Anda di halaman 1dari 10

Amma Alfiyatul Ummah / 2210801006 / MK bahasa Indonesia

KARYA ILMIAH JAMUR

DISUSUN SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

BUDIDAYA JAMUR TIRAM

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pleurotus ostreatus / jamur tiram merupakan salah satu jamur yang laris di pasaran, dan juga
merupakan bahan makanan. Jamur tiram sulit ditemukan dan sepertinya hanya sedikit yang
bisa ditemukan. Oleh karena itu perlu dilakukan pembudidayaan jamur tiram untuk
memenuhi permintaan pasar, karena jamur tiram asli Indonesia banyak di impor ke luar
negeri.
Namun budidaya Pleurotus ostreatus sering gagal karena teknik dan cara budidaya yang tidak tepat.
Meski sederhana, Anda juga perlu memperhatikan faktor seperti lingkungan, kebersihan, dan
konsistensi selama perawatan. Jika faktor-faktor ini tidak terpenuhi dengan baik, hasilnya akan
kurang optimal dan bahkan dapat menyebabkan kegagalan. Jadi kultivasi membutuhkan
pengetahuan khusus.
Salah satu jamur tiram yang umum ditanam adalah jamur tiram putih, yang warnanya agak
keputihan dan berdiameter 3 sampai 14 cm. Jamur ini memiliki miselium dan dapat tumbuh dan
berkembang dalam media serbuk gergaji yang dikemas dalam kantong plastik. Pertumbuhannya
sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Oleh karena itu, sebelum membudidayakan jamur tiram,
perlu diketahui terlebih dahulu kondisi yang cocok untuk pertumbuhannya.
Di lingkungan alaminya, jamur tiram tumbuh di hutan, tumbuh di bawah pohon dan rumpun yang
gugur. Hal ini penting untuk pertumbuhan jamur tiram karena tidak membutuhkan banyak sinar
matahari.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan pertanyaan penelitian
sebagai berikut:

1. Apa ciri-ciri jamur tiram

2. Apa saja kandungan nutrisi jamur tiram?

3. Persiapan apa saja yang diperlukan dalam budidaya jamur tiram


4. Bagaimana budidaya jamur tiram

5 Bagaimana cara menentukan kapan harus memanen jamur tiram dan bagaimana cara
memanennya?

6. Tindakan pencegahan apa yang harus dilakukan agar budidaya jamur tiram tidak gagal?

7. Bagaimana cara mengatasi hama dan penyakit pada budidaya jamur tiram?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang penulis selidiki, tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui sifat-sifat jamur tiram.

2. Mengetahui kandungan gizi jamur tiram.

3 Pengetahuan tentang persiapan saat menanam jamur tiram.

4. Pelajari bagaimana jamur tiram tumbuh.

5. Mengetahui waktu dan waktu panen jamur tiram.

6. Ketahui apa yang harus diperhatikan saat menanam jamur tiram.

7. Mengetahui cara pengendalian hama dan penyakit pada budidaya jamur tiram.

1.4 Manfaat Penelitian

Penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua orang, baik secara teoritis maupun
praktis. Sehingga semakin banyak orang yang bisa membudidayakan kebun jamur dan mengurangi
pengangguran yang semakin hari semakin tidak terkendali.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Budidaya

Di bidang pertanian, budidaya adalah kegiatan yang dirancang untuk konservasi sumber daya hayati
dan dilakukan secara lokal untuk keuntungan/hasil tanaman. Budidaya adalah inti dari pertanian.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bercocok tanam adalah “usaha yang bermanfaat dan
berbuah”.
Budidaya adalah berbagai kegiatan untuk memanfaatkan dan memanfaatkan sumber daya alam
tumbuh-tumbuhan, oleh manusia dengan menggunakan modal, teknologi, atau sumber daya lain
untuk menghasilkan produk berupa komoditas yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. (PP RI
No. 18 Tahun 2010 tentang Usaha Budidaya Tanaman)

2.2 Definisi Jamur Tiram

Jamur tiram merupakan jamur yang sangat populer di masyarakat. Jamur tiram tidak hanya enak,
tetapi juga sangat bermanfaat bagi kesehatan fisik Anda. Bahan bergizi tinggi yang mengandung
berbagai asam amino esensial. Jamur juga mengandung senyawa lain yang penting untuk
pengobatan. Masyarakat Jepang dan Tionghoa mengetahui bahwa menu jamur sangat baik untuk
tubuh, sehingga sudah menjadi menu genetik. Konsumsi jamur diketahui meningkat di Indonesia
seiring dengan kebutuhan masyarakat akan pangan yang sehat dan terjangkau
(ganeshamicsoft.indojamur.com, 2010).

