Anda di halaman 1dari 23

PROJEK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

DI SMA NEGERI 1 RANTAU BAYUR

Guru Pembimbing : Maya Oktarina.,S.Pd

Oleh :
Ketua anggota :

Indriyani

Anggota : Dwi delza,


Imel Putri,
Winda desinta,
rastanda mania

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUASIN


SMAN 1 RANTAU BAYUR
TAHUN PELAJARAN 2022-2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jamur merupakan tanaman yang tidak mempunyai klorofil sehingga tidak bisa
melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Jamur digolongkan
sebagai tanaman heterotrofik, karena jamur hidup dengan cara mengambil zat – zat
makanan, seperti selulosa, glukosa, lignin, protein, dan senyawa pati dari organisme lain.
Jamur telah dikenal dan populer sebagai bahan makanan lezat sejak abad XIV Masehi.
Jamur dinilai mengandung karbohidarat, berbagai mineral seperti kalsium, kalium, fosfor,
dan besi serta vitamin B, B12 dan C. Kandungan protein (10,5-30,4%) yang terdapat pada
jamur lebih tinggi dibandingkacnomdmenigt aton ubasehran makanan lain yang juga
berasal dari tanaman, yakni protein jamur dua kali lebih tinggi daripada asparagus dan
kentang, empat kali lebih tinggi daripada wortel dan tomat dan enam kali lebih tinggi
daripada jeruk.
Jamur tiram (P. ostreatus) mempunyai kandungan gizi yang cukup besar sehingga
bermanfaat bagi kesehatan manusia. Jamur tiram enak dimakan dan dipercaya
mempunyai khasiat obat untuk berbagai penyakit, seperti lever, diabetes, anemia, sebagai
antiviral dan anti kanker, menurunkan kadar kolesterol, meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap serangan polio dan influenza serta kekurangan gizi. Selain itu, jamur tiram juga
dipercaya mampu membantu penurunan berat badan karena berserat tinggi dan membantu
pencernaan (Sunarmi dan Cahyo, 2010).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pakar jamur di Departemen Sains Kementrian
Industri Thailand bebarapa zat yang terkandung dalam jamur tiram atau Oyster
mushroom adalah protein (10,5-30,4%); karbohidrat 50,59 %; serat 1,56 %; lemak 0,17 %
dan abu 1,14 %. Selain kandungan ini, Setiap 100 gram jamur tiram segar ternyata juga
mengandung 45,65 kalori; 8,9 mg kalsium: 1,9 mg besi; 17,0 mg fosfor. 0,15 mg Vitamin
B1; 0,75 mg vitamin B2 dan 12,40 mg vitamin C (Suharjo, 2007).
Budidaya jamur tiram mampu mendatangkan keuntungan yang sangat menggiurkan
baik dilakukan dalam skala kecil maupun besar. Hal ini tidak lepas dari tingginya
permintaan dan nilai jual dari jamur tiram. Kegiatan budidaya jamur tiram di Indonesia,
masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan kebutuhan atau permintaan dari
konsumen tiap harinya. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan permintaan jamur tiram yang
setiap tahunnya mengalami peningkatan. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS)
tahun 2008 kebutuhan masyarakat terhadap jamur tiram untuk kota Yogyakarta
membutuhkan 200 - 250 kg per hari, Semarang 350 kg per hari, Bandung 500 kg per hari,
Tasikmalaya 300 kg per hari, Tangerang 3.000 kg per hari. Kebutuhan tersebut hanya
untuk memenuhi permintaan jamur tiram segar saja.
1.2 Pembatasan
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka dalam laporan ini
perluadanya pembatasan masalah agar pengkajian masalah dalam laporan ini dapat
lebih terfokus dan terarah. permasalahan laporan ini dibatasi pada penelusuran mengenai
budi daya jamurtiram.

1.3 Perumusan Masalah
Berkaitan dengan uraian pada latar belakang diatas, maka permasalahan yang
dikemukakandalam makalah ini adalah sebagai berikut, yakni :
1. Apa Morfologi dan Klafikasi Jamur Tiram?

2. Apa saja syarat tumbuh Tanaman Jamur Tiram?\.

3. Bagaimana cara membudidayakan Tanaman Jamur Tiram?.

4. Bagaimana cara memanen Jamur Tiram?

5. Apa manfaat Jamur Tiram ?

1.4 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka
penulisan ini bertujuan :
1. Untuk Mengetahui Lebih Dalam Tentang Morfologi dan Klafikasi Jamur Tiram

