PEDOMAN DASAR
BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus Ostreatus)
Oleh: Muhammad Rifqi Aditya, S.H.I.
BAB I
PENDAHULUAN
I
ndonesia merupakan negara agraris dengan kekayaan alam yang begitu besar terutama
tanaman pertanian yang sangat beragam. Kondisi ini selayaknya membuka mata kita
betapa besarnya peluang usaha yang dapat kita upayakan di bidang ini. Didorong pula
dengan adanya krisis global saat ini, bidang pertanian memberikan peluang yang sangat baik
untuk menghasilkan wirausahawan – wirausahawan baru yang sejatinya dapat menekan angka
pengangguran dengan terbukanya lapangan kerja baru. Lebih dari itu cita-cita untuk
mewujudkan masyarakat mandiri menjadi hal yang sangat mungkin untuk dicapai. Salah satu
usaha pertanian saat ini yang sangat prospektif dan potensial yaitu usaha budidaya jamur
tiram (Pleurotus ostreatus). Beberapa pertimbangannya antara lain :
1. Daya serap pasar sangat tinggi dan semakin meningkat
2. Bahan baku mudah diperoleh dan murah
3. Kebutuhan skill tidak begitu tinggi
4. Belum banyaknya petani jamur tiram
5. Tidak memerlukan lahan yang luas
6. Jamur tiram merupakan pangan alternatif yang lezat, sehat dan bergizi tinggi.
A. Sekilas Tentang Jamur Tiram
Jamur tiram dikenal pula dengan nama populer Oyster Mushroom dan nama ilmiah
Pleurotus ostreatus. Tangkai tudungnya menyerupai cangkang tiram dengan bagian
tengah agak cekung dan berwarna putih hingga krem. Tubuh buah memiliki batang yang
berada di pinggir (bahasa Latin: pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus),
sehingga jamur tiram mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus. Ukuran dan warna
tudungnya pun bervariasi, tergantung dari jenisnya. Jamur tiram termasuk organisme yang
bersifat saprofit yaitu hidup pada bahan organik yang sudah mati seperti kayu lapuk.
Jamur tiram yang tumbuh di daerah dingin biasanya tudungnya lebih tebal dibandingkan
dengan yang tumbuh di suhu yang lebih panas. Spora jamur tiram berbentuk elips dengan
ukuran 9 x 4,5 µm (µm = 0.001 mm).
Ada beberapa jenis jamur tiram yaitu jamur tiram putih, jamur tiram merah jambu,
jamur tiram kelabu, dan jamur tiram coklat. Jamur tiram yang dikenal paling enak dan
paling disukai masyarakat sehingga paling banyak dibudidayakan ialah jamur tiram putih.
Pedoman Dasar Budidaya Jamur Tiram |3
Jamur tiram putih memiliki ciri warna tudungnya putih susu sampai putih kekuningan
dengan garis tengah 5-25 cm.