Jamur juga merupakan sumber vitamin seperti tiamin, niasin, biotin dan asam askorbat. Jamur
mengandung sedikit vitamin A dan D, tetapi jamur tiram putih mengandung ergosterol, prekursor
vitamin D. Jamur umumnya kaya akan mineral terutama fosfor dan mineral lain seperti kalsium dan
zat besi (Jamurtiramputih, Weblog.htm, 2008).

BAB III

ANALISIS MASALAH

3.1 Ciri-ciri Jamur Tiram

a) Ciri-ciri jamur tiram secara umum :

Ø Heterotrof.

Ø Multiseluler.

Ø Tubuh terdiri dari hifa, miselium dan tubuh buah.

Ø Miselium terbelah.

Ø Spora diproduksi oleh sel Basidium melalui reproduksi seksual.

Ø Reproduksi menghasilkan spora dan dilakukan dengan dua cara:

1) Aseksual : dilakukan bila kondisi lingkungan mendukung.


2) Seksual : dilakukan ketika kondisi lingkungan tidak mendukung.

∅Alat reproduksi seksual Basidiommycota berupa Basidium.

∅Basidium adalah badan yang muncul dari sel dan mengembang membentuk empat tonjolan.

∅Tonjolan sel induk dipisahkan oleh septa, dan akhirnya empat sel dengan basidiospora
berkembang.

∅ Basidia dikumpulkan dalam satu badan yang disebut basidiom.

∅ Bentuk topi Basidio bervariasi, ada yang seperti papan, seperti payung, seperti bola, dan ada juga
yang tidak beraturan.

b) Ciri-ciri Jamur Tiram Secara khusus:

∅ Tubuh buah jamur tiram mempunyai tangkai yang menjulur kesamping (latin : pleurotus)
menyerupai tiram (ostreatus), maka diberi nama binomial Pleurotus ostreatus.

∅Tutup jamur memiliki warna yang bervariasi dari hitam, abu-abu, coklat hingga putih, memiliki
permukaan yang hampir mulus, berdiameter 5 hingga 20 cm, dan memiliki tepi tutup yang halus dan
sedikit berlekuk.

∅ Selain itu, jamur tiram juga memiliki spora berbentuk batang berukuran 8–11 × 3–4 μm dan hifa
berwarna putih yang dapat tumbuh dengan cepat.

∅ Jamur tiram liar ditemukan hampir sepanjang tahun di hutan-hutan daerah sejuk.

∅Karena jamur tiram termasuk jenis jamur kayu, maka tubuh buahnya ditemukan bertumpuk-
tumpuk di permukaan batang kayu yang busuk atau ditebang.

Ø Jadi jika ingin membudidayakan jamur ini, perlu dibuat bahan yang menghargai habitat aslinya.

Ø Media yang biasa digunakan untuk budidaya jamur tiram adalah serbuk gergaji kayu yang
merupakan limbah dari penggergajian kayu.

Ø Substrat jerami juga dapat digunakan pada tahap budidaya jamur tiram tertentu.

Ø Jamur tiram membutuhkan sinar matahari yang lebih sedikit. Di tempat yang terlindung miselium
jamur, tumbuh lebih cepat dibandingkan di tempat terang dengan banyak sinar matahari.

3.2 Nilai Gizi Jamur Tiram

Menurut penelitian Sunan Pongsamart, Departemen Kimia, Churangkong University of Pharmacy,


jamur tiram mengandung : protein, air, kalori, karbohidrat, selebihnya adalah serat besi, kalsium,
vitamin B1 , Vitamin B2 dan Vitamin C.

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan bahan pangan bergizi tinggi protein, kaya vitamin dan
mineral, serta rendah karbohidrat, lemak dan kalori. Sedangkan untuk kandungan proteinnya cukup
tinggi, sekitar 10,5-30,4%. Komposisi dan nilai gizi per 100 gram jamur tiram adalah 367 kalori, 10,5-
30,4 persen protein, 56,6 persen karbohidrat, 1,7-2,2 persen lemak, 0,20 mg thiamin, 4,7-4,9 mg
riboflavin, 77,2 mg niasin, dan 314,0 mg kalsium. Jamur ini memiliki kandungan kalori 100 kJ/100
gram dan mengandung 72% lemak tak jenuh. Serat jamur sangat baik untuk pencernaan. Kandungan
seratnya mencapai 7,4-24,6%.

