Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

MENGENAL USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM DI DESA


PANYINDANGAN KECAMATAN PAKENJENG
Laporan Ini Disusun Sebagai Salah Satu Tugas
Mata Kuliah PAI
Dosen Pengampu : Ibu Dedah Jumiatin, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Hamdan : 22010350
2. Lala Sapitri : 22010345
3. Lisna Restiani : 22010352
4. Saepul Palah : 22010346
5. Ipan Efendi : 22060455
6. Lutfia Anisa : 22010347

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SILIWANGI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIMBINGAN KONSELING


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usaha budidaya jamur tiram seringkali mengalami kegagalan karena teknik dan cara
budidaya yang kurang benar. Meskipun gampang, perlu diperhatikan faktor-faktor seperti
lingkungan, kebersihan, serta konsistensi selama perawatan. Jika faktor-faktor tersebut tidak
bisa dipenuhi dengan baik maka hasilnya pun kurang optimal bahkan besar kemungkinan
berpotensi mendatangkan kegagalan. oleh karena itu harus ada pengetahuan khusus terhadap
budidaya tersebut.

Jamur tiram putih berwarna putih agak krem dengan diameter tubuh 3-14 cm. Jamur ini
memiliki miselium.  Tubuh buah jamur inilah yang bernilai ekonomis tinggi dan menjadi
tujuan dari budidaya jamur tiram. Teknik budidaya jamur tiram mulai dari persiapan hingga
pasca panen sangat perlu diperhatikan agar pelaku usaha benar-benar memahami sehingga
lebih menguasai dalam pemeliharaan maupun pengendalian hama tanaman.

Jamur tiram dapat tumbuh dan berkembang dalam media yang terbuat dari serbuk kayu yang
dikemas dalam kantong plastic. Pertumbuhan jamur tiram sangat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, kita harus mengetahui mengenai kondisi yang cocok
untuk pertumbuhannya sebelum kita melakukan budidaya jamur tiram.
Jamur tiram adalah salah satu jamur yang sangat laku di pasaran saat ini sebagai salah satu
bahan makanan. Namun jamur tersebut sangatlah sulit untuk ditemukan di alam saat ini dan
kemunculannya juga hanya sedikit. Dari sebab itu di perlukanlah suatu budidaya jamur tiram
untuk memenuhi permintaan pasar. Dan tidak sedikit jamur yang berasal dari indonesia di
impor ke luar negeri.

Selain sebagai bahan makanan produksi jamur tiram juga dapat menjadi sebuah usaha
menjanjikan dan dapat mengurangi penganguran yang ada saat ini karena pengangguran
setiap tahun semakin meningkat. Sabda Rasulullah SAW tentang jamur dimuat dalam bab
pengobatan. Imam Bukhari meriwayatkan dua kali (Bukhari,VII,[t.th.]:17), Imam Muslim
meriwayatkannya 7 kali, dan kitab-kitab yang lainnya lebih banyak lagi. Di antara sabda Nabi
itu adalah sebagai berikut, yang artinya: “Aku mendengar Rasulullah bersabda: Kam’at (jenis
jamur) adalah bagian dari dunia jamur. Airnya adalah obat penyakit mata.” (HR Muslim dari

1
Sa’id bin Zaid). Yang dimaksud al-manna adalah tetumbuhan berwarna putih, banyak
kandungan lemak, dan termasuk rumpun jamur. Al-Kam’at maupun al-manna adalah sama-
sama jenis jamur.

B. Tujuan kunjungan

1. Mengetahui persiapan-persiapan yang harus dilakukan dalam pembudidayaan jamur tiram


2. Mengetahui bagaimana proses penanaman jamur tiram
3. Mengetahui cara bagaimana pengendalian hama penyakit dalam proses pembudidayaan
jamur tiram
4. Mengetahui apa saja permasalahan ketika membudidayakan jamur
5. Mengetahui bagaimana proses pengemasan dan pengiriman jamur tiram yang siap
dipasarkan
C. Tujuan laporan
Laporan ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas Kewirausahaan sebagai
dokumentasi kegiatan kunjungan.