2. Untuk Mengetahui Lebih Dalam Tentang Syarat Tumbuh Jamur Tiram

3. Untuk Mengetahui Lebih Dalam Tentang Manfaat Jamut Tiram

4. Untuk Mengetahui Lebih Dalam Tentang Cara Untuk Membudidayakan jamur


tiram

5. Untuk Mengetahui Lebih Dalam Tentang Cara Memanen jamur tiram


BAB II

PEMBAHASAN

 Taksonomi dan Morfologi Jamur Tiram

o Super kingdom : Eukaryota

o Kingdom : Myceteae (fungi)

o Divisio: Amastigomycota

o Sub Divisio : Basidiomycotae

o Kelas : Basidiomycetes

o Ordo : Agaricales

o Famili : Agaricaeae

o Genus : pleurotus

o Spesies : pleurotus sp

Nama jamur tiram (pleurotus sp) di berikan karena bentuk tudung jamur ini agak

membulat, lonjong, dan melengkung menyerupai cankang tiram. Permukaan tundung

jamur tiram licin, agak berminyak jika lembap, dan tepiannya bergelombang diameternya

mencapai 3-15 cm. (Parjimo dan Agus Andoko. 2007:9)

Batang atau tangkai jamur tiram tidak tepat berada ditengah tudung, tetapi agak

ke pinggir. Tubuh buahnya membentuk rumpun yang memilii banyak percabangan dan

menyatu dalam satu media. Jika sudah tua, daging buahnya akan menjadi liat dan keras.

Warna jamur sering di sebut dengan oyster mushroom ini ber-macam-macam, ada yang

putih, abu-abu, cokelat dan merah. Di indonesia, jenis yang paling banyak di

budidayakan adalah jamur tiram putih. (Parjimo dan Agus Andoko. 2007:9)

Sama dengan jamur kuping yang merupakan kerabat dekatnya, jamur tiram juga

memiliki inti plasma dan spora yang berbentuk sel-sel lepas atau bersambung membentuk
hifa dan miselium. Pada titik-titik pertemuan percabangan miselium akan terbentuk bintik

kecil yang disebut dengan pin head atau calon tubuh buah jamur yang akan berkembang

menjadi tubuh buah jamur. (Parjimo dan Agus Andoko. 2007:9)

2.3 Syarat Tumbuh

1) Temperature

Serat (miselium) jamur tiram putih tumbuh dengan baik pada kisaran suhu antara 23-28

°C, artinya kisaran temperature normal untuk pertumbuhannya. Waluapun begitu,

dengan temperature di bawah 23 °C, miselium jamur masih dapat tumbuh meskipun

memerlukan waktu yang lebih lambat.

Sedangkan untuk pertumbuhan tubuh buahnya yang bentuk seperti cangkang tiram,

memerlukan kisaran suhu antara 13-15 °C selama 2 samapai 3 hari.

Bila nilai temperature rendah tersebut tidak didapatkan, maka ada dua kemungkinan yang

terjadi, yaitu pertumbuhan tumbuh buah jamur tidak akan terbentuk, yang berarti

pemeliharaan tidak berhasil, atau walaupun terbentuk maka waktu yang diperlukan akan

lama.

Tetapi walaupun demikian fase kedua jamur tiram putih tersebut masih dapat tumbuh

pada rentang suhu 12-37,8 °C.

2) Kelembapan

Kandungan air di dalam subtract sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

perkembangan miselium jamur.

Terlalu sedikit air akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan akan terganggu,

bahkan terhenti sama sekali. Namun, apabila terlalu banyak air, miselium akan

membusuk dan mati. Kandungan air didalam subtract tanaman akan didapat dengan baik

bila dilakukan penyiraman.

Jamur tumbuh baik dalam keadaan yang lembab, tetapi tidak menghendaki genangan air.

Miselium jamur tiram tumbuh optimal pada subtract yang memiliki kandungan air sekitar
60%. Sedangkan untuk merangsang pertumbuhan tunas dan tubuh buah, memerlukan

kelembapan udara sekitar 70-85%.

3) Cahaya

Miselium jamur tiram putih tumbuh optimal pada keadaan gelap. Sebaliknya, tubuh buah

jamur tidak dapat tumbuh pada tempat gelap. Cahaya diperlukan untuk merangsang

pertumbuhan tubuh buah. Tangkai jamur akan tumbuh kecil dan tudung tumbuh

abnormal bila saat pertumbuhan primordial tidak memperoleh penyiraman.

Akan tetapi, cahaya matahari yang menembus secara langsung dapat merusak dan

menyebabkan kelayuan, serta ukuran tudung yang relative kecil. Pertumbuhan jamur

hanya akan memerlukan cahaya yang bersifat menyebar. Oleh karena itu, diperlukan

peneduh pohon di dekat bangunan tempat pemeliharaan jamur.

4) Udara

Jamur tiram putih adalah tanaman saprofit fakultatif aerobic yang membutuhkan oksigen

sebangai senyawa untuk pertumbuhannya. Sirkulasi udara yang lancer akan menjamin

pasokan oksigen. Terbatasnya pasokan oksigen udara disekitar tempat tumbuh jamur

dapat mengganggu pertumbuhan tubuh buah.