1. Klasifikasi Jamur Tiram sebagai berikut :
Kerajaan : Fungi
Filum : Basidiomycota
Kelas : Homobasidiomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Tricholomataceae
Genus : Pleurotus
Spesies : Pleurotus ostreatus
http://id.wikipedia.org/wiki/Jamur_tiram
2. Kandungan Nutrisi Jamur Tiram
Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur kayu yang memiliki kandungan
nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak, fosfor, besi, thiamin, dan riboflavin yang
lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya sehingga sangat baik untuk
dikonsumsi manusia. 72% lemak dalam jamur tiram merupakan asam lemak tidak
jenuh, sehingga aman dikonsumsi baik yang menderita kelebihan kolesterol
(hiperkolesterol) maupun gangguan metabolisme lipid lainnya. 28% asam lemak jenuh
serta adanya semacam polisakarida kitin di dalam jamur tiram diduga menimbulkan
rasa enak. Jamur tiram mengandung 9 macam asam amino yang dibutuhkan oleh
tubuh manusia yaitu lisin, metionin, triptofan, threonin, valin, leusin, isoleusin,
histidin dan fenil alanin. Kandungan nutrisi dalam setiap 100 gram jamur tiram
sebagai berikut :
Kandungan Dalam gram
Protein 13,8
Serat 3,5
Lemak 1,41
Abu 3,6
Karbohidrat 61,7
Kalori 0,41
Kalsium 32,9
Zat besi 4,1
Fosfor 0,31
Pedoman Dasar Budidaya Jamur Tiram |4
Vitamin B1 0,12
Vitamin B2 0,64
Vitamin C 5
Niacin 7,8
Bila dibandingkan dengan daging ayam yang kandungan proteinnya 18,2 gram,
lemak 25 gram namun karbohidrat 0,0 gram, maka kandungan gizi jamur masih lebih
lengkap. Selain itu Jamur tiram memiliki kandungan gizi yang lebih baik
dibandingkan dengan bahan makanan lain seperti jamur merang, jamur kuping, daging
sapi, bayam, kentang, kubis, seledri, buncis dll. Jamur tiram memiliki kandungan
protein dan karbohidrat yang tinggi tetapi rendah lemak.
Jamur tiram juga bermanfaat dalam pengobatan seperti menurunkan kolesterol
darah. Konsumsi jamur tiram selama 3 minggu dapat menurunkan kadar kolesterol
hingga 40%. Selain itu jamur tiram juga dapat menyembuhkan hipertensi, mencegah
penyakit diabetes mellitus, mempercepat pengeringan luka pada permukaan tubuh,
menambah vitalitas dan daya tahan tubuh, serta mencegah penyakit tumor atau kanker,
kelenjar gondok, influenza, sekaligus memperlancar buang air besar.
Jamur mengubah selulosa menjadi polisakarida yang bebas kolesterol sehingga
orang yang mengkonsumsinya terhindar dari resiko terkena serangan stroke.
3. Habitat Hidup Jamur Tiram
Pertumbuhan jamur tiram akan optimal apabila kebutuhan hidupnya terpenuhi
baik dari segi nutrisi maupun lingkungannya seperti suhu, kelembapan, aerasi, pH/
keasaman, cahaya, serta kandungan air.
4. Lokasi
Budidaya jamur tiram dapat tumbuh optimal sepanjang tahun di dataran yang
letaknya antara 400m – 800m di atas permukaan laut (dpl). Sedangkan di daerah
dataran rendah biasanya pertumbuhan jamur tiram tidak begitu baik. Hal ini dapat
disiasati dengan membuat rumah jamur (kumbung) di tempat yang teduh dekat dengan
pepohonan besar sehingga kelembapan nya cukup tinggi.
5. Suhu
Kisaran suhu untuk pertumbuhan jamur tiram adalah 15˚C hingga 30˚C.
Untuk pertumbuhan optimum miselium diperlukan suhu sekitar 22˚C – 28˚C.
Sedangkan untuk pertumbuhan tubuh buah diperlukan suhu lebih rendah sekitar 20˚C
– 26˚C. Untuk mengetahui secara pasti kondisi suhu ruangan dapat digunakan
thermometer.
Pedoman Dasar Budidaya Jamur Tiram |5
6. Kelembapan Udara
Sebagaimana halnya jamur lain, faktor kelembapan tinggi merupakan syarat
utama yang harus terpenuhi dalam budidaya jamur tiram. Kelembapan udara sangat
berpengaruh pada pertumbuhan jamur tiram. Pada pembentukan miselium diperlukan
kelembapan relatif 70% – 80%. Sedangkan saat pembentukan tubuh buah diperlukan
kelembapan sekitar 80% – 90%. Meski demikian jamur tiram cukup toleran terhadap
kelembapan 60 – 70 %. Cara yang paling tepat untuk memastikan tingkat kelembapan
ini ialah dengan menggunakan higrometer.
