Anda di halaman 1dari 12

SMP MUHAMMADIYAH WAINGAPU

Mata Pelajaran : Prakarya

Kelas : 8 (DELAPAN)

Tahun Pelajaran : 2019/2020

Semester : Genap

BAB V PENGOLAHAN HASIL SAMPING SEREALIA, KACANG-KACANGAN, DAN UMBI MENJADI


PRODUK PANGAN

A. PENGERTIAN
Tanaman serelia, kacang – kacangan , dan umbi ditanam untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Hasil utama dari tanaman tersebut digunakan untuk memenuhi ketersediaan pangan sumber
karbohidrat.

B. JENIS , KANDUNGAN DAN MANFAAT


1. Bekatul (serelia)
Salah satu hasil samping penggilingan padi (serelia) adalah bekatul. Dalam proses hasil
samping berupa sekam (15-20%), bekatul (8-12%) dan menir (+ 5%) merupakan bagian beras
yang hancur. Bekatul didapat setelah dilakukan dua kali proses penyosohan padi. Mineral
yang terkandung pada bekatul yaitu kalsium (ca) , magnesium (Mg) , mangan (Mn), zat besi
(Fe), kalium (K), seng (Zn), dan vitamin B15.
2. Ampas kedelai (kacang-kacangan)
Kedelai biasanya dibuat susu kedelai yang memiliki kandungan protein tinggi dan
mengandung senyawa isoflavon yang berguna untuk menurunkan kadar kolesterol darah.
3. Kulit singkong (umbi)
Kulit singkong memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Presentasi jumlah limbah kulit
singkong bagian dalam sebesar 8%-15% dari berat total singkong, dan mengandung 74%
nutrisi dan serat kasar 15%. Kulit singkong memiliki peluang pasar sebagai makanan camilan
yang memiliki nilai jual tinggi.
4. Daun ubi jalar (umbi)
Ubi jalar atau biasa disebut ketela rambat banyak tumbuh subur di daerah pedesaan. Kulit
umbi memiliki kandungan protein maupun serat yang tinggi dab banyak mengandung air.
Adapun, daun ubi mengandung karbohidrat, serat, protein, kalsium, dan zat besi. Selain itu,
daun ubi juga mengandung beta-karoten dan lutein yang berguna bagi kesehatan mata.
Kandungan vitaminnya pun sangat banyak yaitu memiliki kadar vitamin E, vitamin C, dan
vitamin B1, B2, dan B6 yang cukup tinggi.
C. TEKNIK PENGOLAHAN
1. Teknik pengolahan makanan panas basah (Moist heat)
2. Teknik pengolahan panas kering (dry heat cooking)
a. Pengawetan secara fisik
- Pengawetan dengan suhu rendah
- Pengawetan dengan suhu tinggi
- Pengawetan dengan pengeringan
b. Pengawetan secara biologis
c. Pengawetan kimiawi

Tugas

1. Jelaskan pengertian serealia , kacang-kacangan dan umbi !


2. Jelaskan kandungan dan manfaat dari :
a. Bekatul (serelia)
b. Ampas kedelai
c. Kulit singkong umbi
d. Daun ubi jalar
3. Jelaskan teknik-teknik pengolahan pangan !
4.
SMP MUHAMMADIYAH WAINGAPU
Mata Pelajaran : Prakarya

Kelas : 7 (TUJUH)

Tahun Pelajaran : 2019/2020

Semester : Genap

Bab IV PENGOLAHAN BAHAN PANGAN SAYURAN MENJADI MAKANAN DAN MINUMAN DAN
MINUMAN KESEHATAN

A. Pengertian sayuran

Sayuran adalah bagian vegetatif dari tumbuhan yang dapat dimakan , baik segar maupun melalui
pengolahan dengan cara dimasak. Sayuran mempunyai kadar air dan serat yang tinggi sehingga
umumnya mempunyai umur relatif pendek, mudah rusak, dan tidak dapat disimpan terlalu lama jika
tidak diperlukan secara khusus.