Jamur tiram juga yang tumbuh pada tempat yang kekurangan oksigen memiliki tubuh

buah kecil dan abnormal. Tubuh buah jamur yang tumbuh pada tempat yang kekurangan

oksisgen akan mudah layu dan mati. Jamur tiram juga memerlukan sirkulasi udara segar

untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu, harus diberi ventilasi agar pertukaran udara

dapat berjalan secara baik.

Pertumbuhan miselium jamur memerlukan kandungan karbon dioksida yang agak tinggi,

yaitu 15%-20%. Tetapi, jamur tiram yang tumbuh pada tempat yang mengandung karbo

dioksida yang terlalu tinggi memiliki tubuh buah yang abnormal. Biasanya, tudung jamur

tiram tumbuuh relative kecil dibandingkan tangkainya.

5) Derajat Keasaman (pH)


Miselium jamur tiram putih tumbuh optimal pada pH media yang sedikit asam, yaitu

antara 5,0-6,5. Nilai pH medium diperlukan untuk produksi metabolism dari jamur tiram

putih, seperti produksi asam organic.

Kondisi asam dapat menyebabkan pertumbuhan miselium jamur tiram terganggu, tumbuh

kontaminasi oleh jamur lain, bahkan menimbulkan kematian jamur tiram putih. Kondisi

pH yang terlalu tinggi (basa), dapat menyebabkan system metabolism dari jamur tiram

putih tidak efektif. Bahkan, menyebabkan kematian. Tubuh buah jamur tiram tumbuh

optimal pada pH lingkungdn yang mendekati normal (pH 6,8-7,0).

2.4 Mebudidayakan Jamur Tiram

2.4.1 Pembibitan

Pembibitan merupakan tahapan budi daya yang memerlukan ketelitian yang tinggi karena

harus dilakukan dalam kondisi steril dengan menggunakan bahan dan peralatan khusus.

Dalam kegiatan pembibitan di kenal dengan istilah pembiakan tahap pertama (F 2),

pembiakan tahap kedua (F2), dan pembiakan tahap ketiga (F3). Setelah pembiakan tahap

ketiga (F3), bibit siap diinokullasikan di media tanam untuk ditumbuhkan menjadi jamur

dewasa siap konsumsi.(19)

Persiapan lokasi dan media tanam

a. Pembuatan kumbang

Secara tradisonal, budi daya jamur konsumsi bisa dilakukam di sembarang lokasi

memenuhi syarat tumbuh. Namun, produksi panen yang didapat sangat kecil, atau bahkan

jamur yang di tanam tidak tumbuh sama seklai. Penyebabnya adalah selama masa

pertumbuhannya, jamur membutuhkan kelembapan tinggi, suhu udara tertentu,

terlindumg dari hujan dan panas matahari, serta bebas dari spora jamur lain yang

berpotensi menjadi kontaminan.(29)

Oleh karena itu, dalam budi daya jamur tiram konsumsi secara modern dengan orentasi

produksi tinggi , kumbang sangat diperlukan. Kumbang adalah bangunan berbentuk


rumah yang khusus dibangun untuk digunakan sebagai tempat membudidayakan khusus

dan berfungsi melindungi media tanam jamur dari air hujan dan sinar matahari langsung

dan kemungkinan masuknya kontaminan spora jamur lain yang tidak diharapkan. Dengan

menggunakan bahan dan kontruksi tertentu, kondisi di dalam kumbang dapat diatur

sehingga bisa menyerupai keadaan di habitat asli jamur.(29)

b. Penyiapan media tanam

Tidak seperti tanaman autotrofik yang mengambil makanan dari tanah dan mengolahnya

melalui proses fotosintesis, jamur hidup dengan cara mengambil zat-zat makanan yang

dihasilkan oleh organisme lain. Oleh karena itu, media jamur bukan tanah. Media tanam

untuk jamur tiram adalah batang kayu atau bagian tubuh tanaman yang sudah mati. Di

tempatkan seperti itulah terkandung selulosa, glukosa, lignin, protein, dan senyawa pati

yang merupakan bahan makanan bagi jamur.(31)

Namun, kebelakangan ini penggunaan kayu batang untuk media tanam jamur mulai

ditingglkan karena sulit didapat dan harganya relatif mahal. Selainiti, bibit jamur yang

ditanam batangan kayu masa tumbuhnya lama, sehingga gantinya , saat ini para petani

jamur lebih banyak menggunakan serbuk kayu limbah usaha penggergajian yang lebih

mudah didapat dan murah harganya. Selain itu, bibit jamur yang ditanam di media

serbuk kayu juga cepat tumbuh sehingga waktu panennya pun menjadi lebih cepat(32)