Adapun metode yang digunakan, yaitu :

1. Metode Observasi
Penyusun melakukan observasi lapangan untuk mengambil dan mengumpulkan  data.

2. Metode wawancara
Penulis melakukan tanya jawab dengan pemilik usaha jamur tiram

3. Metode ceramah
Pemilik jamur tiram memberikan ceramah dan penjelasan mengenai hal yang berkaitan

D. Manfaat kunjungan
Penyusun mengharapkan karya tulis ilmiah ini bisa bermamfaat bagi siapun yang
membacanya, baik secara teoritis maupun praktis. Agar makin banyak yang bisa

2
membudidayakan tamana jamur dan dapat menggurangi pengganguran yang ada saat ini yang
semakin hari semakin tidak terkendali.

E. Lokasi kunjungan
Lokasi kunjungan ke Rumah bapak Didin yang berada di desa panyindangan kabupaten Garut
pad tanggal 29 desember 2022

F. Biodata pemilik jamur tiram


Nama Lengkap : Madin
Tempat Lahir : Garut
Alamat : Kp. Pasirmuncang RT. 003 / RW. 009
Agama : Islam

3
BAB II
Laporan Observasi

A. Sejarah Pemilik dan Berdirinya Usaha


Nama pemilik usaha: bapak MADIN Tempat tanggal lahir: Garut, 9 Juli 1986
Dahulu pemilik usaha jamur tiram ini adalah seorang PNS, setelah pensiun dia memilih untuk
berwirausaha dari pada mengganggur. Sebelum terjun dalam usaha jamur tiram,ia bergelut
terlebih dahulu dibidang perikanan,namun usaha tersebut mengalami kerugian yang sangat besar
dan bangkrut,kemudian ia berlanjut ke usaha jamur tiram.
B. Permasalahan
Permasalahan banyak saingan,dahulu usaha jamur tiram pak didin hanya ikut memproduki
dari orang lain karena kurangnya keahkian dalam mengelola jamur tiram.contohnya ketika
awal menggeluti usaha jamur tiram pak didin sering sekali mengalami kegegalan dalam
pembibitan jamur tiram.

1. Pengertian jamur tiram


Budidaya jamur merupakan salah satu usaha peningkatan ekonomi dan pangan yang
sangat marak berkembang di masyarakat belakangan ini, bisnis dari budidaya jamur memang
menjanjikan hasil yang lumayan saat ini, maka dari itu banyak masyarakat yang turut serta
dalam usaha budidaya jamur ini. Selain mudah dalam proses pengerjaannya, budidaya jamur
tidak membutuhkan modal yang terlalu besar sehingga sangat tepat diterapkan pada
masyarakat yang taraf ekonominya sedang ataupun rendah.

Jamur memiliki manfaat yang beragam dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai
bahan pangan maupun sebagai bahan pembuatan obat yang dapat berbagai macam penyakit
kronis. Sebagai bahan pangan, jamur tiram dapat dikonsumsi sebagai campuran sayur sop,
jamur krispi maupun keripik jamur. Banyak restoran berkelas yang mengandalkan hidangan
utamanya adalah berbahan dasar dari jamur, dan bisa dikonsumsi juga sebagai bahan
pengobatan.k

Jamur tiram merupakan jamur yang berasal dari Divisi Basidiomycotina dari


jenis pleurotus  (jamur kayu) yang tempat hidupnya atau habitatnya di potongan-potongan
kayu. Nama Bassidiomycota itu sendiri berasal dari Bahasa Latin yaitu Bassidium yang

4
berarti “alat kecil “ , suatu tahapan diploid sementara dalam siklus hidup organisme tersebut.
Bentuk bassidiom tersebut bentuknya mirip payung dan gada sehingga fungi tersebut juga
dikenal dengan nama umum fungi gada (club fungi).
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan
termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih
hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan
bagian tengah agak cekung. Jamur tiram masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii dan
sering dikenal dengan sebutan King Oyster Mushroom. (Neil A. Cambell).
Basidiomycotina merupakan pengurai penting bagi kayu dan bagian tumbuhan lainnya.
Divisi basidiomycotina ini juga mencakup mutualis yang membentuk mikorhiza dan parasit
tumbuhan. Jamur tiram bersifat makroskopis hifan..

2. Persiapan penanaman jamur tiram


Sebelum melakukan penanaman, hal-hal yang menunjang budidaya jamur tiram harus
sudah tersedia, diantaranya rumah kumbung baglog, rak baglog, bibit jamur tiram, dan
peralatan budidaya. Usahakan budidaya jamur tiram menggunakan bibit bersertifikat yang
dapat dibeli dari petani lain atau dinas pertanian setempat. Peralatan budidaya jamur tiram
cukup sederhana, harga terjangkau, bahkan kita bisa memanfaat peralatan dapur.

