Anda di halaman 1dari 16

Nama: wulan febrianti

Nim: 19100025425152

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Usaha budidaya jamur tiram seringkali mengalami kegagalan karena teknik dan cara budidaya
yang kurang benar. Meskipun gampang, perlu diperhatikan faktor-faktor seperti lingkungan, kebersihan,
serta konsistensi selama perawatan. Jika faktor-faktor tersebut tidak bisa dipenuhi dengan baik maka
hasilnya pun kurang optimal bahkan besar kemungkinan berpotensi mendatangkan kegagalan. oleh
karena itu harus ada pengetahuan khusus terhadap budidaya tersebut.

Jamur tiram putih berwarna putih agak krem dengan diameter tubuh 3-14 cm. Jamur ini memiliki
miselium. Tubuh buah jamur inilah yang bernilai ekonomis tinggi dan menjadi tujuan dari budidaya
jamur tiram. Teknik budidaya jamur tiram mulai dari persiapan hingga pasca panen sangat perlu
diperhatikan agar pelaku usaha benar-benar memahami sehingga lebih menguasai dalam pemeliharaan
maupun pengendalian hama tanaman. Sehingga tidak kegagalan dalam usaha budidaya jamur ini.

Jamur tiram dapat tumbuh dan berkembang dalam media yang terbuat dari serbuk kayu yang
dikemas dalam kantong plastic. Pertumbuhan jamur tiram sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
sekitarnya. Oleh karena itu, kita harus mengetahui mengenai kondisi yang cocok untuk pertumbuhannya
sebelum kita melakukan budidaya jamur tiram.

Pada kehidupan alaminya jamur ini tumbuh di hutan dan biasanya tumbuh berkembang dibawah
pohon berdaun lebar atau dibawah tanaman berkayu. Hal ini penting untuk jadi patokan dalam
melakukan budidaya jamur tiram dan perlu diingat Jamur Pleurotus ini tidak memerlukan cahaya
matahari yang banyak .

Description: http://farm4.static.flickr.com/3007/2322518140_3757179226.jpg Jamur tiram


adalah salah satu jamur yang sangat laku di pasaran saat ini sebagai salah satu bahan makanan. Namun
jamur tersebut sangatlah sulit untuk ditemukan di alam saat ini dan kemunculannya juga hanya sedikit.
Dari sebab itu di perlukanlah suatu budidaya jamur tiram untuk memenuhi permintaan pasar. Dan tidak
sedikit jamur yang berasal dari indonesia di impor ke luar negeri.
Selain sebagai bahan makanan produksi jamur tiram juga dapat menjadi sebuah usaha
menjanjikan dan dapat mengurangi penganguran yang ada saat ini karena pengangguran setiap tahun
semakin meningkat.

B. Rumusan masalah

Dalam pembuatan makalah tentang pembudidayaan jamur tiram ini, kami mengangkat masalah, antara
lain :

1. Bagaimana cara pembudidayaan dan perawatan jamur tiram ?

2. Apa saja jenis-jenis jamur tiram ?

3. Bagaimana mencegah hama atau penyakit pada jamur tiram ?

4. Apa manfaat jamur tiram bagi tubuh manusia ?

C. Tujuan

1. Mengetahui bagaimana proses pembudidayaan jamur tiram.

2. Mengetahui persiapan yang diperlukan saat pembudidayaan jamur.

3. Mengetahui cara pengendalian hama penyakit dalam proses pembudiyaan..

D. Manfaat

Penyusun mengharapkan dengan disusunnya makalah ini dapat membantu semua orang yang mencari
informasi cara pembudidayaan jamur baik secara teori maupun praktik.

BAB II

LANDASAN TEORI
A. Pengertian Jamur Tiram

Jamur tiram sangat cocok untuk daerah beriklim tropis seperti Indonesia. Investasi yang dibutuhkan
untuk memulai usaha budidaya jamur tiram cukup murah dan bisa dilakukan bertahap. Bagian tersulit
adalah pembuatan baglog, media tanam yang telah diberi dengan bibit jamur.

Nama latin jamur tiram adalah Pleurotus ostreatus, termasuk dalam kelompok Basidiomycota. Disebut
jamur tiram karena bentuk tajuknya menyerupai kulit tiram. Berwarna putih berbentuk setengah
lingkaran. Di alam bebas, jamur tiram putih biasa ditemukan pada batang-batang kayu yang sudah lapuk.
Mungkin karena itu, jamur tiram sering disebut jamur kayu.

Usaha budidaya jamur tiram seringkali mengalami kegagalan karena teknik dan cara budidaya yang
kurang benar. Meskipun gampang, perlu diperhatikan faktor-faktor seperti lingkungan, kebersihan, serta
konsistensi selama perawatan. Jika faktor-faktor tersebut tidak bisa dipenuhi dengan baik maka hasilnya
pun kurang optimal bahkan besar kemungkinan berpotensi mendatangkan kegagalan.

