Anda di halaman 1dari 43

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Studi kelayakan proyek (atau studi kelayakan bisnispada proyek bisnis),


merupakan pengkajian suatu usulan proyek (atau bisnis), apakahdapat
dilaksanakan (go project) atau tidak (no go project), dengan berdasarkan
berbagaiaspek kajian. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah suatu
proyek dapatdilaksanakan dengan berhasil, sehingga dapat menghindari
keterlanjuran investasi modalyang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata
tidak menguntungkan.

Situasi dan kondisi yang ada pada saat ini belum tentu sama dengan situasi
dan kondisi di masa yang akan datang. Suatu proyek atau usaha pasti akan
mengalami banyak ketidakpastian di masa depan, maka pertimbangan-
pertimbangan dari segala aspek sangat diperlukan baik dalam aspek
ekonomi, hukum, politik, dan sosial budaya.

Evaluasi proyek juga berguna untuk menentukan apakah suatu usaha layak
untuk ditruskan atau tidak. Analisis yang kami lakukan adalah analisis usaha
budidaya jamur merang. Jamur merang (Volvariella volvacea) merupakan
tumbuhan saprofit artinya memperoleh bahan makanan dengan
memanfaatkan sisa-sisa bahan organik. Pertumbuhan jamur sangat
tergantung pada faktor fisik lingkungan seperti suhu, kelembaban, cahaya,
pH media tanam, dan aerasi udara. Evaluasi proyek yang kami lakukan
berguna untuk mengetahui kelayakan usaha jamur merang melalui analisis
finansial.
B. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.


1. Mengetahui kelayakan finansial usaha budidaya Jamur Merang Sejahtera
Mandiri di Rajabasa Jaya Bandar Lampung.
2. Menganalisis sensitivitas budidaya Jamur Merang Sejahtera
Mandiri di Rajabasa Jaya Bandar Lampung.
3. Mengetahui proses produksi Jamur Merang Sejahtera
Mandiri di Rajabasa Jaya Bandar Lampung.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Karakteristik Jamur Merang

Dalam Sinaga (2002) dijelaskan bahwa jamur merang sudah dibudidayakan


di Indonesia sejak tahun 1995. Pengenalan awal budidaya jamur sudah
dilakukan sebelum abad ke-18 di Cina. Jamur merang atau dengan nama latin
Volvariella volvaceae (Bull. Ex. Fr.) adalah jenis jamur yang sudah lama
dikenal karena termasuk golongan jamur dengan tekstur yang baik.
Klasifikasi Volvariella volvaceae adalah sebagai berikut:
Kelas : Basidiomycetes
Subkelas : Homobasidiomycetes
Seri : Hymenomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Pluteaceae
Genus : Volvariella

Jamur merang termasuk tanaman tidak berklorofil (zat hijau daun) yang
bersifat saprofit (hidup dari sisa tumbuhan yang sudah mati). Jamur merang
termasuk tanaman berumur pendek sehingga dapat dipanen lebih cepat.
Jamur merang tersusun dari benang halus yang disebut hifa yang semakin
lama akan bergabungmenjadi satu dan membentuk gumpalan kecil yang
disebut miselium selanjutnya membesar menjadi tubuh buah (Suharjo 2006).

Karakteristik jamur merang antara lain memiliki tubuh berbentuk seperti


telur, berwarna putih kecoklatan sampai hitam dengan dilapisi sebuah selaput
yang dinamakan selubung atau dikenal sebagai kulit jamur. Ketika jamur
mulai tua tudung akan membentuk cawan. Tudung jamur merang tua
berdiameter 6,8 cm dengan warna putih keabu-abuan. Pembentukan tubuh
buah jamur merang dimulai dari stadium kepala jamur (pin head), kancing
kecil (tiny button), kancing (button), telur (egg), perpanjangan (elongation),
dan dewasa (mature).
Jamur merang umumnya tumbuh pada media yang merupakan sumber
selulosa seperti pada tumpukan merang, dekat limbah penggilingan padi,
limbah pabrik kertas, ampas batang aren, limbah kelapa sawit, ampas sagu,
sisa kapas, kulit buah pala, dan sebagainya. Jamur merang dapat tumbuh
pada suhu 28-32ºC,kelembapan udara sekitar 60-80 persen dengan derajat
keasaman (pH) media tanam optimum 4,5-7 (Suharjo 2006). Jamur merang
memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Selain itu tidak ada kandungan
logam berat seperti Pb dan Cd dalam jamur merang sehingga sangat baik
digunakan sebagai bahan makanan sehari-hari.

B. Sarana Produksi Jamur Merang

Persiapan sarana produksi sangat diperlukan sebelum melakukan kegiatan


produksi. Sarana produksi itu antara lain pemilihanlokasi, pembuatan rumah
budidaya jamur yang biasa disebut kumbung, dan peralatan yang dibutuhkan
(Hernanto,1988).

C. Pemilihan Lokasi

Syarat awal dalam budidaya jamur merang adalah pemilihan lokasi budidaya.
Lokasi yang paling cocok adalah daerah dengan suhu 28ºc sampai 35ºc dan
kelembapan 70-80 persen. Pemilihan lokasi harus cukup bersih atau jauh dari
pembuangan limbah beracun agar jamur merang tidak terkena hama,
penyakit dan kontaminasi senyawa yang berbahaya. Pemilihan lokasi
sebaiknya lebih dekat dengan sumber bahan baku agar dapat menghemat
biaya produksi seperti dekat dengan sumber air yang cukup bersih dan tidak
tercemar. Pemilihan tempat penanaman jamur merang sebaiknya disesuaikan
dengan skala produksinya. Ada tiga skala usaha jamur yaitu :
a) Skala kecil menggunakan satu kumbung (6 × 8 m²) dengan kapasitas
produksi 200-250kg.
b) Skala menengah atau sedang menggunakan dua sampai lima kumbung
dengan kapasitas produksi 400-1250 kg.
c) Skala besar biasanya lebih dari lima kumbung dengan kapasitas produksi
lebih dari 1250kg(Widyastuti 2005):

D. Pembuatan Bangunan Rumah Jamur (Kumbung)

Budidaya jamur merang secara komersial memerlukan bangunan yang biasa


disebut kumbung. Kumbung merupakan rumah tempat menanam jamur
merang yang dilakukan di luar rumah. Jenis bangunan untuk
membudidayakanjamur merang ada dua yaitu rumah jamur skala industri
besar dan rumah jamur sederhana. Rumah jamur untuk skala industri besar
berupa bangunan pabrik danrumah jamur sederhana berbentuk kumbung
yang biasanya banyak digunakanuntuk budidaya jamur skala kecil atau
industri menengah. Ukuran kumbung ideal adalah lebar 4 meter, panjang 6
meter, dan tinggi 2,5 meter. Kumbung tersebut dapat diisi dengan dua baris
rak penanaman dengan ukuran rak yaitu panjang 5meter dan lebar 0,8 meter
serta terdiri dari 4 sampai 5 tingkat (Suharjo 2006).