B. Klasifikasi Sayuran

Klasisfikasi sayuran dapat ditinjau berdasarkan bagian tanaman yang dapat dimakan dan pigmen yang
dikandung :

1. Berdasarkan bagian tanaman yang dimakan :


a. Sayuran daun (leaf vegetables)
b. Sayuran batang (stem vegetables)
c. Sayuran akar (root vegetables)
d. Sayuran polong
e. Sayuran bunga (flower vegetables)
f. Sayuran buah (fruit vegetables)
g. Sayuran umbi batang
h. Sayuran umbi lapis (bulb vegetables)
i. Sayuran jamur (mushroom)
2. Berdasarkan pigmen yang dikandung :
a. Sayuran berwarna hijau
b. Sayuran berwarna ungu
c. Sayuran berwarna merah/biru
d. Sayuran kuning/orange

C. Kandungan dan Manfaat Sayuran


1. Kangkung
Kangkung ada dua jenis kangkung darat dan kangkung air. Kangkung memiliki kandungan
Vitamin A yang sangat tinggi berguna sebagai antioksidan untuk menangkal serangan
radikal bebas pada kornea mata , serta mengandung beta karotin yang menjaga mata agar
tetap sehat. Kangkung juga mengandung vitamin C lebih tinggi dari buah – buahan yang
dapat menangkal serangan virus Flu dan sariawan
2. Jagung
Jagung memiliki banyak serat sehingga dapat memperbaiki saluran pencernaan , mencegah
wasir, sembelit dan juga menurunkan tingkat resiko kanker usus besar.
3. Wortel
Wortel kaya akan kandungan betakaroten (vitamin A). Zat gizi ini sangat baik untuk
kesehatan mata dan kulit. Wortel juga mengandung vitamin C.
4. Bayam
Flavonoid dalam bayam memiliki sifat antioksidan dan antikanker. Bayam mengandung
vitamin K yang tinggi dan mineral lainnya seperti magnesium , seng , tembaga , dan fosfor.

D. Teknik pengolahan pangan


1. Teknik pengolahan pangan panas basah (Moist Heat)
a. Teknik Merebus (boil)
b. Teknik merebus menutup bahan pangan (poaching)
c. Teknik merebus dengan sedikit cairan (braising)
2. Teknik pengolahan pangan panas kering (dry heat cooking)
a. Teknik menggoreng dengan minyak banyak (Deep Fryng)
b. Teknik menggoreng dengan minyak sedikit (shallow Fryng)
c. Teknik menumis (sauteing)
d. Teknik memanggang (baking)
e. Teknik membakar (grilling)
3. Teknik pengolahan pangan lainnya
a. Menghaluskan
b. Mencampur
c. Menyaring/memeras
d. Tidak dimasak

Tugas :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sayuran !
2. Tuliskan klasifikasi sayuran berdasarkan :
a. Bagian tanaman yang dapat di makan
b. Pigmen
3. Tuliskan kandungan dan manfaat dari sayuran (4 macam sayuran) !
4. Tuliskan teknik-teknik pengolahan pangan !
E.
3. DAUR HIDUP CACING PITA
Cacing pita (Taenia sp) adalah salah satu spesies parasit yang ada dalam klasifikasi
animalia. Cacing ini masuk dalam filum platyhelminthes. Ciri ciri platyhelminthes adalah
tubuhnya yang pipih dan tidak bersegmen. Cacing pita sebagian besar hidup sebagai
parasit di organisme lain, khususnya manusia dan hewan ternak. Tercatat lebih dari 100
spesies dari genus Taenia telah ditemukan. Genus Taenia adalah penyebab utama
terjadinya penyakit taeniasis dan sistiserkosis pada manusia. Sebagian besar kasus
berada pada daerah tropis dan dekat dengan peternakan.
Tahap Kehidupan