Nilai Gizi jamur tiram dari Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian. Protein rata-rata
adalah 3,5 hingga 4 berat basah. Dua kali asparagus dan kol sedang. Jika dihitung dengan berat
kering. Kandungan proteinnya berkisar antara 10,5 hingga 30,4%, sedangkan beras hanya 7,3%,
gandum 13,2%, kedelai 39,1%, dan susu 25,2%. Jamur tiram juga mengandung sembilan asam
amino: lisin, metionin, triptofan, treonin, valin, leusin, isoleusin, histidin, dan fenilalanin 20%. Daya
cernanya juga tinggi, mencapai 34-89%. Sifat nutrisi asam amino lengkap jamur menentukan nilai
gizinya. Jamur segar biasanya mengandung 85-89% kelembaban. Ini memiliki kandungan lemak yang
sangat rendah 1,08-9,4% berat kering dan terdiri dari asam lemak bebas, mono-digliserida, sterol
dan fosfolipid (Pilz Putih's Weblog.htm., 2008).

3.3 Persiapan Budidaya Jamur Tiram

Sebelum menanam, Anda perlu menyiapkan alat pendukung budidaya jamur tiram seperti Rumah
Karung Kumbung, Rak Kayu Karung, bibit jamur tiram, dan peralatan tanam. Bibit jamur tiram dapat
dibeli dari petani jamur tiram. Peralatan budidaya jamur tiram sangat sederhana dan terjangkau,
bahkan peralatan dapur pun bisa digunakan.

Optimalisasi hasil pada budidaya jamur tiram dataran rendah dapat dicapai dengan mengubah
bahan substrat dan dosisnya. Artinya, menambah atau mengurangi dosis masing-masing bahan dari
standar umum. Dalam usaha kecil, eksperimen untuk menentukan takaran bahan media sangat
penting untuk mendapatkan takaran yang tepat. Hal ini dikarenakan jamur yang tumbuh di
lingkungan tumbuh yang berbeda membutuhkan nutrisi dan media yang berbeda tergantung pada
kondisi lingkungan setempat. Kayu yang digunakan harus kayu keras, karena serbuk gergaji jenis ini
dapat meningkatkan hasil jamur tiram. Ini karena kayu keras mengandung lebih banyak selulosa,
yang dibutuhkan oleh jamur. Jenis kayu keras yang dapat digunakan sebagai media tumbuh jamur
tiram antara lain Sengon, Muranoki, dan Mahoni. Untuk mendapatkan serbuk gergaji, pembudidaya
perlu mendapatkannya di tempat penggergajian. Serbuk gergaji terlebih dahulu harus dikomposkan
agar dapat diurai menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh jamur sebelum dapat
digunakan sebagai media kultur. Proses pengomposan serbuk gergaji dilakukan dengan menutupnya
dengan plastik atau terpal selama 1-2 hari. Kenaikan suhu sekitar 50°C memungkinkan pengomposan
yang baik.

Kantong plastik bening tahan panas ukuran 20cmx30cm berfungsi sebagai wadah media campuran.
Komposisi media adalah 100 kg serbuk gergaji. Tepung jagung 10 kg; dedak halus atau dedak 10 kg;
kompos 0,5 kg; kapur 0,5 kg; dan air 50-60%. Ada dua hal yang harus diperhatikan sebelum
menanam bibit jamur. Yaitu sterilisasi bahan dan sterilisasi tas.

3.4 Cara Budidaya Jamur TiramCara Budidaya Jamur Tiram

Cara budidaya jamur tiram adalah sebagai berikut:


1. Ambil serbuk gergaji dan bersihkan. Bagian besar dan tajam ditolak karena dapat merusak
substrat plastik.

2. Bahan-bahan yang ada dicampur dalam jolan/baskom plastik sesuai dengan komposisi dosisnya.
Aduk hingga rata, hindari gumpalan. Campur bahan-bahan berikut untuk 100 log.

Serbuk gergaji 10,5 kg

Tepung jagung 0,6 kg

Dedak 21 kg

TSP 1 kg

3 kapur di tambahkan air secukupnya.