Pembuatan kumbung sederhana bermanfaat dalam melindungi jamur dari


kondisi lingkungan yang kurang mendukung seperti angin kencang,
memudahkanpengelolaan iklim mikro di dalam kumbung, menghemat lahan
karena menggunakan rak yang disusun, dan saat budidaya tidak tergantung
pada musim. Ukuran rumah jamur atau kumbung memiliki panjang 7 meter
dan lebar 4,5 meter dengan sistem rak bertingkat lima. Bagian-bagian
kumbung yangharus diperhatikan yaitu (Widyastuti 2005):
a) Dinding terbuat dari bilik bambu yang dilapisi plastik.
b) Permukaan lantai disemen agar mempermudah pembersihan kumbungbila
masih tanah sebaiknya dilapisi dengan pasir dan kapur.
c) Terdapat pipa yang diberi lubang-lubang kecil berjarak 20 cm antar
lubang. Kegunaan dari pipa ini adalah untuk aliran uap panas pada saat
proses sterilisasi di dalam kumbung.
d) Atap bangunan terbuat dari rumbia yang dilapisi plastik pada bagian
dalamnya.
e) Terdapat jendela untuk mengatur sirkulasi udara.

E. Peralatan Budidaya Jamur Merang

Peralatan yang dibutuhkan dalam budidaya disesuaikan dengan besarnya


skala usaha. Dalam hal ini peralatan yang digunakan untuk budidaya jamur
merang skala kecil dan menengah yaitu:
a) Sekop, sekop garpu, terpal plastik dan parang untuk menyiapkan media.
b) Drum sebagai tempat air dan bahan baku untuk sterilisasi.
c) Sprayer untuk pengabutan dalam pemeliharaan; dan
d) Keranjang dan cutter untuk membersihkan jamur saat pasca panen
(Pasaribu,2002).

F. Teknik Budidaya Jamur Merang

Banyak teknik budidaya jamur merang yang sudah dikenal seperti teknik
budidaya tradisional yaitu di luar kumbung, budidaya modern yaitu di dalam
kumbung, dan dalam growth chambers. Dalam melakukan budidaya jamur,
tidak semua tahap dilakukan, karena terdapat beberapa tahap yang hanya
dapat dilakukan dengan tingkat keahlian tinggi serta modal yang besar
(Sinaga 2000). Adapun tahap kegiatan budidaya jamur merang yaitu:

1. Persiapan Bahan
Bahan baku atau media utama tempat tumbuhnya jamur merang yaitu
jerami kering. Sedangkan bahan tambahan yang diperlukan seperti bekatul
200 kg dan kapur 25 kg. bahan tambahan lain juga seperti kotoran ayam,
urea kapas, dan ampas aren.
2. Pengolahan Bahan
Pengolahan bahan dilakukan untuk membuat kompos. Pembuatan kompos
dapat dilakukan di dalam ruangan atau di ruangan yang beratap, walaupun
tidak berdinding. Pada pembuatan kompos, bahan-bahan di atas dibagi
dua, yaitu satu bagian dikomposkan sendiri (media utama saja) dan satu
bagian lagi diberi media tambahan, lalu dikomposkan. Jerami yang telah
dipotong sekitar 10 cm lalu dicuci dengan air mengalir. Setelah itu susun
secara selang-seling bahan tambahan yang telah dicampur secara merata
diatas potongan jerami dengan taburan kapas atau ampas aren sampai
setinggi 1,5 m. setelah itu tutup campuran bahan tersebut dengan plastik
atau terpal.

3. Pengomposan
Pengomposan dilakukan agar mikroflora termofilik (seperti bakteri, fungi
yang merombak selulosa, hemiselulosa, serta ligini) menjadi tidak aktif
sehingga lebih mudah dicerna oleh jamur. Jerami yang telah menjadi
kompos bisanya memiliki ciri-ciri tidak berbau amoniak, warna kompos
cokelat sampai hitam, teksturnya lunak, kadar air 65 persen yang diukur
dengan memijitnya, bila basah tapi tidak menetes berarti kadar air telah
sesuai, serta pH kompos 7 sampai 7,5. Pada hari pertama tumpukan kapas
dan jerami mulai dikompos dalam tumpukan yang berbeda atau terpisah.
Pada hari keempat kompos masing-masing dibalikkan dan ditambahkan
bahan tambahan. Pada hari kedelapan media komposdibalik tetapi tidak
ditambahkan bahan tambahan, lalu pengomposan selesai pada hari
kesepuluh.

4. Sterilisasi
Tahap sterilisasi bertujuan untuk mematikan pertumbuhan organisme yang
merugikan pertumbuhan jamur dan menghilangkan bau amoniak. Setelah
dikomposkan kemudian media disusun dalam rak setebal 20 cm. Proses
ini dilakukan dengan mengalirkan uap air panas selama delapan jam
dengan suhu 70 ºC ke dalam kumbung yang sudah diisi media sehingga
pH menjadi 6,5 sampai dengan 7,2. Pada tahap ini sebaiknya seluruh celah
pada kumbung ditutup rapat.

5. Tebar Bibit
Tebar bibit dilakukan satu hari kemudian bila suhu sudah turun sampai
40ºC. Penanaman bibit dilakukan pada suhu 30ºC bertujuan mencegah
tumbuhnya jamur kontaminan. Penanaman dilakukan dengan cara
menebarkan bibit siap semai ke permukaan dan lapisan tengah media.
Bibit sebanyak 300 gram dapat dipergunakan untuk luasan satu meter
persegi dan berpengaruh pada penekanan tumbuhnya jamur atau cendawan
kontaminan. Selain kepadatan bibit, pertumbuhan cendawan kontaminan
dapat dicegah dengan sterilnya peralatan maupun tangan pekerja. Agar
steril peralatan dapat dibersihkan dengan alkohol.

6. Pemeliharaan
Masa pemeliharaan disebut juga masa inkubasi yaitu masa
penumbuhanmiselium. Pada masa ini pintu dan jendela ditutup rapat
karena oksigen yangdibutuhkan sedikit. Suhu kumbung yang baik untuk
budidaya jamur merangberkisar antara 30-37ºC dan kelembaban berkisar
antara 80 sampai 90 persen. Untuk mempertahankan kondisi tersebut
maka pemeliharaan memerlukanperhatian ekstra, karena hal ini merupakan
salah satu faktor kunci keberhasilandalam produksi jamur merang. Secara
garis besar pemeliharaan terdiri daripenyemprotan, penyiraman,
pengaturan pintu dan jendela, steam pemeliharaanserta pengendalian hama
dan penyakit.

7. Panen
Kondisi media dan lingkungan yang cukup baik membuat jamur dapat
dipanen pada hari ke 10 sampai hari ke 12 dari penebaran bibit. Hasil
panen jamur merang dengan kualitas baik yaitu jamur merang yang masih
dalam stadia kancing, diameter sekitar 3-5 cm, berwarna putih sampai
cokelat muda, dan bentuknya tidak rusak karena terserang
mikroorganisme. Pemetikan pada saat panen harus hati-hati agar tidak
merusak miselium maupun calon tubuh buah yang lain. Bagian bawah
yang kotor sebaiknya diiris dengan pisau agar bersih lalu dikemas dalam
plastik. Panen dilakukan pada pagi dan sore hari selama tiga hari berturut-
turut. Setelah satu minggu kemudian, baru dapat dilakukan panen lagi.
Dalam dua periode, hasil panen yang diperoleh sekitar 25-40 persen dari
total produksi. Total pemanenan berlangsung selama satu bulan. Rata-rata
produksi satu kumbung dengan ukuran panjang 6 meter dan lebar 8 meter
sekitar 200-250 kg. Jumlah hasil panen dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti kualitas dari bibit termasuk sifat genetik bibit yang digunakan,
kualitas media, proses sterilisasi dan kondisi lingkungan. Jamur merang
dengan kualitas yang rendah dapat dipasarkan di pasar tradisional.

