sebagai pencegah diabetes. Konsep dasar
budidaya: mengambil kehidupan alam liar di masukan ke alam kita. 20-26 derajat, kelembapan 70-
80%. Hutan memberikan kondisi yang idela untuk pertumbuhan jamur tiram. Karena sepora ini
sebarannya sangat luas. Raknya terbuat dari ornament bambu. Suhu dingin, mengeluarkan hawa
hangat. Ornament bangunan terbuat dari unsur bambu.

PERSIAPAN MEDIA

Kondisi pertumbuhan jamur tiram, hal yang harus dilakukan:

1. Serbuk kayu dari kayu yang homogen (sama) dari kayu albasiyah atau mahoni. Kayu saomil.
2. Kapur delimit, tujuan kapur untuk menetralkan derajat keasaman tanah.
3. Dedak/bekatul/tepung jagung, berfungsi sebagai pengganti nutrisi.

Jenis plastic yang digunakan menggunakan plastik PP poli popilen 20x25 atau 18x35 ketebalan: 003-
005. Plastik dengan ukuran 17x35 ketebalan 04, masukan media tanam, ikat tali rafia, kemudian di
kukus/sterilisasi

STERILISASI

Kontaminan adalah penggangggu untuk jamur tumbuh selain jamur tiram. Prinsip dasar: 121 derajat,
tekanan 1,1 bar ditahan 15 menit dapat dilakukan di lab sekitar 20 menit. Apabila dilakukan secara
tradisional menggunakan drum atau dandang maksimal 100 derajat. Dilakukan 6-8 jam. Untuk
mencapai Titik didih air. Bahan bakar bisa menggunakan kayu bakar. Apabila gas 3 kg membutuhkan
2 tabung untuk 1 drum.

INOKULASI/PENANAMAN BIBIT

Penanaman inokulan/bibit sebar jamur ke dalam baglog. Untuk bibt jamur banyak varietas. Secara
tingkat petani sebutan F0, F1 dst.. yang ada biakan induk atau biakan sebar. Kenapa tidak ada F1, F0.
Karena untuk mendapatkan F0 harus menggunakan jamur yang pertama tumbuh.

Biakan sebar/Bibit sebar: F1,F2.

ASEPTIC: menggunakan alcohol 70% dengan lalu Lalang api Bunsen. Dimasukan ke dalam baglog,
kemudian pada permukaan baglog dikunci.

Perbedaan F1 dan F2: F1 mother stock dari bibit induk dimasukan ke dalam botol dengan media biji
bijnian ditunggu sampai 3 minggu setelah full miselium disebut dengan F1
F2 adalah turunan dimasukan ke dalam botol medianya serbuk kayu dan tepung jagung.

Biakan induk di turunkan atau diremajakan nantinya akan menjadi F1.

PANEN

Proses perawatan baglog.

VIDEO 64 PERSIAPAN MEDIA

Bahan:

a. Serbuk Kayu
b. Dedak padi/ bekatul
c. Kapur, kapur kapsmil atau kaptan/dolomit

Alat:

a. Sekop (pengaduk)
b. Plastik PP ukuran 17x35 ketebalan 0,0003 cm.

Semakin kasar serbuk kayu, semakin lama pertumbuhan miselium. Kayu bisa homogen asalkan non
pinus. Nutrisi menggunakan dedak padi dari hasil penggilingan padi. Ada beberapa dari tepung
jagung dan tepung gandum. Untuk nutrisi menggunakan dedak padi karena masih mengandung
unsur glukosa. Kapur kapsmil banyak ditemukan di toko matrial. Bisa juga menggunakan kaptan atau
kapur dolomit.

Sekitar 12 kg, serbuk kayu yang ada 12 kg masukan dedak. Menghitung volume. Misalkan serbuk
kayu 10 kg dedak 1 / 2 kg kapur, 0,1 kg. Komposisi menggunakan ukuran volum tersebut.

Kemudian memasukan kapur dengan cara ditaburkan dengan komposisi kapur yang sedikit di luar
permukaan. Selanjutnya aduk rata kedua bahan tersebut menggunakan sekop atau tangan.
Kemudian campurkan dengan air dengan kelembapan 60% usahakan jangan terlalu basah. Untuk
mengukur apakah campuran bahan sudah 60% dengan cara menggenggam. Diperam atau di
komposkan selama 3 malam. Tutup dengan lembaran plastic atau terpal ditutup. Tujuannya agar
serbuk kayu lapuk.