Walaupun hamir semua jenis serbuk kayu dapat digunakan sebagi bahan utama media

tanamm, ada beberapa jenis kayu yang memiliki kandungan zat ektraakti (zat pengawet

alami terdapat pada kayu) dan terpentin (minyak pelarut, cat) cukup tinggi sehingga

tidak cocok dijaidkan media karena bisa menghambat pertumbuhan jamur.(32)

Kandungan kimia kayu


Komponen
Berdaun lebar (%) Berdaun jarum (%)

Selulosa 40-45 41-44

Lignin 18-23 26-44


Pentosan 21-24 8-13

Zat ekstraaktif 1-1.2 2.03

Abu 0.22-6 0.89

Tabel 1

dari tabel 1, terlihat bahwa kayu dari kelompok berdaun jarum memiliki kandungan zat

ekstraktif lebih tinggi dibandingkan dengan kayu dari kelompok kayu dari kelompok

berdaun lebar. Karena itu, disarankan dengan menggunakan serbuk kayu yang berasal

dari jenis kayu berdaun lebar, seperti kayu albasia,meranti,jati dan randu.

2.4.2 Penanaman Bibit

a. Pembuatan Bag Log

Tempat menanam bibit jamur kayu seperti jamur tiram dengan membuat log, yaitu media

tanam yang dimasukkan ke dalam plastik dan dibentuk menyerupai potongan kayu

gelondongan.(34)

Langkah-langkah pembuatan bag log:

1. Pencampuran

Pencampuran bisa di lakukan secara menual menggunakan tangan atau tergantung pada

banyaknya pencampuran ini harus dilakaukan secara merata sehingga campuran menjadi

homogen dan tidak terjadi gumpalan-gumpalan antara serbuk kayu dan kapur karena bisa

menghambat pertumbuhan jamur yang ditanam.(35)

2. Pengomposan

Pengomposan media tanam yang telah dicampur bertujun menguraikan senyawa-senyawa


yang terdapat di dalamnya agar menjadi lebih sederhana sehingga mudah diserap dan

dicerna oleh jamur. Pengomposan dilakukan dengan cara yang sederhana, yaitu

menumpuk media tanam setinggi 50 cm, lalu ditutup dengan lembaran plastik selama dua

hari sampai suhunya mencapai 50℃ dengan kadar air 50-65% dan pH 6-7.(35)

3. Pembungkusan

Setelah dikomposkan serta kelembapan dan nilai Ph-nya telah sesuai, media tanam

dimasukkan kedalam kantong plastik polipropilrn (PP) berukuran 20 × 30 cm

berkapasitas 1000 gram, lalu dipadatkan agar bibit bisa ditanam secara merata.

Pembungkusan media tanam dapat dilakukan secara menual menggunakan tangan atau

dengan mesin khusus. Jika pembungkusan dilakukan secara menual, media dalam

bungkus plastik dipadatkan menggunakan botol atau alat sejenis. Jika menggunakan

mesin pengisi, biasanya sudah dilengkapi dengan alat untuk memadatkannya. Pemadatan

dilakukan sampai media mencapi ketinggian sekitar 20 cm. Tepat di tengah permukaan

media dibuat lubang tanam 10 cm dengan diameter 2,5 cm menggunakan kayu atau besi

bulat yang steril.(36)

Kemudian bagian ujing plastik yang terbuka, tepat di atasa batas media tanam dipasang

cincin dari plastik atau potongan pipa paralon, lalu di sumpal dengan kapas. Proses

terakhir, kapas dibungkus dengan kertas atau alumunium foil. Media tanam jamur kayu

di dalam bungkus plastik inilah yang disebut dengan bag log.(36)

4. Sterilisasi Bag Log

Sterilisasi harus dilakukan karena media tanam yang sudah berbentuk bag log biasanya

masih mengandung banyak mikroba, khususnya jamur-jamur liar. Jika tidak disterilkan,

jamur-jamur liar ini akan hidup subur dan menghambat pertumbuhan jamur utama yang

sengaja ditanam. Ada dua alat yang biasa digunakan petani untuk mensterilisasikan bag

log.(37)

1. Sterilisator tardisonal

Alat ini berbentuk drum minyak tanah yang dimodifikasikan. Drum tersebut disekat
menggunakan anyaman kawat atau ram tersebut di bagian tengahnya sehingga menjadi

seperti dandang di bagian tengahnya. Sehingga menjadi seperti dandang untuk mengukus

masakan. Kemudianbagian bawah. Ram diisi air dan bag log diatur secara bertumpuk

diatas ram kawat, lalu drum dipanaskan sampai air bagian bawah ram kawat mendidih.

