Anda di halaman 1dari 16

3.

Proses Budidaya Jamur Tiram


Proses budidaya jamur tiram sendiri
meliputi pembuatan media jamur, pembibitan,
hingga pengolahan.
1. Pembuatan Media
Dalam budidaya jamur tiram dapat
menggunakan media tanam berupa
kompos serbuk gergaji kayu, ampas tebu
ataupun sekam. Namun kebanyakan yang
dipakai untuk budidaya jamur rumah
tangga adalah serbuk gergaji kayu.
Hal pertama yang harus kita siapkan
yaitu pembuatan kumbung. Kumbung
merupakan tempat menyimpan baglog
sebagai media tumbuhnya jamur tiram.
Kumbung biasanya terbuat dari bambu
yang disusun menjadi rak-rak tempat
media tumbuh jamur tiram.

kumbung
Setelah itu kita menyiapkan
baglog. Baglog sendiri merupakan media
tanam yang diperuntukkan bagi jamur
yang berbentuk plastik silinder. Isian dari
baglog merupakan campuran dari
berbagai bahan, yaitu serbuk kayu,
gamping, bekatul, dan air. Bahan-bahan
tersebut dicampur dan kemudian
didiamkan selama semalam untuk proses
fermentasi supaya media mendapatkan
pH yang cukup. Setelah itu, media
tersebut dimasukkan ke kantong-kantong
plastik dan ditutup rapat. Salah satu ujung
baglog dilubangi sebagai tempat
tumbuhnya jamur tiram.
Baglog

2. Proses Sterilisasi
Sterilisasi merupakan proses yang
dilakukan untuk menonaktifkan mikroba,
baik bakteri, kapang, maupun khamir
yang dapat menganggu pertumbuhan
jamur yang ditanam. Tujuannya
mendapatkan serbuk kayu yang steril
bebas dari mikroba dan jamur lain yang
tidak dikendaki, sebab itu menjadi salah
satu penyebab kegagalan dan kematian
miselium jamur. Untuk tahap sterilisasi
sendiri dapat dilakukan dengan cara
baglog di steam menggunakan drum besar
selama kurang lebih 7-8 jam.

Proses stream baglog


3. Proses Pendinginan
Proses pendinginan dilakukan
untuk menurunan suhu media tanam
setelah disterilkan agar bibit yang akan
dimasukkan ke dalam bag log tidak mati.
Pendinginan dilakukan 8 – 12 jam
sebelum dinokulasi. Temperatur yang
diinginkan adalah 30 - 35°C.
4. Proses Pembibitan
Inokulasi/pembibitan merupakan
proses pemindahan sejumlah kecil miselia
jamur dari biakan induk kedalam media
tanaman yang telah disediakan.
Tujuannya adalah menumbuhkan miselia
jamur pada media tanam hingga
menghasilkan jamur yang siap panen.
Bibit jamur tiram
Faktor kesterilan juga menjadi
kunci keberhasilan dalam budidaya.
adapun tahapan penanaman dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
 Sebelum melakukan penanaman
terlebih dahulu ruang tanam
disemprot menggunakan alkohol 70%.
 Gunakan pakaian yang bersih dan
jangan lupa mencuci tangan
menggunakan sabun agar bersih dan
bilas hingga bersih.
 Sebelum masuk ke ruang tanam
sebaiknya semprot badan
menggunakan alkohol 70%.
 Lakukan penanaman dengan cara
membuka botol bibit kemudian isikan
bibit kedalam baglog menggunakan
spatula, tebarkan hingga merata.
 Kemudian setelah itu, masukkan
cincin paralon kedalam ujung sisa
plastik baglog, selanjutnya tekuk ke
bawah plastik dan ikat kuat
menggunakan karet gelang dengan
kencang.
 Setelah itu kemudian letakkan baglog
yang sudah di tanami ke ruang
inkubasi.

Proses pembibitan jamur tiram

5. Inkubasi
Inkubasi adalah menyimpan atau
menempatkaqn media tanam yang telah
diinokulasi pada kondisi ruang tertentu
agar miselia jamur tumbuh. Tujuanya
adalah untuk mendapatkan pertumbuhan
miselia.
Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam ruang inkubasi antara lain :
 Suhu ruang pertumbuhan miselia
jamur antara 28–30ºC utk
mempercepat pertumbuhan miselium
 Inkubasi dilakukan hingga seluruh
permukaan media tumbuh dalam
baglog berwarna putih merata setelah
20-30 hari.
 Tutup kumbung serapat mungkin
sehingga cahaya matahari minimal,
kendalikan suhu ruang kubung
mencapai 25 – 33 ºC.
Proses pertumbuhan miselium pada baglog

6. Pemindahan ke tempat budidaya


 Baglog yang telah putih ditumbuhi
miselium dipindahkan ke kumbung
budidaya
 Baglog yang miseliumnya sudah putih
dan ada penebalan dibuka cincin
bambunya agar jamure bisa tumbuh.
 Tata dirak-rak yang ada. Tata dengan
selang-seling, maksudnya: kalau
baglog yang bawah cicin baglognya
ada di depan, maka baglog atasnya
hadapkan cincinnya ke belakang, dst,
sampai 5 tingkat atau lebih. Kemudian
rapikan.
Penyusunan baglog ke tempat budidaya
7. Perawatan

