Anda di halaman 1dari 21

Jika kita berada di daerah dataran rendah, pasti akan dihadapkan pada cuaca yang panas dan kadang

sangat ekstrim. Kondisi ini jika dihadapkan pada baglog ( pada masa inkubasi) dengan pemberian nutrisi yang tinggi, maka yang terjadi adalah seperti pada gambar dibawah ini.

Baglog jamur kontaminasi jamur liar (gmb. 1.1)

Baglog jamur kontaminasi jamur liar (gbr. 1.2)

Baglog jamur nutrisi tinggi (gbr. 1.3) Jika kita lihat gambar diatas, jelas bahwa baglog tersebut mengalami kontaminasi jamur liar saat masih dalam masa inkubasi. Bahkan tingkat kontaminasinya 85-90% dari baglog yang diinkubasi. Yang jadi pertanyaan, kenapa hal itu bisa terjadi? Penyebabnya adalah karena komposisi baglog menggunakan konsentrasi nutrisi yang tinggi, sedangkan suhu dalam ruangan inkubasi panas dan pengap karena cuaca panas. Hal inilah yang memicu munculnya

bakteri termofilik dan jamur lain yang aktif bekerja pada suhu tinggi dan didukung dengan nutrisi tinggi pada baglog. Dan proses perombakan bahan2 organik itu akan memunculkan organisme2 lain seperti jamur2 liar (selain jamur tiram yang kita tanam), dan kemunculan jamur2 liar tersebut adalah sebagai bentuk kontaminasi bagi baglog jamur yang kita tanam. Akhirnya miselium jamur yang kita tanam akan terganggu pertumbuhannya akibat hadirnya jamur liar yang juga menyerap sari makanan dari baglog. Dan jika baglog diberikan nutrisi yang rendah, akan tapak pada gambar di bawah ini.

baglog jamur tanpa kontaminasi (gbr. 2.1)

Baglog jamur nutrisi rendah (gbr. 2.2) Foto pada gbr. 2.1 dan gbr. 2.2 di atas adalah baglog jamur dengan kandungn nutrisi yang

rendah, sedangkan pada gbr. 1.3 adalah baglog dengan nutrisi tinggi, tapi rentan kontaminasi. Dari pengamatan, terhadap hawa panas dan pengap pada ruangan inkubasi, baglog tidak mengalami kontaminasi jamur liar. Tapi miselium jamur yang ditanam tidak setebal jika dengan baglog nutrisi tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja bakteri dan jamur liar pada baglog akan lebih aktif jika didukung dengan kondisi ruangan yang panas dan pengap dengan pemberian nutrisi yang tinggi pada jamur, sehinga menimbulkan kontaminasi jamur liar. Sedangkan jika nutrisi pada baglog jamur lebih rendah, tidak terjadi kontaminasi jamur liar walau kondisi ruangan inkubasi panas dan pengap. Jadi, apa yang harus diperhatikan bagi kita semua agar tidak terjadi kontaminasi tapi bisa mendapatkan kwalitas baglog jamur yang bagus? Jika anda mengurangi nutrisi pada baglog jamur, akan berpengaruh pada produktifitas panen jamur yang rendah. Maka yang perlu diperhatikan adalah membuat ruangan inkubasi se ideal mungkin walau dalam kondisi panas yang ekstrim sekalipun. Se ideal mungkin maksudnya adalah ruang inkubasi cocok dan

bagus untuk pertumbuhan baglog jamur (terutama dengan nutrisi tinggi), yaitu dengan: 1. Buatlah ruangan yang khusus emang untuk ruang inkubasi, bentuknya boleh sama dengan kumbung, tapi untuk sirkulasi udaranya kalo bisa yang bisa dibuka tutup. Tujuannya adalah agar saat pembibitan, sirkulasi udara bisa ditutup untuk menghindari terjadinya kontaminasi, setelah selesai bisa dibuka lagi. 2. Jaga dan pantau terus suhu di ruang inkubasi, jika suhu terlalu panas, selain rentan menimbulkan kontaminasi (pada baglog yang baru dibibiti) juga bisa menghambat pertumbuhan miselium jamur. Agar dingin bisa diberikan kipas angin, atau disiram lantainya jika memungkinkan, dan akan lebih baik jika ruang inkubasinya tinggi. 3. Jika memang ruangan inkubasi masih kurang ideal, atur saja penataan baglog di rak penyimpanan. Jangan ditata dempet dempet, beri jarak satu jari. Tujuannya agar sirkulasi lebih bagus dan suhu baglog tidak panas yang berakibat pada terhambatnya pertumbuhan miselium.