7. Aerasi
Proses aerasi merupakan hal yang juga vital dalam pertumbuhan jamur tiram.
Jamur tiram seperti halnya jamur pada umumnya memerlukan kadar oksigen lebih
tinggi pada saat pembentukan tubuh buah dibandingkan pembentukan miselium (tahap
vegetatif).
8. pH / Tingkat Keasaman
pH ideal untuk pertumbuhan miselium dan tubuh buah yaitu antara 4 sampai 6.
Untuk mengukur secara tepat derajat keasaman atau kebasaan dapat menggunakan pH
meter atau kertas lakmus.
9. Kadar Air
Kadar air substrat/media untuk pertumbuhan vegetatif tergantung jenis media
yang dipakai. Untuk media kayu utuh kadar air optimum adalah 45-60% sedangkan
dengan media serbuk gergajian diperlukan kadar air 60-75%.
10. Nutrisi
Seperti halnya tumbuhan lain, jamur tiram juga membutuhkan nutrisi terutama
berupa sumber karbon, nitrogen, vitamin, dan mineral. Sumber karbon berupa
senyawa pektin, hemiselulosa, dan pati. Sumber nitrogen dalam bentuk asam amino,
ammonia, dan urea. Kadar nitrogen harus dalam konsentrasi yang tepat karena kadar
yang berlebihan maupun kekurangan akan mengakibatkan pertumbuhan terhambat.
Kebutuhan akan vitamin dapat terpenuhi melalui penambahan biji-bijian atau dedak.
Sedangkan mineral pada dasarnya sudah dapat dipenuhi dari air dan media dasar itu
sendiri.
11. Cahaya
Pada umumnya jamur memerlukan cahaya pada fase pertumbuhan tubuh buah
terutama pada saat perangsangan terbentuknya tubuh buah (akhir fase vegetatif)
sedangkan fase pertumbuhan vegetatif miselium diperlukan kondisi gelap. Cahaya
Pedoman Dasar Budidaya Jamur Tiram |6
yang diperlukan dapat diperoleh baik dari cahaya matahari maupun dari cahaya lampu.
Intensitas cahaya yang dianggap cukup apabila dalam ruangan kita dapat membaca
koran dengan jarak satu lengan antara koran dan mata.
12. Media Tanam
Media tumbuh jamur tiram sebagaimana halnya jamur kayu lainnya berupa
bahan yang mengandung lignin dan selulosa yang umumnya terdapat pada tumbuhan
berkayu. Secara alami jamur tiram biasa tumbuh pada batang kayu yang telah mati.
Untuk memudahkan proses budidaya dan menurunkan biaya produksi biasanya
produsen menggunakan media alternatif seperti jerami padi, ampas tebu, sisa kertas,
kulit kacang, dan yang paling banyak digunakan yaitu serbuk gergajian.
Pemilihan bahan media ini tentunya berdasarkan tingkat efisiensi, harga yang
murah, mudah diperoleh, dan hasil produksinya optimal. Selain bahan tersebut perlu
ditambahkan pula bahan lain seperti dedak, kapur, dan pupuk.
B. Sarana dan Prasarana
Sebagai langkal awal disarankan mencoba dalam skala kecil. Mengenai peralatan
dapat menggunakan peralatan yang sangat sederhana, misalnya drum untuk
pasteurisasi/pengukusan dapat membeli drum bekas yang harganya lebih murah. Cangkul,
sekop, dan ember dapat diusahakan sendiri. Pada prinsipnya dengan modal kecil pun
dapat memulai berkebun jamur tiram asalkan memiliki kemauan dan niat yang kuat.