Jamur tiram putih berwarna putih agak krem dengan diameter tubuh 3-14 cm. Jamur ini memiliki
miselium. Tubuh buah jamur inilah yang bernilai ekonomis tinggi dan menjadi tujuan dari budidaya
jamur tiram. Teknik budidaya jamur tiram mulai dari persiapan hingga pasca panen sangat perlu
diperhatikan agar pelaku usaha benar-benar memahami sehingga lebih menguasai dalam pemeliharaan
maupun pengendalian hama tanaman

B. Asal usul jamur tiram

Budidaya Jamur Tiram mulai dikenal sebagai bahan pangan sejak 3.000 tahun lalu. Saat itu, jamur tiram
digunakan sebagai hidangan populer bagi para raja di mesir. Masyarakat umum pada masa itu dilarang
mengonsumsi jamur tiram karena ketersediannya masih terbatas. Berkat kelezatanya, budidaya jamur
tiram diabadikan dalam bentuk relief di salah satu bagian kerja Prague castle di saint vitus cathedral di
kota praha. Relief ini di buat tahun 925 SM, bercerita mengenai ratu pertama yang menganut agama
nasrani. Keluarga kerajaan merayakannya dengan menikmati kelezatan hidangan jamur tiram. Jamur
juga dikonsumsi untuk pengobatan herbal bagi para raja dan bngsawan di negeri cina pada masa dinasti
shu atau sekitar 2.400 tahun lalu. Jamur yang di gunakan saat itu adalah jamur ling zhi. Selain jamur ling
zhi, jamur kuping juga sudah dimanfaatkan sebagai bahan obat herbal. Beberapa bangsa di dunia seperti
yunani, rusia, dan meksiko percaya bahwa mengonsumsi jamur tiram dapat memberikan kekuatan
super. Usaha Budidaya Jamur tiram yang mereka konsumsi umumnya diperoleh dari kayu-kayu lapuk
saat pergantian musim.

Awal mula budidaya jamur tiram di Indonsesia awalnya pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap
jamur tiram komsumsi hanya mengandalkan ketersediaan alami. Dengan cara seperti itu, jumlah jamur
tiram yang di peroleh dari pembudidaya jamur tiram sangat terbatas dan hanya tersedia pada musim
tertentu. Di negara tropis seperti Indonesia, budidaya jamur tiram hanya tumbuh secara alami pada
musim hujan. Inisiatif untuk membudidayakan jamur konsumsi muncul saat masyarakat menyadari
kebutuhan terhadap jamur tiram semakin meningkat, tetapi persediaan di dalam semakin
terbatas.Jamur merang sebagai salah satu jamur konsumsi mulai di budidayakan di Indonesia pada
tahun 1955. Jamur champignon baru mulai dibudidayakan secara komersial di Indonesia sekitar tahun
1970. Kegiatan ini di lakukan oleh PT Mantrust yang membuka perkebunan jamur di daratan tinggi
Dieng, Jawa Tengah. Awalnya bibit jamur di impor dari Amerika Serikat, Jepang, Korea, dan Taiwan. Pada
saat itu, hampir sebagaian besar hasil budi daya diekspor ke luar negeri dalam bentuk kalengan. Setelah
jamur champignon, baru kemudian tahun 1990 jamur kuping dan jamur shiitake ramai dibudidayakan
sebagai komoditas bernalia jual tinggi. Di Indonesia, budidaya jamur tiram mulai dirintis dan
diperkenalkan kepada para petani tahun 1988, khususnya pada petani di Cisarua, Jawa Barat. Pada
waktu itu petani dan pengusaha budidaya jamur tiram masih sangat sedikit. Sekitar tahun 1995,petani
bunga, peternak ayam, dan peternak sap mulai beralih menjadi petani budidaya jamur tiram meski
masih dalam skala rumah tangga. Dalam perkembangannya, beberapa industri skala rumah tangga
bergabung hingga terbentuk CV dan memiliki badan hukum. Indonesia sendiri termasuk salah satu
Negara yang dikenal sebagai “gudang jamur” di dunia. Dari sekian banyak jenis jamur pangan, jamur
merang salah satu yang paling banyak dibudidayakan petani. Alasannya, karena lebih mudah
dibudidayakan dan siklus hidupnya lebih pendek, yakni hanya satu bulan. Menurut data masyarakat
Agribisnis Jamur Indonesia (MAJI) bahwa produksi jamur merang mendominasi 55-60% dari total
produksi jamur nasional. Jamur tersebut banyak dibudidayakan di sentra penanaman padi seperti di
Kerawang, Jawa Barat, Karena budidaya jamur ini menggunakan merang sisa panen padi sebagai media
tanamnya. Tahun 1980-an produksi budidaya jamur merang di kawasan Bekasi dan Karawang telah
berkembang dengan cukup baik. Sayangnya, saat itu system produksi dan pemasarannya belum
dikembangkan dengan baik sehingga pada tahun 1990-an produksinya sempat merosot.

C. Macam-macam jamur tiram

1. Jamur Tiram Putih

Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) atau white mushroom juga dikenal dengan istilah jamur
shimeji (Jepang). Di antara anggota pleurotus, jamur inilah yang dikenal sebagai jamur tiram. Sekujur
buah berwarna putih karena sporanya tak berwarna. Diameter tudung jamur dewasa antara 3 sampai 8
cm. Permukaan tudung licin dan agak berminyak. Lihat gambar 1.1

Pada kondisi lembab tepiannya bergelombang. Rasanya enak, gurih, dan agak kenyal. Rasanya
mirip daging ayam. Ia mudah menyerap zat sehingga bila diberi bumbu, maka rasanya pun mengikuti.
Dari beberapa jenis jamur tiram, jamur tiram putih paling banyak dan populer dibudidayakan di
Indonesia, serta paling banyak di jual di pasaran, baik pasar swalayan maupun pasar tradisional.

