Anda di halaman 1dari 10

PERENCANAAN BUDIDAYA JAMUR SHIITAKE

( Lentinula edodes )

DIVA AMANDA
140410200013
BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

DOSEN PENGAMPU : Dra. Betty M. MT

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Jamur merupakan organisme yang menyerupai tumbuhan tetapi tidak dapat
berfotosintesis dan tidak mempunyai klorofil. Jamur termasuk ke dalam organisme dengan
sel eukariotik, ada yang berupa uniseluler maupun multiseluler. Jamur berifat heterotrof,
dapat berupa saprofit, parasite, ataupun simbiosis dalam mendapatkan makanan. Tubuh
jamur terdiri dari hifa (septa dan asepta) yang berfungsi sebagai alat penyerap makanan dan
juga sebagai alat reproduksi. Proses reproduksi jamur dapat terjadi secara aseksual, dengan
cara fragmentasi, tunas, dan spora, serta seksual, dengan cara peleburan hifa. Jamur dapat
bertahan hidup pada berbagai lingkungan dengan media yang berbeda-beda, serta
memperoleh makanannya dari media tempat jamur tersebut tumbuh. Jamur juga dapat hidup
pada sisa tumbuhan atau hidup melekat pada organisme lain. Jamur memiliki kemampuan
dan fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan lingkungan yang ditinggalinya. (Valencia &
Meitiniarti, 2017)
Tipe ekosistem yang dapat ditumbuhi jamur adalah hutan, karena hutan memiliki tingkat
kelembapan yang tinggi sehingga jamur mudah beradaptasi. Jamur merupakan salah satu
keunikan yang memperkaya keanekaragaman jenis mahkluk hidup. (Annissa, Ekamawati, &
Wahdina, 2017) Indonesia yang beriklim tropis juga menjadi salah satu wilayah strategis
sebagai tempat tumbuhnya jamur, sehingga jamur juga menjadi salah satu keanekaragaman
hayati yang dimiliki oleh Indonesia. Fungsi ekologis jamur umumnya adalah sebagai
dekomposer, tetapi jamur juga dapat bermanfaat sebagai sumber makanan yang dapat
dimakan oleh manusia. Beberapa jenis jamur yang dapat dimakan dan cukup popular
budidayanya di Indonesia adalah jamur kancing, jamur tiram, jamur merang, jamur shiitake,
dan masih banyak jenis jamur lainnya.
Jamur-jamur yang telah disebutkan di atas selain mempunyai rasa yang lezat, jamur-
jamur tersebut juga memiliki khasiat yang bermanfaat bagi tubuh yang mengonsumsinya
karena mengandung berbagai macam nutrisi, beberapa di antaranya adalah serat, protein,
karbohidrat, protein, lemak, fosfor, dan juga beberapa senyawa lainnya, seperti selenium dan
antioksidan. Dengan kekayaan nutrisi yang terkandung di dalam jamur, jamur dapat sangat
bermanfaat untuk dikomsunsi secara bijak karena dapat menjaga kesehatan pencernaan
dengan tingginya serat yang terkandung di dalam jamur; meningkatkan sistem kekebalan
tubuh karena mengandung beta glucan (di dalam jamur tiram dan shiitake), semacam
glukosa yang dapat mengoptimalkan sistem kekebalan tubuh; menurunkan kolesterol dan
mencegah hipertensi; menangkal radikal bebas dan manfaat jamur yang lainnya. Namun,
perlu diketahui juga bahwa tidak semua jamur dapat dikonsumsi, karena ada beberapa jenis
jamur yang berbahaya seperti deadly dapperling (Lepiota brunneoincarnata) dan jamur
kotoran sapi. Jamur-jamur tersebut dapat menimbulkan risiko jika dikonsumsi oleh manusia,
seperti halusinasi, alergi, sampai keracunan.
1.2. Jamur Shiitake
Jamur shiitake yang mempunyai nama latin Lentinula edodes sendiri merupakan salah
satu jenis jamur yang dapat digunakan sebagai bahan pangan. Jamur ini mula-mula tumbuh
dan berkembang di Asia Timur, sampai akhirnya sudah mendunia di zaman sekarang ini.
Pemanfaatan Jamur shiitake banyak kita temukan di dalam tumisan, masakan berkuah,
bahkan jajanan favorit anak muda zaman sekarang yaitu dimsum. Jamur shiitake memiliki
ciri-ciri sebagai berikut; berwarna putih di bagian batang dan cokelat di bagian kepala;
bentuk batangnya melengkung; dan payungnya terbuka lebar. Jamur ini dapat menimbulkan
bau tidak sedap jika tidak disimpan di dalam lemari es.

