Anda di halaman 1dari 10

PENYULUHAN PERTANIAN PADA TANAMAN JAMUR TIRAM

(Pleurotusostreatus) DI DESA NAMO RAMBE


KELOMPOK
RIZKY SURYA AFANDI NST (7117071310)
WAHYU HIDAYAT (71170713024)

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jamur tiram putih dikenal sebagai jamur yang mudah dibudidayakan didaerah

tropik dan subtropik.Jamur tiram ini juga termasuk dalam kelompok jamur yang

sering dikonsumsi karena memiliki nilai gizi yang tinggi. Jamur tiram menjadi

komuditas yang cukup potensial untuk dipasarkan, hal ini terjadi karena permintaan

jamur ini sangat tinggi namun produksinya masih rendah, sehingga peluang untuk

membudayakannya terbuka (Chazalidan Putri, 2009).

Komposisi dan kandungan nutrisi jamur tiram putihsegaruntuk setiap 100

gram terdiri atas 360 kalori, dengan kadar air 92,2 persen. Kandungan protein 10,5

sampai 30,4 persen, karbohidrat 56,6 persen, lemak 1,7samapai 2,2 persen, thiamin

0,20 miligram, riboflavin (Vitamin B2) 4,7 sampai 4,9 miligram, VitaminC 36

sampai 56,6 miligram, niacin 77,2 miligram. Kandungan serat 12 persen dan kadar

abu 9,1 persen (Maulana, 2012).

Dalam ampas tahu masih terkandung karbohidrat 59,95%, lemak

14,49%, protein 10,80%, serta serat kasar sebanyak38,26%. Serat kasar tersusun oleh

komponen selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Berdasarkan dalam penelitian,

menyatakan bahwa tingginya kadar protein pada ampas tahu meningkatkan jumlah

kadar nitrogen pada mediatanam sehingga dapat memacu pertumbuhan miselium

jamur tiram putih. Selain itu, kadar nitrogen yang tinggi dapat menyebabkan

pertumbuhan miselium yang lebih tebal dan kompak (Lifia, 2008).


B. Tujuan Penyuluhan

Untuk mengetahui pengaruh peberian nutrisi dan waktu penyiramannya

terhadap pertumbuhan dan produksi Jamur tiram (Pleurotus ostreatus).

C. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai media untuk perkembangan ilmu pengetahuan, melalui penyuluhan

yang dijalankan dapat ditemukan sesuatu yang baru ataupun penyempurnaan

pengetahuan yang telah ada.

2. Sebagai ilmu tambahan bagi petani jamur yang ingin membudidayakannya.


PEMBAHASAN
Klasifikasi Tanaman Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)

Jamur tiram atau atau Pleurotus ostreatus merupakan salah satu jenis tanaman

jamur kayu yang sangat mudah untuk di budidayakan.

Klasifikasi tanaman jamur tiram yaitu :

Kingdom :  Myceteae

Divisi : amastigomycota

Kelas : Basidiomycetes

Sub Kelas : Holobasidiomycetidae

Ordo : Agaricales

Famili : Tricholomataceae

Genus : Pleurotus sp.

Spesies : Pleurotus ostreatus

a. Bentuk

berbentuk membulat, lonjong serta melengkung seperti cangkang tiram. Jamur

tiram putih diketahui mempunyai tudung yang berdiameter sekitar 4-5 cm ataupun

lebuh. Berbentuk seperti halnya tiram, cembung kemudian akan menjadi rat ataupun

kadang juga bisa membentuk corong, permukaan licin, agak terlihat berminyak dan

lembab (Yudi Syahdi. 2005).


b. Warna

warna yang sangat bervariasi mulai dari yang warna putih, abu-abu, dan

coklat tua. Tepi dari tudung menggulung kedalam, sedangkan pada jamur yang masih

muda seringkali terlihat bergelombang atau bercuping.

c. Tangkai

Tangkai tanaman ini pendek atau panjang   sekitar 2-6 cm tergantung pada

kondisi lingkungan serta iklim yang mempengaruhi pertumbuhannya. Tangkai ini

yang nantinya menyangga tudung agak lateral atau di bagian tepi ataupun eksentris

atau agak ke tengah (Dian Haryanto. 2001).

1. Syarat Tumbuh Tanaman Jamur tiram

a. Derajat Keasaman (pH)

Pada tanaman jamur tiram putih dibudidayakan secara optimal dengan pH yang

mendekati normal yaitu 6,8-7,0. Apabila pH terlalu rendah atau kadar keasaman

terlalu tinggi akan menghambat pertumbuhan miselium jamur terganggu,

pertumbuhan terkontaminasi dengan jamur lain dan menyebabkan sistem

metabolisme jamur tidak stabil hal ini akan berdampak pada kematian tanaman

jamur(Ardiansyah. 2012).

b. Suhu dan Kelembaban

Pada budidaya jamur tiram suhu udara memegang peranan yang penting untuk

mendapatkan pertumbuhan badan buah yang optimal. Pada umumnya suhu yang
optimal untuk pertumbuhan jamur tiram, dibedakan dalam dua fase yaitu fase

inkubasi yang memerlukan suhu udara berkisar antara 22 – 28 oC dengan kelembabon

60 – 70 % dan fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu udara antara 16 – 22


o
C.Kelembaban pada saat pertumbuhan jamur antara 80-90 % (Wahani Putri. 2000).

c. Cahaya

Pertumbuhan misellium akan tumbuh dengan cepat dalamkeadaan gelap/tanpa

sinar, Sebaiknya selama masa pertumbuhan misellium ditempatkan dalam ruangan

yang gelap, tetapi pada masa pertumbuhan badan buah memerlukan adanya

rangsangan sinar.Intensitas cahaya yang diperlukan saat pertumbuhan jamur sekitar

10 % (Gina Ayunda. 2015).

