memiliki ciri-ciri umum, yaitu tubuh buah yang berwarna putih hingga krem, serta memiliki
tudung yang berbentuk lingkaran mirip dengan cangkang tiram.
Dalam budidaya jamur tiram akan ditemukan beberapa bagian penting yang akan
dilalui, yaitu mulai dari persiapan budidaya, peralatan yang digunakan dalam
membudidayakan jamur tiram, proses dan teknik budidaya, serta sampai pada proses
pemanenan. Untuk mengetahui step-step budidaya jamur tiram tersebut, maka berikut akan
disajikan secara lengkap kepada Anda, dan akan dimulai dari proses persiapan budidaya
jamur tiram.
tiram, namun yang paling penting yang harus diketahui terkait ruangan pembudidayaan
jamur tiram ini terdiri dari:
A. Ruangan Persiapan
Ruangan ini digunakan untuk melakukan berbagai kegiataan awal budidaya jamur tiram,
seperti kegiatan pengayakan, pencampuran pewadahan, dan juga sterilisasi.
B. Ruang Inokulasi
Ruangan inokulasi duganakan untuk tempat menanam bibit pada media tanam, ruangan ini
harus mudah dibersihkan, serta ruangan juga harus tidak banyak memiliki ventilasi yang
dimaksudkan untuk menghindari kontaminasi dari mikroba.
C. Ruang Inkubasi
Ruangan ini berfungsi untuk menumbuhkan meselium jamur pada media tanam yang sudah
di inokulasi. Kondisi ruangan ini harus diatur dengan suhu antara 22-29 drajat celcius dan
dengan kelembaban 60-80 persen. Ruangan ini juga harus dilengkapi dengan rak-rak yang
terbuat dari bambu untuk menempatkan media tanam dalam kantong plastik yang sudah di
inokulasi.
D. Ruang Penanaman
Ruangan ini digunakan untuk menumbuhkan tubuh buah jamur. Ruangan ini dilengkapi
juga dengan rak-rak penanaman dan alat penyemprot atau pengabutan. Pengabutan
bertujuan untuk menyiram dan mengatur suhu udara pada kondisi optimal yaitu 16-22
derajat celcius dengan kelembaban 80-90 persen.
A. Persiapan Bahan
Bahan yang harus dipersiapakan diantaranya adalah serbuk gergaji, bekatul, kapur, gips,
tepung jagung, dan glukosa.
B. Pengayakan
Serbuk kayu yang sudah diperoleh sebaiknya dilakukan pengayakan. Hal ini dimaksudkan
agar tingkat keseragaman serbuk terjaga dengan baik agar tingkat pertumbuhan misela
akan merata. Media pengayak serbuk kayu dapat dibuat sama dengan ukuran mengayak
pasir. Dalam proses pengayakan perlu menggunakan masker karena dalam serbuk gergaji
banyak tercampur debu dan pasir.
C. Pencampuran
Bahan-bahan yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan dicampur dengan serbuk
gergaji dan selanjutnya disiram dengan air sekitar 50-60 persen atau bila kita kepal serbuk
tersebut sudah menggumpal, tetapi tidak keluar air. Hal ini menandakan bahwa kadar air
sudah cukup.
D. Pengompresan
Pengompresan adalah proses pelapukan bahan yang dilakukan dengan cara membumbun
campuran serbuk kayu gergaji dan kemudian menutupnya dengan plastik.
F. Sterilisasi
Sterilisasi dilakukan dengan mempergunakan alat sterilizer yang bertujuan menginaktifkan
mikroba, bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur
yang ditanam. Sterilisasi dilakukan pada suhu 90 100 derajat celcius selama 12 jam.
Cabai kecil atau cabai jemprit.Buahnya kecil dan pendek , lebih pedas dibandingka Janis cabai
lainnya.
Cabai putih atau cabai domba.Buahnya lebihbesar dari cabai jemprit atau cabai celepik , dan rasanya
kurang enak.