Rebusan inilah yang mensterilkan tumpukan bag log di atasnya.(37)

Sayangnya, sterilisasi menggunakan alat seperti tingkat keberhasilannya hanya sekitar

70%. Penyebabnya adalah tidak tercapainya besar uap panas dan tekanan yang

diharapkan sehingga masih banyak mikroba liar tetap hidup di dalam bag log. Selain itu,

waktu biasanya kurang dari lima jam sehingga pemanasan di dalam drum tidak bisa

berlangsung maksimal. Pemanasan lebih dari lima jam akan meningkatkan suhu di

dalam drum sampai 100℃ dan tekanan di atas 2 atmosfer sehingga bisa

mengakibatakan drum meledak.(38)

2. Sterilisator modern

Sterilisatir ini bisa meningkatkan keberhasilan strelisasi bag log sampai 95%. Hanya,

harganya sangat mahal sehingga petani jamur bermodal kuat yang mampu membelinya.

Untuk menghemat biaya, yaitu petani bermodal kecil bisa membuatnya sendiri atau

secara piutang. Bentuknya terdiri dari dua bagian, yaitu benjana penghasil uap air (boiler)

dan ruang sterilisasi.(38)

5. Pendinginan

Sebelum diinokulasikan dengan bibit jamur, bag log didinginkan terlebih dahulu selama

12 jam sampai suhunya mencapai 35-40℃ . Jika suhu masih lebih dari 40 ℃ bibit jamur

yang diinokulasikan tidak akan tumbuh. Gunakan kipas angin atai blower agar proses

pendinginan cepat.(39)

b. Penanaman

1. Penanaman bibit jamur kuping dan jamur tiram ke dalam bag log meliputi

kegiatan inokulasi, inkubasi,seleksi, memasukan kedalam kumbang, dan penyataan

bungkus bag log.


1) Inokulsi

Inokulasi atau penanaman harus segera dilakukan setelah bag log sudah dingin dan

dilakukan ruangan yang telah disterilkan. Sebaiknya inokulasi dilakukan oleh dua orang,

satu orang bertugas menanam bibit ke bag log dan seorang lagi bertugas menutup bag log

secepatnya. Dengan demikian waktu inokulasi semakin cepat dan kemungkinan bibit

tercemar mikroba akan semakin kecil. Cara melakukan inokulasi jamur tiram ke bag log

sebagai berikut.(39)

o Buka penutup seluruh bag log.

o Buka botol atau bungkus biakan F3, lalu tuangkan di tengah- tengah lubang tanam

bag log. Setiap bungkus biakan F3 biasanya dapat ditanam di sekitar 40 bag log.

o Tutup kembali bag log menggunakan penutupnya. Usahankan penutupan tidak

terlalu rapatasi agar masih ada sedikit oksigen yang masuk agar miselium jamur bkubg

iisa tumbuh dengan sempurna.

2) Inkubasi

Inkubasi atau peroses menumbuhkan miselium jamur dilakukan dengan cara menyimpan

bag log di ruang bersuhu 22-28℃ . Suhu ini harus terus dikontrol karena pertumbuhan

miselium akan terhambat jika berada di bawah atau di atas kisaran angka tersebut. Oleh

karena itu, sebaiknya ruang inkubasi di lengkapi dengan alat pengatur suhu.(4)

Bag log diletakkan langsung di atas lantai ruang inkubasi dengan posisi berdiri. Lamanya

waktu inkubasi 40-60 hari sampai seluruh media bag log di penuhi miselium. Tanda

keberhasilan inkubasi sudah bisa dilihat sekitar dua minggu, yaitu tumbuhnya miselium

jamur berwarana putih yang berwarana putih yang merambat ke bawah. Jika miselium

tidak tumbuh atau tumbuh atau tumbuh miselium berwarna bukan puti, berarti proses

inkubasi gagal dan harus diulangi. Caranya, bag log disterilisasi dan diinokulasi ulang,

lalu diinkubas kembali. Jika inkubasi yng kedua juga gagal, sebaiknya bag log dibuang

karena kemungkinan besar sudah rusak.(40)


3) Seleksi

Sebelum bag log dimasukan ke dalam kumban, dilakukan seleksi agar tingkat

pertumbuhan jamur kumbang optimal. Bibit yang baik adalah yang miseliumnya

tumbuh merata ke seluruh bagian bag log. Jangan menggunakan bibit miseliumnya terlalu

padat, terlalu tipis, atau jarang. Bibit yang miselumnya tumbuh mengelompok di bagian-

bagian tertentu bag log jug tidaj bagus untuk digunakan.(41)

4) Memasukan bag log kedalam kumbang

Bag log jamur tiram yang sudah diseleksi segera dimasukan kedalam kumbang yang

telah disiapkan. Bag log –bag log tersebut ditata rebah di atas rak dengan posisi satu

baris tutupnya menghadapi ke jalan, dan baris berikutnya tutup menghadapi ke

sebaliknya. Demikian seterusnya.(41)

5) Penyaytan bungkus bag log

Untuk tempat keluarnya jamur yang telah perlu di buatkan lubang pada bungkus bag log.