Perkembangbiakan hewan cacing pita tidak lepas dari kualitas lingkungan disekitarnya.
Telah dijelaskan sebelumnya, cacing pita termasuk hewan parasit. Oleh karena itu
hewan ini memerlukan tubuh inang agar dapat berkembangbiak. Daur hidup cacing pita
secara umum adalah:
1. Telur cacing lepas ke lingkungan – Cacing pita dewasa hidup dan
berkembangbiak dalam bagian bagian usus halusmanusia. Cara
berkembangbiak hewan ini adalah dengan bertelur. Telur cacing mengalami
perkembangan menjadi larva onchosphere. Perkembangan hingga tahap itu
terjadi dalam uterus dari gravid proglottid (bagian tubuh yang banyak
mengandung telur). Gravid proglottid kemudian terlepas dari tubuh cacing pita
dewasa dan keluar dari anus.
2. Infeksi hewan ternak – Saat telur telur cacing pita keluar dari tubuh manusia, ada
kemungkinan telur cacing ini dapat berpindah ke inang lain. Salah satunya
adalah babi dan sapi. Kedua hewan vertebrata ini adalah hewan yang sering
menjadi inang dari cacing pita (Baca juga artikel terkait: hewan vertebrata dan
invertebrata).
3. Embrio cacing menginfeksi otot hewan ternak – saat telur cacing pita masuk ke
tubuh hewan ternak, maka larva cacing pita akan menembus dinding usus halus
dan masuk dalam sistem peredaran darah pada hewan tersebut. Melalui jantung,
larva kemudian menyebar ke bagian bagian tubuh hewan yang lain, seperti pada
otot lidah, jantung, hati, dan bahu.
4. Infeksi manusia – Saat manusia mengonsumsi daging yang belum matang dari
hewan yang terinfeksi, maka ada kemungkinan manusia itu juga akan terinfeksi.
Oleh karena itu sebaiknya hindari daging sapi atau babi yang dimasak setengah
matang.
5. Menempel pada usus halus – setelah larva cacing masuk ke dalam sistem
pencernaan pada manusia, kepala (scolex) cacing pita akan menempel kuat
pada dinding usus halus.
6. Larva cacing tumbuh menjadi cacing dewasa. Kemudian daur hidup ini akan
berulang kembali
Daur hidup beberapa jenis cacing pita dapat dibaca secara lengkap pada artikel daur
hidup cacing perut, daur hidup cacing tambang, daur hidup cacing kremi, daur hidup
cacing hati, dan daur hidup Taenia saginata.
Jenis Cacing Pita
Seperti yang telah dijelaskan diatas, cacing pita memiliki lebih dari 100 jenis cacing.
Namun ada 3 jenis cacing pita yang dikenal sebagai parasit bagi manusia. Ketiga jenis
cacing itu yaitu Taenia saginata, Taenia solium dan Taenia asiatica
7. Taenia saginata
T. saginata dikenal sebagai cacing pita sapi. Hewan parasit ini hidup di dalam tubuh
dan mengganggu fungsi usus halus manusia. Pada manusia, cacing ini dapat
menyebabkan penyakit taeniasis, sedangkan pada hewan ternak menyebabkan
sistiserkosis.
T. saginata merupakan jenis cacing terbesar dalam genus Taenia. Ukuran panjang
tubuhnya dapat mencapai 4-10 meter. Meskipun demikian cacing ini dapat tumbuh
hingga 22 meter. Bagian tubuhnya terdiri dari kepala (scolex), leher, dan srobila. Bagian
kepala Taenia saginata memiliki 4 penghisap namun tidak memiliki kait. Inilah yang
membedakannya dengan cacing pita lain. Bagian strobila sebenarnya adalah
serangkaian segmen yang disebut proglottid. Cacing pita T. Saginata adalah hewan
hemaphrodit, sehingga dapat membuahi sel telurnya sendiri. Satu individu cacing T.
saginata dapat mengeluarkan telur sebanyak lebih dari 100 juta buah. Inang dari ini
cacing ini adalah manusia, sapi, dan kambing.

8. Taenia solium
Taenia solium sering juga disebut dengan cacing pita babi. Disebut demikian karena
cacing ini biasanya menginfeksi babi. Sama halnya dengan T. solium, tubuh cacing pita
babi terdiri dari kepala, leher, dan strobila. Perbedaannya, kepala cacing ini selain
memiliki penghisap juga memiliki sepasang kait dari bahan kitin. Warna cacing pita babi
adalah putih dengan ukuran panjang 2 – 3 meter.
Cacing pita babi dapat pula mencapai 8 meter. Strobila tersusun atas segmen segmen
sebanyak 700 hingga 1000 buah. Dalam setiap segmen, ada sekitar 50.000 telur
cacing. Seperti namanya, inang kedua setelah manusia adalah babi. Babi termasuk
hewan omnivora yang rakus (baca artikel terkait: hewan karnivora, herbivora, dan
omnivora). Babi juga hidup ditempat yang kotor. Maka wajar apabila babi menjadi salah
satu hewan yang paling mudah diinfeksi oleh cacing pita. Saat terinfeksi, larva dalam
tubuh manusia dapat ditemukan dalam 3 bentuk yang berbeda.
4. DAUR HIDUP CACING HATI