1. Kelengkapan Operasional
Perlengkapan yang diperlukan antara lain:
a. Mesin produksi (steamer)
b. Semprotan
c. Plastic polypropylene,
d. Cincin bambu, kapas, dan karet gelang
e. Cangkul, sekop, dan ember plastic
f. sendok bibit
g. botol
h. Thermo-higrometer
2. Rumah Jamur (Kumbung)
Rumah jamur perlu dibangun dilokasi yang memenuhi syarat kelembapan dan
suhu udara lingkungan. Rumah jamur sebaiknya dibuat dari bahan bahan yang
sederhana untuk menghemat biaya. Rumah jamur sederhana dapat dibuat dari
kerangka bambu dengan menggunakan atap daun rumbia, anyaman bambu atau
Pedoman Dasar Budidaya Jamur Tiram |7
3. Pengantongan (logging)
Pengantongan atau pembuatan baglog dilakukan dengan memasukkan media
yang telah dikompos ke dalam plastik tahan panas (polypropylene). Upayakan
pengisian tidak terlalu longgar dan juga tidak terlalu padat. Untuk memadatkan media
dapat dilakukan dengan bantuan botol yang diisi dengan pasir. Setelah diisi media
pada bagian atas lalu diberi ring bambu/pipa dan di tutup dengan kapas sebagai tempat
memasukkan bibit atau tempat keluarnya jamur. setelah itu diikat dengan karet.
4. Sterilisasi
Baglog yang telah siap selanjutnya disterilisasi melalui proses pasteurisasi
dengan cara dikukus. Pasteurisasi yaitu proses pemanasan dengan suhu tidak lebih dari
100˚C dengan waktu tidak kurang dari 5 jam. Pada umumnya para produsen
melakukan pemanasan selama 8-12 jam. Pemanasan ini tergantung pada bahan dasar
yang digunakan dan banyaknya log yang dipasteurisasi. Setelah selesai baglog
didinginkan selama setengah sampai satu hari.
5. Inokulasi Bibit
Inokulasi merupakan proses penanaman bibit ke dalam media tanam. Proses
inokulasi dilakukan secara aseptis /steril. Usahakan ruangan sebersih mungkin. Bila
memungkinkan peralatan maupun ruangan disemprot alkohol terlebih dahulu. Selama
proses ini usahakan menutup mulut dengan masker atau minimal tidak berbicara
berlebihan untuk menghindari kontaminasi yang berasal dari uap mulut.
Inokulasi dilakukan dengan memasukkan bibit (F2) sebanyak 2-5 sendok
makan ke dalam lubang yang telah diberi cincin bambu / pipa atau bisa juga dengan
menebarkannya di atas permukaan media hingga merata kemudian menutup kembali
lubang ring bambu dengan kapas.
6. Inkubasi
Inkubasi merupakan masa pertumbuhan miselium hingga memenuhi media
secara merata. Suhu yang dibutuhkan pada proses ini yaitu antara 22˚C – 28˚C.
upayakan suhu di ruangan inkubasi dijaga agar tetap stabil untuk menghasilkan
pertumbuhan yang optimal. Masa inkubasi akan berlangsung selama kurang lebih 40
hari.
7. Pemeliharaan Tubuh Buah
Tahap ini merupakan masa setelah inkubasi hingga panen. Pada masa
pemeliharaan penutup baglog dibuka hingga seperempat bagian log. Tahapan ini
memerlukan suhu yang lebih rendah dibandingkan pada saat pertumbuhan miselium
Pedoman Dasar Budidaya Jamur Tiram |9
(tahap inkubasi) dan juga kelembapan yang optimal/berlimpah. Suhu yang diperlukan
sekitar 20˚C -26˚C dengan kelembapan 80% – 90%. Pengaturan kelembapan dapat
dilakukan dengan penyiraman sebanyak 2-3 kali setiap hari terutama ketika
kelembapan di luar rendah biasanya pada saat siang hari. Selain kelembapan, kadar
oksigen juga perlu diatur dengan membuka ventilasi ketika kelembapan di luar tinggi.
Kelembapan perlu dikurangi hingga 70% – 80% apabila tubuh buah telah mencapai
ukuran dewasa. Hal ini dilakukan agar tekstur tubuh buah tidak lembek yang bisa
menyebabkan tidak tahan lama /cepat busuk.