2. Jamur Tiram Kuning

Jamur Tiram Kuning (Pleurotus citrinipileatus) tudungnya berdiameter 2 sampai 5 cm berwarna


kuning cerah bak emas sehingga dijuluki golden oyster alias jamur tiram emas. Lihat gamabar 1.2
Saking cantiknya, banyak yang enggan memasak jamur kuning karena lebih senang memajang seperti
tanaman hias. Padahal, rasanya nutty, seperti kacang mete, meski warna sedikit memudar ketika
dimasak

Ekstrak jamur tiram kuning bersifat antioksidan dan anthiperlipidemia. Jamur emas mengandung lektin
yang berkhasiat anti tumor. Hasil penelitian di China, dengan memasukkan 5 mg lektin per bobot tubuh
tikus pengidap sarkoma, mampu menghambat pertumbuhan tumor hingga 80%. Selain itu, ekstrak
gilikoprotein dari jamur tiram kuning berdosis 12,5 mg/ml ampuh menghadang proliferasi sel kanker
leukimia. Ia pun bisa dimanfaatkan sebagai afrodisiak, yaitu pembangkit gairah laki-laki.

3. Jamur Tiram Abu-Abu

Tiram abu-abu (Pleurotus sayor caju) warna tudung atau tubuh buahnya abu-abu (shimeji grey), dengan
diameter tudung antara 4 sampai 12 cm. Jumlah cabangnya agak sedikit. Mikologi penggolongannya
sama dengan jamur tiram putih, perbedaannya hanya pada spesiesnya. Jamur ini agak sulit dtiemui di
pasar dan amat sedikit yang membudidayakaannya. Kelebihan jamur tiram abu-abu adalah bercitarasa
agak manis. Lihat gambar 1.3

4. Jamur Tiram Merah

Jamur tiram merah (Pleurotus flabellatus) dijepang dikenal dengan nama sakura shimeji karena
tudungnya berwarna kemerahan. Tudung atau tubuh buahnya agak tebal dan jumlah cabangnya dalam
satu rumpun lebih sedikit. Diameter tudung antara 5 sampai 10cm. Lihat gambar 1.4.

Sosok tiram merah muda tak kalah cantik. Warna pink terlihat jelas saat jamur masih muda dan perlahan
memudar seiring pertambahan umur. Saat dimasak warnanya lekas hilang karena panas. Ahli kuliner
memanfaatkan tiram merah muda sebagai pengisi salad supaya warna semarak. Ia bisa dimanfaatkan
untuk mengobati penyakit yang berhubungan dengan darah.

5. Jamur Tiram Cokelat

Jamur tiram cokelat (Pleurotus cytidiosus) dikenal dengan nama jamur abalon. Warna tudungnya
keabu abuan sampai abu abu kecoklatan. Diameternya antara 4 sampai 10 cm. Jamur tiram coklat lebih
gurih dan dagingnya lebih segar dengan aroma yang cukup tajam. Jamur tiram cokelat mempunyai
rumpun yang sangat sedikit dibandingkan dengan jamur tiram putih dan jamur tiram abu-abu, tetapi
tudungnya lebih tebal dan daya simpannya lebih lama. Lihat gamabar 1.5.

6. Jamur Tiram Raja

Jamur tiram raja (Pleurotus umbellatus) disebut juga king oyster. Jamur ini tidak bercabang
sehingga tidak banyak individu yang terbentuk. Jamur tiram raja memiliki batang yang tebal dan
memiliki tekstur yang kenyal dan rasa sedikit manis. Jamur tiram ini memiliki daya simpan yang lebih
panjang dibandingkan dengan varietas jamur tiram lainnya. Lihat gambar 1.6.
Budidaya Jamur Tiram Raja telah berkembang pesat di Asia Tenggara selama dekade terakhir. Tahun
1993, perusahaan di Cina, Taiwan dan Jepang telah mulai memproduksi secara komersial jamur tiram
yang lezat ini. Jamur Tiram King dijual segar di pasar lokal dan diekspor kering atau dalam stoples. Jamur
ini dapat ditemukan dalam bentuk kering di toko-toko khusus Cina.

7. Jamur Tiram Biru

Ada satu lagi sebenarnya, yaitu jamur tiram biru, namun karena keterbatasan referensi maka kami
belum bisa membahasnya. Gambar jamur tiram biru bias dilihat pada gambar 1.7

Dari beberapa jenis jamur tiram yang telah disebutkan diatas, jamur tiram putih, abu-abu, dan cokelat
paling banyak dibudidayakan karena mempunyai sifat adaptasi dengan lingkungan yang baik dan tingkat
produktivitasnya cukup tinggi. Jenis-jenis jamur tersebut mempunyai sifat pertumbuhan yang hampir
sama, namun masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.

a. Jamur tiram putih tumbuh membentuk rumpun dalam satu media. Setiap rumpun mempunyai
percabangan yang cukup banyak. Daya simpannya lebih lama dibandingkan dengan jamur tiram abu-
abu, meskipun tudungnya lebih tipis dibandingkan dengan jamur tiram cokelat dan jamur tiram abu-abu.

b. Jamur tiram cokelat mempunyai rumpun yang sangat sedikit dibandingkan dengan jamur tiram
putih dan jamur tiram abu-abu, tetapi tudungnya lebih tebal dan daya simpannya lebih lama.

c. Jamur tiram abu-abu mempunyai rumpun paling banyak dibandingkan dengan jamur tiram cokelat
maupun jamur tiram putih, tetapi jumlah cabangnya sedikit dan lebih tipis dibandingkan dengan jamur
tiram cokelat. Daya simpannya paling pendek.