G. Studi Kelayakan Bisnis

Studi kelayakan adalah suatu studi untuk mengkaji secara komprehensif dan
mendalam terhadap kelayakan sebuah usaha. Layak atau tidak layak
dijalankanya sebuah usaha merujuk pada hasil pembandingan semua faktor
ekonomi yang akan dialokasikan ke dalam sebuah usaha atau bisnis baru
dengan hasil pengembaliannya yang akan diperoleh dalam jangka waktu
tertentu (Zulkarnain, 2009).

H. Analisis Finansial

Menurut Kasmir dan Jakfar (2009), aspek finansial dilakukan untuk menilai
biaya-biaya apa saja yang akan dikeluarkan dan seberapa besar pendapatan
yang akan diterima jika bisnis dijalankan. Analisis ini meliputi seberapa lama
investasi yang ditanamkan akan kembali, dari mana saja sumber pembiayaan
bisnis tersebut, dan bagaimana tingkat suku bunga yang berlaku, sehingga
apabila dihitung dengan formula penilaian investasi sangat
menguntungkan.Studi kelayakan bisnis pada dasarnyabertujuan untuk
menentukan kelayakan berdasarkan criteria investasi.
Beberapakriteria investasi tersebut diantaranya:
1. Net Present Value (NPV)
Net present value atau nilai kini manfaat bersih adalah selisih antara total
present value manfaat dengan total present value dari biaya, atau jumlah
presenvalue dari manfaat bersih tambahan selama umur bisnis. Nilai yang
dihasilkandalam perhitungan NPV adalah dalam satuan mata uang
(rupiah). Suatu bisnis dikatakan layak jika NPV lebih besar dari nol
(NPV>0) yangartinya bisnis menguntungkan atau memberikan manfaat.
Sebaliknya, suatu bisnis yang mempunyai NPV lebih kecil dari nol
(NPV<0), maka bisnis tersebut tidaklayak untuk dijalankan.

2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)


Net B/C adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan
manfaat bersih yanng bernilai negatif. Dengan kata lain, manfaat bersih
yang menguntungkan bisnis yang dihasilkan terhadap setiap satu satuan
kerugian dari bisnis tersebut. Suatu bisnis atau kegiatan investasi dapat
dikatakan layak bila Net B/C lebih besar dari satu (Net B/C>1) dan
dikatakan tidak layak bila Net B/C lebih kecil dari satu (Net B/C<1).

3. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)


Gross B/C merupakan kriteria kelayakan lain yang bisa digunakan dalam
analisis bisnis. Baik manfaat maupun biaya adalah nilai kotor (gross).
Denganmenggunakan kriteria ini akan lebih menggambarkan pengaruh
dari adanya tambahan biaya terhadap tambahan manfaat yang diterima.
Kriteria ini memberikan pedoman bahwa bisnis layak untuk dijalankan
apabila Gross B/C lebih besar dari satu (Gross B/C>1) dan bisnis tidak
layak untuk dijalankan jika Gross B/C lebih kecil dari satu (Gross B/C<1).

4. Internal Rate of Return (IRR)


Internal Rate of Return (IRR) menunjukan seberapa besar pengembalian
bisnis terhadap investasi yang ditanamkan. IRR adalah tingkat discount
rate (DR) yang menghasilkan NPV sama dengan nol. Besaran yang
dihasilkan dari perhitungan ini adalah dalam satuan persentase (%). Dalam
praktek, perhitungan IRR dilakukan dengan interpolasi diantara discount
rate yang lebih rendah (yang menghasilkan NPV positif) dengan discount
rate yang lebih tinggi (yang menghasilkan NPV negatif). Sebuah usaha
dikatakan layak apabila IRR lebih besar dari opportunity cost of capital
(DR).

5. Pay Back Period (PBP)


Metode ini mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Usaha bisnis
yang PBP nya lebih cepat, maka bisnis tersebut termasuk bisnis yang
kemungkinan besar layak untuk dijalankan.

6. Profitability Ratio (PR)


Profitability Ratio (PR) menunjukan perbandingan antara penerimaan
(benefit) dengan biaya modal yang digunakan. Rasio ini dipakai sebagai
perhitungan rentabilitas dari suatu investasi. Bila PR lebih besar dari satu
(PR>1), maka bisnis layak untuk dilaksanakan (dipilih). Bila PR kurang
dari satu (PR<1), maka bisnis tidak layak untuk dilaksanakan (ditolak).

I. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas adalah suatu teknik untuk meneliti kembali suatu analisa
agar dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan-
keadaan yang berubah. Hal ini sangat perlu, karena analisis proyek
didasarkan atas proyeksi yang mengandung banyak ketidakpastian tentang
apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang. Analisis sensitivitas
digunakan untuk mengetahui kepekaan usahatani indukan ikan lele dan
gurame (Fara Farm) terhadap perubahan-perubahan yang akan terjadi. Data
diolah dalam bentuk tabulasi, kemudian dianalisis secara matematis dengan
merujuk pada aspek-aspek perhitungan analisis kelayakan finansial, yaitu
Break Even Point (BEP), Net Present Value (NPV), Payback Period,
Incremental Rate of Return (IRR), dan Rasio B/C (Kusuma, 2012).
Penetapan asumsi dilakukan untuk membantu pengolahan data, penetapan
Harga Pokok Produksi (HPP) dan pembuatan cash flow. Asumsi yang
ditetapkan meliputi jumlah hari kerja karyawan, harga jual produk,
peningkatan kapasitas produksi yang diharapkan, peningkatan harga bahan
baku, dan umur proyek (Idham, 2010).

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampung Lingsuh, Rajabasa Jaya, Bandar


lampung. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan sengaja (purposive
sampling) mengingat Kampungtersebut merupakansentra produksi jamur
merang di Bandar Lampung. Responden dari penelitian ini adalah pemilik
usaha jamur merang.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016.

B. Metode Pengambilan Sampel

Pengumpulan data ini dilakukan melalui metode wawancara langsung, dan


observasi lapang. Sumber data primer terdiri dari responden yang
relevan memberikan informasi yang . Responden yangdiwawancarai antara
lain pemilik usaha jamur merang.

C. Metode Analisis Data

Analisisyangdigunakanadalah analisiskuantitatif dan analisiskualitatif.


Metodeyangdipakai untuk mengolah data adalahdengan analisissecara
kuantitatif, dengan menggunakan data keuangan (penerimaan dan
pengeluaran budidaya jemur merang ). Datakeuangan tersebut digunakan
untuk menghitunganalisisNet Present Value,Internal Rate of Return, Net
B/C, Ratio, Gross B/CRatio,PaybackPeriod, dan sensitivitasyangdigunakan
pada analisiskelayakanekonomi. Hasildari perhitungantersebutkemudian
akan dinyatakan secaradeskriptif dengan menilaisecaraobjektif beberapa
aspek hasilwawancarayangdianggap pentingyangdibutuhkan dalam
pengembangan usaha.