Cabai celepik.Buahnya lebih besar dari pada cabai jemprit dan lebih keci dari cabai domba. Rasanya
tidak sepedas cabai jemprit . sewakti muda berwarna hijau setelah masak berwarna merah cerah .
BERCOCOK TANAM
Pertumbuhan tanaman cabai rawit yang baik dan hasil produksinya tinggi merupakan dambaan dan
harapan kita semua . untuk mencapai tahapan tersebut kita harus melakukan kegiatan bercocok tanam cabai
rawit yang menggunakan tahapan tahapan sebagai berikut:
1. PENGOLAHAN TANAH
Dapat dilakukan dengan mencangkul sedalam 25 30 cm hingga tanah menjadi gembur . setelah itu biarkan
7 14 hari untuk mendapatkan sinar matahari.
Pembuatan bedeng
Pemberian pupuk kandang. Caranya pupuk yang telah tersedia sebelumnya di fermentasikan dengan
produk nasa yang berupa NATURAL GLIO.Fermentasikan selama sekitar 2 minggu.Lalu masukkan di
sekitar lubang tanam sekitar 20-50 gram/lubang.
2. PESEMAIAN
Pesemaian merupakan kegiatan untuk menghasilkan bibit tanaman atau calon tanaman yang baik.adapun
tahapan pesemaian adalah sebagai berikut :
a. membuat bedeng atau tempat pesemaian ,
ukuran bedeng pesemaian sebagai berikut :
Panjang bedeng 3 5 m.
Tinggi bedeng 15 20 cm
b. penyemaian benih
Kebutuhan benih untuk satu hektar berkisar antar
300 500 benih . sebelum benih disemai atau ditabur , tempat pesemaian disiram merata . beberapa cara menyemai
benih cabai rawit sebagai berikut :
semai berkelompok
3. Penanaman
Bibit tanaman cabai rawit yang telah berumur 1 bulan segera ditanam . penanaman sebaiknya pada sore hari
agar tanaman tidak layu.
ciri cirri bibit yang siap tanam adalah sebagai berikut :
cara penanaman :
Padatkan tanah disekeliling tanaman bibit yang telah dimasukan kelubang agar tidak rebah
4. Pemeliharaan tanaman
a. penyiraman
penyiraman dilakukan 2 kali sehari atau di sesuaikan dengan keadaan tanah .
b. penyiangan
Rumpu liar yang tumbuh disekitar tanaman harus dicabut atau di siangi dengan cara di babat.
c. pemupukan
Pemupukan lewat pengocoran dilakukan seminggu sekali tiap lubang. Pupuk kocoran merupakan
perbandingan campuran pupuk makro Urea : SP 36 : KCl : NASA = (1 : 1 : 1 ) Kg dalam 250 liter air.
Diberikan umur 1 4 minggu dosis 250 cc/lubang, sedang umur 5-12 minggu dengan perbandingan pupuk
makro Urea : TSP : KCl : NASA = ( 2 : 1.5 : 1.5 ) Kg dalam 250 liter air, dengan dosis 250 cc/lubang.Untuk
pengocoran 1000 batang tanaman.
Untuk penggunaan Pupuk Organik Nasa dilakukan setiap 1.5 bulan sekali dengan dosis 500gram/1ooo
batang.
Tungau marah.
untuk pengendaliannya lakukan penyemprotan Pestisida Organik Nasayang berupa Pestona,Pentana,BVR dan aero810.Lakukan penyemprotan di sore hari.
5. PANEN
Panen merupakan kegiatan yang kita nanti nanti untuk menikmati jerih payah selama penanaman , produksi cabai
rawit hampir sama dengan cabai besar , hanya saja umur cabai rawit lebih lama yaitu 2 3 tahun , sehingga produksi
cabai rawit lebih tinggi dari pada cabai besar .
Sumber: http://nasa88.wordpress.com/
sebanyak 1-3 kg. Dosis pupuk kandang berkisar antara 10-30 ton/hektar.