D. Pembudidayaan jamur tiram

1. Persiapan Penanaman Jamur Tiram

Sebelum melakukan penanaman, hal-hal yang menunjang budidaya jamur tiram harus sudah tersedia,
diantaranya rumah kumbung baglog, rak baglog, bibit jamur tiram, dan peralatan budidaya. (Bisa Anda
lihat di artikel Persiapan Usaha Budidaya Jamur Tiram). Usahakan budidaya jamur tiram menggunakan
bibit bersertifikat yang dapat dibeli dari petani lain atau dinas pertanian setempat. Peralatan budidaya
jamur tiram cukup sederhana, harga terjangkau, bahkan kita bisa memanfaat peralatan dapur.

Untuk mengoptimalkan hasil dalam usaha budidaya jamur tiram di dataran rendah dapat dilakukan
dengan modifikasi terhadap bahan media dan takarannya, yakni dengan menambah atau mengurangi
takaran tiap-tiap bahan dari standar umumnya. Dalam usaha skala kecil, eksperimen dalam menentukan
takaran bahan media merupakan hal yang sangat penting guna memperoleh takaran yang pas. Hal ini
mengingat jamur yang dibudidayakan di lingkungan tumbuh berbeda tentu membutuhkan nutrisi dan
media yang berbeda pula tergantung pada kondisi lingkungan setempat. Hingga saat ini belum ada
standar komposisi media untuk budidaya jamur tiram di dataran rendah, sehingga petani memodifikasi
media dan lingkungan berdasarkan pengalaman dan kondisi masing-masing.

Sebagai media tumbuh jamur tiram, serbuk gergaji berfungsi sebagai penyedia nutrisi bagi jamur. Kayu
yang digunakan sebaiknya kayu keras karena serbuk gergaji kayu jenis tersebut sangat berpotensi dalam
meningkatkan hasil panen jamur tiram. Hal ini karena kayu keras banyak mengandung selulosa yang
dibutuhkan oleh jamur. Jenis-jenis kayu keras yang bisa digunakan sebagai media tanam jamur tiram
antara lain sengon, kayu kampung, dan kayu mahoni. Untuk mendapatkan serbuk kayu pembudidaya
harus memperolehnya ditempat penggergajian kayu. Sebelum digunakan sebagai media biasanya sebuk
kayu harus dikompos terlebih dahulu agar bisa terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga
mudah dicerna oleh jamur. Proses pengomposan serbuk kayu dilakukan dengan cara menutupnya
menggunakan plastik atau terpal selama 1-2 hari. Pengomposan berlangsung dengan baik jika terjadi
kenaikan suhu sekitar 50 derajat C.

Alternatif bahan yang bisa digunakan untuk mengganti serbuk kayu adalah berbagai macam ampas,
misal ampas kopi, ampas kertas, ampas tebu, dan ampas teh. Namun, berdasarkan pengalaman petani
jamur tiram di dataran rendah, media yang baik untuk digunakan tetap serbuk gergaji kayu.

Media berupa dedak/bekatul dan tepung jagung berfungsi sebagai substrat dan penghasil kalori untuk
pertumbuhan jamur. Sebelum membeli dedak dan tepung jagung, sebaiknya pastikan dahulu bahan-
bahan tersebut masih baru. Jika memakai bahan yang sudah lama dikhawatirkan sudah terjadi
fermentasi yang dapat berakibat pada tumbuhnya jenis jamur yang tidak dikehendaki. Berdasarkan hasil
penelitian, penggunaan dedak maupun teung jagung memberikan kualitas hasil jamur yang sama karena
kandungan nutrisi kedua bahan tersebut mirip. Namun, penggunaan dedak dianggap lebih efisien
karena bisa memangkas biaya dan cenderung mudah dicari karena banyak dimanfaatkan sebagai pakan
ternak. Kapur (CaCo3) berfungsi sebagai sumber mineral dan pengatur pH. Kandungan Ca dalam kapur
dapat menetralisir asam yang dikeluarkan meselium jamur yang juga bisa menyebabkan pH media
menjadi rendah.

Wadah yang digunakan untuk meletakkan campuran media adalah kantong plastik bening tahan panas
(PE 0,002) berukuran 20 cm x 30 cm. Adapun komposisi media semai adalah serbuk gergaji 100 kg;
tepung jagung 10 kg; dedak halus atau bekatul 10 kg; kompos 0,5 kg; kapur (CaCo3) 0,5 kg; dan air 50-
60%. Ada dua hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan penanaman bibit jamur, yaitu sterilisasi
bahan dan sterilisasi baglog.

a. Sterilisasi Bahan

Sebelum dicampur dengan media lain, serbu kayu dan dedak disterilisasi terlebih dahulu menggunakan
oven selama 6-8 jam pada suhu 100 derajat C. Dengan sterilisasi tersebut selain mengurangi
mikroorganisme penyebab kontaminsasi juga menguranngi kadar air pada serbuk gergaji kayu. Dengan
demikian, media menjadi lebih kering. Kedua bahan tersebut kemmudian dicampur dan diberi air sekitar
50—60% hingga adonan menjadi kalis dan bisa dikepal. Air berfungsi dalam penyerapan nutrisi oleh
miselium. Air yang digunakan harus air bersih untuk mengurangi resiko kontaminasi organisme lain
dalam media. Dalam memasukkan media ke dalam plastik, media harus benar-benar padar agar jamur
yang dihasilkan bisa banyak. Jadi pastikan bahwa bahan-bahan telah cukup padat di dalam plastik
dengan cara menekan—nekan adonan hingga benar-benar padat, kemudian bagian atas kantong
dipasang cincin paralon dan selanjutnya kantong plastik ditutup dengan sumbat kapas dan diikat dengan
karet.