PEMBUNGKUSAN MEDIA (BAGLOG)

Media yang baik ditandai dengan adanya peningkatan suhu atau ditandai adanya asap.Selain itu ada
perubahan fisik berupa bau, dan warna. Setelah media terfermentasi sempurna, masukan ke dalam
plastik baglog dengan ukuran 17x35 ketebalan 0,0003. Memasukan media terlebih dahulu dengan
diisi penuh kemudian tekan bagian permukaan plastic dengan menggunakan ibu jari.
STERILISASI

Sterilisasi dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme (renik) lain yang tidak dikehendaki.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan beberapa cara:

a. Menggunakan autoklaf kapasitas besar pada suhu 1210C, tekanan sebesar 1,5 atmosfir,
selama 30menit.
b. Menggunakan steamer (drum pengukus atau kamar kedap udara) memerlukan waktu lebih
lama karena tekanan dan suhunya kurang tinggi. Selain itu, steamer juga mempengaruhi
waktu yang diperlukan dalam sterilisasi.

Jika menggunakan steamer (drum pengukus):

a. Ukuran besar dengan suhu 75-90oC maka lama pemanasan 6- 8jam.


b. Ukuran sedang dengan suhu 92-95oC, lama pemanasan adalah 4 jam. Steamer isi 200 liter
dengan suhu 100-102oC memerlukan waktu pemanasan selama 1 jam.

Alat yang digunakan menggunakan drum untuk melakukan sterilisasi secara tradisional. Sebelum
baglog dimasukan kedalam drum, sediakan air terlebih dahulu. Tatakan penopang baglog dari air
dengan ukuran 12 cm. untuk susunan pertama secara vertical. Susunan kedua, dibalikan kearah
sebaliknya agar uap air tetap memutar. Setelah dilakukan penyusunan, lakukan penutupan drum
kemudian dilakukan pembakaran menggunakan kayu bakar dengan sisa limbah pembuatan kusen.
Apabila api besar maka pemanasan membutuhkan waktu 4-5 jam. Jika api sedang bisa
membutuhkan 6-7 jam. Pemanasan tergantung dari besar/kecilnya api yang digunakan.

