PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Situasi dan kondisi yang ada pada saat ini belum tentu sama dengan situasi
dan kondisi di masa yang akan datang. Suatu proyek atau usaha pasti akan
mengalami banyak ketidakpastian di masa depan, maka pertimbangan-
pertimbangan dari segala aspek sangat diperlukan baik dalam aspek
ekonomi, hukum, politik, dan sosial budaya.
Evaluasi proyek juga berguna untuk menentukan apakah suatu usaha layak
untuk ditruskan atau tidak. Analisis yang kami lakukan adalah analisis usaha
budidaya jamur merang. Jamur merang (Volvariella volvacea) merupakan
tumbuhan saprofit artinya memperoleh bahan makanan dengan
memanfaatkan sisa-sisa bahan organik. Pertumbuhan jamur sangat
tergantung pada faktor fisik lingkungan seperti suhu, kelembaban, cahaya,
pH media tanam, dan aerasi udara. Evaluasi proyek yang kami lakukan
berguna untuk mengetahui kelayakan usaha jamur merang melalui analisis
finansial.
B. Tujuan
Jamur merang termasuk tanaman tidak berklorofil (zat hijau daun) yang
bersifat saprofit (hidup dari sisa tumbuhan yang sudah mati). Jamur merang
termasuk tanaman berumur pendek sehingga dapat dipanen lebih cepat.
Jamur merang tersusun dari benang halus yang disebut hifa yang semakin
lama akan bergabungmenjadi satu dan membentuk gumpalan kecil yang
disebut miselium selanjutnya membesar menjadi tubuh buah (Suharjo 2006).
C. Pemilihan Lokasi
Syarat awal dalam budidaya jamur merang adalah pemilihan lokasi budidaya.
Lokasi yang paling cocok adalah daerah dengan suhu 28ºc sampai 35ºc dan
kelembapan 70-80 persen. Pemilihan lokasi harus cukup bersih atau jauh dari
pembuangan limbah beracun agar jamur merang tidak terkena hama,
penyakit dan kontaminasi senyawa yang berbahaya. Pemilihan lokasi
sebaiknya lebih dekat dengan sumber bahan baku agar dapat menghemat
biaya produksi seperti dekat dengan sumber air yang cukup bersih dan tidak
tercemar. Pemilihan tempat penanaman jamur merang sebaiknya disesuaikan
dengan skala produksinya. Ada tiga skala usaha jamur yaitu :
a) Skala kecil menggunakan satu kumbung (6 × 8 m²) dengan kapasitas
produksi 200-250kg.
b) Skala menengah atau sedang menggunakan dua sampai lima kumbung
dengan kapasitas produksi 400-1250 kg.
c) Skala besar biasanya lebih dari lima kumbung dengan kapasitas produksi
lebih dari 1250kg(Widyastuti 2005):
Banyak teknik budidaya jamur merang yang sudah dikenal seperti teknik
budidaya tradisional yaitu di luar kumbung, budidaya modern yaitu di dalam
kumbung, dan dalam growth chambers. Dalam melakukan budidaya jamur,
tidak semua tahap dilakukan, karena terdapat beberapa tahap yang hanya
dapat dilakukan dengan tingkat keahlian tinggi serta modal yang besar
(Sinaga 2000). Adapun tahap kegiatan budidaya jamur merang yaitu:
1. Persiapan Bahan
Bahan baku atau media utama tempat tumbuhnya jamur merang yaitu
jerami kering. Sedangkan bahan tambahan yang diperlukan seperti bekatul
200 kg dan kapur 25 kg. bahan tambahan lain juga seperti kotoran ayam,
urea kapas, dan ampas aren.
2. Pengolahan Bahan
Pengolahan bahan dilakukan untuk membuat kompos. Pembuatan kompos
dapat dilakukan di dalam ruangan atau di ruangan yang beratap, walaupun
tidak berdinding. Pada pembuatan kompos, bahan-bahan di atas dibagi
dua, yaitu satu bagian dikomposkan sendiri (media utama saja) dan satu
bagian lagi diberi media tambahan, lalu dikomposkan. Jerami yang telah
dipotong sekitar 10 cm lalu dicuci dengan air mengalir. Setelah itu susun
secara selang-seling bahan tambahan yang telah dicampur secara merata
diatas potongan jerami dengan taburan kapas atau ampas aren sampai
setinggi 1,5 m. setelah itu tutup campuran bahan tersebut dengan plastik
atau terpal.