Gambar 1.1. Jamur shiitake Gambar 1.2. Jamur shiitake


Sumber: idntimes.com Sumber: sehatq.com

Jamur shiitake juga memiliki kandungan-kandungan yang bermanfaat bagi yang


mengonsumsinya. Setiap 15 gram jamur shiitake yang dikonsumsi mengandung 4 kalori yang
berasal dari serat, gula, serta protein. Sxelain itu, dalam takaran yang sama, jamur shiitake
dapat memenuhi kebutuhan asupan vitamin dan mineral harian tubuh, di antaranya:
 Vitamin B2 – mencukupi 11% kebutuhan harian
 Vitamin B3 – mencukupi 11% kebutuhan harian
 Vitamin B5 – mencukupi 33% kebutuhan harian
 Vitamin B6 – mencukupi 7% kebutuhan harian
 Vitamin D – mencukupi 6% kebutuhan harian
 Selenium – mencukupi 10% kebutuhan harian
 Tembaga – mencukupi 39% kebutuhan harian
 Mangan – mencukupi 9% kebutuhan harian
 Zinc – mencukupi 8% kebutuhan harian
 Folat – mencukupi 6% kebutuhan harian

Dengan berbagai macam kandungan yang kaya akan nutrisi tersebut, pengonsumsian
jamur shiitake dapat sangat bermanfaat bagi tubuh. Beberapa manfaat dan khasiatnya adalah
menjaga kesehatan jantung, mencegah kanker, mencegah obesitas, menjaga kesehatan otak, dan
juga manfaat-manfaat lainnya.

1.3. Tujuan
 Mengetahui lebih banyak tentang jamur shiitake
 Mempelajari dan memahami cara budidaya jamur shiitake
 Mempelajari strategi wirausaha dalam bidang jamur-jamuran
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Perencanaan Budidaya Jamur Shiitake

Jamur shiitake termasuk ke dalam jenis jamur yang cukup mudah untuk dibudidayakan.
Jamur ini umumnya tumbuh pada batang kayu yang sudah lapuk dengan masa pertumbuhan
selama 6-12 bulan. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, budidaya jamur shiitake sudah
dapat dilakukan memakai media buatan dengan masa pertumbuhan selama 3 bulan.

 Pembuatan Rumah Jamur/Kumbung


Ukuran kumbung ini harus disesuaikan dengan kebutuhan dengan mempertimbangkan
jumlah log/substrat tanam yang akan dibudidayakan. Bangunan kumbung dapat dibuat
dari kayu atau bambu dengan lantai dari bata merah/batako. Untuk budidaya jamur
shiitake, dindingnya dapat terbuat dari dua lembaran plastik jaring (kain kasa) berukuran
kecil dan berwarna gelap.
 Alat dan Bahan Budidaya Jamur Shiitake

ALAT BAHAN

- Baglog (dari media tanam) - Bibit F1 jamur shiitake - Air


- Wadah pengukus - Serbuk gergaji kayu - Sukrosa
- Silet - Bekatul - Alkohol
- Sprayer - Kapur

 Tahapan Budidaya/Produksi Jamur Shiitake


1. Menyiapkan bibit jamur shiitake yang berkualitas.
2. Menyiapkan media tanam. Jamur shiitake membutuhkan serbu gergaji kayu (80-
90%), bekatul (5-15%), kampur (1%), air secukupnya sampai kandungan airnya
mencapai 65%, dan tambahan biji-bijian seperti sukrosa, mikroelemen, dan vitamin
dengan presentase sebesar 1-2%
3. Proses fermentasi media melalui pengomposan atau pelapukan. Proses ini dilakukan
selama 4-6 hari dan setiap harinya harus dilakukan pembalikan hingga medianya
berubah warna menjadi cokelat sampai kehitaman. Proses ini berfungsi untuk
mematikan jamur liar dan mempercepat pertumbuhan jamur.
4. Media yang sudah difermentasi dimasukkan ke dalam kantong baglog dan disterilkan
dalam wadah pengukus untuk menghindari kontaminasi pada media tanam. Panas uap
air harus bersuhu 95-110 derajat celcius dan proses berlangsung selama 8-10 jam.
Jika suhu sudah mencapai 100 derajat celcius, suhu dipertahankan selama 5 jam agar
proses berjalan dengan sempurna. Setelah baglog disterilkan, diamkan selama 24 jam
sampai suhunya kembali normal.
5. Proses inokulasi (penanaman)
- Semprotkan bibit F1 dengan alkohol.
- Panaskan kapas penutup botol pada api spirtus hingga sebagian kapas terbakar.
- Lepaskan kapas penyumbat botol bibit F1, kemudian aduk menggunakan kawat
yang telah disterilkan.
- Tanam bibit di leher baglog hingga terisi penuh, kemudian tutup kembali baglog
menggunakan kapas.
6. Proses inkubasi, dilakukan agar bibit yang telah ditanam dapat segera ditumbuhi
miselium.
- Dilakukan pada suhu ruangann 24-28 derajat celcius dan kelembapan sekitar 95-
100%, kapasitas cahaya sebesar 20-100 lux.
- Proses ini dilakukan selama 30-50 sampai miselium tumbuh hingga setengah
permukaan baglog.
7. Jika miselium sudah tumbuh memenuhi permukaan baglog, maka baglog jamur sudah
siap untuk dibudidayakan di dalam ruang kumpung jamur.
8. Lubangi baglog menggunakan silet yang sudah disterilkan kemudian pastikan suhu
ruangan kumbung sekitar 16-18 derajat celcius dengan tingkat kelembapan 60-80%
dan kapasitas cahaya 500-2.000m lux.
9. Lakukan proses penyiraman rutin menggunakan sprayer selama proses budidaya
berlangsung untuk mempercepat pertumbuhan jamur.
2.2. Perawatan Panen dan Pascapanen Budidaya Jamur Shiitake