1. Penyiapan Bibit Jamur


Dalam budidaya jamur tiram diperlukan bahan dan sarana seperti bibit jamur,media tanam,
dan rumah jamur. Bibit jamur yang disiapkan mulai dari bibit F1,F2,F3.F(Filial) yang artinya
turunan ke 1,2 ,dan ke 3.F1 adalah bibit induk turunan pertama (ke I), yang sangat
mempengaruhi kualitas bibit pada turunan berikutnya. Penyediaan bibit jamur untuk skala
rumah tangga atau skala kecil dapat membeli, dan tidak perlu membuat sendiri karena di
samping memerlukan alat-alat yang khusus juga memerlukan tekhnik yang rumit yang
disebut tekhnik aseptik, untuk menghindari terjadinya kontaminasi atau menjaga kemurnian
bibit.
2. Penyiapan Rumah Jamur Penyiapan rumah jamur merupakan langkah awal dalam budidaya
jamur. Pemilihan lokasi rumah jamur diupayakan yang memiliki suhu 30-32ᵒC dekat dengan
sumber air, dan sarana produksi yang lain. Ketinggian rumah 5-6 meter,beratap
genting/plastik,dinding dari anyaman bambu yang dilapisi plastik. Besarnya rumah jamur ini
tergantung pada jumlah polybag yang akan ditempatkan. Faktor lingkungan seperti
pencahyaan yang penting untuk pertumbuhan tubuh buah, oksigen karena jamur bersifat
aerob (butuh oksigen), kelembaban air, suhu, dan derajat keasaman (pH) berkisar 6. Faktor-
faktor tersebut merupakan faktor penting untuk keberhasilan budidaya jamur tiram.Rumah
jamur dilengkapi dengan pintu, jendela untuk mengatur sirkulasi udara yang dengan rak-rak
untuk menempatkan polybag.Rumah jamur yang sudah jadi, sebelum dipakai perlu
disterilkan dengan menaburi kapur dan insektisida, ditunggu selama 1-2 hari, baru polybag
yang sudah diinokulasi dimasukkan kedalamnya.
3. Pembuatan Media Tanam Jamur
Media tanam jamur menggunakan bahan dasar serbuk gergaji yang sudah diayak,dan bahan-
bahan campuran berupa gips(CaSO4), kapur (CaCo3), bekatul, TSP, dicampur dengan air
secara merata hingga kadar air 60% atau jika dikepal media tidak pecah. Setelah tercampur
rata media dimasukkan ke dalam plastik (polybag) berukuran 20X35 cm. Berat media tanam
800-900 gram, ditutup dengan kapas dan diikat dengan cincin plastik.
4. Sterilisasi Media Tanam ALA
5. Inokulasi Bibit Inokulasi bibit adalah langkah mengisikan bibit jamur ke dalam media tanam
yang sudah dingin. 168 Budidaya Jamur Tiram (Pleuretus.Sp) sebagai Alternatif Usaha bagi
Masyarakat Bibit yang digunakan adalah F3 yang diisikan secara aseptik (dilakukan dekat
lampu bunsen/lampu spiritus), menggunakan skalpel/pinset yang steril, dengan berat kurang
lebih 10 gram/merata dipermukaan polybag.
6. Inkubasi
Inkubasi polybag yang sudah berisi bibit, membutuhkan suhu ruang dan penataan polybag
yang baik pada rak dalam rumah jamur. Suhu inkubasi kurang lebih antara 22- 28ᵒC dan
pengisian rak secara horizontal dan berselang-seling dengan diberi penyekat dari bambu.
Selama 40-60 hari miselium sudah tumbuh merata.
7. Pembukaan Tutup Kapas Jika miselium sudah memenuhi polybag, buka tutup kapas, jaga
kelembaban kurang lebih 65% dengan cara menyemprot media dan selama 1-7 hari akan
tumbuh tubuh buah( tunas) dari mulut polybag.
8. Pemeliharaan Selama masa inkubasi diperlukan pemeliharaan terhadap organisme
pengganngu. Beberapa gangguan dalam masa inkubasi antara lain terjadinya kontaminasi
oleh jamur lain Trichoderma.sp, hadirnya hama seperti tungau yang dapat merusak miselium
dan menghambat pertumbuhan jamur (Purbo, 2012). Untuk mengatasi hal ini, perlu
senantisa menjaga sanitasi lingkungan misalnya dengan menaburkan kapur pada celah-celah
antara susuan polybag, membuang polybag yang telah terkontaminasi (ada pertumbuhan
jamur warna hijau), memperbaiki rumah jamur yang rusak.
9. Pemanenan Pemanenan: 1-2 minggu setelah pembukaan tutup kapas, jamur dapat dipanen.
Jamur tiram siap dipetik ketika telah berusia 2 hari sejak tumbuh tunas. Pemanenan
sebaiknya dilakukan pagi hari dengan cara mencabut seluruh rumpun jamur, kemudian
dibersihkan. B.