Untuk mengoptimalkan hasil dalam usaha budidaya jamur tiram di dataran rendah
dapat dilakukan dengan modifikasi terhadap bahan media dan takarannya, yakni dengan
menambah atau mengurangi takaran tiap-tiap bahan dari standar umumnya. Dalam usaha
skala kecil, eksperimen dalam menentukan takaran bahan media merupakan hal yang sangat
penting guna memperoleh takaran yang pas. Hal ini mengingat jamur yang dibudidayakan di
lingkungan tumbuh berbeda tentu membutuhkan nutrisi dan media yang berbeda pula
tergantung pada kondisi lingkungan setempat. Hingga saat ini belum ada standar komposisi
media untuk budidaya jamur tiram di dataran rendah, sehingga petani memodifikasi media
dan lingkungan berdasarkan pengalaman dan kondisi masing-masing.

Sebagai media tumbuh jamur tiram, serbuk gergaji berfungsi sebagai penyedia nutrisi
bagi jamur. Kayu yang digunakan sebaiknya kayu keras karena serbuk gergaji kayu jenis
tersebut sangat berpotensi dalam meningkatkan hasil panen jamur tiram.  Hal ini karena kayu
keras banyak mengandung selulosa yang dibutuhkan oleh jamur. Jenis-jenis kayu keras yang
bisa digunakan sebagai media tanam jamur tiram antara lain sengon, kayu kampung, dan

5
kayu mahoni. Untuk mendapatkan serbuk kayu pembudidaya harus memperolehnya ditempat
penggergajian kayu. Sebelum digunakan sebagai media biasanya sebuk kayu harus dikompos
terlebih dahulu agar bisa terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah
dicerna oleh jamur.

Proses pengomposan serbuk kayu dilakukan dengan cara menutupnya menggunakan


plastik atau terpal selama 1-2 hari. Alternatif bahan yang bisa digunakan untuk mengganti
serbuk kayu adalah berbagai macam ampas, misal ampas kopi, ampas kertas, ampas tebu, dan
ampas teh. Namun, berdasarkan pengalaman petani jamur tiram di dataran rendah, media
yang baik untuk digunakan tetap serbuk gergaji kayu. Media berupa dedak/bekatul dan
tepung jagung berfungsi sebagai substrat dan penghasil kalori untuk pertumbuhan jamur.
Sebelum membeli dedak dan tepung jagung, sebaiknya pastikan dahulu bahan-bahan tersebut
masih baru. Jika memakai bahan yang sudah lama dikhawatirkan sudah terjadi fermentasi
yang dapat berakibat pada tumbuhnya jenis jamur yang tidak dikehendaki.

Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan dedak maupun tepung jagung memberikan


kualitas hasil jamur yang sama karena kandungan nutrisi kedua bahan tersebut mirip. Namun,
penggunaan dedak dianggap lebih efisien karena bisa memangkas biaya dan cenderung
mudah dicari karena banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Kapur (CaCo3) berfungsi
sebagai sumber mineral dan pengatur pH. Kandungan Ca dalam kapur dapat menetralisir
asam yang dikeluarkan meselium jamur yang juga bisa menyebabkan pH media menjadi
rendah.

Alat dan Bahan


Untuk membudidayakan jamur tiram, diperlukan alat dan bahan sebagai berikut :

 Drum berdiameter 80 cm, tinggi 96 cm


 pH meter
 Rak
 Thermometer
 Sprayer / penyemprot, dengan pipa paralon 2 inci
 Cincin
 Baskom plastic
 Serbuk kayu

6
 Dedak halus
 Tepung jagung
 TSP
 Kapur
 Bibit jamur F3
 Alkohol
 Kantung plastic
 Karet gelang
 Air
Sedangkan syarat tumbuh jamur meliputi tempratur, kelembapan, cahaya, udara, dan derajat
keasaman atau pH.

4. Penanaman dan pemeliharaan jamur tiram


Salah satu penentu keberhasilan budidaya jamur tiram adalah kebersihan dalam melakukan
proses budidayanya, baik kebersihan tempat, alat, maupun pekerjanya. Hal ini karena
kebersihan adalah hal yang mutlak harus dipenuhi. Untuk itu, tempat untuk penanaman
sebaiknya harus dibersihkan dahulu dengan sapu, lantai dan dindingnya dibersihkan
menggunakan disinfektan. Alat yang digunakan untuk menanam juga harus disterilisasi
menggunakan alkohol dan dipanaskan di atas api lilin.