Lubang tanam dibuat ukuran 40 x 40 x 40 cm dengan jarak antar lubang 100-150 cm.
Penyiapan lahan sebaiknya dilakukan pada musim kemarau/1-2 bulan sebelum musim
hujan.
6.3. Teknik Penanaman Penentuan Pola Tanam
Sebulan sebelum tanam, bibit melati diadaptasikan dulu disekitar kebun. Lahan kebun
yang siap ditanami diberi pupuk dasar terdiri atas 3 gram TSP ditambah 2 gram KCI per
tanaman. Bila tiap hektar lahan terdapat sekitar 60.000 lubang tanam (jarak tanam 1,0
m x 1,5 m), kebutuhan pupuk dasar terdiri atas 180 kg TSP dan 120 kg KCI. Bersama
pemberian pupuk dasar dapat ditambahkan pembenah dan pemantap tanah misalnya
Agrovit, stratos/asam humus Gro-Mate .
Pembuatan Lubang Tanam
Bibit melati dalam polybag disiram medium tumbuh dan akar-akarnya. Tiap lubang
tanam ditanami satu bibit melati. Tanah dekat pangkal batang bibit melati dipadatkan
pelan-pelan agar akar-akarnya kontak langsung dengan air tanah.
Cara Penanaman
Jarak tanam dapat bervariasi, tergantung pada bentuk kultur budidaya, kesuburan
tanah dan jenis melati yang ditanam, bentuk kultur perkebunan jarak tanam umumnya
adalah 1 x 1,5 m, sedang variasi lainnya adalah 40 x 40 cm, 40 x 25 cm dan 100 x 40
cm.
6.4. Pemeliharaan Tanaman Penjarangan dan Penyulaman.
Cara penyulaman adalah dengan mengganti tanaman yang mati/tumbuhan abnormal
dengan bibit yang baru. Teknik penyulaman prinsipnya sama dengan tata laksana
penanaman, hanya saja dilakukan pada lokasi/blok/lubang tanam yang bibitnya perlu
diganti. Periode penyulaman sebaiknya tidak lebih dari satu bulan setelah tanam.
Penyulaman seawal mungkin bertujuan agar tidak menyulitkan pemeliharaan tanam
berikutnya dan pertumbuhan tanam menjadi seragam. Waktu penyulaman sebaiknya
dilakukan pada pagi/sore hari, saat sinar matahari tidak terlalu terik dan suhu udara
tidak terlalu panas.
Penyiangan
Pada umur satu bulan setelah tanam, kebun melati sering ditumbuhi rumput-rumput
liar (gulma). Rumput liar ini menjadi pesaing tanaman melati dalam pemenuhan
kebutuhan sinar matahari, air dan unsur hara.
Pemupukan
Pemupukan tanaman melati dilakukan tiap tiga bulan sekali. Jenis dan dosis pupuk
yang digunakan terdiri atas Urea 300-700 kg, STP 300-500 kg dan KCI 100-300
kg/ha/tahun. Pemberian pupuk dapat dilakukan dengan cara disebar merata dalam
parit di antara barisan tanaman/sekeliling tajuk tanaman sedalam 10-15 cm, kemudian
ditutup dengan tanah. Pemupukan dapat pula dengan cara memasukan pupuk ke dalam
lubang tugal di sekeliling tajuk tanaman melati. Waktu pemupukan adalah sebelum
melakukan pemangkasan, saat berbunga, sesuai panen bunga dan pada saat
pertumbuhan kurang prima. Pemberian pupuk dapat meningkatkan produksi melati,
terutama jenis pupuk yang kaya unsur fosfor (P), seperti Gandasil B (6-2030)/Hyponex biru (10-40-15) dan waktu penyemprotan pupuk daun dilakukan pada
pagi hari (Pukul 09.00) atau sore hari (pukul 15.30-16.30) atau ketika matahari tidak
terik menyengat.