3. Pengomposan
Pengomposan dilakukan agar mikroflora termofilik (seperti bakteri, fungi
yang merombak selulosa, hemiselulosa, serta ligini) menjadi tidak aktif
sehingga lebih mudah dicerna oleh jamur. Jerami yang telah menjadi
kompos bisanya memiliki ciri-ciri tidak berbau amoniak, warna kompos
cokelat sampai hitam, teksturnya lunak, kadar air 65 persen yang diukur
dengan memijitnya, bila basah tapi tidak menetes berarti kadar air telah
sesuai, serta pH kompos 7 sampai 7,5. Pada hari pertama tumpukan kapas
dan jerami mulai dikompos dalam tumpukan yang berbeda atau terpisah.
Pada hari keempat kompos masing-masing dibalikkan dan ditambahkan
bahan tambahan. Pada hari kedelapan media komposdibalik tetapi tidak
ditambahkan bahan tambahan, lalu pengomposan selesai pada hari
kesepuluh.
4. Sterilisasi
Tahap sterilisasi bertujuan untuk mematikan pertumbuhan organisme yang
merugikan pertumbuhan jamur dan menghilangkan bau amoniak. Setelah
dikomposkan kemudian media disusun dalam rak setebal 20 cm. Proses
ini dilakukan dengan mengalirkan uap air panas selama delapan jam
dengan suhu 70 ºC ke dalam kumbung yang sudah diisi media sehingga
pH menjadi 6,5 sampai dengan 7,2. Pada tahap ini sebaiknya seluruh celah
pada kumbung ditutup rapat.
5. Tebar Bibit
Tebar bibit dilakukan satu hari kemudian bila suhu sudah turun sampai
40ºC. Penanaman bibit dilakukan pada suhu 30ºC bertujuan mencegah
tumbuhnya jamur kontaminan. Penanaman dilakukan dengan cara
menebarkan bibit siap semai ke permukaan dan lapisan tengah media.
Bibit sebanyak 300 gram dapat dipergunakan untuk luasan satu meter
persegi dan berpengaruh pada penekanan tumbuhnya jamur atau cendawan
kontaminan. Selain kepadatan bibit, pertumbuhan cendawan kontaminan
dapat dicegah dengan sterilnya peralatan maupun tangan pekerja. Agar
steril peralatan dapat dibersihkan dengan alkohol.
6. Pemeliharaan
Masa pemeliharaan disebut juga masa inkubasi yaitu masa
penumbuhanmiselium. Pada masa ini pintu dan jendela ditutup rapat
karena oksigen yangdibutuhkan sedikit. Suhu kumbung yang baik untuk
budidaya jamur merangberkisar antara 30-37ºC dan kelembaban berkisar
antara 80 sampai 90 persen. Untuk mempertahankan kondisi tersebut
maka pemeliharaan memerlukanperhatian ekstra, karena hal ini merupakan
salah satu faktor kunci keberhasilandalam produksi jamur merang. Secara
garis besar pemeliharaan terdiri daripenyemprotan, penyiraman,
pengaturan pintu dan jendela, steam pemeliharaanserta pengendalian hama
dan penyakit.
7. Panen
Kondisi media dan lingkungan yang cukup baik membuat jamur dapat
dipanen pada hari ke 10 sampai hari ke 12 dari penebaran bibit. Hasil
panen jamur merang dengan kualitas baik yaitu jamur merang yang masih
dalam stadia kancing, diameter sekitar 3-5 cm, berwarna putih sampai
cokelat muda, dan bentuknya tidak rusak karena terserang
mikroorganisme. Pemetikan pada saat panen harus hati-hati agar tidak
merusak miselium maupun calon tubuh buah yang lain. Bagian bawah
yang kotor sebaiknya diiris dengan pisau agar bersih lalu dikemas dalam
plastik. Panen dilakukan pada pagi dan sore hari selama tiga hari berturut-
turut. Setelah satu minggu kemudian, baru dapat dilakukan panen lagi.
Dalam dua periode, hasil panen yang diperoleh sekitar 25-40 persen dari
total produksi. Total pemanenan berlangsung selama satu bulan. Rata-rata
produksi satu kumbung dengan ukuran panjang 6 meter dan lebar 8 meter
sekitar 200-250 kg. Jumlah hasil panen dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti kualitas dari bibit termasuk sifat genetik bibit yang digunakan,
kualitas media, proses sterilisasi dan kondisi lingkungan. Jamur merang
dengan kualitas yang rendah dapat dipasarkan di pasar tradisional.