b. Sterilisasi Baglog

Sterilisasi baglog dilakukan dengan cara memasukkan baglog ke dallam autoclave atau
pemanas/steamer dengan suhu 121 derajat C selama 15 menit. Untuk mengganti penggunaan autoclave
atau streamer, dapat menggunakan drum dengan kapasitas besar atau mampu menampung sekitar 50
baglog dan dipanasi di atas kompor minyak atau dapat juga menggunakan oven. Memang, sterilisasi
baglog menggunakan drum memakan waktu lebih lama, yaitu sekitar 8 jam, tetapi dianggap lebih
menghemat biaya.

Setelah proses sterilisasi selesai, baglog kemudian didinginkan, yakni dengan mematikan alat
sterilisasi dan membiarkan suhunya turun sedikit demi sedikit. Setelah proses pendinginan, baru
kemudian dilakukan penanaman bibit jamur.

2. Cara penanaman

a. Menyiapkan kumbung

Kumbung atau rumah jamur adalah tempat untuk merawat baglog dan menumbuhkan jamur. Kumbung
biasanya berupa sebuah bangunan, yang diisi rak-rak untuk meletakkan baglog. Bangunan tersebut
harus memiliki kemampuan untuk menjaga suhu dan kelembaban. Kumbung biasanya dibuat dari
bambu atau kayu. Dinding kumbung bisa dibuat dari gedek atau papan. Atapnya dari genteng atau sirap.
Jangan menggunakan atap asbes atau seng, karena atap tersebut akan mendatangkan panas. Sedangkan
bagian lantainya sebaiknya tidak diplester. Agar air yang digunakan untuk menyiram jamur bisa
meresap. Di dalam kumbung dilengkapi dengan rak berupa kisi-kisi yang dibuat bertingkat. Rak tersebut
berfungsi untuk menyusun baglog. Rangka rak bisa dibuat dari bambu atau kayu. Rak diletakkan berjajar.
Antara rak satu dengan yang lain dipisahkan oleh lorong untuk perawatan. Ukuran ketinggian ruang
antar rak sebaiknya tidak kurang dari 40 cm, rak bisa dibuat 2-3 tingkat. Lebar rak 40 cm dan panjang
setiap ruas rak 1 meter. Setiap ruas rak sebesar ini bisa memuat 70-80 baglog. Keperluan rak disesuaikan
dengan jumlah baglog yang akan dibudidayakan.

Sebelum baglog dimasukkan kedalam kumbung, sebaiknya lakukan persiapan terlebih dahulu. Berikut
langkah-langkahnya:
· Bersihkan kumbung dan rak-rak untuk menyimpan baglog dari kotoran.

· Lakukan pengapuran dan penyemprotan dengan fungisida di bagian dalam kumbung. Diamkan
selama 2 hari, sebelum baglog dimasukkan ke dalam kumbung.

· Setelah bau obat hilang, masukkan baglog yang sudah siap untuk ditumbuhkan. Seluruh
permukaannya sudah tertutupi serabut putih

b. Menyiapkan baglog

Baglog merupakan media tanam tempat meletakkan bibit jamur tiram. Bahan utama baglog adalah
serbuk gergaji, karena jamur tiram termasuk jamur kayu. Baglog dibungkus plastik berbentuk silinder,
dimana salah satu ujungnya diberi lubang. Pada lubang tersebut jamur tiram akan tumbuh menyembul
keluar. Pada usaha budidaya jamur tiram skala besar, petani jamur biasanya membuat baglog sendiri.
Namun bagi petani pemula, atau petani dengan modal terbatas biasanya baglog dibeli dari pihak lain.
Sehingga petani bisa fokus menjalankan usaha budidaya. Saat ini, baglog jamur tiram yang berbobot
sekitar 1 kg dijual dengan harga Rp. 2.000-2.500. Jika ingin membuat baglog sendiri. Dapat dilihat di
point selanjutnya.

c. Menyiapkan bahan dan cara membuat

· Pilih bibit yang telah teruji, cara mengetahuinya dari nilai BER (biological ratio) jamur. Untuk jamur
tiram BER nya sekitar 75%.

· Membeli dari instansi ternama yang memiliki sertifikasi atau dilegalkan pemerintah. Miselium
berwarna putih telah tumbuh penuh dan merata di media tumbuhnya. Bila tidak merata, dikhawatirkan
pada bagian yang tidak ditumbuhi miselium mudah terkontaminasi.

· Periksa tanggal pembuatannya atau kadaluarsanya.

· Mencari informasi dari petani jamur yang sudah berhasil.