METODE PENGABDIAN 1. Metode Metode yang digunakan dalam kegiatan ini seperti
berikut. a. Praktek: meliputi pembuatan rumah jamur, pembuatan medium tanam jamur,
sterilisasi, pengisian bibit dan inkubasi. b. Diskusi dan tanya jawab: dilakukan pada waktu
pemberian materi sebagai pengantar ,dalam praktek maupun pada waktu pendampingan. c.
Pendampingan: pendampingandilakukan terutama pada saat pembuatan rumah jamur,
pemeliharaan dan saat panen.
2. Bahan dan Alat Bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan rumah jamur adalah anyaman
bambu,genting,kayu, pralon ukuran ɸ 10 cm (sesuai kebutuhan untuk tiang penyangga),
semen, paku, dan plastik.Alat-yang diguna- 169 Inotek, Volume 17, Nomor 2, Agustus 2013
kan meliputi alat-alat pertukangan Pembuatan media tanam jamur dan sterilisasi, meliputi
pencampuran bahan, pengomposan,pengemasan, dan sterilisasi. Bahan-bahan yang
diperlukan meliputi serbuk gergaji yang telah diayak (85-90%), bekatul (10- 15%) Ca CO3 (1-
2%) atau dengan perbandingan bahan serbuk gergaji: bekatul: kapur yaitu 100: 10-15:1,
polybag ukuran 20X35 cm, kapas, cincin plastik, ai dan sedikit gips sebagai campuran. Alat-
alat yang dibutuhkan pada pembuatan media steril adalah,skop, autoklaf atau alat
pengukus. Pengisian bibit kedalam media tanam diperlukan bibit jamur tiram F3, kapas dan
cincin plastik; sedangkan alatnya antara lain skalpel/pinset steril. 3. Cara Kerja a. Pembuatan
Rumah Jamur Rumah jamur yang dibuat berukuran 5 X 10 meter. Beberapa hal yang harus
dipertimbangkan sebelum membuat rumah jamur adalah menentukan lokasi dan ukuran
rumah jamur. Setelah ditentukan lokasi pembuatan rumah dapat dimulai, dan pertama-tama
menyiapkan material/bahan dan peralatan yang dibutuhkan seperti anyaman bambu,
bambu, kayu, kawat, paku, plastik dan alat-alat pertukangan. Mengukur lahan pada lokasi
yang ditentukan, yaitu 5X10 meter. Mendirikan kerangka rumah jamur yaitu dengan tiang
pralon yang diisi semen dan disambung kayu, atap genting. Setelah kerangka jadi, dipasang
genting dari tanah liat, dinding dari anyaman bambu yang di bagian bawah dilapisi plastik,
dan dilengkapi jendela, pintu untuk keluar masuk. Setelah rumah jamur jadi, dilakukan
sterilisasi dengan menaburkan kapur tohor dan insektisida, dan dibiarkan 1-2 hari. b.
Pembuatan Media, Sterilisasi, Pengisian Bibit dan Inkubasi Setelah rumah jamur selesai
dibuat dan diterilisasi dilanjutkan pembuatan media steril, inokulasi bibit, inkubasi dan
panen. Gambar di bawah ini merupakan alur pembuatan media, sterilisasi, inokulasi,
inkubasi hingga panen

Baglog adalah bakal media tanam jamur, yang dibuat dengan bahan utama serbuk gergaji mencapai
diatas 70% dari total bobot media tanam. Serbuk gergaji kayu mengandung sellulosa, karbohidrat,
serat dan lignin. Jamur mampu mengubah selulosa dan lignin menjadi karbohidrat, yang selanjutnya
dirombak menjadi protein. Agar jamur tumbuh sempurna, sebaiknya menggunakan serbuk gergaji
yang kering dan bersih, tidak mengandung minyak dan getah. Bila mengandung keduanya maka
jamur akan terhambat pertumbuhannya. Jenis kayu keras, misalnya jati dan mahoni, sebaiknya tidak
dipakai untuk media jamur tiram dan kuping. Jamur tiram sebaiknya menggunakan jenis kayu yang
berdaya tahan rendah, misal albasia. Jenis kayu terlarang untuk media jamur ialah pinus (Pinus
mercusii), karena mengandung zat terpenoid atau belerang. Senyawa tersebut akan menghalangi
pertumbuhan jamur. Selain serbuk gergaji kayu, beberapa bahan dasar lain yang dapat digunakan
untuk media tanam jamur tiram yaitu ampas tebu, tongkol jagung, rumput kering, limbah kapas dan
daun teh.

Bahan-bahan yang digunakan adalah: serbuk gergaji kayu meranti, bekatul / dedak halus, kapur
kapsmil atau kaptan/dolomit, tepung jagung, bibit jamur tiram F1 dan air. Sedangkan alat yang
digunakan adalah sekop, ayakan, potongan kayu untuk memadatkan media, pinset, drum penstreril,
bunsen, pipa paralon, cutter, kain saring, beko, lembaran plastik hitam lebar, handsprayer,
timbangan.