Berbagai metodeanalisisyangdigunakan dalam penelitian dapat diuraikan


sebagai berikut :
a. AnalisisKelayakanFinansial
Menurut Kadariah (2001), metode-metodeanalisisyangdigunakan dalam
analisiskelayakanfinansial adalah :

 Net Present Value (NPV)


NPV dapat diartikansebagai selisih antarakas penerimaan dengan arus
kas pengeluaran dengan tingkatdiscount rate tertentu.
di mana:
Bt =Penerimaan (benefit) padatahun ke-t
Ct =Biaya(cost) padatahun ke-t
N =Umurproyek (tahun)
i = Discount rate (%)
t = tahun

Tigakriteria investasi,yaitu:
a) BilaNPV >0, makaproyek menguntungkan
dandapatdilaksanakan.
b)BilaNPV <0, makaproyek merugikan dan tidak layak untuk
dilaksanakan.
c) BilaNPV =0, makaproyek tidak untungdan tidakrugi (breakeven
point).

 IRR (Internal Rate Of Return)


IRR adalah nilaidiscount rateyang membuat NPV dari suatu proyek
sama dengan nol

Kriteriainvestasi:
a) BilaIRR >tingkat suku bunga, makaproyek layak.
b) BilaIRR <tingkatsuku bunga, makaproyek tidak layak untuk
dilaksanakan.
c) BilaIRR =tingkat suku bunga, makaproyek dalam posisibreak even
point.

 Gross Benefit/Cost Ratio


Gross benefit cost (Gross B/C) adalah perbandingan antara benefit atau
keuntungan kotor yang telah di-discount dengan cost secara keseluruhan
yang telah di-discount.
Hasil dari perhitungan Gross B/C digunakan sebagai alat untuk
menganalisis layak atau tidaknya suatu proyek, dengan ketentuan
sebagai berikut:
a) Gross B/C > 1, maka proyek layak (feasible)
b) Gross B/C = 1, maka tercapai break event point, dan
c) Gross B/C < 1, maka proyek tidak layak
 Net B/Cratio

Analisis yang kedua yakni analisiNet Benefit/Cost Ratio. Dalam Net


Benefit/Cost Ratio untuk tiap tahun dihitung selisih antara gross benefit
dan gross cost.

Pada tahun pertama biasanya gross cost lebih besar daripada gross
benefit, sehingga net benefitnya bernilai negatif, atau dengan kata lain
net cost. Pada tahun-tahun sesudah itu biasanya gross benefit lebih besar
daripada gross cost, sehingga net benefit bernilai positif. Oleh sebab itu
yang dimaksud dengan Net B/C ratio adalah perbandingan antara
present value dari net benefit yang positif dengan present value dari net
benefit yang positif dengan present value dari net benefit yang negatif.
Apabila nilai B/C > 1, maka proyek layak untuk dikembangkan, tetapi
apabila nilai B/C < 1, maka proyek tidak layak untuk dikembangkan.

 Payback Period (PP)

Payback Period atau tingkat pengembalian investasi adalah salah satu

metode dalam menilai kelayakan suatu usaha yang digunakan untuk

mengukur periode jangka waktu pengembalian modal. Semakin cepat

modal itu dapat kembali, semakin baik suatu proyek untuk diusahakan
karena modal yang kembali dapat dipakai untuk membiayai kegiatan

lain.

D. Sumber Biaya & Penerimaan

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan
data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer
yangdiperoleh meliputi :
1) Data keuangan yang mencakup penerimaan, biaya-biaya operasional,
biayainvestasi yang telah dikeluarkan sampai dengan biaya investasi yang
akandigunakan untuk mengembangkan usaha.
2) Aspek-aspek non finansial seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek
manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi, dan budaya, serta aspek
lingkungan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Daerah Penelitian

1. Identitas Responden

Pada kesempatan kali ini kami mewawancarai narasumber yang bernama


Bapak Ahmad Isbandi,S.E. sebagai pemilik perusahaan jamur merang
meliani. Beliau lahir di Bandar Lampung 19 Mei 1982. Bapak Ahmad
Isbandi ini bertempat tinggal di jalan Pagar Alam kelurahan gunung terang
Bandar Lampung. Bapak Ahmad Isbandi ini alumni dari Fakultas
Ekonomi Universitas Lampung, beliau juga memiliki banyak pestasi
diantaranya juara 3 lomba wirausaha mandiri, nominator lomba inovasi
bisnis pemuda, kemenpora ri 2010. budidaya jamur meliani ini berdiri
dari tahun 1995 sampai dengan sekarang. Luas tempat usaha yang
dimiliki oleh Bapak Ahmad Isbandi yaitu seluas 2 ha, bangunan yang dia
miliki ini adalah bangunan milik sendiri. Tempat usaha yang dimiliki oleh
Bapak Ahmad Isbandi ini yaitu miliki sendiri.
2. Keragaan Produksi

Didalam proses produksi, faktor produksi mempunyai hubungan yang


sangat erat dengan produk yang akan dihasilkan. Produk sebagai output
dari proses produksi sangat tergantung dari faktor produksi sebagai
input dalam proses produksi tersebut. Demikian pula dengan
perusahaan Jamur Sejahtera Mandiri yang sangat memperhatikan
faktor-faktor produksi yang akan digunakan baik dari kualitas maupun
kuantitas dari input produksi tersebut. Input-input yang digunakan oleh
perusahaan Jamur Sejahtera Mandiri adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Input Produksi Jamur Sejahtera Mandiri


No Jenis Input Jumlah Input
1. Benih jamur merang 240 log
2. Kapas 1200 kg
3. Tandan Kosong 4 ton
4. Kubung 30 unit
5. Drum 15 unit
6. Bak 4 unit
7. Cangkul 5 unit
8. Skop 5 unit
9. Selang 5 unit
10. Blower 6 unit
11. Timbangan 2 unit
12. Tenaga Kerja 12 orang

Tabel 2. Output yang Dihasilkan Jamur Sejahtera Mandiri 5 Tahun


Terakhir
Tahun Produksi
1 180 kwintal
2 180 kwintal
3 180 kwintal
4 180 kwintal
5 180 kwintal

Dalam penyediaan bibit jamur merang sebagai input produksi,


perusahaan bekerjasama dan melakukan pemesananan melalui penyedia
bibit jamur merang yang berada di Purwakarta, frekuensi pembelian
bibit jamur merang sendiri yakni 3 hari sekali dalam satu kali proses
produksi. Sedangkan pembelian input-input produksi yang lain,
perusahaan melakukan pembelian dengan produsen yang ada di sekitar
Bandar Lampung. Pada umumnya masa panen jamur merang sekitar
10-15 hari. Dalam satu kali proses pemanenan, perusahaan memperoleh
output yakni jamur merang sebanyak 1 kwintal.

B. Proses Produksi

Budidaya jamur merang memiliki tahap-tahap produksi mulai dari persiapan


media tanam hingga panen sebagai berikut.

1. Persiapan Media Tanam 


Media tanam dalam hal ini diartikan sebagai media yang digunakan untuk
tempat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.Media tanam jamur
merang yaitu tandan kosong dan kapas. Usaha budidaya jamur merang ini
telah memiliki 30 kubung yang berdiri di atas tanah seluas 2 hektar.