3. Tuang campuran bahan ke dalam plastik transparan dengan ukuran 20 x 35 cm dan ketebalan 0,5.
Media harus dipadatkan untuk membentuk loh yang tepat. Medium yang baik memiliki kerapatan
yang seragam. Ingatlah untuk menyodok bagian bawah plastik dengan jari telunjuk Anda untuk
memasaknya. Hal ini dilakukan agar bahan yang diletakkan dan dipadatkan tetap pada tempatnya
(tidak miring). Sisakan sekitar 15 cm agar mudah diikat tanpa berlebihan.

4. Setiap log beratnya 1,2 kg.

5. Balikkan ujung plastik cincin yang tersisa dan ikat lubang plastik dengan karet gelang tahan panas.

6. Tutupi mulut batang kayu dengan kapas, tutupi lagi dengan kertas dan ikat dengan karet gelang.

7. Log media telah dibungkam selama 12 jam.

8. Hitung waktu seduhan setelah air dalam drum mendidih.

9. Setelah pengukusan selesai, media dikeluarkan dari drum. Lalu diamkan di tempat kedap udara
selama 8 jam atau sampai dingin. Pembibitan sekarang akan dilakukan.

10. Tanam benih setelah media mendingin. Caranya :

 Penanaman benih dilakukan di ruangan tertutup.


 Semprotkan isi ruangan dengan alkohol 95 %.
 Gunakan sarung sarung tangan dan semprot dengan alkohol 95%
 Media inokulasi dipegang di depan tangan kiri untuk memudahkan
penanaman bibit. Benih yang akan ditanam dipegang di depan dekat tangan kanan. Umbi
capsicum disimpan di antara media tanam dan benih.
 Lepaskan karet, kertas penutup dan kapas penutup media.
 Masukkan 3 sendok makan bibit untuk 1 log media.
 Setiap gerakan sendok yang , dipanaskan dengan api lampu spiritus.
 Lapisi kembali media benih dengan kapas.
 Benih cepat disemai, tetapi hati-hati.

11. Media benih disimpan di rak.

12 Diamkan hingga seluruh media penuh dengan pemijahan jamur.


13. Miselium tumbuh dan mengisi log media. Setelah semua batang sedang ditutupi miselium, tutup
kapas dan cincin di bagian atas batang dibuka.

14 Kelembaban sekitar dipertahankan dengan menyemprotkan nebulizer.

15. Tubuh buah yang sudah mekar seluruhnya dapat dipanen

3.5 Ciri–ciri Jamur Siap Panen dan Cara Memanen Jamur Tiram

a. Penentuan waktu panen

Panen dilakukan jika bentuk dan ukuran tubuh buah jamur sudah optimal, cukup besar, namun
belum mekar penuh. Pemanenan biasanya dilakukan dua sampai lima hari sejak munculnya bakal
buah jamur. Cepat tidaknya jamur mencapai ukuran optimal sangat dipengaruhi tempat. Pemanenan
dapat dilakukan setiap waktu, baik pagi, siang, sore maupun malam hari. Panen biasanya tergantung
pada pemetik pasar atau kuli angkut, tetapi panen pagi hari bisa membuat jamur tetap segar.

b.Cara Memanen Jamur Tiram

Cara memanen jamur adalah dengan merobek rumpun jamur yang ada. Saat memanen, jangan
memilih yang lebih besar dan meninggalkan yang lebih kecil. Jika dibiarkan akan tumbuh tidak
maksimal bahkan terkadang mati. Demikian pula bagian batang yang menembus batang tanaman
juga harus dibuang.

Batang tanaman harus bebas dari sisa jamur. Jika tidak, residu akan membusuk dan batang tanaman
akan membusuk. Setelah dicuci, turunkan selongsong plastik pada batang tanaman untuk memberi
ruang bagi tubuh buah untuk tumbuh kembali

3.6 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya jamur tiram

a.Kelembaban lingkungan budidaya jamur tiram

Kelembaban lingkungan budidaya jamur tiram sangat mempengaruhi hasil panen jamur tiram
selanjutnya. Daerah dengan kelembapan tinggi biasanya menghasilkan jamur tiram yang lebar.
Tetapi jika Anda tidak berada di lahan basah, jangan berkecil hati. Semua bisa dihindari. Area
tumbuh jamur dapat dilembabkan dengan menyemprot tanah dengan air untuk jangka waktu
tertentu untuk menjaga tingkat kelembaban konstan (jamur tidak memerlukan media tanam). Ini
mempertahankan tingkat kelembaban dan mempertahankan sirkulasi. Tingkatkan kelembapan
dengan alang-alang atau atap jerami. Jendela dipasang pada ketinggian 30 cm di atas tanah, dan
jendela dibuka pada malam hari untuk memperlancar sirkulasi udara.