Studi kelayakan adalah suatu studi untuk mengkaji secara komprehensif dan
mendalam terhadap kelayakan sebuah usaha. Layak atau tidak layak
dijalankanya sebuah usaha merujuk pada hasil pembandingan semua faktor
ekonomi yang akan dialokasikan ke dalam sebuah usaha atau bisnis baru
dengan hasil pengembaliannya yang akan diperoleh dalam jangka waktu
tertentu (Zulkarnain, 2009).
H. Analisis Finansial
Menurut Kasmir dan Jakfar (2009), aspek finansial dilakukan untuk menilai
biaya-biaya apa saja yang akan dikeluarkan dan seberapa besar pendapatan
yang akan diterima jika bisnis dijalankan. Analisis ini meliputi seberapa lama
investasi yang ditanamkan akan kembali, dari mana saja sumber pembiayaan
bisnis tersebut, dan bagaimana tingkat suku bunga yang berlaku, sehingga
apabila dihitung dengan formula penilaian investasi sangat
menguntungkan.Studi kelayakan bisnis pada dasarnyabertujuan untuk
menentukan kelayakan berdasarkan criteria investasi.
Beberapakriteria investasi tersebut diantaranya:
1. Net Present Value (NPV)
Net present value atau nilai kini manfaat bersih adalah selisih antara total
present value manfaat dengan total present value dari biaya, atau jumlah
presenvalue dari manfaat bersih tambahan selama umur bisnis. Nilai yang
dihasilkandalam perhitungan NPV adalah dalam satuan mata uang
(rupiah). Suatu bisnis dikatakan layak jika NPV lebih besar dari nol
(NPV>0) yangartinya bisnis menguntungkan atau memberikan manfaat.
Sebaliknya, suatu bisnis yang mempunyai NPV lebih kecil dari nol
(NPV<0), maka bisnis tersebut tidaklayak untuk dijalankan.
I. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas adalah suatu teknik untuk meneliti kembali suatu analisa
agar dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan-
keadaan yang berubah. Hal ini sangat perlu, karena analisis proyek
didasarkan atas proyeksi yang mengandung banyak ketidakpastian tentang
apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang. Analisis sensitivitas
digunakan untuk mengetahui kepekaan usahatani indukan ikan lele dan
gurame (Fara Farm) terhadap perubahan-perubahan yang akan terjadi. Data
diolah dalam bentuk tabulasi, kemudian dianalisis secara matematis dengan
merujuk pada aspek-aspek perhitungan analisis kelayakan finansial, yaitu
Break Even Point (BEP), Net Present Value (NPV), Payback Period,
Incremental Rate of Return (IRR), dan Rasio B/C (Kusuma, 2012).
Penetapan asumsi dilakukan untuk membantu pengolahan data, penetapan
Harga Pokok Produksi (HPP) dan pembuatan cash flow. Asumsi yang
ditetapkan meliputi jumlah hari kerja karyawan, harga jual produk,
peningkatan kapasitas produksi yang diharapkan, peningkatan harga bahan
baku, dan umur proyek (Idham, 2010).
Tigakriteria investasi,yaitu:
a) BilaNPV >0, makaproyek menguntungkan
dandapatdilaksanakan.
b)BilaNPV <0, makaproyek merugikan dan tidak layak untuk
dilaksanakan.
c) BilaNPV =0, makaproyek tidak untungdan tidakrugi (breakeven
point).
Kriteriainvestasi:
a) BilaIRR >tingkat suku bunga, makaproyek layak.
b) BilaIRR <tingkatsuku bunga, makaproyek tidak layak untuk
dilaksanakan.
c) BilaIRR =tingkat suku bunga, makaproyek dalam posisibreak even
point.
Pada tahun pertama biasanya gross cost lebih besar daripada gross
benefit, sehingga net benefitnya bernilai negatif, atau dengan kata lain
net cost. Pada tahun-tahun sesudah itu biasanya gross benefit lebih besar
daripada gross cost, sehingga net benefit bernilai positif. Oleh sebab itu
yang dimaksud dengan Net B/C ratio adalah perbandingan antara
present value dari net benefit yang positif dengan present value dari net
benefit yang positif dengan present value dari net benefit yang negatif.