2. Penumpukan/ Penyusunan Tandan Kosong


Tandan kosong disusun terlebih dahulu dengan tinggi sekitar 10-15 cm,
kemudian disiram air. Penyusunan tandan kosong dilakukan hingga
ketinggian media mencapai 1,5 meter dengan panjang 4 meter dan lebar
2,5 meter atau sampai media tanam habis. Tumpukan tandan kosong
tersebut ditutup dengan menggunakan plastik agar suhu di dalamnya
semakin tinggi dan proses pengomposan menjadi lebih cepat.

3. Perendaman Kapas
Kapas sebagai salah satu bahan media tanam jamur merang perlu
direndam terlebih dahulu selama 4-6 hari. Caranya, kapas direndam ke
dalam air, kemudian dibolak-balik dua hari sekali selama 2-3 kali.
Biasanya, satu kubung membutuhkan 8 kilogram kapas.

4. Pemasukan media tanam ke kubung


Media tanam dibolak-balik selama tiga kali, kemudian diperam sekitar 1-2
hari dan setelah itu baru dimasukkan ke dalam kubung.Ciri-ciri media
tanam telah menjadi kompos dan siap digunakan adalah berwarna coklat
tua atau kehitaman, teksturnya lunak, dan kadar air 65-75%.

Proses pemasukan media tanam ke dalam kubung adalah media tanam


dimasukkan ke kubung dan disusun di rak secara merata dan tidak
menggumpal. Susunan pada rak paling bawah harus lebih tebal, terus
semakin ke atas semakin tipis. Hal ini bertujuan untuk pengaturan
suhu.Kapas ditaburkan di atas susunan media tanam tadi secara merata,
kubung dibersihkan. Kubung ditutup rapat dan kebocoran kubung juga
diperiksa. Hari berikutnya dilakukan sterilisasi.

5. Sterilisasi
Proses sterilisasi adalah proses mengalirkan uap panas ke dalam kubung.
Sterilisasi dilakukan dengan cara drum sterilisasi (boyler) diisi air hingga
penuh, kira-kira 400 liter.Pipa besi disiapkan dan kemudian dimasukkan
ke dalam kubung dan api dinyalakan.Suhu dalam kubung dinaikkan secara
bertahap hingga mencapai 60-62º C dan dijaga hingga 4-5 jam.Saluran uap
ditutup atau dimatikan dan kubung ditutup rapat.Proses sterilisasi ini
memakan waktu kurang lebih selama 8 jam. Ketika proses sterilisasi
berlangsung, dipastikan bahwa tidak ada celah terbuka pada kubung dan
pipa, agar uap panas tidak keluar.

6. Penebaran bibit
Setelah 2-3 hari dari proses sterilisasi, maka selanjutnya adalah penebaran
bibit jamur merang. Lingkungan sekitar kubung dibersihkan terlebih
dahulu sebelum penebaran bibit. Satu kubung membutuhkan kurang lebih
15 baglog bibit jamur merang. Perlu diketahui, jumlah bibit jamur yang
ditanam tidak terlalu mempengaruhi hasil panen. Cara menebarkan bibit
jamur merang ke media tanam adalah dengan cara membuka kemasan dan
meremas-remas bibit. Bibit ditebarkan secara merata ke seluruh
permukaan dan bagian tengah media tanam, setelah selesai menebarkan
benih, kubung dibersihkan, kemudian diberi kelembapan, dengan cara
menyiramkan air ke lantai kubung. Pintu dan ventilasi kubung ditutup
kembali dengan rapat.

7. Perawatan atau Pemeliharaan


Perawatan dan pemeliharaan untuk mendorong pertumbuhan miselium
merata di permukaan dan dalam media tanam. Caranya adalah dengan
pemberian kelembaban dengan pengabutan pada pinggir kompos yang
kering atau ke kubung jamur dengan menggunakan sprayer, tapi
diusahakan jangan sampai terkena tubuh jamurnya. Kegiatan tersebut
dilakukan karena kelembaban kubung harus tetap dijaga pada kisaran 80-
90 %, sehingga media tidak terasa kering. Penyiangan dilakukan jika ada
jamur liar yang tumbuh agar tidak mengganggu pertumbuhan jamur
merang, dan disediakan kipas angin di dalam kubung untuk mengatur suhu
dan kelembaban dalam kubung.

8. Pemanenan
Pengomposan yang baik dan proses sterilisasi yang sempurna membuat
pertumbuhan jamur juga baik, pada hari ke 10-15 setelah penebaran bibit.
jamur merang sudah dapat di panen. Jamur yang layak dipanen tingginya
kurang lebih 3 cm sampai 6 cm atau saat jamur masih berada dalam stadia
kancing.Pemetikan/ pemanenan dilakukan dari rak yang paling atas ke
bawah. Pemetikan dilakukan dengan cara diputar.

C. Biaya
Biaya yang digunakan dalam budidaya jamur merang yaitu biaya tetap dan
biaya variabel. Biaya yang tetap sama pada level output yang berbeda yang
dihasilkan oleh suatu usaha disebut biaya tetap. Biaya yang berubah seiring
dengan perubahan jumlah output yang dihasilkan dikenal sebagai biaya
variabel. Berikut merupakan tabel dari masing-masing biaya:

Tabel 1. Biaya Tetap dalam budidaya jamur merang


Penggunaan Biaya Tetap per tahun
Tenaga Kerja
Jumlah Listrik, air, dan
Tahun Biaya TK Jumlah
TK telepon (Rp)
(Rp)
(orang)
2013 1 3600000 78000 3678000
2014 1 3600000 78000 3678000
2015 1 4000000 80000 4080000
2016 1 4000000 88000 4088000
2017 1 4000000 92000 4092000
Total Biaya Tetap 19200000 416000 19616000

Berdasarkan tabel 1 biaya tetap dari tahun 2013-2017 terlihat bahwa jumlah
biaya tetap per tahun terbesar ada pada tahun 2017 yaitu sebesar Rp
4.092.000, dan biaya tetap terkecil ada pada tahun 2013-2014 yaitu sebesar Rp
3.678.000. Jumlah biaya tetap yang dikeluarkan selama lima tahun yaitu
sebesar Rp 19.616.000, dimana biaya tetap ini dialokasikan untuk biaya
tenaga kerja dan listrik, air dan telepon.