8. Panen
Setelah 7-10 hari penutup dibuka, tubuh buah biasanya sudah mulai tumbuh.
Selang 3-4 hari setelah tunas tubuh buah tumbuh, jamur telah siap dipanen.
Pemanenan harus dilakukan dengan hati-hati dengan cara mencabut seluruh rumpun
tubuh buah jamur yang ada beserta akarnya. Akar yang tertinggal bisa menyebabkan
pertumbuhan tubuh buah selanjutnya terganggu karena terjadi pembusukan media.
Panen sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari pada saat jamur masih dalam
kondisi segar.
Panen kedua biasanya berlangsung dalam rentang waktu 1-2 minggu setelah
panen pertama. Usia produktif berlangsung 3-4 bulan dengan produksi satu baglog
sekitar 0,6 kg. Setelah dilakukan pemanenan, log dipelihara seperti awal penanaman
yaitu dengan melakukan penyiraman, pengaturan suhu, kelembapan serta aerasi.
P e d o m a n D a s a r B u d i d a y a J a m u r T i r a m | 10
BAB II
KULTIFASI JAMUR TIRAM
“Pembuatan Kultur Murni (Parental) Jamur Tiram dengan Teknik Kultur Jaringan
Menggunakan Media PDA (Potatoes Dextrose Agar)”
• Kultur murni
• Bibit Induk (F1)
• Bibit Tebar (F2)
• Bibit Produksi (F3)
Bibit jamur tiram pada dasarnya terdiri dari 4 jenis yaitu bibit murni/kultur murni
(P/Parental), bibit induk (F1), log tebar (F2), dan log produksi (F3). Terdapat beberapa
perbedaan dalam teknik pembuatan dan komposisi medium ke 4 jenis bibit ini, berikut
penjelasannya :
A. Proses Pembuatan Kultur Murni Jamur Tiram dengan Menggunakan Media PDA
(Potatoes Dextrose Agar) sudah dijelaskan di pembahasan sebelumnya.
Pembuatan bibit induk F1 bisa menggunakan botol selai atau botol saus sebagai
wadah medium. Log botol merupakan tahap adaptasi awal/peralihan miselium jamur
tiram dari media PDA (Potato Dextrose Agar) ke media produksi yang berupa serbuk
kayu. salah satu Komposisi/formula medium yang dapat digunakan diantaranya serbuk
kayu : Jagung : Beras Merah : gula Putih : NPK (tambahan) : Air secukupnya dengan
perbandingan 100 : 100 : 25 : 4 : 1.
Proses pembuatannya :
1. Campurkan semua bahan ke dalam panci kemudian dimasak seperti menanak nasi.
P e d o m a n D a s a r B u d i d a y a J a m u r T i r a m | 14
Log tebar merupakan log adaptasi miselium jamur tiram untuk skala produksi yang
lebih besar. Komposisi medium F2 pada dasarnya sama dengan log produksi F3. Yang
membedakannya hanya kapasitas/bobot medium. Log tebar biasanya dibuat dengan bobot
0,5 kg.
Komposisi Medium yang digunakan yaitu serbuk kayu : dedak : jagung : kapur
(CaCO3) : NPK dengan perbandingan 100 : 10 : 5 : 2,5 : 1.
Proses pembuatan :
1. Semua bahan dicampurkan sambil ditambahkan air. Banyaknya air disesuaikan
hingga medium kompak yaitu ketika dikepal tidak terurai dan ketika diperas tidak
mengeluarkan air.
2. Sebanyak 0,5 kg medium selanjutnya dimasukkan ke dalam plastik tahan panas
ukuran 1 kg kemudian padatkan dan ditutup dengan mengikatnya menggunakan
karet sambil menyelipkan kapas/kapuk pada bagian atas.