Apabila nilai B/C > 1, maka proyek layak untuk dikembangkan, tetapi
apabila nilai B/C < 1, maka proyek tidak layak untuk dikembangkan.
modal itu dapat kembali, semakin baik suatu proyek untuk diusahakan
karena modal yang kembali dapat dipakai untuk membiayai kegiatan
lain.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan
data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer
yangdiperoleh meliputi :
1) Data keuangan yang mencakup penerimaan, biaya-biaya operasional,
biayainvestasi yang telah dikeluarkan sampai dengan biaya investasi yang
akandigunakan untuk mengembangkan usaha.
2) Aspek-aspek non finansial seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek
manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi, dan budaya, serta aspek
lingkungan.
1. Identitas Responden
B. Proses Produksi
3. Perendaman Kapas
Kapas sebagai salah satu bahan media tanam jamur merang perlu
direndam terlebih dahulu selama 4-6 hari. Caranya, kapas direndam ke
dalam air, kemudian dibolak-balik dua hari sekali selama 2-3 kali.
Biasanya, satu kubung membutuhkan 8 kilogram kapas.
5. Sterilisasi
Proses sterilisasi adalah proses mengalirkan uap panas ke dalam kubung.
Sterilisasi dilakukan dengan cara drum sterilisasi (boyler) diisi air hingga
penuh, kira-kira 400 liter.Pipa besi disiapkan dan kemudian dimasukkan
ke dalam kubung dan api dinyalakan.Suhu dalam kubung dinaikkan secara
bertahap hingga mencapai 60-62º C dan dijaga hingga 4-5 jam.Saluran uap
ditutup atau dimatikan dan kubung ditutup rapat.Proses sterilisasi ini
memakan waktu kurang lebih selama 8 jam. Ketika proses sterilisasi
berlangsung, dipastikan bahwa tidak ada celah terbuka pada kubung dan
pipa, agar uap panas tidak keluar.
6. Penebaran bibit
Setelah 2-3 hari dari proses sterilisasi, maka selanjutnya adalah penebaran
bibit jamur merang. Lingkungan sekitar kubung dibersihkan terlebih
dahulu sebelum penebaran bibit. Satu kubung membutuhkan kurang lebih
15 baglog bibit jamur merang. Perlu diketahui, jumlah bibit jamur yang
ditanam tidak terlalu mempengaruhi hasil panen. Cara menebarkan bibit
jamur merang ke media tanam adalah dengan cara membuka kemasan dan
meremas-remas bibit. Bibit ditebarkan secara merata ke seluruh
permukaan dan bagian tengah media tanam, setelah selesai menebarkan
benih, kubung dibersihkan, kemudian diberi kelembapan, dengan cara
menyiramkan air ke lantai kubung. Pintu dan ventilasi kubung ditutup
kembali dengan rapat.
8. Pemanenan
Pengomposan yang baik dan proses sterilisasi yang sempurna membuat
pertumbuhan jamur juga baik, pada hari ke 10-15 setelah penebaran bibit.
jamur merang sudah dapat di panen. Jamur yang layak dipanen tingginya
kurang lebih 3 cm sampai 6 cm atau saat jamur masih berada dalam stadia
kancing.Pemetikan/ pemanenan dilakukan dari rak yang paling atas ke
bawah. Pemetikan dilakukan dengan cara diputar.
C. Biaya
Biaya yang digunakan dalam budidaya jamur merang yaitu biaya tetap dan
biaya variabel. Biaya yang tetap sama pada level output yang berbeda yang
dihasilkan oleh suatu usaha disebut biaya tetap. Biaya yang berubah seiring
dengan perubahan jumlah output yang dihasilkan dikenal sebagai biaya
variabel. Berikut merupakan tabel dari masing-masing biaya:
Berdasarkan tabel 1 biaya tetap dari tahun 2013-2017 terlihat bahwa jumlah
biaya tetap per tahun terbesar ada pada tahun 2017 yaitu sebesar Rp
4.092.000, dan biaya tetap terkecil ada pada tahun 2013-2014 yaitu sebesar Rp
3.678.000. Jumlah biaya tetap yang dikeluarkan selama lima tahun yaitu
sebesar Rp 19.616.000, dimana biaya tetap ini dialokasikan untuk biaya
tenaga kerja dan listrik, air dan telepon.