Cacing merupakan salah satu mahluk hidup yang paling unik dan seringkali menjadi
pusat perhatian. Namun, dari sekian banyak jenis cacing di dunia ini, cacing hati adalah
yang paling banyak menarik perhatian. Salah satu hal menarik yang kita dapatkan
cacing adalah klasifikasi mahluk hidup nya. Cacing itu hidup pada hati mahluk hidup
lain. Dan yang lebih uniknya lagi adalah cacing tersebut ternyata tidak memiliki sistem
pencernaan seperti sistem pencernaan manusia. Meskipun dalam beberapa kejadian
cacing hati adalah salah satu faktor penyebap kelainan sistem ekresi manusia dan
mahluk lainnya
Dalam bahasa latin cacing hati ini disebut juga sebagai Fasciola hepatica. Jenis cacing
hati ini juga masuk dalam klasifikasi kelas Trematoda dan juga Sub-kelas Diganea.
Jenis cacing yang satu ini juga masuk dalam kategori filum Platyhelminthes.
Cacing hati ini akan sangat berbeda dengan klasifikasi cacing tanah dan sejenisnya.
Cacing hati biasanya akan banyak ditemukan di bagian hati mahluk hidup lain. Seperti
misalnya di bagian hati berbagai jenis hewan ternak, seperti kambing, sapi, kerbau, dan
yang lainnya. Cacing ini biasanya juga akan ditemukan pada bagian liver mahluk hidup
lain dalam bentuk yang sudah dewasa. Ini juga menjadi salah satu penyebap kelainan
pada hati manusia dan mahluk hidup lainnya.
Ciri-Ciri Cacing Hati
Untuk masuk kedalam organ tubuh mahluk lain tentunya haruslah memiliki perantara.
Dan cacing hati ini memiliki sedikitnya dua perantara. Yakni dengan hewan ternak
ataupun dengan siput air atau bahasa latinnya Lymnea auricularis. (baca: klasifikasi
mollusca dan contohnya)
Sebelum masuk kedalam siklus hidup cacing hati, ada baiknya kita melihat terlebih
dahulu cici-ciri cacing hati.
 Cacing hati bersifat parasit,dan juga biang keladi untuk penyakit Fasciolasis
 Bentuk cacing hati ini adalah simetris bilateral, atau tidak memiliki rangka
 Cacing ini biasa hidup di bagian empedu atau dalam peredaran darah
hewanternak (biasanya kambing, sapi dan kerbau) dan juga manusia
 Termasuk kedalam kategori filum Platyhelminthes
 Umumnya memiliki panjang 2,5 cm dan memiliki lebar 1 cm
Cacing hati ini di dalam tubuhnya juga memiliki kutikula. Katukula ini sangat berguna
agar cacing tersebut tidak tercerna oleh inangnya sendiri. Karna pada bagian depan
cacing hati akan terdapat mulut penghisap yang berguna untuk menghisap berbagai
makanannya. (baca: Jaringan ikat pada hewan)
Cacing hati akan berkembang biak dengan cara membuahi diri mereka sendiri, atau
juga memiliki sifat hermaprodit. Dan biasanya dalam sekali bertelur, cacaing ini akan
mengeluarkan ratusan ribu butir telur. Dengan telur sebanyak itu pula biasanya siklus
hidup cacing hati ini akan keluar dari tubuh sapi atau mahluk hidup lainnya, memalui
saluran empedu, kemudian melewati bagian usus halus, dan berakhir dengan
bercampurnya di kotoran sapi
Daur Hidup Cacing
Daur hidup cacing hati ini akan berbeda dengan daur hidup kebanyakan hewan yang
lainnya, meskipun dalam garis besarnya mereka sama-sama bertelur. Untuk lebih
jelasnya, mari simak daur hidup cacing hati ini:
 Telur
Telur cacing hati biasanya akan keluar bersama dengan kotoran mahluk hidup lain,
setelah melewati sistem pencernaan manusia terlebih dahulu. Seekor kambing dewasa
biasanya akan dapat menyimpan setengah juta telur cacing hati dalam sehari. Telur-
telur cacing hati ini akan menetas bila dalam kondisi yang basah setiap keluar dari
kotoran tadi. Telur cacing hati ini umumnya disebut mirasidium.
 Larva
Telur cacing hati, atau mirasidium tadi selanjutnya akan terbawa oleh air hujan, dan
menuju sungai dan mereka biasanya akan mulai menyerang siput air yang ada disana,
untuk dijadikan perantara atau host. Didalam siput air tersebut, cacing hati ini akan
berkembang menjadi setidaknya tiga parasit yang berbeda, salah satunya termasuk
pula cercaria atau biasa disebut kecebong.

