I. Identitas Buku
Tahun : 1999
Buku ini mengupas tentang tata cara beragrobisnis jamur Kayu Shiitake-Kuping-
subbab
misal beberapa jenis jamur dapat dijadikan bahan makanan seperti jamur merang, jamur kuping
atau lamber memiliki khasiat sebagai obat dan penawar racun, jamur kancing dan jamur shiitake
yang juga memiliki khasiat sebagai obat penurun gula darah dan kolesterol darah karena di
dalam jamur shiitake terdapat senyawa lentinan, dan sebagainya. Sebagai bahan makanan, jamur
mengandung banyak vitamin, seperti tiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), niasin,
vitamin C, biotin, dan sebagainya. Juga terkandung mineral seperti K, P, Ca, Cu, Mg, serta mikro
elemen lainnya.
Beberapa jamur juga dapat menjadi bagian dalam pembuatan obat-obatan tradisonal.
Jenis yang paling popular sejak ribuan tahun lalu adalah jamur ling-zhi/lingshih memiliki khasiat
kanker/tumor, selain itu ada jamur maitake yang memiliki banyak keunggulan sebagai antikanker
dan anti-HIV.
Pada awalnya sebelum dibudidayakan, jamur konsumsi ataupun jamur berkhasiat obat
ditemukan dalam bentuk jamur liar yang tumbuh di kebun, tegalan, bahkan pekarangan rumah
sekalipun. Sejalan dengan kebutuhan manusia terhadap jamur untuk konsumsi ataupun bahan
obat maka bila hanya tergantung pada alam akan sulit terpenuhi. Oleh karena itu, beberapa jenis
Prospek pengusahaan jamur kayu di Indonesia cukup cerah karena kondisi alam dan
lingkungan Indonesia sangat cocok untuk budidayanya, bahan baku untuk membuat substrat/log
tanam jamur kayu cukup berlimpah, bibit jamur yang unggul sudah tersedia sehingga untuk
memulai usaha dalam skala terbatas tidak perlu membeli bibit dari luar apalagi mengimpor.
Tenaga terampil pun dapat dilatih dalam kurun waktu 1-3 bulan saja. Penampungan/pangsa pasar
penerima produksi juga terbuka, asalkan kualitas dan kuantitas produksi sesuai dengan
persyaratan. Selain itu, perkembangan agrobisnis jamur di Indonesia yang cukup pesat didukung
oleh beberapa alasan, seperti penggunaan lahan tidak perlu luas, bahan baku penanaman jamur
umumnya dalam bentuk limbah atau buangan, biaya produksi dapat ditekan, waktu tanam sejak
penanaman bibit hingga pemanenan sangat singkat, harga jual jamur sangat tinggi, serta jamur
kayu umumnya memiliki nilai gizi yang cukup tinggi untuk kesehatan dan kebugaran.
Sejak awal tahun 1980-an, dibeberapa tempat di kawasan Jawa telah erdiri perusahaan
perjamuran, terutama untuk jenis shiitake, jamur tiram, dan jamur kuping. Bentuk perusahaan
dengan skala menengah produksi rata-rata per hari 650 kg setiap perusahaan, walaupun kendala
utama yang harus dihadapi menyangkut langkanya tenaga terampil, kurangnya bibit yang baik,
penguasaan teknologi budidaya yang terbatas/kurang, permodalan yang terbatas, serta pangsa
pasar. Kegiatan agrobisnis jamur kayu akan besar dan memiliki jangkauan bisnis yang luas bila
3. Kualitas bibit, baik dari segi hasil yang dicapai maupun dari segi respeonsnya terhadap
Selain persyaratan diatas, juga ada faktor penentu keberhasilan dalam memulai usaha
dalam budi daya jamur. Pemilihan lahan yang memenuhi persyaratan menjadi hal yang sangat
penting dalam menentukan keberhasilan budi daya. Hal yang harus diperhatikan pertama adalah
lahan. Lahan yang relatif datar sangat baik untuk mobilitas kegiatan yang menyangkut angkutan
bahan baku, peralatan, tempat pemeliharaan, dan hasil. Kedua adalah Lokasi lahan sebaiknya di
ketinggian lebih dari 700 m dpl. Untuk yang ketiga, Lokasi budi daya yang strategis yaitu lokasi
yang dekat dengan sumber bahan baku dan jauh dari pencemaran.