Salah satu penentuan keberhasilan


budidaya jamur tiram adalah kebersihan
dalam melakukan proses budidayanya,
baik kebersihan tempat, alat, maupun
pekerjanya. Hal ini karena kebersihan
adalah hal yang mutlak harus dipenuhi.
Dalam pemeliharaan jamur tiram,
hal terpenting yang harus diperhatikan
adalah menjaga suhu dan kelembapan
ruangan agar tetap pada angka yang
dibutuhkan. Jika cuaca kering, panas, atau
berangin, tentu akan mempengaruhi suhu
dan kelembaban dalam kumbung
sehingga air cepat menguap. Atur juga
sirkulasi udara didalam kumbung agar
jamur tidak cepat layu atau mati.
Penyiraman pun penting
dilakukan dengan tujuan menjaga
permukaan baglog agar selalu basah
(tidak mengering), usahakan setiap
penyemprotan air mengenai permukaan
baglog, namun jangan berlebihan karena
baglog bisa membusuk, sehingga dapat
memicu hama dan penyakit. Intinya
cukup sekadar basah.
Penyiraman

8. Panen
Ciri-ciri jamur tiram yang sudah
siap dipanen adalah:
 tudung belum mekar penuh
 warna belum pudar
 spora belum dilepaskan
 tekstur masih kokoh dan lentur.

Poin-poin diatas merupakan ciri-


ciri jamur yang masih muda.
Sedangkan ciri-ciri jamur tiram
yang sudah tua adalah :
 tudung sudah mekar penuh (ditandai
dengan pinggir jamur yang sudah
bergelombang/pecah-pecah)
 warna putih mulai memudar
(kekuningan)
 spora sudah berterbangan
 tekstur lembek dan berair.

Jadi dapat disimpulkan bahwa


jamur yang siap panen adalah pada saat
masih muda, karena jamur yang tua sudah
berkurang kualitasnya.
Jamur tiram siap panen
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pemanenan adalah:
1. Sebelum memanen sebaikknya
memakai masker, karena spora jamur
yang terhirup bisa mengganggu
kesehatan.
2. Pemanenan jamur dilakukan dengan
teknik/cara mencabut seluruh tanaman
jamur yang ada.
3. Sisa akar jamur yang tertinggal harus
dibersihkan, karena sisa akar yang
tertinggal akan membusuk dan akan
menghambat pertumbuhan jamur
berikutnya.
4. Pemanenan tidak dapat dilakukan
dengan memotong bagian/cabang
jamur yang berukuran besar saja,
sebab sisa jamur yang ditinggalkan
tersebut tidak akan tumbuh menjadi
besar, bahkan akan layu/mati.
5. Pemotongan bagian jamur tidak perlu
dipotong pada setiap cabang-
cabangnya, sebab apabila hal tersebut
dilakukan akan memacu tingkat
kerusakan jamur, seperti cepat layu
atau cepat busuk.
6. Waktu pemanenan sebaiknya
dilakukan pada pagi hari agar
kesegaran jamur dapat dipertahankan,
dan untuk mempermudah dalam
pemasarannya.

Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Jamur


Tiram
1. Faktor tumbuh
Jamur tiram memerlukan kondisi
lingkungan yang sesuai agar dapat tumbuh
optimal. Kondisi lingkungan tersebut antara
lain suhu, derajat kemasaman, kelembaban
ruangan, cahaya serta konsentrasi
karbondioksida dan oksigen.
2. Suhu
Agar pertumbuhan jamur optimal
diperlukan suhu ruangan dalam kumbung 28 -
30°C. Sedangkan suhu pada pembentukan
tubuh buah sampai panen berkisar antara 22 -
28 °C
3. Kelembaban Udara (RH)
Kelembaban udara pertumbuhan
jamur tiram pada saat inkubasi dan
pembentukan tubuh buah juga berbeda. Pada
saat inkubasi kelembaban yang dibutuhkan
60-80 %, sedang untuk pembentukan tubuh
buah 80-90 %.
4. Cahaya
Pertumbuhan dan perkembangan
jamur tiram sangat peka terhadap cahaya.
Intensitas cahaya yang diperlukan pada saat
pertumbuhan sekitar 10 %. Cahaya
merupakan faktor yang sangat penting untuk
pertumbuhan miselium, proses pembentukan
dan pertumbuhan tubuh buah jamur.
5. Air
Kandungan air dalam media
sebaiknya berkisar antara 60-65 %, apabila
kondisi media kering maka pertumbuhan
jamur akan terganggu, begitu pula sebaliknya
apabila kandungan air media terlalu tinggi
maka miselium akan membusuk dan mati.

DAFTAR PUSTAKA
Yulianto, S. (2011). BUDIDAYA JAMUR TIRAM
(Pleurotus ostreatus) DI BALAI
PENGEMBANGAN DAN PROMOSI TANAMAN
PANGAN DAN HORTIKULTURA (BPPTPH)
NGIPIKSARI SLEMAN, YOGYAKARTA.

Anda mungkin juga menyukai