Dalam budidaya jamur tiram hal yang juga harus diperhatikan adalah menjaga suhu dan
kelembaban ruang agar tetap pada standar yang dibutuhkan. Jika cuaca lebih kering, panas,
atau berangin, tentu akan mempengaruhi suhu dan kelembaban dalam kumbung sehingga air
cepat menguap. Bila demikian, sebaiknya frekuensi penyiraman ditingkatkan. Jika suhu
terlalu tinggi dan kelembaban kurang, bisa membuat tubuh jamur sulit tumbuh atau bahkan
tidak tumbuh. Oleh karena itu, atur juga sirkulasi udara di dalam kumbung agar jamur tidak
cepat layu dan mati.

Pembuatan dan Pemeliharaan Bibit


Proses pembuatan baglog  jamur yaitu bahan baku untuk membuat baglog adalah serbuk
gergaji, bekatul, kapur, air, polybag, cincin bambu/plastik,  plastik,  kapas dan karet penutup
dan bibit spora. Untuk komposisinya dalam setiap 100 baglog yaitu 70 kg serbuk gergaji 
dicampur dengan 12 kg bekatul, 1 kg kapur serta 17 kg air, kemudian diaduk hingga merata.
Kemudian bahan baku sebanyak 900 gr tersebut dimasukkan kedalam polybag, dikancing

7
dengan cincin bambu/plastik, ditutup dengan plastik dan diikat dengan karet sehingga
membentuk seperti tutup botol (baglog). Langkah ini disebut dengan proses pengompotan,
Setelah pengompotan, proses sterilisasi siap dilakukan, yaitu dengan cara memanaskan
baglog dalam autoclave bertekanan 1,5 – 2,5 bar  atau suhu 200 derajat celcius selama 2 jam.
Dalam melakukan porses sterilisasi ini hanya menggunakan drum bekas oli yang telah
dibersihkan.
Lalu Baglog dimasukkan kedalam drum tersebut dengan posisi terbalik agar kadar air tidak
bertambah. Kemudian dilakukan proses pengukusan selama 8 jam diatas tungku kayu bakar.
Setelah itu baglog didinginkan dalam ruangan selama 12 jam. Langkah selanjutnya adalah
proses penanaman bibit, yaitu memasukan bibit spora kedalam lubang baglog lalu diratakan,
kemudian disumbat dengan kapas dan diikat kembali dengan plastik dan karet baglog
disimpan dalam ruang pemutihan sehingga terjadi penyebaran bibit spora dari bagian atas
baglog ke bagian bawahnya. Hal ini menyebabkan baglog yang pada awalnya berwarna
cokelat berubah menjadi putih. Dalam waktu 3 minggu spora telah menyebar lebih dari 3/4
baglog. Baglog siap dipindahkan ke rak pertumbuhan, ditata menumpuk dan disiram dengan
menggunakan sprayer 2 kali sehari. Satu sampai dua minggu berikutnya jamur tiram tumbuh
dan siap untuk dipanen.

Proses pembuatan jamur tiram sebagai berikut :


 Serbuk gergaji dipilih dan dibersihkan
 Bahan yang sudah ada dicampur sesuai komposisi takaran dalam jolang / baskom plastik,
aduk sampai merata, jangan sampai ada gumpalan-gumpalan
Adapun bahan yang dicampurkan untuk menghasilkan 100 log adalah sebagai berikut :

 Serbuk gergaji
 Tepung jagung
 Dedak halus
 TSP
 Kapur
 Campuran bahan dimasukan ke dalam plastic transparan dengan ukuran 20 x 35 cm dan
tebal 0,5. Media harus dipadatkan agar terbentuk log yang baik. Media yang bagus adalah
kepadatannya merata. Jangan lupa, ujung plastic bagian bawah ditusuk jari telunjuk
supaya masak. Hal ini dilakukan agar bahan yang dimasukkan dan dipadatkan bisa duduk