Panen jamur shiitake dapat dilakukan lebih dari 5 kali dalam kurun waktu 5-8
bulan tergantung pada cara pemeliharaan atau penyiraman jamurnya, kebersihan
kumbung dan juga strain yang digunakan. Pengawetan jamur dapat dilakukan dengan
cara pengeringan, pengasapan, dan pemberian senyawa kimia selerti garam dapur, asam
sitrat, sulfide, K-bikarbonat, dan K-meta-bisulfida)

2.3. Analisis Biaya

Alat/Bahan Biaya Keterangan


Wadah pengukus - Tersedia di rumah
Silet - Tersedia di rumah
Sprayer Rp10.000 Ukuran 500ml
Bibit F1 jamur shiitake Rp50.000 Per botol
Serbuk gergaji kayu Rp5.000 Per kilogram
Bekantul Rp22.000 200 gram
Kapur Rp4.000 1 box
Sukrosa Rp25.000 50 gram
Air - Tersedia di rumah
Alkohol Rp14.000 96%, 1 liter
TOTAL Rp130.000

2.4. Perkiraan Harga Jual dan Keuntungan

 Harga Jual
Bahan-bahan media tanam tersebut dapat menghasilkan sampai 2-3 buah baglog, satu
buah baglog dapat menghasilkan kurang lebih 450 gram jamur shiitake, sehingga dengan
3 baglog sudah dapat dihasilkan kurang lebih 1 kg jamur shiitake, sedangkan bahan
lainnya dapat digunakan untuk jangka panjang. Maka, jika kita hanya menggunakan
harga untuk bahan-bahan baglognya saja, dibutuhkan biaya Rp56.000 untuk
membudidayakan 1 kg jamur shiitake dengan biaya total Rp130.000.
Jika mengikuti harga pasaran, dapat ditentukan perkiraan harga jual jamur shiitake per
250 gramnya adalah Rp70.000. Jika 1.000 gram menjadi 70.000 x 4 = Rp280.000.
 Keuntungan
Karena tersedia 1.000 gram untuk biaya Rp130.000, maka keuntungan total yang
didapatkan jika terjual 1.000 gram (1kg) jamur shiitake adalah
Rp280.000 – Rp130.000 = Rp150.000
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Budidaya jamur shiitake dapat menghasilkan omset yang besar di zaman sekarang jika
dilakukan dengan niat dan usaha yang sepadan. Meskipun sudah ada teknik yang lebih mudah
untuk menumbuhan jamur shiitake ini, tetapi kita harus tetap berhati-hati karena terdapat
beberapa tantangan dalam melakukan budidaya jamur shiitake, salah satunya adalah takaran-
takaran yang dibutuhkan untuk pembuatan media tanam harus pas dan memenuhi aturan. Suhu
ruangan, kelembapan, dan intensitas cahaya juga harus sangat diperhatikan agar proses
pertumbuhan jamur berlangsung dengan cepat dan tepat. Dengan dilakukannya pembudidayaan
jamur, diharapkan produksi jamur shiitake di Indonesia dapat lebih berkembang sehingga dapat
mengurangi jumlah ekspor dari negara lain dan dapat meningkatkan penghasilan negara. Di
ssamping itu juga, jamur harus lebih banyak dibudidayakan karena manfaat dan khasiatnya
sangat banyak, sehingga masyarakat dapat mengonsumsi jamur melalui akses yang lebih mudah.
DAFTAR PUSTAKA

Annissa, I., Ekamawati, H. A., & Wahdina. (2017). KEANEKARAGAMAN JENIS JAMUR MAKROSKOPIS DI
ARBORETUM SYLVA UNIVERSITAS TANJUNGPURA. Jurnal Hutan Lestari, 5(04). Retrieved on
December 21, 2020, from http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmfkh/article/view/22874/18136

Valencia, P. E., & Meitiniarti, V. I. (2017). ISOLASI DAN KARAKTERISASI JAMUR LIGNINOLITIK SERTA
PERBANDINGAN KEMAMPUANNYA DALAM BIODELIGNIFIKASI. Scripta Biologica, 4(03).
Retrieved on December 21, 2020, from
https://journal.bio.unsoed.ac.id/index.php/scribio/article/view/449

(Website) Retrieved on December 21, 2020, from https://berbisnisjamur.com/budidaya-jamur-shiitake/

(Website) Retrieved on December 21, 2020, from https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/5-manfaat-


mengejutkan-dari-jamur-shitake/#:~:text=Kandungan%20nutrisi%20pada%20jamur
%20shitake&text=Vitamin%20B2%20%E2%80%93%20mencukupi
%2011%25%20kebutuhan,B6%20%E2%80%93%20mencukupi%207%25%20kebutuhan%20harian

Anda mungkin juga menyukai