Tabel 2. Biaya Variabel dalam budidaya jamur merang


Penggunaan Biaya Variabel per tahun
Biaya Total
Tahu
Polybag Pupuk Bibit Transportas Biaya
n
i Variabel
2013 312000 350000 1700000 198000 2560000
2014 312000 380000 1900000 216000 2808000
2015 312000 380000 2000000 225000 2917000
2016 420000 400000 2000000 243000 3063000
2017 444000 500000 2000000 312000 3256000
201000
Total 1800000 0 9600000 1194000 14604000

Berdasarkan tabel 2 biaya variabel diatas, dapat disimpulkan bahwa


penggunaan biaya variabel tertinggi pada tahun 2017 yaitu sebesar Rp
3.256.000, sedangkan untuk biaya terkecil yaitu pada tahun 2013 yaitu sebesar
Rp 2.560.000. Dimana biaya variabel ini dialokasikan untuk pembelian
polybag, pupuk, bibit, dan biaya transportasi sehingga besarnya biaya variabel
yang dikeluarkan dalam lima tahun ini yaitu sebesar Rp 14.604.000.
D. Benefit

Penerimaan adalah total pendapatan yang diterima oleh produsen berupa uang
yang diperoleh dari hasil penjualan barang yang diproduksi. Penerimaan
dalam usahatani tanaman hias ini yaitu:

Tabel 3. Penerimaan dalam Usahatani Bougenville

Jumlah
Biaya Biaya Total
Produks Harga Benefit Keuntunga
Thn Tetap Variabel Biaya
i (Rp/btg) (Rp) n (Rp)
(Rp) (Rp) (Rp)
(btg)
2016 80 250000 20000000 3678000 2560000 6238000 13762000
2017 100 250000 25000000 3678000 2808000 6486000 18514000
2015 100 350000 35000000 4080000 2917000 6997000 28003000
2016 150 400000 60000000 4088000 3063000 7151000 52849000
10000000
3256000 7348000 92652000
2017 200 500000 0 4092000
24000000 1460400 3422000
Total 205780000
0 19616000 0 0

Berdasarkan tabel penerimaan dalam usahatani Bougenville untuk penerimaan


terbesar diperoleh pada tahun 2017 yaitu sebesar Rp 100.000.000, didapatkan
dari harga jual dikalikan dengan jumlah produk yang dihasilkan. Untuk
penerimaan selama lima tahun yaitu sebesar Rp 240.000.000. Sehingga
diperoleh keuntungan dari pengurangan antara penerimaan dan biaya dan
diperoleh keuntungan yaitu sebesar Rp 205.780.000.

E. Cash Flow
F. Analisis Finansial Budidaya Jamur Merang Sejahtera Mandiri
Analisis finansial berkaitan dengan masalah keuntungan pendapatan
(revenue earnings) yang diperoleh oleh suatu proyek. Pada budidaya jamur
merang sejahtera mandiri kami telah melakukan perhitungan analisis
finansial untuk melihat bagaimana kelayakan budidaya tersebut. Pada
analisis finansial suatu proyek ada beberapa kriteria investasi yang
menentukan diterima atau tidaknya suatu proyek, kriteria-kriteria tersebut
yaitu Gross Benefit/Cost Ratio, Net Benefit/Cost Ratio, Profitability Ratio,
dan Net Present Value(NPV). Berikut adalah penjabaran dari kriteria
analisis finansial :
a. Analisis Payback Period (PP)
Analisis payback period adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui
jangka waktu pengembalian investasi suatu proyek. Bila waktu
pengembalian investasi lebih pendek dari umur ekonomis proyek, maka
proyek tersebut layak untuk dijalankan. Berdasarkan perhitungan analisis
finansial yang sudah dilakukan, didapatPayback period selama2 tahun 8
bulan 17 hari, berarti investasi awal akan dikembalikan dalam jangka
waktu 2 tahun 8 bulan 17 hari, sehingga masa pengembalian modal
investasi lebih pendek dari umur ekonomis proyek yaitu 5 tahun.

b. Analisis Net Present Value (NPV)


Kelayakan suatu usaha dinilai jika NPV lebih besar dari nol (NPV positif),
hal ini berarti bahwa penerimaan bersih (benefit) suatu usaha lebih besar
dari total biaya (cost) yang dikeluarkan. Berdasarkan hasil perhitungan
analisis finansial yang sudah dilakukan dapat diketahui nilai NPV untuk
budidaya jamur merang sejahtera mandiri ini adalah sebesar
Rp5.44.7097.6yang berarti nilai NPV tersebut bernilai positif. Hal ini
menunjukkan bahwa penerimaan bersih budidaya jamur merang sejahtera
mandiri lebih besar daripada total biaya yang dikeluarkan, sehingga dapat
dikatakan bahwa usaha ini menguntungkan dan layak untuk dikembangkan
karena nilai NPV > 0.

c. Analisis Profitability ratio


Berdasarkan hasil perhitungan analisis finansial yang sudah dilakukan
pada tingkat suku bunga 9 %, diperoleh Profitability ratio sebesar1,5539.
Hal ini berarti budidaya jamur merang sejahtera mandiri adalah
menguntungkan dan layak untuk dilaksanakan, karena nilai Profitability
ratio> 1.

d. Analisis Internal Rate of Return (IRR)


Analisis IRR adalah analisis yang digunakan untuk mencari tingkat suku
bunga yang menunjukkan bahwa jumlah nilai sekarang sama dengan
jumlah seluruh biaya. Nilai IRR yang tinggi menunjukkan tingginya daya
tahan proyek terhadap perubahan suku bunga. Nilai IRR harus lebih besar
dari tingkat suku bunga 9%. Penentuan nilai IRR, ditargetkan bahwa
discount factor adalah 9% untuk mencapai usaha yang layak, sehingga
digunakan discount factor acuan 27% dan 28% untuk mengetahui
kelayakan rencana proyek. Berdasarkan perhitungan analisis finansial
yang sudah dilakukan dapat diketahui nilai IRR adalah 27,1301% yang
artinya nilai IRR lebih besar dari tingkat bunga 9%, sehingga usulan
proyek ini diterima.

e. Analisis Gross Benefit/Cost Ratio


Gross costadalah biaya modal atau biaya investasi permulaan dan biaya
operasi dan pemeliharaan dangross benefit adalah nilai total produksi, dan
kalau ada salvage value dari investasi pada akhir usia proyek. Berdasarkan
hasil perhitungan analisis finansial yang sudah dilakukan dapat diketahui
nilai Gross B/C untuk budidaya jamur merang sejahtera mandiri ini adalah
sebesar 1,3794. Hal ini berarti budidaya jamur merang sejahtera mandiri
ini menguntungkan dan layak untuk dilaksanakan, karena nilai Gross
B/C> 1.

f. Analisis Net B/C Ratio


Analisis ini membandingkan antara penerimaan bersih dengan biaya bersih
yang diperhitungkan nilainya pada saat ini. Jika B/C > 1, maka proyek
layak untuk dikembangkan, dan jika nilai B/C < 1, maka proyek tidak
layak untuk dikembangkan. Berdasarkan hasil perhitungan analisis
finansial yang sudah dilakukan dapat diketahui nilai Net B/C Ratio untuk
budidaya jamur merang sejahtera mandiri ini adalah sebesar 1,5539yang
berarti bahwa budidaya jamur merang sejahtera mandiri ini layak untuk
dilaksanakan dan dikembangkan karena nilai Net B/C > 1.
G. Analisis Sensitivitas

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari laporan turun lapang mengenai analisis

perencanaan dan evaluasi proyek ini adalah sebagai berikut :

1. Budidaya ini dimiliki oleh Bapak Ahmad Isbandi,S.E yang berdiri pada 19
Mei 1982 di Bandar lampung, lokasi dari budidaya ini di Jalan Padat
Karya, Gang Bulan, Kampung Linsuh, Rajabasa Jaya,Bandar Lampung.

2. Tahapan proses produksi pada budidaya jamur merang sejahtera mandiri


adalah persiapan media tanam , penumpukan/ penyusunan tandan kosong,
perendaman kapas, pemasukan media tanam ke kubung, sterilisasi,
penebaran bibit, perawatan atau pemeliharaan dan pemanenan.