· Membuat 100 kg media jamur tiram dibutuh kan 80 kg serbuk gergaji kayu, 10-15 kg bekatul, dan
3 kg kapur semua bahan-bahan tersebut aduk sampai merata, kemudian tambahkan air sekitar 60%.
Untuk mengetahui media sudah tercampur dengan baik, cara mengetesnya apabila digenggam tidak
keluar air dan apabila dilepas tidak pecah. Ukuran diatas cukup untuk 100 baglog. Lihat gambar 2.1

· Setelah semua tercampur dengan baik, masukkan kedalam plastik baglog. Isi plastic baglog hingga
padat, namun saat pengisian baglog jangan terlalu ditekan karna dapat memerusak plastik baglog. Lihat
gambar 2.2. Setelah itu beri ring pada ujung plastik baglog. Lihat gambar 2.3. Tutup plastik baglog dan
tunggu selama satu malam atau satu hari. Lalu kukus baglog tersebut kurang lebih 7 jam. Ambil dan
tiriskan . tunggu hingga baglog yang dikukus tadi mendingin.
· Pemberian bibit dilakukan setelah baglog dingin. Ambil bibit dengan alat yang sudah disterilkan
lalu masukkan kedalam baglog kira-kira satu sendok makan, lalu ratakan. Lihat gamabar 2.4. Setelah itu.
Tutup baglog dengan kertas.lalu beri karet agar tidak lepas.penggunaan kertas berfungsi agar dapat
terjadi sirkulasi udara ke dalam baglog. Lihat gambar 2.5.

· Semprot ujung baglog dari kejauhan dengan air yang telah tercampur dengan pewangi pakaian.
agar hewan tidak mendekati media baglog tersebut. cukup lakukan satu kali.

· Letakkan baglog pada kumbung yang telah disediakan.

· Buka penutup kertas tersebut apabila baglog sudah dibiarkan selama kurang lebih satu bulan atau
baglog telah putih merata.

3. Cara perawatan baglog

Terdapat dua cara menyusun baglog dalam rak, yakni diletakkan secara vertikal dimana lubang
baglog menghadap ke atas. Dan secara horizontal, lubang baglog menghadap ke samping. Kedua cara ini
memiliki kelebihan masing. Baglog yang disusun secara horizontal lebih aman dari siraman air. Bila
penyiraman berlebihan, air tidak akan masuk ke dalam baglog. Selain itu, untuk melakukan pemanenan
lebih mudah. Hanya saja, penyusunan horizontal lebih menyita ruang. Pada awal kami melakukan
budidaya, pada kumbung no.1 kami isi dengan 10250 log, dan menghasilkan 3722kg total atau rata-rata
363gram/log. Pada musim selanjutnya log kami kurangi menjadi 9400 log dan menghasilkan 3800an kg
atau rata-rata 400gram/log. Pengurangan log dalam kumbung ini ternyata memberikan ruang sirkulasi
udara yang lebih untuk penumbuhan tubuh buah dan terbukti mampu memproduksi jamur lebih
banyak. Memang dalam perawatan baglog pada masa produksi yang perlu diperhatikan dengan baik
adalah :

· Sirkulasi udara

· Pencahayaan (jamur tidak butuh cahaya yang banyak) tetapi kumbung juga tidak terlalu gelap

· Kelembaban. Untuk pertumbuhan jamur yang baik kelembaban adalah sekitar 85%.

· Bersih dari kontaminasi asap dan C02.

· Menjaga selalu kebersihan kumbung

· Pengawasan terhadap hama

Intinya adalah, jamur membutuhkan suasana yang lembab namun nyaman dari segi sirkulasi udara.
Indikator sederhananya, bila suasana di dalam kumbung cukup nyaman bagi anda untuk bernafas, maka
jamur dalam lingkungan yang baik untuk tumbuh. Kumbung yang kurang baik hasil panennya biasanya
memiliki sirkulasi udara yang buruk. Beberapa dikarenakan jumlah log di dalam kumbung terlalu banyak
sehingga terkesan sesak.
Beberapa pertanyaan yang sering diajukan adalah sebagai berikut :

Ø Baglog berhasil menumbuhkan miselium, tetapi tidak langsung memproduksi jamur, jika ya, hanya
sedikit dan lambat. Knapa ?

· Penyebabnya 1 : Kondisi pertumbuhan tubuh buah kurang baik dalam kumbung. Atasi dengan
memeriksa temperatur dan kelembaban serta sirkulasi oksigen dalam kumbung. Buka atau tutup
pintu/jendela kumbung dan atur hingga kondisinya sesuai.

· Penyebab 2 : adanya kontaminasi bakteri, ulat, semacam lintah, atau hama. Atasi dengan
memeriksa kebersihan dan higinitas baglog dan kumbung. Atur kondisi kelembaban, sirkulasi udara,
penerangan, dan ventilasi. Periksa dengan benar kebersihan dan baglog yang terkontaminasi. Segera
buang jika terdapat log kontaminasi.

· Penyebab 3 : kemungkinan terdapat kontaminasi udara, asap, racun (dari obat-obatan sayuran
misalnya), gas chlorine. Atasi segera dengan memindahkan asap, racun tersebut. Buatkan blower berupa
exhaust fan dalam kumbung untuk mengeluarkan gas tersebut.

Ø Jamur berhasil terbentuk (dengan adanya pin head) tetapi pembentukan tubuh buah terlalu lama.
Bahkan tudung jamur gagal terbentuk (terlalu kecil)

· Penyebabnya 1 : kemungkinan kurangnya cahaya (kondisi terlalu gelap tanpa cahaya sama sekali).
Atasi dengan mengatur penambahan cahaya dengan jumlah yang tepat (kondisi tidak terlalu gelap).
Yang penting jamur tidak terkena sinar matahari secara langsung.

· Penyebab 2 : kemungkinan terlalu banyak karbondioksida. Pada saat produksi jamur, log
mengeluarkan semacam gas yang mengandung karbondioksida. Karena pertumbuhan tubuh buah
memerlukan oksigen (kondisi aerob), atur pergantian udara dalam kumbung dengan membuka atau
menutup pintu dan jendela kumbung.