Bibit yang baik, teruji, dan unggul merupakan persyaratan yang menentukan keberhasilan
budi daya jamur. Maka dari itu bibit harus dibeli dari lembaga yang sudah teruji dan professional
diperlukan untuk pembuatan substrat adalah sekitar 90% berbentuk serbuk gergajian kayu dan
sisanya adalah bekatul. Untuk tenaga kerja bisa diambil dari penduduk setempat dan juga harus
Ditinjau dari jumlah produksi per hari serta kekuatan produksinya, sentra kegiatan usaha
jamur terbagi menjadi empat kelompok, yaitu pengusaha kecil atau keluarga dengan jumlah
produksi rata-rata sekitar 50 kg jamur segar per hari, pengusaha sedang atau terbatas, umumnya
dalam bentuk usaha patungan dari 3-5 orang dengan priduksi rata-rata sekitar 100 kg jamur segar
per hari, pengusaha menengah dalam bentuk koperasi ataupun perorangan dengan produksi rata-
rata sekitar 250-500 kg jamur segar per hari, serta pengusaha besar, dengan produksi rata-rata
Budi daya jamur kayu secara tradisional tidak memerlukan ruangan tempat pemeliharaan
karena gelondongan kayu yang seduah ditanami bibit cukup ditempatkan di bawah rimbunan
pohon. Namun, kini pemeliharaan jamur kayu harus menggunakan ruangan yang sesuai dan
memenuhi persyaratan dalam hal bentuk, ukuran, dan lingkungannya. Kebutuhan yang
diperlukan untuk membuat ruangan tersebut adalah lahan yang dibutuhkan minimal 6000 m2,
bangunan berukuran panjang 12 m, lebar 10 m, tinggi 5 m. Tiang bangunan dari kayu atau
bambu, lantai bata merah/betako, atap genting atau seng bergelombang, dan dinding dari
Secara umum, peralatan dalam budi daya jamur kayu dibagi menjadi empat kelompok.
1. Peralatan dalam pembuatan substrat tanam, yaitu alat angkut, alat pengayak, mixer dll
3. Peralatan untuk penanaman bibit jamur dalam substrat tanam, yaitu bejana bebas hama
4. Peralatan untuk pemanenan dan pengolahan pascapanen, yaitu alat pengatur temperature dan
kelembapan ruangan, alat pengering hasil panen, alat pengepak, sarung tangan, pisau, gunting,
dan sebagainya.
diperlukan adalah bagian substrat tanam, bibit jamur, pemeliharaan, panen dan pasca panen, dan
bagian pemasaran. Dengan pembagian pekerjaan seperti itu maka setiap komponen akan
dikerjakan secara professional dan seandainya muncul masalah maka segeralah untuk
menyelesaikannya.
Substrat tanam jamur terbuat dari serbuk gergajian kayu, bekatul dan tohor. Bahan
tersebut kemudian diangkut ke tempat penimbunan berupa gudang terbuka yang hanya memiliki
atap saja, tetapi bebas dari air hujan. Sebelum digunakan sebagai bahan campuran untuk
pembuatan substrat tanam, serbuk gergajian kayu harus diayak agar ukuran serbuk seragam dan
tidak tercampur benda asing. Semua bahan diatas dicampur secara rata dengan komposisi
tergantung kebutuhan. Campuran itu kemudian di isikan secara manual atau menggunakan mesin
Bahan baku substrat jamur banyak mengandung mikroba, khususnya jamur liar. Apabila
tidak disterilkan maka jamur liar yang tidak diharapkan akan tumbuh lebih dahulu dan akan
menghambat pertumbuhan jamur yang ditanamkan. Oleh karena itu, sterilisasi bagi substrat
tanam merupakan keharusan sebelum substrat tanam tersebut ditanami bibit jamur. Bejana untuk
mensterilkan substrat tanam terbagi menjadi dua bagian yaitu bejana penghasil uap air panas dan
bejana sterilisator. Pengontrolan substrat tanam perlu dilakukan secara rutin agar serat jamur
dapat tumbuh secara baik dan merata. Selain itu, bila ada pertumbuhan jamur kontaminasi yang
Langkah selanjutnya adalah pembuatan bibit jamur. Pembuatan bibit jamur harus
memperhatikan mutu dari bibit jamur. Untuk pembuatan bibit jamur, paling baik menggunakan
biji gandum. Namun karena di Indonesia tidak ada biji gandum, maka dapat diganti dengan biji
sorgum atau cantel. Apabila biji sorgum juga tidak ada, maka dapat diganti dengan biji jagung,
Kebutuhan yang diperlukan untuk pendirian pabrik penghasil bibit jamur yang baik
kebutuhan tenaga, dan kebutuhan ruangan. Pertama, untuk kebutuhan peralatan laboratoria kita
membutuhkan tabung reaksi, pinset, lup, cawan petri, labu erlemenyer, mikroskop, jarum
bertangkai, lampu Bunsen. Kedua, yang dimaksud dengan bahan habis yaitu media untuk
pertumbuhan biakan jamur murni, senyawa kimia berupa alcohol, kapas tanpa lemak, dan
sebagainya. Ketiga, ada beberapa peralatan yang dibutuhkan yaitu hygrometer, thermometer,
bejana AC, Mixer, Genset, dll. Keempat, kebutuhan tenaga yang diperlukan yaitu Teknisi,
analisis, tenaga administrasi, dan tenaga kasar. Kelima, untuk kebutuhan ruang karena kegiatan
ini untuk memproduksi bibit jamur maka persyaratan lokasi seperti untuk menghasilkan jamur
tidak diperlukan.