Pengairan dan Penyiraman
Pada fase awal pertumbuhan, tanaman melati membutuhkan ketersediaan air yang
memadai. Pengairan perlu secara kontinyu tiap hari sampai tanaman berumur kurang
lebih 1 bulan. Pengairan dilakukan 1-2 kali sehari yakni pada pagi dan sore hari. Cara
pengairan adalah dengan disiram iar bersih tiap tanam hingga tanah di sekitar
perakaran cukup basah.
Waktu Penyemprotan Pestisida
Zat perangsang/zat pengatur Tumbuh (ZPT) dapat digunakan untuk mempertahankan
dan meningkatkan produksi bunga, zat perangsang bunga yang berpengaruh baik
terhadap pembungaan melati adalah Cycocel (Chloromiguat) dan Etherel. Tanaman
melati yang di semprot dengan Cycocel berkonsentrasi 5.000 ppm memberikan hasil
bunga yang paling tinggi, yakni 1,45 kg/ tanaman.
Cara pemberiannya: zat perangsang bunga disemprotkan pada seluruh bagian
tanaman, terutama bagian ujung dan tunas-tunas pembungaan. Konsentrasi yang
dianjurkan 3.000 ppm5.000 ppm untuk Cycocel atau 500-1.500 ppm bila digunakan
Ethrel.
Lain-lain
Tanaman melati umumnya tumbuh menjalar, kecuali pada beberapa jenis melati,
seperti varietas Grand Duke of tuscany yang tipe pertumbuhannya tegak. Tinggi
pemangkasan amat tergantung pada jenis melati, jenis melati putih (J.sambac) dapat
di pangkas pada ketinggian 75 cm dari permukaan tanah, sedangkan jenis melati
Spnish Jasmine (J. officinale var. grandiflorum) setinggi 90 cm dari permukaan tanah.
7. P A N E N
7.1. Ciri dan Umur Tanaman Berbunga
Ciri-ciri bunga melati yang sudah saatnya dipanen adalah ukuran kuntum bunga sudah
besar (maksimal) dan masih kuncup/setengah mekar. Produksi bunga melati di
Indoensia
masih
rendah
yakni
berkisar
antara
20-25
kg/hektar/hari.
Tanaman melati mulai berbunga pada umur 7-12 bulan setelah tanam. Panen bunga
melati dapat dilakukan sepanjang tahun secara berkali-kali sampai umur tanaman
antara 5-10 tahun. Setiap tahun berbunga tanaman melati umumnya berlangsung
selama 12 minggu (3 bulan).
7.2. Cara Panen
Pemetikan bunga melati sebaiknya dilakukan pada pagi sore, yakni saat sinar matahari
tidak terlalu terik/suhu udara tidak terlalu panas.
7.3. Periode Panen
Hasil panen bunga melati terbanyak berkisar antara 1-2 minggu. Selanjutnya, produksi
bunga akan menurun dan 2 bulan kemudian meningkat lagi
Sumber: http://infokebun.wordpress.com/
Tanaman mangga dapat tumbuh baik pada lapisan tanah tebal dan struktur
tanah remah dan berbutir-butir pada ketinggian 50-300 m dpl. Varietas mangga yang
mempunyai nilai jual tinggi yaitu antara lain jenis Gadung 21 atau Arumanis 143.
Varietas lainnya adalah Manalagi 69, Lalijiwo, Chokanan dan Golek 31.
P E RS I AP AN L AH AN
Lubang tanam dibuat 1-2 bulan sebelum tanam,ukuran 1 m x 1m x 1 m dan jarak tanam
6 m x 8 m. Dua minggu sebelum pelaksanaan tanam, tanah galian dimasukkan kembali
ke dalam lubang tanam dengan campur pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1.
Akan lebih optimal jika disiram Pupuk Organik (0,5 sdm / + 5 lt air/pohon).
P E N AN AM AN M ANG G A
Penanaman di awal musim hujan. Sebelum bibit ditanam kantong plastik dilepas.