 Kista Yang Menular


Cercaria atau kecebong tadi akan berenang terus menerus hingga mereka menemukan
rumput atau segala jenis vegetasi-vegetasi lainnya untuk dapat mereka tinggali. Disana
mereka akan membentuk sebuah kista, atau juga bisa disebut metaserkaria. Dan inilah
salah satu bentuk infeksi dari cacing hati itu. Manusia atau hewan akan memakan
bahan makanan yang telah terkontaminasi metaserkaria itu.
 Rumah Baru
Dalam bagian usus besar dan juga bagian usus halus manusia atupun hewan,
metakseria tadi akan keluar dari kista mereka sendiri sebagai mahluk baru, yakni cacing
hatti dewasa. Cacing hati ini akan menembus bagian usus, terutama dinding bagian
usus besar, yang selanjutnya akan masuk kedalam bagian usus halus yang selanjutnya
ke rongga perut dan kemudian bermigrasi untuk menemukan perantara yang baru.
Dalam waktu beberapa minggu, cacing hati ini akan mendiami salah satu saluran
empedu hati dan akan mencapai kematangan. Dan setelah dewasa nanti, cacing hati ini
akan bereproduksi secara aseksual dan kembali melepaskan telur-telur yang baru.
Keterangan siklus hidup cacing hati dapat dilihat:

9. Telur akan keluar, kedalam alam bebas melalui fases sapi, domba, atau hewan
ternak lainnya. Telur tersebut nantinya akan membentuk embrio dan akan
menetas bila menemukan tempat yang basah. Selanjutnya setelah telur
menetas, ia akan menjadi larva bersilia, yang selanjutnya dapat disebut dengan
Mirasidium.
10. Mirasidium tadi akan masuk kedalam tubuh dari siput air, dan akan tumbuh serta
menghasilkan sporokista.
11. Sporokista tadi selanjutnya akan menghasilkan yang namanya redia. Lalu redia
itu akan berpaedogenesis untuk dapat membentuk cercaria. Yang cercaria
tersebut akan keluar dari dalam tubuh siput air dengan cara berenang di dalam
air.
12. Cercaria kemudian, setelah melewati proses akan menjadi metareskaria. Dan
metaserkarian ini yang melekat pada rumput atau vegetasi lainnya untuk
membentuk kista baru. Tanaman yang telah terkontaminasi oleh kista tersebut
lah yang kemudian termakan oleh mahluk hidup.
13. Kista tersebut di dalam rongga tubuh mahluk hidup lain akan terus bertumbuh
menjadi cacing muda, dan kemudian menjadi cacing dewasa. Cacing itu
selanjutnya akan bermigrasi kedalam saluran empedu pada hati atau liver inang
yang baru untuk kemudian memulai daur hidupnya yang baru.
14. Selanjutnya cacing itu akan bertelur lagi, yang kemudian telur tersebut akan
keluar dari tubuh mahluk hidup melaluisistem pencernaan manusia, dan berakhir
dalam bentuk kotoran atau feses.
15. Begitulah seterusnya terjadi berulang lagi dan lagi
Cacing hati yang hidup di dalam tubuh akan berpotensi menyebapkan berbagai
penyakit, dan salah satunya yang paling sering ditemukan adalah penyakit diare. Dan
untuk mencegah berbagai penyakit pada sistem ekresi hati, usus, lambung atau
kelainan pada sistem ekresi itu salah satunya adalah dengan cara meminum obat anti
parasit minimal tiga kali dalam setahun. Atau dapat pula dihindari dengan tidak
memakan makanan yang mentah atau setengah matang.

Anda mungkin juga menyukai