Langkah-langkah dalam pembuatan baglog adalah sebagai berikut:

1. Pengayakan, serbuk gergaji diayak untuk memperoleh keseragaman yang merata.

2. Penyiapan bahan, semua bahan (serbuk kayu, dedak, kapur dan tepung jagung) ditimbang dengan
komposisi serbuk gergaji : bekatul : tepung jagung : kapur ( 80% : 17% : 1% : 2% ), pencampuran
semua bahan tambahan dengan serbuk gergaji harus merata, tidak boleh terdapat gumpalan
terutama serbuk gergaji dan kapur.
3. Penambahan air dan pemberian probiotik (EM4), air ditambahkan sejumlah -/+ 20% dari bobot
campuran serbuk gergaji dengan bahan tambahan dan diaduk secara merata sehingga diperoleh
kadar air sekitar 50-65% atau PH sekitar 6-7. Pengujian kadar air dikatakan cukup apabila adonan
dikepal membentuk gumpalan tapi mudah hancur. Pemberian Probiotik (EM4) dilakukan bersamaan
dengan pencampuran air dalam.

4. Pengomposan, dilakukan dengan cara menumpuk campuran serbuk gergaji tersebut. Tumpukan
diselubungi secara rapat dengan menggunakan plastik hitam / terpal selama 7 hari pada suhu
ruangan.

5. Pembungkusan campuran serbuk gergaji setelah dikomposkan dimasukkan ke dalam kantong


plastik ukuran 2 kg (uk. plastik 18 x 33 cm). Untuk memperoleh ukuran media yang seragam,
campuran media ditimbang terlebih dahulu dengan berat masing-masing 1,2 kg (sekitar ¾ bagian
kantong plastik), kemudian dipadatkan dengan bantuan botol. Cincin dari paralon segera dipasang
pada bagian leher plastik sehingga media menyerupai botol.

6. Sterilisasi, dilakukan pada suhu 90-100oC selama ± 7-10 jam.

7. Pendinginan, media yang telah disterilisasi, didinginkan selama ± 24 jam sebelum diinokulasi
dengan bibit. Pendinginan dilakukan hingga temperatur media turun (35-40oC).

8. Inokulasi, dilakukan dengan cara ditusuk, yaitu bagian tengah media tanam dibuat lubang melalui
cincin yang terpasang.

Budidaya jamur merupakan salah satu jenis usaha berbasis bahan pangan yang patut dikembangkan
sebagai peluang usaha. Budidaya jamur banyak dilakukan karena tergolong mudah. Dalam budidaya
jamur tiram atau jamur edibel yang lain, memerlukan beberapa langkah persiapan antara lain
menyiapkan lokasi yang tepat atau cocok untuk menempatkan rumah jamur, mempersiapkan media
tumbuh yang steril dan sarana perawatan yang lain. Budidaya jamur tidak memerlukan teknologi
tinggi, sehingga cukup sederhana.

Penyortiran

Jamur yang telah dipanen harus segera dicuci dengan air bersih, kemudian bagian tubuh buahnya dipisahkan
deri pangkalnya. Proses pencucian dan pemisahan ini penting untuk dilakukan karena bila selama proses
budidaya petani menggunakan pestisida, biasaya racun pestisida akan mengendap pada bagian pangkal dan
masih memungkinkan terdapat residu yang tertinggal pada tubuh buah. Setelah diyakini kebersihannya,
proses sortasi dilakukan untuk mengelompokkan jamur tiram berdasarkan bentuk dan ukurannya. Hal ini
bertujuan untuk memperoleh hasil yang seragam sehingga akan menarik minat konsumen saat dipasarkan.

Pengemasan dan Transportasi Hasil Panen Jamur Tiram

Pengemasan jamur tiram segar biasanya menggunakan plastik kedap udara. Semakin sedikit udara yang ada
di dalam plastik, jamur tiram semakin tahan lama untuk disimpan. Namun, idealnya penyimpanan dengan
plastik kedap udara hanya dapat mempertahankan kesegaran jamur tiram selama 2-4 hari. Oleh karena itu,
agar jamur tiram segar yang dijual tetap dalam kondisi baik, proses pengangkutan/transportasi tidak boleh
terlalu lama dari proses pengemasannya. Seandainya jarak pengangkutan cukup jauh, sebaiknya alat
transportasi dilengkapi dengan ruangan berpendingin. []

Anda mungkin juga menyukai