Penerimaan adalah total pendapatan yang diterima oleh produsen berupa uang
yang diperoleh dari hasil penjualan barang yang diproduksi. Penerimaan
dalam usahatani tanaman hias ini yaitu:
Jumlah
Biaya Biaya Total
Produks Harga Benefit Keuntunga
Thn Tetap Variabel Biaya
i (Rp/btg) (Rp) n (Rp)
(Rp) (Rp) (Rp)
(btg)
2016 80 250000 20000000 3678000 2560000 6238000 13762000
2017 100 250000 25000000 3678000 2808000 6486000 18514000
2015 100 350000 35000000 4080000 2917000 6997000 28003000
2016 150 400000 60000000 4088000 3063000 7151000 52849000
10000000
3256000 7348000 92652000
2017 200 500000 0 4092000
24000000 1460400 3422000
Total 205780000
0 19616000 0 0
E. Cash Flow
F. Analisis Finansial Budidaya Jamur Merang Sejahtera Mandiri
Analisis finansial berkaitan dengan masalah keuntungan pendapatan
(revenue earnings) yang diperoleh oleh suatu proyek. Pada budidaya jamur
merang sejahtera mandiri kami telah melakukan perhitungan analisis
finansial untuk melihat bagaimana kelayakan budidaya tersebut. Pada
analisis finansial suatu proyek ada beberapa kriteria investasi yang
menentukan diterima atau tidaknya suatu proyek, kriteria-kriteria tersebut
yaitu Gross Benefit/Cost Ratio, Net Benefit/Cost Ratio, Profitability Ratio,
dan Net Present Value(NPV). Berikut adalah penjabaran dari kriteria
analisis finansial :
a. Analisis Payback Period (PP)
Analisis payback period adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui
jangka waktu pengembalian investasi suatu proyek. Bila waktu
pengembalian investasi lebih pendek dari umur ekonomis proyek, maka
proyek tersebut layak untuk dijalankan. Berdasarkan perhitungan analisis
finansial yang sudah dilakukan, didapatPayback period selama2 tahun 8
bulan 17 hari, berarti investasi awal akan dikembalikan dalam jangka
waktu 2 tahun 8 bulan 17 hari, sehingga masa pengembalian modal
investasi lebih pendek dari umur ekonomis proyek yaitu 5 tahun.
A. Kesimpulan
1. Budidaya ini dimiliki oleh Bapak Ahmad Isbandi,S.E yang berdiri pada 19
Mei 1982 di Bandar lampung, lokasi dari budidaya ini di Jalan Padat
Karya, Gang Bulan, Kampung Linsuh, Rajabasa Jaya,Bandar Lampung.
B. Saran
Saran yang dapat kami sampaikan adalah sebagai berikut :
a. Bagi Masyarakat
Agar masyarakat dapat lebih terbuka pikirannya bahwa melakukan usaha
budidaya tidaklah merugikan, bila dilakukan dengan manajemen yang
benar dan tepat.
b. Bagi Pemerintah
Agar pemerintah dapat melakukan bantuan untuk pengembangan usaha –
usaha yang ada di Indonesia, hal ini dikarenakan peluang usaha yang besar
namun masyarakat kurang mengerti dan peran pemerintah yang kurang
dalam mendorong masyarakat agar mau membuka usaha.
c. Bagi Peneliti
Menjadi alat ukur untuk peneliti dalam melihat seberapa baik data yang
bisa didapatkan, agar peneliti dapat memperoleh data dan hasil yang lebih
terstruktur dan jelas untuk kegiatan selanjutnya dan dapat melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai analasis kelayakan finansial suatu
perusahaan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Idham, A.T. Lestari, dan Adriani, D. 2010. Analisis Finansial Sistem Usaha Tani
Terpadu (integrated farming system) Berbasis Ternak Sapi Di Kabupaten
Oganilir. Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 6. No.2. Halaman: 1-15.
Pasaribu T, Permana DR, Alda ER. 2002. Aneka Jamur Unggulan yang
Menembus Pasar. Jakarta : Penebar Swadaya.
Sinaga MS. 2000. Jamur Merang dan Budidayanya. Jakarta : Bumi Aksara.
Suharjo E. 2006. Budi Daya Jamur merang dengan Media Kardus. Jakarta :
Agromedia Pustaka.
n
i
g
a
k
r
B
M
t
e g
n
i
k
l
m
n
e
s
i
g
a
P
B t
a
h
i
n
u
y
B
i
w
D
d
o
r
n
a
P
(
k
j i
s
h
A
d
a
(
m
.
H
m
b
A
u
h
d
o
r
S
(
N
P
a
n
y
t
s
i
l
g i
h
o
r
t
a
w
,
k
s
b
s
n
I
a
i
d )
E
.
S
,
w
r
n
a
D
)
d
m
S
A
(
,
k
i
t
u )
o
n
s
i
E
.