Kedalaman tanam + 15-20 cm diatas leher akar dan tanah disekitar tanaman ditekan ke
arah tanaman agar tidak roboh. Tanaman diberi naungan dengan posisi miring ke barat
dan selanjutnya dikurangi sedikit demi sedikit.
P E MUP UK AN T AN AM AN M ANG G A
Pupuk Kandang (PK) diberikan 1 kali pada awal musim hujan. Caranya dibenamkan
disekitar pohon selebar tajuk tanaman atau menggali lubang pada sisi tanaman. Mangga
umur 1 5 tahun diberi 30 kg PK, umur 6 15 tahun diberi 60 kg PK. Akan lebih optimal
jika ditambahkan Pupuk Organik SUPERNASA dengan dosis :
Alternatif 1 : 0,5 sendok makan/ 5 lt air per tanaman.
Alternatif 2 : 1 botol SUPERNASA encerkan dalam 2 lt (2000 ml) air jadikan larutan
induk. Kemudian setiap 1 lt air diberi 20 ml larutan induk tadi untuk menyiram per pohon.
Pemberian SUPERNASA selanjutnya dapat diberikan setiap 3 4 bulan sekali.
Penyemprotan POC NASA (4-5 ttp/tangki) atau lebih optimal POC NASA (3-4 ttp)
+HORMONIK (1 ttp ) per tangki setiap 1 3 bulan sekali.
Pupuk NPK 2 kali setahun di awal (Nopember Desember), akhir musim hujan (April
Mei) dosis sbb:
DOS IS P UP UK MA KR O (K G/ P OHON )
UM UR (TH)
P K (KG)
ZA
TS P
KC L
1 3
20 30
0.5 1
0.25-0.5
0.25-0.5
4 6
30 40
12
0.5 1
0.5 1
7 10
50 60
23
1 1.5
1 1.5
> 10
50 60
34
1.5 2
1.5 2
P E M ANG K AS AN T AN AM AN
Pangkas Bentuk (3 tahap) :
Tahap I : umur 1 tahun setelah tanam pada musim hujan dengan memotong batang setinggi
50 60 cm dari permukaan tanah dan pemotongan di atas bidang sambungan. Dari cabang
yang tumbuh dipelihara 3 cabang yang arahnya menyebar.
Tahap II : pemangkasan dilakukan pada ketiga cabang yang tumbuh tersebut setelah
berumur 2 tahun, caranya menyisakan 1 2 ruas/pupus. Tunas yang tumbuh pada masingmasing cabang dipelihara 3 tunas. Jika lebih dibuang. Tahapan pemangkasan tersebut akan
diperoleh pohon dengan rumus cabang 1- 3 9.
Tahap III : umur 3 tahun, cara sama seperti tahap II, tetapi tunas yang tumbuh dipelihara
semua untuk produksi.
P ANG K AS P RO DU KS I
Pemangkasan ini untuk memelihara tanaman dengan memotong cabang mati / kering,
cabang yang tumbuh ke dalam dan ke bawah serta cabang air yaitu cabang muda yang
tidak akan menghasilkan buah. Pemangkasan produksi dilaksanakan segera setelah
panen.
P E ND ANG I R AN
Dilakukan 2 kali dalam setahun pada awal dan akhir musim hujan, dengan membalik
tanah (pembumbunan) di sekitar kaca tanaman agar patogen yang ada dalam tanah
mati.
MULCHI NG (MU LS A)
Pemberian mulsa di akhir musim hujan, menggunakan jerami / sisa-sisa bekas
pangkasan / tanaman sela.
P E NG E ND ALI AN G ULM A
Pengendalian gulma dilakukan minimal 3 kali setahun.
I NDUKS I BUNG A
Untuk merangsang pembungaan digunakan Pupuk Organik Padat SUPERNASA
dengan dosis 1-2 sendok/pohon dicampur 10 liter air disiramkan secara merata di
bawah kanopi pohon setelah pupus kedua ( Februari-Maret) dan disemprot POC NASA
(3-4 ttp/tangki) + HORMONIK (1 ttp) per tangki.