3. Sterilisasi selama tidak kurang dari 4 jam. Setelah steril, simpan log di tempat
yang bersih.
4. Setelah dingin inokulasikan miselium jamur tiram yang berasal dari botol
selai/saus.
D. Log Produksi F3
Teknik pembuatan pada dasarnya sama dengan log sebar F2 dengan bobot yang
lebih berat yaitu 2 kg. Proses pembuatan log produksi F3 sudah dijelaskan pada
pembahasan terdahulu..
P e d o m a n D a s a r B u d i d a y a J a m u r T i r a m | 15
BAB III
JENIS-JENIS HAMA DAN PENYAKIT PADA JAMUR TIRAM SERTA METODE
PENCEGAHANNYA
Penyakit dan hama sering timbul karena kurangnya ketelitian dan kehati-hatian dalam
melakukan penanganan produksi salah satunya proses pemeliharaan. Hal tersebut
menimbulkan pekerjaan baru karena penyakit dan hama yang menyerang harus segera
ditangani. Bagi sebagian orang, cara yang paling mudah untuk mengatasinya adalah dengan
menggunakan fungisida, insektisida dan bahan kimia lainnya. Namun, penggunaan bahan-
bahan kimia ternyata menimbulkan permasalahan baru, tanaman dalam hal ini jamur tiram
menjadi tercemar bahan kimia dan tidak sehat untuk dikonsumsi sehingga dapat menurunkan
harga jual. Cara yang paling tepat untuk mengatasi penyakit dan hama adalah dengan metode
pencegahan, karena mencegah lebih baik daripada mengobati..
Sebelum memahami hal-hal apa saja yang diperlukan dalam pencegahan, terlebih
dahulu diperlukan pengetahuan mengenai bagaimana penyakit dan hama dapat menyebar.
Ada 5 cara/media utama yang dapat menyebabkan timbulnya hama dan penyakit :
1. Udara
2. Air
3. Tanah
4. Manusia
5. Bibit
Hama dan penyakit seperti spora jamur pengkontaminasi, bakteri pengganggu,
ataupun virus dapat menyebar dengan mudah melalui aliran udara. Bahkan hama serangga
dapat menyebar dengan cara terbang melawan aliran udara. Demikian pula dengan air, tanah,
manusia, dan bibit dapat membawa sumber penyakit yang sama seperti udara.
Pengetahuan mengenai sumber timbulnya hama dan penyakit merupakan bagian
penting dalam proses pencegahan. Oleh karena itu, kunci pencegahan timbulnya berbagai
macam penyakit dan hama adalah dengan menjaga kebersihan dan sanitasi.
Ada 5 poin yang harus diperhatikan dalam menjaga kebersihan:
1. Kelancaran sirkulasi udara
2. Kebersihan air
3. Pasteurisasi yang sempurna dan steril
4. Kebersihan pekerja
5. Kebersihan lingkungan baik di dalam maupun di sekitar kumbung
P e d o m a n D a s a r B u d i d a y a J a m u r T i r a m | 17
Jenis-jenis hama dan penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur tiram
diantaranya serangga, laba-laba, cacing, siput, rayap, jamur parasit dan saprofit, serta bakteri
dan virus. Berikut cara pencegahannya :
A. Pencegahan Hama
1. Serangga
Lalat dan nyamuk merupakan serangga yang banyak terdapat dalam kumbung
yang tidak dipelihara dengan baik. Serangga biasanya masuk bersamaan dengan keluar
masuknya pekerja, melalui ventilasi, atau melalui lubang-lubang kecil yang tidak
terdeteksi. Kondisi yang lembab ditambah dengan aroma substrat/media log sangat
disukai serangga-serangga ini yang akhirnya berkembang biak di dalam kumbung.