2. Pembuatan Kumbung Jamur

 Buatlah suasana didalam bangunan tersebut menjadi lembab dan dingin

karena jamur akan tumbuh dengan baik.

 Ukuran panjang bangunan dibuat per 2,00 meter dari tiang utama ke tiang

utama.

 Buat sistem rak dengan lebar sekitar 90 cm dengan tinggi rak sekitar 60 cm

dan jumlah tingkat 5 buah.

 Untuk gang / orang berjalan lebar sekitar 80 cm.

 Bagian bawah tiang – tiang utama (bambu) konstruksi di letakan diatas

pondasi setempat dan samping bangunan ditutup pakai pasangan bata agar tdk

ada binatang masuk ke dalam ruangan.

 Rak paling bawah, jarak dari tanah sekitar 20 cm – 30 cm.


 Usahakan setiap membuat rumah jamur berkapasitas untuk 5.000 media

tanam dengan ukuran kumbung sekitar 7 m x 5 m (ukuran memanjang) bisa

juga ukuran bujur sangkar, semua tergantung bentuk tanahnya.

3. Pembuatan Rak
Buat sistem rak dengan lebar sekitar 90 cm dengan tinggi rak sekitar 60 cm
dan jumlah tingkat 5 buah.
4. Persiapan Baglog
Persiapan baglog adalah mempersiapkan baglog sebagai tempat tumbuhnya

jamur tiram yang diperoleh sudah dalam bentuk bungkusan (baglog) yang didapat

dari penjual baglog Family Farm Jamur Tiram dengan komposisi media serbuk kayu

yang berasal dari serbuk pohon karet, dedak padi halus, dan kapur pertanian serta air

dengan misellium yang sudah tumbuh sebanyak 50% dari panjang baglog tersebut.

5. Penyusunan Baglog

Menyusun baglog dalam rak, dengan diletakkan secara vertikal. dimana


lubang baglog menghadap ke atas. Penyusunan dilakuan dengan cara diselang-seling
antara bagian depan dan belakang tujuan adalah untuk memberikan ruang tumbuh
awal pada jamur.
6. Pembukaan Ring Baglog

Pembukaan ring baglog dilakukan dengan cara membuka cincin dan kertas
penutup baglog pada saat miselium telah putih pada keseluruhan baglog. Kemudian
diamkan kurang lebih lima hari, dan lakukan penyiraman diarela penelitian untuk
menambah kelembapan.
7. Pembukaan Bagian Depan Baglog

Dilakukan pada saat telah panen pertama, dilakukan dengan cara memotong

ujung bagian depan baglog untuk memberikan ruang tumbuh lebih lebar. Biarkan

selama tiga hari dan jangan disiram. Cukup siram pada bagian lantai saja.
8. Pembukaan Bagian Belakang Baglog

Dilakukan pada saat telah panen kedua, dilakukan dengan cara memotong

ujung bagian belakang baglog untuk memberikan ruang tumbuh lebih lebar.

kemudian siram pada bagian lantai.

9. Penyiraman

Penyiraman dilakukan pagi dan di sore hari dan juga penyiraman ini dilihat

dari factor cuaca, karena apabila kondisi cuaca panas maka dilakukan penyiraman 1

hari 3x kali. (sesuiakan dengan perlakuan )

10. Pencegahan OPT

Pecegahan OPT dilakukan dengan cara menyemprot insektisida botani daun

sirsak sebanyak 35 lembar dilarutkan dengan air satu liter diendapkan selama satu

hari kemudian dicampurkan air sebanyak 15 liter dan diberikan satu sendok makan

detergen yang dilakukan seminggu sekali pada paranet/ dinding kumbung jamur.

11. Pemberantasan OPT

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan apabila di lahan terdapat hama

penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur tiram. Pengendalian dapat

dilakukan dengan menggunakan bahan kimia jika tingkat serangan hama dan

penyakit sudah melebihi ambang batas,tetapi jika hama dan penyakit masih sedikit

sebaiknya dikendalikan dengan cara mekanik.


12. Pemanenan

Panen perdana jamur tiram dilakukan sekitar 1-2 minggu setelah

pembukaantutup baglog (bila tutup baglog tersebut sudah tertutup sempurna oleh

miselium).Jamur tiram yang bisa dipanen adalah jamur yang sudah membesar dan

mekar.Saat ujungnya terlihat meruncing, serta tudungnya belum pecah dan warnanya

masih putih bersih.

Bila lewat masa panen, warna jamur akan berbah menjadi agak kuning

kecoklatan dan tudungnya sudah pecah sehingga akan cepat layu. Baglog jamur dapat

dipanen sebanyak 5-10 kali, jika perawatannya juga baik. Baglog yang memiliki

berawat sekitar 1 kg dapat menghasilkan jamur kurang lebih 0,7-0,9 kg.Jarak masa

panen pertama ke panen berikutnya berkisar selama 2-3 minggu.


KESIMPULAN

KESIMPULAN

1. Waktu penyiraman 2 kali sehari berpengaruh meningkatkan jumlah pinhead,

jumlah daun/tudung jamur, jumlah tubuh jamur, bobot segar per baglog dan

bobot segar per plot.

2. Interaksi beberapa jenis nutrisi dan waktu penyiraman tidak berpengaruh

terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram.

Anda mungkin juga menyukai