8
posisinya (tidak miring). Pengisian dilakukan tidak terlalu penuh, tapi disisakan 15 cm
untuk memudahkan dalam mengikat
 Tiap log ditimbang beratnya
 Sisa ujung plastic ke dalam cincin dilipat keluar, lalu diikat mulut plastic tersebut dengan
karet tahan panas
 Tutup mulut log tersebut dengan kapas kemudian tutup lagi dengan kertas, lalu diikat lagi
dengan karet
 Dilakukan pengukusan terhadap log media selama 12 jam
 Lamanya pengukusan dihitung setelah air di dalam drum mendidih
 Setelah selesai pengukusan, media di angkat dari drum. Lalu, biarkan selama 8 jam atau
sampai dingin pada ruangan yang tertutup. Untuk selanjutnya, dilakukan penanaman bibit
 Setelah media dingin, baru dilakukan penanaman bibit, caranya yaitu :
 Penanaman bibit dilakuan di ruangan tertutup
 Semprot isi ruangan dengan alcohol
 Gunakan sarung sarung tangan dan semprot dengan alcohol
 Buka karet, kertas penutup, serta kapas penutup media
 Masukkan 3 sendok makan bibit untuk satu log media
 Setiap gerakan sendok yang dipakai, dipanaskan dengan api
 Media yang sudah ditanami bibit tersebut ditutup kembali dengan kapas
 Penanaman bibit dikerjakan dengan cepat, tetapi harus teliti
 Media yang sudah ditanami bibit disimpan di atas rak
 Biarkan sampai seluruh media diisi miselium jamur
 Miselium tumbuh memenuhi log media. Setelah seluruh log media ditumbuhi miselium,
tutup kapas dan cincin pada bagian atas log tersebut dibuka
 Kelembapan lingkungan dipertahankan dengan menyemprot menggunakan sprayer
 Tubuh buah yang sudah cukup mekar dapat dipanen

5. Tumbuhnya jamur lain atau cendawan


Jamur lain yang kerap mengganggu jamur tiram adalah Mucor sp., Rhizopus sp., Penicillium
sp., dan Aspergillus sp. pada substrat atau baglog. Serangan jamur-jamur tersebut bersifat
patogen yang ditandai dengan timbulnya miselium berwarna hitam, kuning, hijau, dan
timbulnya lendir pada substrat. Miselium-miselium tersebut mengakibatkan pertumbuhan

9
jamur tiram terhambat atau bahkan tidak tumbuh sama sekali. Penyakit ini dapat disebabkan
karena lingkungan dan peralatan saat pembuatan media penanaman kurang bersih atau karena
lingkungan kumbung yang terlalu lembab. Untuk mengatasi penyakit ini, lingkungan dan
peralatan ketika pembuatan media dan penanaman perlu dijaga kebersihannya. Kelembaban
di dalam kumbung juga diatur agar tidak berlebihan. Penyakit ini dapat menyerang baglog
yang sudah dibuka ataupun masih tertutup. Jika baglog sudah terserang maka harus segera
dilakukan pemusnahan dengan cara dikeluarkan dari kumbung kemudian dibakar.

Tangkai Memanjang, Penyakit ini merupakan penyakit fisiologis yang ditandai dengan
tangkai jamur memanjang dengan tubuh jamur kecil tidak dapat berkembang maksimal.
Penyakit tangkai memanjang disebabkan karena kelebihan CO2 akibat ventilasi udara yang
kurang sempurna. Agar tidak terserang penyakit ini harus dilakukan pengaturan ventilasi
dalam kumbung seoptimal mungkin.

6. Pasca panen dan panen


1. Waktu dan cara panen jamur tiram
Jamur tiram termasuk jenis tanaman budidaya yang memiliki masa panen cukup cepat. Panen
jamur tiram dapat dilakukan dalam jangka waktu 40 hari setelah pembibitan atau setelah
tubuh buah berkembang maksimal, yaitu sekitar 2-3 minggu setelah tubuh buah terbentuk.
Perkembangan tubuh buah jamur tiram yang maksimal ditandai pula dengan meruncingnya
bagian tepi jamur. Kriteria jamur yang layak untuk dipanen adalah jamur yang berukuran
cukup besar dan bertepi runcing tetapi belum mekar penuh atau belum pecah. Jamur dengan
kondisi demikian tidak mudah rusak jika dipanen. Ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi ketika produk dipasarkan, misalnya keseragaman berat dan ukuran jamur tiram.