Serangga akan meletakkan telur-telurnya pada media baglog. Setelah menetas, larva-
larva yang tumbuh akan memakan miselium dan tubuh buah jamur tiram sehingga
batang jamur tiram berlubang-lubang dan pertumbuhan tubuh buah jamur tiram
menjadi terganggu (keriput). Setelah memasuki fase dewasa aktif (terbang) Serangga
akan berpindah ke media log jamur yang masih sehat dan berkembang biak. Demikian
seterusnya sehingga dalam periode tertentu bisa menyebabkan kerusakan yang cukup
besar. Selain itu, serangga juga biasa berperan sebagai vektor/pembawa
penyakit/virus yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur tiram. Beberapa jenis
serangga yang dapat menularkan hama-penyakit pada kumbung jamur diantaranya
• Licoriella spp
• Megaselia spp
P e d o m a n D a s a r B u d i d a y a J a m u r T i r a m | 18
• Lepidocyrtus spp
memakan zat yang terkandung di dalam kayu yaitu selulosa. Zat ini juga terdapat
dalam media baglog jamur tiram sehingga kemungkinan kerusakan baglog juga cukup
besar. Cara sederhana ialah dengan menyemprotkan zat kimia anti rayap. Cara alami
yang bisa diupayakan yaitu dengan menggunakan ekstrak sereh yang disemprotkan ke
bagian tanah atau bagian kumbung yang terkena serangan.
B. Pencegahan Penyakit
Penyakit pada jamur tiram biasanya disebabkan oleh fungi, kapang, bakteri
ataupun virus. Jamur tiram atau baglog yang terserang penyakit biasanya ditandai dengan
timbulnya noda-noda berwarna, berlendir, atau kerusakan fisik tubuh buah jamur tiram
sehingga tidak dapat dipanen. Secara umum, timbulnya penyakit pada jamur ini
disebabkan karena kurang sterilnya proses produksi mulai dari pembibitan hingga
inkubasi.
Beberapa jenis penyakit yang umum terdapat pada jamur tiram diantaranya :
1. Trichoderma spp
Trichoderma dapat menyebar melalui udara atau terbawa oleh pekerja. Ciri-ciri
kontaminasi yang disebabkan oleh jamur ini adalah timbulnya bintik bintik atau noda
hijau pada media baglog jamur tiram sehingga pertumbuhan miselium jamur tiram
menjadi terhambat. Trichoderma biasanya banyak terdapat pada media log jamur yang
telah mati atau pada permukaan tanah. Cara mengatasi masalah ini adalah dengan
segera membuang media log jamur tiram yang telah terkontaminasi. Sedangkan
pencegahannya dapat dilakukan dengan melakukan sterilisasi/desinfektasi tenaga kerja
dan peralatan yang digunakan untuk perawatan kumbung.
2. Mucor spp.
Kontaminasi Mucor ditandai dengan timbulnya noda hitam pada permukaan
media baglog. Kontaminasi ini menyebabkan adanya persaingan pertumbuhan Mucor
dengan miselium jamur tiram. Pencegahan dapat dilakukan dengan mengurangi
jumlah susunan baglog jamur dan mengatur /menurunkan suhu ruangan dengan
membuka dan mengatur sirkulasi udara.
3. Neurospora spp
Neurospora dapat menghambat pertumbuhan miselium dan tubuh buah.
Neurospora menimbulkan tepung “orange” pada permukaan kapas penyumbat baglog.
Pencegahan dilakukan dengan melakukan sterilisasi media baglog dengan sempurna
dan mengurangi jumlah susunan baglog jamur tiram.
P e d o m a n D a s a r B u d i d a y a J a m u r T i r a m | 20
4. Penicillium spp
Kontaminasi Penicillium ditandai dengan tumbuhnya miselium berwarna
coklat/ merah tua. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan ruang
inkubasi. Sedangkan untuk mengatasi agar serangan Penicillium tidak menyebar
adalah dengan membuang media baglog yang terkontaminasi.