· Penyebab 3 : waktu inkubasi yang terlalu lama. Sebaiknya pada saat miselium mencapai panjang
85 – 90% baglog, tutup baglog sudah mulai dibuka. Adakalanya jika menunggu 100%, pertumbuhan
tubuh buah malah akan terlambat.

Beberapa tips tadi semoga berguna bagi para pelaku pebudidaya jamur tiram. Memang masih banyak
lagi tips yang mampu menambah hasil panen yaitu dengan menambahkan zat-zat nutrisi untuk
pertumbuhan. Namun intinya untuk memperoleh hasil yang optimal, memang diperlukan perawatan
yang baik.

Jamur Bisa tumbuh dengan bagus & sempurna· kalau memenuhi tiga unsur :

1. Kelembapan··· kisaran (95% – 100%) alat ukur Higrometer.

2. Udara.
3. Suhu Ruangan 22-24 Drajat Alat ukur thermometer. Apabila ada kekurangan salah satu dari ke tiga
unsur tersebut maka berakibat sebagai berikut : Misalnya :

a. Ruangan Kurang udara maka tangkai jamur lebih panjang· dari daun ·jamur bisa – bisa ·bisa naik
keatas seperti (Terompet).

Cara mengatasinya yaitu buka sedikit penutup samping rumah jamur/(Kumbung Jamur) biar udara bisa
masuk.

b. Apabila suhu ruangan terlalu panas maka Jamur masih kecil akan kering dan mati serta biasanya
daun jamur bisa berwarna kuning kekeringan· & pertumbuhan jamur bisa kurang normal.

Cara mengatasinya = Lakukan penyemprotan dengan air (dikabut halus) seluruh ruangan baik atas,
bawah, samping dinding + Media intinya seluruh ruangan harus di semprot bertujuan biar suhu ruangan
bisa turun sampai 24-25 Drajat. Di usahakan suhu didalam ruangan tidak panas. Apabila ujung daun
jamur masih tetap kuning tempat kumbung jamur harus di adakan penambahan seperti : depan,
samping atau belakang kumbung jamur dibuatkan teras/tritis bertujuan udara atau suhu ruangan ·luar
tidak panas. Sebelum melakukan penyemprotan sebaiknya ·jamur di panen dulu

Catatan : cara menyemprot air jangan sampai masuk di depan Media baglog (Lubang cincin) karena bisa
mengakibatkan media baglog cepat busuk dan rusak. Apabila menjumpai kadar air terlalu banyak di
depan Media Baglog harus cepat di keluarkan airnya dengan cara di miringkan Media tersebut bertujuan
biar airnya keluar dari media tersebut.

c. Apabila kelembapan tanah / ruangan terlalu tinggi maka berakibat :

Biasanya Jamur terlalu basah & Media bisa gampang busuk dan rusak.

Cara menggatasinya = Kurangi perlakuan penyemprotan ruangan. Cukup tanahnya saja yang di siram.

3. Cara Memanen Jamur

Hal hal yang perlu kita lakukan saat memanen jamur adalah sebagai berikut :

1. Usahakan pakai pisau yg tidak berkarat yang bagus pakai pisau (Steenlis steel). Karena Jamur untuk
di konsumsi manusia. Jika pakai pisau yg berkarat bisa berbahaya buat anggota tubuh.

2. Biarkan jamur agak besar akan tetapi tidak besar dan terlalu tua ( Dengan ciri – ciri lubang tengah
di daun jamur sudah hilang. Sebab kalau jamur sudah tua kalau tidak di panen besoknya daun jamur bisa
Layu dan sudak rusak membusuk.

3. Ambil sampai akar tangkai jamur ikut keluar jangan sampai akar tangkai jamur ketinggalan di dalam
Media Baglog. Sebab kalau ada tangkai jamur yang ketinggalan akan menyebabkan busuk dan media
baglog bisa rusak, di samping itu juga bisa menghambat pertumbuhan jamur yang kedua dan
seterusnya.
4. Perlakuan membuka Belakang Media Baglog seharusnya tunggu setelah panen ke 2 atau ke3
biarkan pertumbuhan Missilium jamur maksimal terlebih dahulu (Warna putih di Media Baglog). Sebab
apabila terlalu cepat dibuka belakang kalau pertumbuhan Missilium jamur kurang maksimal maka jamur
bisa keluar (Ulat /set/Belatung).

5. Sehabis Panen Potong ujung tangkai jamur yg kotor.

6. Hasil panen jamur taruh didalam kranjang dan di simpan di tempat yg sejuk jangan di tempat yang
panas. Bisa berakibat daun jamur kuning. Letakan di dalam ruangan kumbung jamur di atas tanah di
kasih alas sedikit.