2. Penyortiran
Jamur yang telah dipanen harus segera dicuci dengan air bersih, kemudian bagian tubuh
buahnya dipisahkan deri pangkalnya. Proses pencucian dan pemisahan ini penting untuk
dilakukan karena bila selama proses budidaya petani menggunakan pestisida, biasaya racun
pestisida akan mengendap pada bagian pangkal dan masih memungkinkan terdapat residu
yang tertinggal pada tubuh buah. Setelah diyakini kebersihannya, proses sortasi dilakukan
untuk mengelompokkan jamur tiram berdasarkan bentuk dan ukurannya. Hal ini bertujuan

10
untuk memperoleh hasil yang seragam sehingga akan menarik minat konsumen saat
dipasarkan.

7. Pengemasan dan pemasaran


1. Pengemasan
Pengemasan jamur tiram segar biasanya menggunakan plastik kedap udara. Semakin sedikit
udara yang ada di dalam plastik, jamur tiram semakin tahan lama untuk disimpan. Namun,
idealnya penyimpanan dengan plastik kedap udara hanya dapat mempertahankan kesegaran
jamur tiram selama 2-4 hari. Oleh karena itu, agar jamur tiram segar yang dijual tetap dalam
kondisi baik, proses pengangkutan/transportasi tidak boleh terlalu lama dari proses
pengemasannya

2. Pemasaran
Proses pemasaran hasil produksi jamur tiram ini dilakukan dengan menyetorkan langsung
kepada para pengepul/ penjual jamur tiram dipasar-pasar.

11
 

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan

Ternyata pembudidayaan jamur itu tidaklah mudah ada beberapa tahapan yang harus dilalui
dan butuh kesabaran, ketelatenan dan keuletan dalam menjaga jamur tersebut supaya tidak
terkena hama penyakit yang dapat menumbulkan gagal panen. Keberhasilan pembudidayaan
jamur itu sendiri terletak pada kebersihan yang dilakukan pembudidaya terhadap tanaman
jamur. Mulai dari persiapan penanaman jamur, sterilisasi bahan, sterilisasi bagbog hingga
penanaman bibit jamur tersebut ke bablog tidak cukup sampai di sini saja petani juga harus
tetap menjaga suhu yang ada di ruangan pembudidayaan tetap stabil untuk memperoleh hasil
yang maksimal atau jamur yang berukuran besar yang sangatlah laku di pasaran.

Pemanenan jamur tiram dilakukan 30 hari setelah pembibitan dimulai. Atau setelah 2-3
minggu hingga buah berbentuk. Setelah pemanenan jamur tiram haruslah di sortir terlebih
dahalu untuk membagi hasil yang besar dan kecil bisasnya hasil yang besar oleh petani
langsung di jual ke pasaran namun untuk hasil yang kecil petani pengolah kembali jamur
tersebut menjadi makanan misal jamur krispy yang di jual di sekitar pembudidayaan tersebut.
Pengemasan jamur tiram yang akan di jual kepasaran dengan menggunakan plastik kedap
udara supaya jamur dapat bertahan lama atau jika jamur tidak laku bisa di simpan di lemari
pendingan agar jamur tetap segar.

2. Saran
 Hendaknya kita sebagai generasi muda dan pelajar mau mengetahi proses dalam
pembudidayaan jamur tiram
 Pembudidayaan tanaman jamur harus ditingkatkan guna mengwujudkan kebutuhan pasar
dan menggurangi pengangguran yang ada saat ini
 Kegiatan pembudidayaan harus di perkenalkan kepada generasi muda atau pelajar, hal ini
dapat dilakukan dengan adanya campur tangan dari orang tua, pihak sekolah maupun
masyarakat yang ada di sekitar lingkungan mereka

12
Kesan nya bekerja kelompok sangat efisien karena tugas selesai dengan cepat dan pekerjaan
terasa ringan. Bekerja kelompok juga melatih kita untuk bekerja sama dengan orang-orang
yang berbeda, melatih untuk saling menghargai, melatih untuk saling menghormati dan
melatih diri untuk mengutamakan kepentingan bersama dari kepentingan diri pribadi

Pesan Semoga kebersamaan yang terjalin saat bekerja kelompok melekat terus pada diri
anggota kelompok kerja

13
DOKUMENTASI

Dokomentasi ketika melakuakan observasi jamur tiram pak Madin

https://youtu.be/pVY4QRKGpeQ

14
15
16

Anda mungkin juga menyukai