Ada beberapa masalah pokok yang harus diperhatikan di dalam pembuatan bibit jamur
yaitu media dasar, bibit murni, substrat bibit, incubator, dan pelaksanaan. Media dasar berguna
untuk menumbuhkan bibit murni sebagai hasil perkecambahan spora. Bibit Murni ialah
pertumbuhan miselia jamur di dalam media dasar dan merupakan sediaan untuk keperluan
pembuatan bibit jamur. Substrat bibit berbeda dengan substrat media dasar. Substrat bibit terbuat
dari bahan-bahan yang berhubungan dengan substrat tanam, sedangkan media bibit dapat dibuat
dari biji serelia. Inkubator merupakan tempat berbentuk lemari dengan temperature yang dapat
diatur untuk menumbuhkan miselia jamur pada media dasar atau media bibit. Untuk
pelaksanaan, bibit murni yang sudah ditumbuhkan pada media dasar kemudian ditanamkan ke
Bibit jamur yang sudah ditanamkan umumnya masih dalam bentuk serat atau miselia
yang tumbuh terbatas. Dari miselia tersebut akan tumbuh tubuh buah, petumbuhan tubuh buah
tergantung pada lingkungan yang menunjangnya. Faktor penunjang pertumbuhan miselia jamur
antara lain air, sumber nutrien, temperatur, cahaya dan raising. Dalam membudidayakan jamur
shiitake, kuping dan tiram terdapat banyak kesamaan. Diantaranya adalah penyiapan substrat
tanam, penyiapan lokasi dan bangunan yang sumber airnya berlimpah dan jauh dari bahan
ditentukan.
Di dalam pembudidayaan jamur, kita juga harus mengendalikan hama dan penyakit yang
berkemungkinan merusak. Hama yang sering merusak substrat tanam jamur dan merugikan
diantaranya adalah rayap, lalat, serangga tanah seperti cacing, tikus dan celurut. Hama tersebut
disebabkan oleh bakteri dan jenis jamur lainnya. Banyak bakteri penyebab penyakit pada tubuh
jamur sehingga membuat jamur rusak, membusuk atau berlendir dan tidak bernilai jika dijual.
Cara penaggulangan hama dan penyakit jamur adalah dengan usaha pengontrolan secara
menyeluruh dan terpadu sehingga hama dan penyakit jamur dapat dicegah sedini mungkin.
Saat jamur sudah siap panen, ada hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan pasca panen
jamur, karena jamur merupakan komoditas hasil pertanian yang akan cepat layu atau
membusuk kalau disimpan tanpa perlakuan yang benar. Oleh karena itu, perlakuan harus
segera dilakukan setelah pemanenan agar tidak mendatangkan kerugian. Yang pertama, kita
menyimpannya ditempat dingin, umumnya pada suhu antara 1-5o C. Dengan kondisi
temperature seperti ini, umur jamur dapat diperpanjang minimal 4-5 x 24 jam, terutama untuk
jamur kayu. Lalu dengan pengeringan, pengasapan dan terakhir dengan penambahan senyawa
pengawet. Yang kedua yaitu pemanfaatan limbah substrat tanam dari susunan formula
substrat/ media tanam jamur terdiri sebagian besar oleh serbuk gergajian kayu yang terdapat
senyawa lain yang masih dapat digunakan lagi untuk tanaman lainnya karena masih terdapat
Dalam budi daya jamur kayu kita harus memperhitungkan keuntungan, kerugian,dan
dampak dari usaha yang kita lakukan. Dalam perhitungan keuntungan kerugian berbudi daya
jamur, kita harus memperhatikan kebutuhan dasar, bahan untuk substrat tanam, bahan
penunjang, bahan lain, biaya langsung dan biaya tidak langsung. Keuntungan paling besar
berasal pada budi daya jamur kuping. Meskipun budi daya jamur kuping menghasilkan
keuntungan yang besar, kita juga memerlukan modal yang relatif besar pula.