b.Pengenalan Fisiologis Jamur Tiram


Sebagai jamur yang dapat dimakan, jamur tiram memiliki bentuk yang khas. Jamur tiram tumbuh
dengan baik pada kisaran suhu 25-30°C.

c. Bibit Jamur Tiram

Media tanam jamur tiram, terbuat dari kayu, serbuk gergaji, ampas tebu, atau sekam. Namun jika
ingin menanam jamur lebih mudah, Anda bisa membeli media tanam dan bibit tanaman langsung
dari peternakan jamur tiram.

d. Rumah Budidaya Jamur Tiram

Merupakan rumah jamur yang dibuat dengan memperhatikan kestabilan kelembaban udara. Buat
beberapa tingkatan untuk tempat media tumbuh jamur tiram. Misalnya, aplikasi yang membutuhkan
sekitar 500 hingga 1.000 pohon kasar membutuhkan bangunan berukuran 6m x 4m x 4m, dan bahan
yang dibutuhkan untuk membangun rumah jamur adalah tiang dari bambu atau kayu yang
diawetkan. , kasau.

Contoh Pengendalian Suhu pada Budidaya Jamur Tiram

Suhu ini sangat penting untuk menjaga kestabilan kelembaban. Faktor lingkungan inilah yang
nantinya berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi jamur tiram. Dalam hal ini, faktor
lingkungan harus diperhitungkan saat merawat substrat tanaman. Selama pertumbuhan benih (serat
seperti benang kapas atau miselium) suhu diatur pada 28-30 °C. Untuk pertumbuhan tubuh buah
jamur hingga panen, suhu diatur pada 26-28 °C. Kelembaban sekitar 90% selama masih ada
pertumbuhan bibit dan pertumbuhan tubuh buah. Karena ketidakhadirannya, substrat tanaman
mengering. Lantai ruangan sebaiknya disiram air bersih pada pagi dan sore hari untuk menjaga
tingkat kelembapan.

f. Kapan Panen Jamur Tiram

Jamur tiram dapat dipanen kurang lebih 40 hari setelah tanam. Jamur tiram dapat dipanen setiap
hari hingga habis, namun 4 hingga 8 kali biasanya merupakan hasil terbaik. Media tanam kemudian
dibuang dan diganti dengan media segar untuk budidaya jamur tiram berikutnya.

3.7 Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Budidaya Jamur Tiram

Selain perawatan kantong, budidaya jamur tiram memerlukan perlakuan untuk mencegah atau
mengendalikan hama dan penyakit yang dapat menyerang jamur tiram. Hama dan penyakit yang
menyerang jamur tiram tentunya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan jamur itu sendiri.
Prevalensi hama dan penyakit tergantung pada tempat budidaya.

a. Hama jamur tiram


1. Ulat

Ulat merupakan hama yang paling banyak dijumpai pada budidaya jamur tiram. Ada tiga faktor yang
berkontribusi terhadap perkembangan hama ini: kelembaban, sisa-sisa akar/kumbang dan sisa-sisa
batang jamur, jamur yang tidak dipanen dan lingkungan yang tidak bersih. Kelembaban yang terlalu
tinggi menyebabkan
Ulat. Oleh karena itu, ulat bulu lebih mungkin terjadi saat musim hujan. Pencegahan adalah solusi
terbaik untuk mengendalikan hama ini dengan mengatur sirkulasi udara. Caranya adalah dengan
mengebor lubang sirkulasi dan menghentikan sementara proses penyiraman.

Akar jamur yang tertinggal di kayu karung saat dipanen dapat menelurkan hewan kecil seperti kepik.
Kepik ini bertanggung jawab atas munculnya hama ulat. Sebaliknya, karena jamur tidak keluar,
mungkin ada sisa, sehingga saat dipanen akan lepas dan membusuk. Ini memprovokasi munculnya
ulat. Saat memanen balog sebaiknya diperhatikan kebersihannya agar tidak ada tangkai, tangkai
atau jamur yang tertinggal.