Ada dua cara yang biasa dilakukan untuk melubangi bungkus bag log, yaitu membuat

sayatan berbentuk huruf L di bagian lengkungan yang membentuk sudut siku-siku

terbuka ke arah ujung bag log atau membuat sayatan berbentuk persegi ukuran 1 × 1 cm

di tempat yang sama.(42)

Penyayatan dilakukan dua kali. Penyayatan pertama dilakukan pada saat bag log baru

dimasukkan ke dalam kumbang. Satu atau dua minggu kemudian akan tumbuh akan

tumbuh calon tubuh buah jamur melalui sayatan ini. Lokasi penyayatan bersberangan

dengan lokasi sayatan pertama agar terjadi pemerataan pemanfaatan sumber nutrisi di

semua bagian bag log dan untuj menjaga kontinuitas panen.(43)

2.4.3 Pemeliharaan

a. Pengaturan suhu dan kelembapan

Jamur tiram memerlukan suhu 16-22℃ dan kelembapan 80-90% untuk pertumbuhan
tubuh buahnya. Jamur merang memerlukan suhu 32-85℃ dan kelembapan 80-85% untuk

menumbuhkan tubuh buahnya. Oleh karena itu, kondisi di dalam kumbang harus

memenuhi syarat pertumbuhan ketiga jenis jamur ini. Termomete dan higrometer yang

dipasang di dalam kumbang harus selalu diperiksa untuk memastiakan suhu dan tinggal

kelembapannya berada pada tingkat yang sesuai(47)

Salah satu cara menjaga suhu dan kelembapan kumbang adalah denga melakukan

pengabutan air dari sproyer yang dilengkapi nozzle. Kumbang modern bisanya sudah

dilengkapi dengan alat pengabut air di bagian atasnya sehingga penggunaannya tinggal

menaktifkan saja.

Frekuensi pengabutan kumbang tergantung pada cuaca. Pada musim hujan yang suhu

udara dan kelembapannya normal, pengabutan cukup sekali pada pagi hari. Pada musim

kemarau yang suhu udaranya panas dan kelembapannya rendah pengabutan dilakukan

dua kali sehari, pada pagi dan sore hari.(47)

b. Pengaturan sirkulasi udara

Saat masih berbentuk miselium, jamur memang tidak memerlukan oksigen dalam jumlah

besar. Namun, pasokan oksigen yang besar sangat diperlukan saar jamur membetuk

tubuh buah. Pasokan oksigen yang kurang saat jamur membentuk tubuh buah akan

berakibat jjamur tumbuh kerdil. Bahkan, tubuh buah tidak akan terbentuk dakam

miseliumnya memadat dan meluas ke segala arah.(48)

Sebaliknya, adanya kandungan karbondioksida walaupun dalam kosentrasi kecil akam

menyebabkan terjadinya perpanjanga tubuh buah(etiolasi). Jika kadar karbondioksida

sudah mencapai 5%, tubuh buah jamur tidak akan terbentuk. Oleh karena itu, pengaturan

sirkulsi udara harus rutin dilakukan. Caranya dengan membuka jendela kumbang selama

1-2 jam setiap hari agara proses masuknya oksigen dan keluarnya karbondioksida lancar.

(48)

2.5 Panen Dan Pascapanen Jamur Tiram


1. Panen

Panen jamur dilakukan secara menual menggunakan tangan atau menggunakan pisau

tajam. Jamur yang dipanen harus dipotong berserta akarnya karena akar tertinggal di

dalam media akan membusuk dan menganggu pertumbuhan calon jamur di sekitar lokasi

tersebut. Oleh karena itu, jika ada akar yang tertinggal di media harus di cabut secara

pakasa menggunakan penjepit.(49)

Saat terbaik untuk memanen jamur adalah pada pagi hari sebelum pukul 10:00 atau sore

hari sebelum pukul 17:00 jika dipanen siang hari, berat jamur akan menyusut karean

kepanasan. Jamur tiram dioanen 4-5 hari sejak pembentukan tubuh buah (pin head) saat

itu beratnya telah mencapai 50-70 gram. Masa panen mencapai empat bulan dengan

interval pemanenan lima hari sekali.(49)

2. Pascapanen

langkah pertama dilakukan setelah panen adalah membersih jamur dari berbagai kotoran

yang menempel. Caranya, permukaan tubuh buah dibasahi dengan air bersih,kemudian di

tekgosok dengan tangan secara pelan-pelan sampai seluruh kotoran yang menempel

hilang. Mengingat tubuh buah jamur gampang sobek, perkerjaan ini harus dilakukan

dengan h tujati-hati. Setelah itu, barulah jamur siap dipasarkan sesuai dengan tujuan yang

dikehendaki. Untuk sakala petani (bukan perushaan besar) produk yang dipasarkan

biasanya hanya berupa segar dan jamur kering.(51)

a. Jamur segar

1) Penyimpanan pada suhu kering

Buah jamur yang telah dicuci bersih kemudian ditiriskan samapi tidak ada lagi air yang

mentes. Pastikan jamur benar-benar sampai tidak ada lculatkan muagi air yang menetes.