Usaha budidaya jamur tiram memang sangat menggiurkan. Dilihat dari segi finansial
dapat dikatakan usaha ini layak untuk dijalankan. Apalagi bagi para hobiis ataupun
wirausahawan, usaha ini terbilang sangat menyenangkan dan menarik. Jika kita amati,
peminat usaha budidaya ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Tentu saja banyak faktor
yang menjadi alasan meningkatnya peminat usaha ini mulai dari sekedar hobi, faktor jamur
sebagai pangan yang sehat ataupun jamur sebagai pangan masa depan. Itu artinya usaha ini
akan terus berkembang untuk waktu yang lama.
Tapi tentu bukan berarti usaha ini tanpa kendala. Bagaimanapun usaha budidaya ini
melibatkan makhluk hidup (jamur tiram). Berbeda dengan benda mati, bekerja dengan
makhluk hidup terkadang sulit untuk ditebak karena kondisinya yang bisa berubah ubah.
Oleh karena itu ada sifat sifat makhluk hidup yang sebisa mungkin harus kita kenali tidak
terkecuali jamur tiram. Salah satu yang harus diperhatikan ialah faktor lingkungan dimana
jamur tiram dapat tumbuh dengan sehat yaitu berupa ketinggian lokasi, suhu, kelembapan,
dan aerasi. Mengenai faktor lingkungan ini sudah dibahas pada pembahasan terdahulu.
Yang menjadi pertanyaan adalah bisakah jamur tiram ini dibudidayakan di luar
kondisi optimum jamur tiram. Kita ketahui pada umumnya jamur tiram tumbuh baik di
lingkungan yang bersuhu rendah / dingin. Lalu bisakah dibudidayakan di daerah yang panas?
Dari pengalaman yang pernah saya lakukan maka jawabannya adalah bisa. Kondisi
lingkungan panas dapat kita siasati dengan berbagai cara. Cara yang paling mudah adalah
dengan membuat bangunan kumbung permanen dan menggunakan AC. Wohohoho….ya
terang aja! Begitulah kira-kira tanggapan sebagian besar orang.
Saya setuju bahwa cara di atas hanya bisa digunakan untuk usaha skala besar dengan
budget yang besar pula. Artinya sangat tidak efisien untuk usaha menengah ke bawah. Jadi
bagaimana cara kita menyiasati kendala ini dengan usaha dan budget yang rendah?.
Beberapa cara sederhana yang bisa kita lakukan diantaranya:
P e d o m a n D a s a r B u d i d a y a J a m u r T i r a m | 21
• Membuat bangunan kumbung dengan sistem sirkulasi buka tutup. Pada saat siang
hari sirkulasi kumbung ditutup agar kelembapan di dalam kumbung terjaga.
Sebaliknya pada malam hari bisa dibuka sehingga suhu ruangan lebih dingin.
• Menggunakan bahan atap yang tidak menyerap panas.
• Meletakkan beberapa tong/ wadah air di dalam kumbung untuk membantu
meningkatkan kelembapan ruangan.
• Membuat bangunan kumbung di tempat yang teduh dekat dengan pepohonan
• Menanam banyak tanaman (perdu) di sekitar rumah kumbung.
• Bangunan kumbung dibuat lebih tinggi minimal 4 meter
• Rak penyimpanan log jamur dibuat tidak lebih dari 3 tingkat.
• Melakukan penyiraman minimal 3 kali sehari.
P e d o m a n D a s a r B u d i d a y a J a m u r T i r a m | 22
BAB IV
KELAYAKAN DAN PROSPEK USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM
supermarket/ hotel. tentu harganya jauh lebih tinggi dan menguntungkan. Bisa di
atas Rp 10.000 /kg. tapi tentu butuh usaha lebih.
3. Produksi Olahan Jamur Tiram
Untuk meningkatkan harga jual dan meningkatkan kreatifitas kita tentunya,
sangat dianjurkan untuk rajin otak atik membuat olahan jamur tiram semisal
keripik jamur, burger jamur, abon jamur dll.