P E NG E LO L AAN B UNG A D AN BU AH
Pengelolaan bunga dan buah dilakukan 4 kali, pada saat bud break, bud elongation,
mango size (kacang hijau) dan marble size (jagung). Pupuk yang digunakan :
Monokalsium Phospat ( MKP ) diberikan sebelum muncul tunas baru atau bud break
dan pada saat bud break atau bud elongation (dosis 2,5 gr/liter).
POC NASA diberikan saat bud break, bud elongation, (dosis 4-5 tutup/tangki).
POC NASA (3-4 ttp) + HORMONIK (1 ttp) per tangki diberikan pada saat mango size
dan marble size.
Untuk meningkatkan pembuahan, mengurangi kerontokan bunga dan buah
gunakanPOWER NUTRITION yang diformulasikan secara khusus untuk merangsang
pertumbuhan bunga dan meningkatkan pembuahan. Cara aplikasinya adalah : Larutkan
3 sendok makan POWER NUTRITION ke dalam 10 liter air. Siramkan merata pada
perakaran di sekitar batang pada pagi atau sore hari. Agar peresapan nutrisi menjadi
optimal bisa ditambahkan AERO 810 dalam lautan POWER NUTRION tadi.
H AM A D AN P E N Y AK I T T AN AM AN M AN G G A
a. Tip Borer (Clumetia transversa)
Ulat ini menggerek pucuk yang masih muda (flush) dan malai bunga dengan
mengebor/menggerek tunas atau malai menuju ke bawah. Tunas daun atau malai
bunga menjadi layu, kering akibatnya rusak dan transportasi unsur hara terhenti
kemudian mati. Pengendalian; cabang tunas terinfeksi dipotong lalu dibakar,
pendangiran untuk mematikan pupa, penyemprotan dengan PESTONA.
b. Thrips ( Scirtothrips dorsalis )
Hama ini sering disebut thrips bergaris merah karena pada segment perut yang
pertama terdapat suatu garis merah. Hama ini selain menyerang daun muda juga
bunga dengan menusuk dan menghisap cairan dari epidermis daun dan buah. Tempat
tusukan bisa menjadi sumber penyakit. Daun kelihatan seperti terbakar, warna coklat
dan menggelinting. Apabila bunga diketok-ketok dengan tangan dan dibawahnya
ditaruh alas dengan kertas putih akan terlihat banyak thrips yang jatuh. Pengendalian :
tunas muda terserang dipotong lalu dibakar, tangkap dengan perangkap warna kuning,
pemangkasan teratur, penyemprotan dengan BVR atau PESTONA.
c. Ulat (Phylotroctis sp.)
Warna sedikit coklat (beda dengan Clumetia sp. yang warnanya hijau) sering menggerek
pangkal calon malai bunga. Telur Phyloctroctis sp. menetas dan dewasa menyerang
tangkai buah muda (pentil). Buah muda gugur karena lapisan absisi pada tangkai buah
bernanah kehitaman. Aktif pada malam hari. Pengendalian dengan PESTONA.
P ANE N D AN P AS C A P ANE N
Panen dilakukan pada umur + 97 hari setelah bunga mekar, buah berbedak, dan pada
jam 09.00 16.00 WIB dengan menyisakan tangkai buah sekitar 0,5 1 cm.
Sumber : http://stockistnasa.com/
Sumber: https://gapoktanrukunsantoso.wordpress.com
Pestisida Organik
Dengan semakin mahalnya bisaya pestisida, maka para petani kita mulai melirik pestisida
organic. Disamping harganya murah, bahan-bahannya banyak tersedia di sekitar kita. Namun
sayangnya kita enggan untuk membuatnya, karena umumnya kita tidak tahu bagaimana cara
membuatnya.
Berikut ini adalah tips bagaimana cara membuat pestisida organic, di susun oleh Bp. Murjio,
salah seorang petani organic dari Jogjakarta.