Pastikan jamur benar-benar tiris karena air cucian yang masih menempel di jamur akan

mengakibatkan munculnya bintik-bintik berwarna. Jika hal ini terjadi kualitas jamur akan

menurun dan harga jualnya menjadi rendah. Setelah itu, jamur dikemas dalam katong

plasti atau styrofoam chest dengan ukkuran kemasan tergantung pasa selera dan
dimasukan ke dalam refrigerator bersuhu 15 ℃. Demgan cara ini, umur kesegaran jamur

dapat diperpanjang sampai lima hari.(51)

2) Penambahan bahan kimia

Bahan kimia yang dapat digunakan untuk memperpajang kesegaran jamur adalahNa-

bisulfi 0,2% (2000ppm), larutan asam sitrat 0.5%, garam dapur 15%, SO2 0.1%, K-

bikarbonat 0,1%. Dosis di atas masih di bawah nilai yang diperbolehkan Ditjen POM

Depkes sehingga masih aman jika konsumsi manusia. Penamabahan kimia dilakukan

dengan cara menyemprotkan ke jamur atau biasa juga dengan merendamnya seama 10

menit. Dengan pe’namabahan bahan kimia ini perumbuhan mikroba pembusuk bisa

terhambat sehnga jamur akan tetep sega sampai satu bulan.(51)

b. Jamur kering

Pengeringan bertujan mengurangi kandungan air yang ada di dalam tubuh buah jamur

sehingga mikroba pembusuk tidak dapat hidup. Walupun akan mengubah buntuk dan

rasanya, pengeringan merupakan cara terbaik untuk memperpanjang daya simpan

sehingga waktu pemasaranya lebih lama.(52)

Pengeringan jamur bisa dilakukan dengan cara menjamur atau menggunakan ruang

pengringan khusus yang sumber panasnya berasla dari listrik atau minyak tanah. Jika

pengeringan dilakukan dalam ruang khusus, jamur yang telah ditiriskan disusun di ata

rak, lalu dimasukkan ke dalam pengering. Awalny suhu panas yang pengering dilakukan

3-4 jam jika dijemur langsung dan delapan jam dilakukan 3-4 jam jika dijemur langsung

dan delapan jam jika dilakukan di dalam ruang pengering.(52)

Jamur tiram yang telah dicuci dan ditiriskan bisa langsung dikeringkan sambil dibolak-

balik agar keringnya merata. Sementara itu, jamur merang stadia kancing sebelum

dijemur harus dibelah dulu secara memanjang agar cepat kering.(52)

Jamur yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam kantkanung plastik tebal. Setelah

penuh, tekan sedikit sehingga udra di dalamnya dilipat dan diikat menggunakan karet

aatau tali rafia. Jamur kering ini biasany di jual ke supermarket atau diekspor.(53)
2.6 Manfaat Jamur Tiram

Jamur tiram itu mengandung Rendah kolestrol sehingga dapat mencegah penyakit darah

tinggi (hipertensis) dan aman bagi mereka yang rentan terhadap serangan jantung, serta

baik untuk di konsumsi oleh ibu hamil dan menyusui.(Parjimo.2007.5)

Adapun manfaat jamur bagi kesehatan yaitu:

1. Membantu menurunkan kolesterol.

2. Sebagai antibakterial dan antitumor.

3. Penghasil enzim hidrolisis dan enzim oksidasi.

4. Dapat membunuh nematoda.

5. Mengurangi Resiko jantung lemah.

6. Mengatasi Penyakit lever.

7. Membantu menyenbuhkan diabetes.

8. Menghilangkan anemia.

9. Membantu Sistem pencernaan.

10. Mencegah timbulnya tumor.


Jamur Tiram dan Pertumbuhannya

Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur kayu karena jamur ini
banyak tumbuh pada media kayu yang sudah lapuk. Disebut jamur tiram karena
bentuk tudungnya agak membulat, lonjong dan melengkung seperti cangkang

tiram Batang atau tangkai jamur ini tidak tepat berada pada tengah tudung,
tetapi agak ke pinggir. Jamur tiram merupakan salah satu jamur yang enak
dimakan dan mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi sehingga tidak
mengherankan bila jenis jamur ini sekarang banyak dibudidayakan.
Kandungan gizi jamur tiram putih menurut Cahyana (1999) adalah sebagai