7. Usahakan di dalam ruangan kumbung jamur selalu di jaga kebersihanya.

E. Macam dan pengendalian hama dan penyakit

HAMA dan PENYAKIT

Ada banyak sekali jenis-jenis hama yang sering menyerang pada Jamur Tiram. Dan jika hama tersebut
sudah menyerang pada Jamur Tiram, bisa mengakibatkan kerugian bagi petani Jamur Tiram. Datangnya
hama bisa dikarenakan aroma dari Jamur Tiram yang khas sehingga dapat mengundang berbagai macam
hama pengganggu. Serangga atau hama pengganggu dapat menghambat pertumbuhan jamur tiram,
bahkan mengganggu pertumbuhan miselium dan substratnya. Berikut ini ada beberapa hama yang
sering menggangu pertumbuhan jamur :

HAMA

v Megaselia: larvanya akan memakan jamur

v Lycoriella: problem yang paling sering terjadi. Larva benar-benar merusak. Genus ini mudah
diidentifikasi dari kepalanya yang hitam pada larva dan sayap. Umumnya muncul dari udara atau
tanaman sekitar. Jamur liar merupakan makanan alami mereka

v Mycophila: larva berwarna oranye

v Heteropeza: serangga sangat kecil

v Nematoda: cacing berukuran sangat kecil dapat memakan jamur

v Tungau: memakan jamur secara langsung dan menyebabkankerusakan jamur

v Hama lain yang perlu diperhatikan adalah siput, cacing, tikus

Pencegahan Hama

Pencegahan terhadap serangga dapat dilakukan dengan cara memasang kawat kasa berukuran kecil
pada bagian ventilasi dan memasang plastik bening pada bagian luar pintu untuk membiaskan cahaya
sehingga serangga cenderung menghindar dan menjauh dari kumbung. Bila upaya ini masih kurang,
maka dapat dilakukan upaya pengendalian serangga dengan cara memasang perangkap serangga di
dalam kumbung berupa lem yang dioleskan secara merata pada lembaran kertas/plastik berwarna
kuning.

PENYAKIT

v Tra.Trichoderma: Jamur berwarna hijau ini umum menyerang jamur tiram. Umumnya berasal dari
udara atau dari pekerja.

v Verticillium: Gelembung-gelembung kering menyebabkan distorsi dan bercak.

v Virus: menyebabkan perubahan warna jamur

v Jamur lendir: menjadikan penampakan jamur tidak menarik:

Pencegahan Penyakit

Penyakit pada jamur tiram biasanya disebabkan oleh fungi, kapang, bakteri ataupun virus. Jamur
tiram atau baglog yang terserang penyakit biasanya ditandai dengan timbulnya noda-noda berwarna,
berlendir, atau kerusakan fisik tubuh buah jamur tiram sehingga tidak dapat dipanen. Secara umum,
timbulnya penyakit pada jamur ini disebabkan karena kurang sterilnya proses produksi mulai dari
pembibitan hingga inkubasi.

F. Manfaat Jamur Tiram

· Menjaga kesehatan Jantung

Dengan konsumsi jamur sebanyak satu porsi, telah menyediakan 20-40 persen asupan tembaga harian.
Mineral ini berfungsi untuk melindungi jantung.

· Menurunkan berat badan

Jamur kaya akan protein, namun memiliki kalori dan kolesterol rendah. Kandungan air di dalamnya
terbilang tinggi, lebih dari 80%. Makanan sehat ini juga kaya akan serat. Semua fakta nutrisi ini
menjadikan jamur sebagai makanan yang baik untuk mengontrol berat badan.

· Menurunkan risiko hipertensi dan stroke

Jumlah kalium yang terdapat di dalam jamur lebih tinggi dibandingkan pisang ataupun jus jeruk. Mineral
penting ini mencegah kenaikan tekanan darah dan risiko stroke.

· Aman bagi penderita Diabetes

Seseorang yang memiliki kadar gula darah tinggi, seharusnya melakukan diet rendah energy. Jamur
merupakan makanan paling ideal untuk pasien diabetes. Selain rendah kolesterol dan karbohidrat,
jamur tiram mengandung insulin alami dan enzim yang menghambat penyerapan gula. Jamur juga
mengandung senyawa yang meningkatkan fungsi pancreas, organ hati dan kelenjar endokrinal lainnya.
Jamur memiliki antibiotik alami yang memberikan perlindungan bagi penderita diabetes dari infeksi.
Jamur dapat meningkatkan produksi sel-sel darah putih.

· Mengatasi flu dan demam

Jamur shiitake telah lama digunakan untuk mengatasi demam dan flu di Jepang dan China. Lentinan
yang terkandung di dalam jamur shiitake, dapat meingkatkan imunitas tubuh, serta membantu melawan
infeksi.

· Melawan radikal bebas

Jamur mengandung senyawa penting seperti niacin, riboflamin, dan selenium. Antioksidan ini
bekerjasama dengan vitamin E, melawan radikal bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembudidayaan jamur tiram dilakukan dengan beberapa tahap. Diantaranya adalah :

· Menyiapkan kumbung atau rak untuk meletakkan baglog jamur.

· Menyetrilkan bahan-bahan pembuatan baglog.

· Membuat baglog dan melakukan pembibitan.

· Melakukan perawatan baglog hingga masa panen

· Proses pemanenan jamur tiram.

Jamur tiram terdiri dari berbagai variasi antara lain adalah jamur tiram putih, kuning, abu-abu, merah,
cokelat, raja, biru dan lain-lain. Jamur tiram juga dapat terserang hama atau penyakit sehingga, dapat
dilakukan hal-hal pencegahan.

Jamur tiram sendiri juga memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh sehingga baik dikonsumsi oleh
manusia.
B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini diperlukan penelitian yang benar dan tepat agar dapat menghasilkan
hasil yang akurat bagi pembaca. Sehingga diharapkan dapat meminimalisir kegagalan yang akan
dilakukan oleh pembaca. Selain itu dalam pembudidayaan jamur tiram dilakukan dengan penuh
kesabaran, ketelitian, serta keuletan agar mendapatkan hasil yang diinginkan

Anda mungkin juga menyukai