3. Berdasarkan hasil perhitungan analisis finansial pada budidaya jamur


merang sejahtera mandiri diketahui bahwa usaha ini layak dan
menguntungkan. Hal ini dibuktikan dari hasil Payback Period(tahun)
yakni 2 tahun 8 bulan 17 hari, hasil NPV pada ketiga cara sebesar Rp
5.447.097.6, provitability ratio sebesar 1,5539, IRR sebesar
27,1301%,Gross B/C sebesar 1,3794 dan Net B/C sebesar 1,5539.

B. Saran
Saran yang dapat kami sampaikan adalah sebagai berikut :
a. Bagi Masyarakat
Agar masyarakat dapat lebih terbuka pikirannya bahwa melakukan usaha
budidaya tidaklah merugikan, bila dilakukan dengan manajemen yang
benar dan tepat.

b. Bagi Pemerintah
Agar pemerintah dapat melakukan bantuan untuk pengembangan usaha –
usaha yang ada di Indonesia, hal ini dikarenakan peluang usaha yang besar
namun masyarakat kurang mengerti dan peran pemerintah yang kurang
dalam mendorong masyarakat agar mau membuka usaha.

c. Bagi Peneliti
Menjadi alat ukur untuk peneliti dalam melihat seberapa baik data yang
bisa didapatkan, agar peneliti dapat memperoleh data dan hasil yang lebih
terstruktur dan jelas untuk kegiatan selanjutnya dan dapat melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai analasis kelayakan finansial suatu
perusahaan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Hernanto F. 1988. Ilmu Usahatani. Bogor : Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi


Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Idham, A.T. Lestari, dan Adriani, D. 2010. Analisis Finansial Sistem Usaha Tani
Terpadu (integrated farming system) Berbasis Ternak Sapi Di Kabupaten
Oganilir. Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 6. No.2. Halaman: 1-15.

Kusuma, P.T.W.W., Hidayat, D.D., dan Indrianti, N. 2012. Analisis Kelayakan


Finansial Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) Nata De Coco
di Sumedang, Jawa Barat. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Vol. 1. No.
2. Halaman: 113-120.

Pasaribu T, Permana DR, Alda ER. 2002. Aneka Jamur Unggulan yang
Menembus Pasar. Jakarta : Penebar Swadaya.

Sinaga MS. 2000. Jamur Merang dan Budidayanya. Jakarta : Bumi Aksara.

Suharjo E. 2006. Budi Daya Jamur merang dengan Media Kardus. Jakarta :
Agromedia Pustaka.

Widyastuti, Budhi. 2005. Budidaya Jamur Kompos. Jakarta : Penebar Swadaya.

Zulkarnain. 2009.Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Bumi Aksara.


LAMPIRAN
Struktur Organisasi “Jamur Sejahtera Mandiri”

n
i
g
a
k
r
B
M
t
e g
n
i
k
l
m
n
e
s
i
g
a
P
B t
a
h
i
n
u
y
B
i
w
D
d
o
r
n
a
P
(
k
j i
s
h
A
d
a
(
m
.
H
m
b
A
u
h
d
o
r
S
(
N
P
a
n
y
t
s
i
l
g i
h
o
r
t
a
w
,
k
s
b
s
n
I
a
i
d )
E
.
S
,
w
r
n
a
D
)
d
m
S
A
(
,
k
i
t
u )
o
n
s
i
E
.
LAMPIRAN TABEL

Tabel 1. Input Produksi


harga satuan harga total
no keterangan satuan Jumlah (Rp) (Rp)
30,00 600,000,000.0
1 tanah (m2) m2 20000 0.00 0
10,000,00 300,000,000.0
2 kubung unit 30 0.00 0
8,000,00 24,000,000.0
3 gudang kapas unit 3 0.00 0
8,000,00 24,000,000.0
4 gudang tankos unit 3 0.00 0
9,800,00 39,200,000.0
5 bak unit 4 0.00 0
115,00 1,725,000.0
6 drum unit 15 0.00 0
10,00 2,400,000.0
7 bibit log 240 0.00 0
100,00 500,000.0
8 cangkul unit 5 0.00 0
3,500,00 7,000,000.0
9 timbangan unit 2 0.00 0
137,50 550,000.0
10 tankos ton 4 0.00 0
200,00 1,000,000.0
11 selang unit 5 0.00 0
65,00 390,000.0
12 blower unit 6 0.00 0
2,400,00 2,400,000.0
13 listrik + air   1 0.00 0
46,00 55,200,000.0
14 kapas kg 1200 0.00 0
70,00 840,000.0
15 TK HOK 12 0.00 0
Tabel 2. Investasi
Jenis Jumlah Harga Biaya Umur Penyusutan
Ekonomis
(unit) (Rp/unit) (Rp) (tahun)  

lahan m2 20000 30,000 600,000,000 17 35,294,117.65

kubung 30 10,000,000 300,000,000 2 150,000,000.00


gudang 8,000,000
kapas 3 24,000,000 5 4,800,000.00
gudang
tankos 3 8,000,000 24,000,000 5 4,800,000.00
Total Investasi 948,000,000   194,894,117.65

Tabel 3. Peralatan
Umur Penyusutan
Jumlah
Tahun Jenis Harga (Rp) Biaya (Rp) Ekonomis
(Unit)
(Tahun)  
2014 Bak 4 9,800,000 39,200,000.00 5 7,840,000.00
  Drum 15 115,000 1,725,000.00 1 1,725,000.00
  Cangkul 5 100,000 500,000.00 1 500,000.00
  timbangan 2 3,500,000 7,000,000.00 5 1,400,000.00
  selang 5 200,000 1,000,000.00 2 500,000.00
  blower 6 65,000 390,000.00 2 195,000.00
2015 Bak 4 9,800,000 39,200,000.00 5 7,840,000.00
  Drum 15 115,000 1,725,000.00 1 1,725,000.00
  cangkul 5 100,000 500,000.00 1 500,000.00
  timbangan 2 3,500,000 7,000,000.00 5 1,400,000.00
  selang 5 200,000 1,000,000.00 2 500,000.00
  blower 6 65,000 390,000.00 2 195,000.00
2016 Bak 4 10,000,000 40,000,000.00 5 8,000,000.00
  Drum 15 130,000 1,950,000.00 1 1,950,000.00
  cangkul 5 120,000 600,000.00 1 600,000.00
  timbangan 2 3,500,000 7,000,000.00 5 1,400,000.00
  selang 5 300,000 1,500,000.00 2 750,000.00

  blower 6 80,000 480,000.00 2 240,000.00


2017 Bak 4 10,000,000 40,000,000.00 5 8,000,000.00
  Drum 15 130,000 1,950,000.00 1 1,950,000.00
  cangkul 5 120,000 600,000.00 1 600,000.00
  timbangan 2 3,500,000 7,000,000.00 5 1,400,000.00
  selang 5 300,000 1,500,000.00 2 750,000.00
  blower 6 80,000 480,000.00 2 240,000.00
2018 Bak 4 10,000,000 40,000,000.00 5 8,000,000.00
  Drum 15 130,000 1,950,000.00 1 1,950,000.00
  cangkul 5 120,000 600,000.00 1 600,000.00
  timbangan 2 3,500,000 7,000,000.00 5 1,400,000.00
  selang 5 300,000 1,500,000.00 2 750,000.00
  blower 6 80,000 480,000.00 2 240,000.00

