Anda di halaman 1dari 1

Jamur tiram (Pleurotus sp) merupakan salah satu jenis jamur kayu yang biasa

dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, selain karena kandungan nutrisinya yang tinggi,
jamur tiram dapat diolah dalam berbagai ragam makanan, seperti oseng-oseng dan keripik.
Ciri dari tumbuhan jamur ini memiliki tubuh buah yang tumbuh mekar membentuk corong
dangkal seperti kulit kerang (tiram). Tubuh buah jamur ini memiliki tudung (pileus) dan
tangkai (stipe atau stalk). Pileus berbentuk mirip cangkang tiram berukuran 5 cm -15 cm dan
permukaan bagian bawah berlapis-lapis seperti insang berwarna putih dan lunak. Tangkainya
dapat pendek atau panjang (2cm-6cm). Salah satu yang menjadikan jenis jamur ini banyak
diminati oleh masyarakat di Indonesia adalah karena kanndungan nutrisinya. Kandungan
nutrisi yang dimiliki jamur tiram putih setiap 100 gram berat kering adalah 128 kalori, dan
protein 16 gram lemak 0,9 gram, karbohidrat 64,6 mg, kalsium 51 mg, zat besi 6,7 mg,
vitamin B 0,1 mg. Hal inilah yang menjadi faktor mengapa banyak orang membudidayakan
jamur tiram.

Potensi jamur tiram sangat bagus, sehingga banyak dari penduduk yang kemudian
mulai membudidayakan jamur tiram putih ini. Budidaya jamur biasanya menggunakan media
serbuk gergaji. Selain serbuk gergaji ada beberapa media yang dapat digunakan untuk
budidaya jamur tiram, antara lain substrat kayu, ampas tebu atau sekam. Pembiakan jamur
tiram biasanya menggunakan baglog yang didalamnya sudah terdapat media dan nutrisi yang
mendukung pertumbuhan jamur. Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam
pembudidayaan jamur tiram yaitu internal dan eksternal. Faktor internal yang sangat
mempengaruhi adalah nutrisi di dalam media jamur tiram. Media harus mengandung
selulosa, hemiselulosa, lignin, vitamin, mineral, nitrogen, fosfor, dan kalium serta
karbohidrat, lemak. dan protein. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi adalah pH,
kadar air, kelembaban, suhu, dan intensitas cahaya. Media tanam yang digunakan pada
umumnya adalah serbuk gergaji, dedak atau bekatul, tepung jagung dan kapur pertanian.

Kelembaban merupakan salah satu syarat penting bagi pertumbuhan jamur tiram.
Faktor ini dapat memengaruhi pertumbuhan jamur tiram, bahkan pengaruhnya bisa sebesar
90 persen. Kelembapan lingkungan harus selalu terjaga agar tidak menyebabkan susbtrat
tanaman mengering ataupun mengalami kebusukan. Kelembaban yang diperlukan dalam
budidaya jamur tiram  80 – 90%dengan keadaan air pada substrat tanaman antara 60-65%.
Kelembaban ini akan sangat berpengaruh terhadap suhu yang optimal untuk pertumbuhan
dan perkembangan jamur. Untuk menjaga kelembaban agar tetap dalam kondisi yang sesuai
dengan kebutuhan, biasanya dilakukan dengan penyemprotan air bersih di sekitar ruangan

Anda mungkin juga menyukai