1. NIKURAK (mahoni, tembakau dan daun jarak)
a. Bahan-bahan
1. Biji mahoni : 300 gram
2. Tembakau : 100 gram
3. Daun jarak : 1 kg
4. Air : 6 ltr
b. Cara membuatnya
1. Biji mahoni digiling/ditumbuk halus.
2. Daun jarak dan tembakau direbus dengan air sampai mendidih, angkat dan dinginkan. Campurkan
mahoni yang sudah ditumbuk halus aduk hingga rata, kemudian diamkan selama 24 jam, lalu saring.
3. Jika larutan ingin disimpan, maka pencampuran dilakukan pada saat akan digunakan.
c. Dosis :
30 cc larutan pestisida organic ini bias digunakan untuk satu tangki sprayer (+/- 15 liter).
Semprotkan ke lahan yang terkena hama pada waktu pagi atau sore hari. Ulangi tiap 4 hari sekali.
d. Sasaran OPT
Ulat grayak : pada tanaman bawang merah, bawang putih, kedelai, jagung, kacang tanah, kacang
panjang, kubis dan sawi
Ulat penggulung daun dan perusak daun pada tanaman padi.
e. Hasil pencapaian
1. Pestisida NIKORAK bersifat racun kontak, dan hama yang terkena secara langsung , tingka
kematiannya tinggi.
2. Populasi hama turun drastic dan timbulnya lama
3. Keluhan sampingan tidak ditemui, pada waktu setelah penyemprotan.
2. GACASI (gadung, cabe merah dan daun sirih)
a. Bahan-bahan
1. Gadung : 4 kg
2. Cabai merah : 2 on
3. Daunsirih : 2 kg
4. Air : 15 ltr
b. Cara membuatnya
1. Gadung, cabai dan daun sirih digiling halus dan campurkan dengan rata
2. Tambahkan air, aduk sampai rata dan disaring, air ramuan merupakan induk pestisida.
c. Penggunaan
14 liter air dicampur dengan pestisida 250 cc (1 gelas), semprotkan ke lahan pada waktu pagi/sore
hari, ulangi 4-5 hari sekali.
d. Sasaran OPT
Penggerek batang, wereng, walang sangit, thrip, aphia, serangga kecil lainnya.
e. Hasil pencapaian
Sama dengan NIKORAK
Sumber: http://mundirun.wordpress.com/
Tembakau 100gr
Kenikir 100gr
Pandan 100gr
Kemangi 100gr
Cabe rawit 100gr
Kunyit 100 gr
Bawang Putih 100gr
Aquadestilata 1 lt
Decomposer BSA (mikro organisme pengurai) 1-2 cc
Gula pasir 2 sendok makan.
Cara Pembuatan :
60 cc untuk 1 lt air
Disemprotkan ke tanaman yang terkena hama pada daun dan batangnya
1 minggu 1 kali
Pencairan 1lt harus habis 1kali pemakaian.
Untuk tanaman padi, hama yang terkenal menyerang tanaman padi adalah HAMAKRESEK, HAMA PENGGEREK
BATANG, HAMA WERENG. Masyarakat Paguyuban Petani Organik Purwakarta untuk mengatasi ini mereka
membuat bakteri CORYNE BACTERIUM dengan cara merebus AIR KENTANG sebanyak 20 liter ditambah GULA
dan DECOMPOSER BSA. Bakteri Coryne bacterium dapat melawanXanthomonas campestris pv oryzae (bakteri
penyebab penyakit kresek). Bakteri Coryne ini mempunyai sifat Pathogen, dapat menekan serangan , dan
mengurangi kerusakan lebih dari 80%. Untuk menumpas hama penggerek batang yang diperlukan adalah
bakteri Tryclogramma spp(agen hayati parasitoid). Dan untuk jamur tumbuhan di pakai bakteri Trychoderma sp.
Sedangkan untuk menekan populasi hama wereng batang coklat laba-laba dan kumbang dibiarkan hidup untuk
menjaga keseimbangan ekosistem.
Sumber: http://luki2blog.wordpress.com/