2. Semut, Laba-laba dan Cleckets

Hama semut dan laba-laba dapat dimusnahkan secara mekanis dengan membongkar sarang dan
menuangkan minyak ke atasnya. Secara kimiawi, hama ini dapat dikendalikan dengan penyemprotan
insektisida. Cara ini merupakan cara terakhir dan usahakan untuk menghindari penggunaan
insektisida jika serangan tidak parah karena produk jamur merupakan produk organik. Keuntungan
jika pemberantasan hama serangga dilakukan dengan cara mekanis antara lain, dapat memangkas
biaya selama perawatan dan juga ramah lingkungan. Sementara itu hama kleket kerap dijumpai
pada mulut baglog. Untuk mengendalikannya juga dilakukan dengan cara mekanis, yaitu
mengambilnya dengan tangan.

3. Pertumbuhan Jamur atau Jamur Lainnya

Jamur lain yang sering mengganggu jamur tiram adalah Mucor sp., Rhizopus sp., Penicillium sp. dan
Aspergillus. Di kapal atau backlog. Serangan jamur ini bersifat patogen dan ditandai dengan
munculnya miselium berwarna hitam, kuning dan hijau serta munculnya lendir pada substrat.
Miselium menghambat pertumbuhan jamur tiram atau tidak memungkinkan tumbuh sama sekali.
Penyakit dapat disebabkan oleh lingkungan dan peralatan jika media tanam tidak bersih atau jika
lingkungan kumbung lembab. Untuk mengatasi penyakit ini perlu menjaga kebersihan lingkungan
dan peralatan pada saat pembuatan media dan tanaman. Kelembaban di dalam kumbung juga diatur
agar tidak berlebihan. Penyakit ini dapat mempengaruhi kantung yang terbuka atau masih tertutup.
Baglog yang diserang harus segera dimusnahkan dengan mengeluarkannya dari Kumbung dan
kemudian membakarnya.

BAB IV

PENUTUP
4.1. KESIMPULAN

Membudidayakan jamur tiram tidaklah mudah, perlu melalui beberapa tahapan dan diperlukan
kesabaran, ketekunan dan ketekunan agar jamur tidak terserang hama dan penyakit yang dapat
mengakibatkan gagal panen. Keberhasilan budidaya jamur terletak pada petani yang menjaga
kebersihan jamur. Mulai dari menyiapkan jamur untuk ditanam, mensterilkan bahan, mensterilkan
bugbog hingga menanam bibit jamur di bugbog, petani membutuhkan lebih dari sekedar
menstabilkan suhu di ruang tumbuhnya untuk hasil yang maksimal atau jamur besar yang bagus.
Dijual di pasar.

Jamur tiram dipanen 30 hari setelah pembibitan dimulai. Atau setelah 2-3 minggu sampai buah
terbentuk. Setelah panen, jamur tiram terlebih dahulu harus dipilah untuk memisahkan hasil yang
besar dan kecil. Biasanya hasil yang besar dijual langsung di pasaran oleh petani, namun untuk hasil
yang kecil petani mengolah jamur lebih lanjut, misalnya diolah menjadi makanan seperti keripik.
Jamur, yang dijual di sekitar budidaya. Pengemasan jamur tiram yang dijual dipasaran menggunakan
plastik kedap udara sehingga memungkinkan untuk penyimpanan jangka panjang dan dapat
disimpan di lemari es agar tetap segar jika tidak laku.

4.2. Proposisi/ Saran

Sebagai anak muda atau mahasiswa, Anda harus tahu cara menanam jamur tiram. Budidaya jamur
harus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pasar dan mengurangi pengangguran saat ini.
Kegiatan pengasuhan harus diperkenalkan kepada generasi muda dan siswa. Hal ini dapat dilakukan
melalui intervensi orang tua, sekolah dan masyarakat sekitar.

DAFTAR PUSTAKA

http://penjagagunung.wordpress.com/2013/05/30/teknik-dan-cara-budidaya-jamur-tiram/

http://bestbudidayatanaman.blogspot.com/2013/01/Panduan-Budidaya-Jamur-Tiram-dan-
Penjelasan-Tata-caranya.html

http://newknowledgehere.blogspot.com

http://tavidibm.blogspot.com

https://newknowledgehere.blogspot.co.id/

https://kubunghortikultura.wordpress.com/2011/09/02/budidaya-jamur-tiram-laporan-pkl/

Anda mungkin juga menyukai