Tabel 4. Biaya Variabel


Tahu Jumlah Harga
n Jenis Biaya (Rp/th) Jumlah
(Unit) (Rp/Unit)
2014 Bibit 240 10,000 2400000 58150000
  tankos 4 137,500 550000  
  kapas 1,200 46,000 55200000  
2015 Bibit 240 10,000 2400000 58152000
  tankos 4 138,000 552000  
  kapas 1,200 46,000 55200000  
2016 Bibit 240 10,000 2400000 58160000
  tankos 4 140,000 560000  
  kapas 1,200 46,000 55200000  
2017 Bibit 240 10,000 2400000 58160000
  tankos 4 140,000 560000  
  kapas 1,200 46,000 55200000  
2018 Bibit 240 10,000 2400000 58160000
  tankos 4 140,000 560000  
  kapas 1,200 46,000 55200000  

Tabel 5. Biaya Tetap


Tahu Tenaga Kerja Listrik, air, dan Jumlah
n Jumlah TK Biaya TK telepon (Rp)  
2014 12 50,000 2,400,000 3000000
2015 12 60,000 2,400,000 3120000
2016 12 70,000 2,400,000 3240000
2017 12 70,000 2,400,000 3240000
2018 12 70,000 2,400,000 3240000

Tabel 6. Penerimaan
Tahu Jumlah
Harga Total
n (kwintal)
2,300,000.
2014 180 00 414000000
2,500,000.
2015 180 00 450000000
2016 180 3,000,000. 540000000
00
3,000,000.
2017 180 00 540000000
3,000,000.
2018 180 00 540000000
       

Tabel 7.Total Biaya


Tahu
n Biaya
Jumlah
Biaya Biaya
  tetap Variabel Peralatan
2014 3000000 58150000 49,815,000.00 110965000
2015 3120000 58152000 49,815,000.00 111087000
2016 3240000 58160000 51,530,000.00 112930000
2017 3240000 58160000 51,530,000.00 112930000
2018 3240000 58160000 51,530,000.00 112930000
Tabel 8. Kriteria Investasi
Gross B- Kumulatif B- df/cf PV
Tahun Investasi O&M Benefit Biaya ( C) O&M Net B-C C 9% Investasi PV Gross B
-
2013 948,000,000 0 0 948,000,000 0 948,000,000 -644,965,000 1.2950 1227687492 0
2014 0 110965000 414000000 110,965,000 303,035,000 303035000 -306,052,000 1.1881 0 491873400
2015 0 111087000 450000000 111,087,000 338,913,000 338913000 32,861,000 1.0900 0 490500000
2016 0 112930000 540000000 112,930,000 427,070,000 427070000 459,931,000 1.0000 0 540000000
2017 0 112930000 540000000 112,930,000 427,070,000 427070000 887,001,000 0.8417 0 454507196.4
2018 0 112930000 540000000 112,930,000 427,070,000 427070000 1,314,071,000 0.9174 0 495412844
Jumlah   560,842,000 2484000000 1508842000   975158000 1742847000   1227687492 2472293440
Rata-
Rata   93,473,667 414000000 251473666.7   162526333 290474500   204614582 412048906.7

Lanjutan…
PV Gross B- df/cf df/cf
PV Gross C O&M PV Net B-C 28% NPV 28% 27% NPV 27%
- - -
1227687492 0 1227687492 2.0972 1988100096 2.0484 1941867084
360035883. 488765151.
131837516.5 360035883.5 5 1.6384 496492544 1.6129 5
121084830 369415170 369415170 1.2800 433808640 1.2700 430419510
112930000 427070000 427070000 1.0000 427070000 1.0000 427070000
359456274. 333648437. 336275590.
95050921.64 359456274.7 7 0.7813 5 0.7874 6
391807339. 260662841. 264783929.
103605504.6 391807339.4 4 0.6104 8 0.6200 6
-
1792196265 1907784668 680097176   36417632.7   5447097.62
-
298699377.5 317964111.3 113349529   6069605.45   907849.603
Tabel 9. Arus Kas
Kumulatif
Tahun Laba Netto Penyusutan Nilai Sisa Arus Kas Arus Kas
2014 303035000 58150000 0 303035000 303035000
2015 338913000 58152000 0 338913000 641948000
106901800
2016 427070000 58160000 0 427070000 0
149608800
2017 427070000 58160000 0 427070000 0
192315800
2018 427070000 58160000 0 427070000 0

Tabel 10. Analisis Finansial


Gross BC 1.37947695
net Gross BC 1.55396604
PI 1.55396604
IRR 27.1301119
ARR 0.81145907
NPV Positif 5447097.619
NPV Negatif -36417632.7
LAMPIRAN PERHITUNGAN

1. Gross B/C

∑ PV Benefit
GrossB /C=
∑ PV Cost
2472293440
GrossB /C=
1792196265
GrossB /C=1.3794

2. Net B/C

∑ PV Net ( B−C ) positive


NetB /C=
∑ PV Net ( B−C ) negative
1907784668
NetB /C=
1227687492
NetB /C=¿1.5539

3. Provitability

∑ PV Gross B−O∧M
PI =
∑ PV Investasi
1907784668
PI =
1227687492
PI =1.5539

4. Net Present Value (NPV)

NPV Positif= ∑ PV −I 0
= 5447097.619 ( Investasi awal termasuk biaya tahun pertama)
NPV Negatif= ∑ PV −I 0
= -36417632.7 ( Investasi awal termasuk biaya tahun pertama)
5. Payback Period

Diketahui net cash (Investasi dan Peralatan) usaha budidaya jamur adalah sebesar
Rp 948,000,000 dengan nilai sisa sebesar Rp 0 dan umur ekonomisnya adalah 5
tahun. Maka diperoleh :
a−b
Paybackperiod =n+ x 1tahun
c−b
948000000−641948000
¿ 2+ x 1tahun
1069018000−641948000

Paybackperiod=2.716 tahunatau2 tahun8 bulan ,17 hari

6. Internal Rate of Return (IRR)

Pada tingkat bunga 27% (i’’) nilai NPV sebesar 5447097.619 = NPV1
Pada tingkat bunga 28% (i’) nilai NPV sebesar -36417632.7 = NPV2
NPV 1
IRR=i' + ( i ' ' −i ' )
NPV 1−NPV 2
5447097.619
IRR=27 %+ ( 28 %−27 % )
5447097.619−(−36417632.7)
IRR=27 %+ 0,1301%
= 27.1301%

7. ARR (Accounting Rate & Return)


rata−ratalaba netto
ARR= x 100 %
investasi+ nilai sisa
2
384631600
ARR= x 100 %
948000000+0
2
= 81.14%
LAMPIRAN FOTO

Gambar 1. Tempat Pemasaran Hasil Olahan Jamur Merang


Gambar 2. Foto Bersama Narasumber

Gambar 3. Wawancara Dengan Narasumber


Gambar 4. Foto dengan Narasumber

Gambar 5. Jamur Merang


Gambar 6. Kubung Jamur Merang

Anda mungkin juga menyukai