berikut : protein (27 %), lemak (1,6 %), karbohidrat (58 %), serat (11,5
%), abu (0,3 %), dan kalori (265) kalori. Adapun jenis jamur tiram yang banyak
dibudidayakan antara lain jamur tiram putih, jamur tiram abu-abu, jamur tiram
cokelat dan jamur tiram merah. Jamur tiram putih, abu-abu dan cokelat paling
banyak dibudidayakan karena mempunyai sifat adaptasi dengan lingkungan
yang baik dan tingkat produktivitasnya cukup tinggi.
Suhu pertumbuhan jamur tiram pada saat inkubasi lebih tinggi
dibandingkan suhu pada saat pertumbuhan (pembentukan tubuh buah
jamur). Suhu inkubasi jamur tiram berkisar antara 22-28 oC dengan kelembaban
60-80 %, sedangkan suhu pada pembentukan tubuh buah berkisar antara 16-22 oC
dengan kelembaban 80-90 %. Pengaruh suhu dan kelembaban tersebut di dalam
ruangan dapat dilakukan dengan menyemprotkan air bersih ke dalam ruangan.
Pengaturan kondisi lingkungan sangat penting bagi pertumbuhan tubuh buah.
Apabila suhu terlalu tinggi, sedangkan kelembaban terlalu rendah maka
primordia (bakal jamur) akan kering dan mati. Di samping suhu dan
kelembaban, faktor cahaya dan sirkulasi udara perlu diperhatikan dalam
budidaya jamur tiram. Sirkulasi udara harus cukup, tidak terlalu besar tetapi
tidak pula terlalu kecil. Intensitas cahaya yang diperlukan pada saat
pertumbuhan sekitar 10 %, maka dari itu dalam budidaya jamur dibuat
kubung (rumah jamur tertutu
BAB V
KESIMPULA
N

Jamur tiram yang umum dikembangkan untuk budidaya biasanya berwarna


putih, sementara warna coklat dan merah muda tidak. Secara umum, jamur termasuk
dalam jenis sayuran yang mengandung sedikit sekali protein dan hidrat arang, seperti
halnya kangkung, ketimun, kool, kembang kool, tauge, sawi. Karena kandungan
kalorinya rendah, jamur boleh dimakan sekehendak atau bebas tanpa
memperhitungkan banyaknya Jamur ini, tumbuh di kayu yang mengalami pelapukan
atau yang sudah mati, tumbuh pula di ilalang, sampah tebu dan sampah sagu.Jamur
tersebut tidak beracun dan boleh dimakan.
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan mengenai budidaya jamur
tiram, pembuatan media PDA dan kultur jaringan jamur tiram dapat di simpulkan
diantaranya :
1. Pada praktikum kultur jaringan jamur tiram hasil eksplan berhasil atau
tidaknya belum dapat diketahui.
2. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, praktikan sudah mengenal
media biakan yang sering digunakan untuk pembuatan bibit jamur tiram, serta
sudah bisa membuat suatu media alami. Media alami yang dibuat adalah PDA
( Potato Dextrose Agar ) yang terdiri dari kentang (ekstraknya), agar-agar,
gula dan aquades. Kondisi media yang telah dibuat tersebut cukup baik dan
tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme lain sehingga dapat digunakan
untuk menangkap dan menumbuhkan jamur yang di inokulasi.
3. Tahap-tahap pada budidaya jamur tiram yaitu terdiri dari : persiapan media,
pencampuran media, pengomposan, pengemasan media, pasteurisasi,
pendinginan, inokulasi dan inkubasi.
DAFTAR PUSTAKA

Parjimo dan Agus Andoko. 2007. Budi daya jamur. Jakarta: Agromedia Pustaka

Genders, Roy. 1982. Bercocok tanam jamur. Bandung:pionir

Maulana ,Febrian. 2012. Kandungan Gizi dan Khasiat Jamur Tiram.

http://carasendiri.blogspot.com/2012/05/kandungan-gizi-dan-khasiat-jamur-tiram.html/

Diakses 11 Desember 2014 pukul 11:59

Yasri, Muhammad. 2014. Manfaat Jamur Tiram Bagi Kesehatan.

http://manfaattumbuhanbuah.blogspot.com/2014/05/manfaat-jamur-tiram-bagi-

kesehatan.html/ diakses 13 desember 2014.

Yulisnawati. 2011. Budidaya Jamur Tiram.

http://kubunghortikultura.wordpress.com/2011/09/02/budidaya-jamur-tiram-laporan-pkl/

diakses 13 desember 2014.

Fery. 2011. Makalah Budidaya Jamur Tiram 2.

http://stiep.blogspot.com/2011/01/makalah-budidaya-jamur-tiram-2.html/diakses 15

desember 2014
LAMPIRAN

1.

Medium PDA

2. Baglog, Bibit Jamur Tiram,

Anda mungkin juga menyukai