LAMPIRAN TABEL
Tabel 3. Peralatan
Umur Penyusutan
Jumlah
Tahun Jenis Harga (Rp) Biaya (Rp) Ekonomis
(Unit)
(Tahun)
2014 Bak 4 9,800,000 39,200,000.00 5 7,840,000.00
Drum 15 115,000 1,725,000.00 1 1,725,000.00
Cangkul 5 100,000 500,000.00 1 500,000.00
timbangan 2 3,500,000 7,000,000.00 5 1,400,000.00
selang 5 200,000 1,000,000.00 2 500,000.00
blower 6 65,000 390,000.00 2 195,000.00
2015 Bak 4 9,800,000 39,200,000.00 5 7,840,000.00
Drum 15 115,000 1,725,000.00 1 1,725,000.00
cangkul 5 100,000 500,000.00 1 500,000.00
timbangan 2 3,500,000 7,000,000.00 5 1,400,000.00
selang 5 200,000 1,000,000.00 2 500,000.00
blower 6 65,000 390,000.00 2 195,000.00
2016 Bak 4 10,000,000 40,000,000.00 5 8,000,000.00
Drum 15 130,000 1,950,000.00 1 1,950,000.00
cangkul 5 120,000 600,000.00 1 600,000.00
timbangan 2 3,500,000 7,000,000.00 5 1,400,000.00
selang 5 300,000 1,500,000.00 2 750,000.00
Tabel 6. Penerimaan
Tahu Jumlah
Harga Total
n (kwintal)
2,300,000.
2014 180 00 414000000
2,500,000.
2015 180 00 450000000
2016 180 3,000,000. 540000000
00
3,000,000.
2017 180 00 540000000
3,000,000.
2018 180 00 540000000
Lanjutan…
PV Gross B- df/cf df/cf
PV Gross C O&M PV Net B-C 28% NPV 28% 27% NPV 27%
- - -
1227687492 0 1227687492 2.0972 1988100096 2.0484 1941867084
360035883. 488765151.
131837516.5 360035883.5 5 1.6384 496492544 1.6129 5
121084830 369415170 369415170 1.2800 433808640 1.2700 430419510
112930000 427070000 427070000 1.0000 427070000 1.0000 427070000
359456274. 333648437. 336275590.
95050921.64 359456274.7 7 0.7813 5 0.7874 6
391807339. 260662841. 264783929.
103605504.6 391807339.4 4 0.6104 8 0.6200 6
-
1792196265 1907784668 680097176 36417632.7 5447097.62
-
298699377.5 317964111.3 113349529 6069605.45 907849.603
Tabel 9. Arus Kas
Kumulatif
Tahun Laba Netto Penyusutan Nilai Sisa Arus Kas Arus Kas
2014 303035000 58150000 0 303035000 303035000
2015 338913000 58152000 0 338913000 641948000
106901800
2016 427070000 58160000 0 427070000 0
149608800
2017 427070000 58160000 0 427070000 0
192315800
2018 427070000 58160000 0 427070000 0
1. Gross B/C
∑ PV Benefit
GrossB /C=
∑ PV Cost
2472293440
GrossB /C=
1792196265
GrossB /C=1.3794
2. Net B/C
3. Provitability
∑ PV Gross B−O∧M
PI =
∑ PV Investasi
1907784668
PI =
1227687492
PI =1.5539
NPV Positif= ∑ PV −I 0
= 5447097.619 ( Investasi awal termasuk biaya tahun pertama)
NPV Negatif= ∑ PV −I 0
= -36417632.7 ( Investasi awal termasuk biaya tahun pertama)
5. Payback Period
Diketahui net cash (Investasi dan Peralatan) usaha budidaya jamur adalah sebesar
Rp 948,000,000 dengan nilai sisa sebesar Rp 0 dan umur ekonomisnya adalah 5
tahun. Maka diperoleh :
a−b
Paybackperiod =n+ x 1tahun
c−b
948000000−641948000
¿ 2+ x 1tahun
1069018000−641948000
Pada tingkat bunga 27% (i’’) nilai NPV sebesar 5447097.619 = NPV1
Pada tingkat bunga 28% (i’) nilai NPV sebesar -36417632.7 = NPV2
NPV 1
IRR=i' + ( i ' ' −i ' )
NPV 1−NPV 2
5447097.619
IRR=27 %+ ( 28 %−27 % )
5447097.619−(−36417632.7)
IRR=27 %+ 0,1301%
= 27.1301%