Ruang inokulasi dan inkubasi

nb: kasus untuk daerah dataran rendah yang bersuhu panas - kalo ada yang perlu ditambahi, mari kita share bareng bareng. 2 Komentar | cara budidaya jamur tiram yang baik | Ditandai: baglog jamur, baglog jamur tiram, bakteri termofilik, budidaya jamur di jombang, jamur tiram jombang, jombang, kontaminasi baglog, nutrisi baglog, ruang inkubasi | Permalink Ditulis oleh dyanwidyastanto Desain Kumbung Jamur Mempengaruhi Bentuk dan Hasil Jamur September 4, 2012

2 Votes Di setiap proses budidaya jamur, banyak faktor yang perlu di perhatikan oleh para petani, terutama petani jamur yang baru belajar membudidayakan jamur. Mulai dari faktor kualitas baglog jamur, perawatan baglog dan kumbung, desain kumbung jamur. Dan yang akan kami bahas disini adalah tentang desain kumbung jamur yang sering kali tidak sesuai/ kurang ideal. Dalam pembuatan kumbung jamur, para petani terutama petani baru masih sering melakukan kesalahan dalam mendesain kumbung jamurnya. Hal ini sebenarnya karena kurang nya pengetahuan tentang habitat jamur yang baik untuk pertumbuhan jamur, disertai dengan tidak adanya pendampingan dari produsen baglog jamur yang mestinya lebih tau tentang desain jamur yang baik. Berikut ini beberapa kesalahan dalam pembuatan kumbung jamur:

1. Kumbung gelap gulita tanpa pencahayaan dari luar. Kumbung tetap membutuhkan pencahayaan, bukan cahaya lampu, tapi cahaya matahari. Pada malam hari, kumbung tidak perlu diberi lampu dan biarkan gelap. Kumbung membutuhkan cahaya sebesar 20% atau tandanya anda bisa membaca tulisan di buku dengan jelas pada jarak 30 cm. Pencahayaan bisa dibuat dari: a) dinding terbuat dari anyaman bambu yang banyak rongganya, cahaya akan masuk; b) Untuk dinding bagian bawahnya bisa dipotong setinggi 40 cm dan cukup ditutup dengan plastik bening, sehingga cahaya (bukan cahaya langsung) bisa masuk tapi udara panas tidak akan masuk; c) buatkan atap dari fiber glass, cukup cahayanya yang masuk bukan panasnya. 2. Kumbung tidak diberi sirkulasi udara yang cukup. Untuk sirkulasi udara bisa dibuatkan dari: a) dinding terbuat dari anyaman bambu yang banyak rongganya, maka sudah cukup; b) dibuatkan pintu yang bisa dibuka tutup atau ; c) bagian bawah yang dipotong setinggi 40 cm bisa diganti paranet, agar jika terpapar panas, panasnya tidak masuk dan cukup udaranya saja. 3. Jarak antar rak baglog jamur yang terlalu dekat. Banyak petani bermaksud mengisi sebanyak mungkin kumbungnya dengan baglog,

sedangkan sebenarnya kapasitas kumbungnya terbatas. Akhirnya kumbungnya sesak terisi baglog jamur. Ini akan terasa dampaknya saat panen jamur mulai tiba, ruangan akan dipenuhi dengan kabut spora yang beterbangan memenuhi ruangan. Hal ini akan mengurangi suplai oksigen kepada jamur yang sedang tumbuh jika tidak didukung dengan sirkulasi udara yang baik. Faktor aktor dia tas bisa menyebabkan ruangan kumbung menjadi pengap, udara terlalu jenuh, karena sirkulasi udara pencahayaan yang kurang. Jika dibiarkan, dampaknya bisa dilihat saat panen jamur tiba, antara lain:

Jamur yg siap panen sebagian akan tampak layu dan kurang segar Bentuk jamur sebagian akan menjadi kecil kecil sekali, padahal bibit jamurnya aslinya besar2 Bakal jamur/ pin head kadang ada yang mati sebelum tumbuh besar Jamur menjadi jembek dan kekuningan karena udara yang jenuh dan terlalu lembab.

Dampaknya bagi petani jamur, jika jamur dijual pasti akan mendapat komplain dari bakul jamur atau konsumen langsung. Karena jamur dikira sudah busuk, layu, berat karena terlalu basah,

dan tidak segar. Apalagi jika dijualnya dengan dibungkusi..!! cat: Kasus ini pernah terjadi pada petani jamur di sekitar kami - belum sempat difoto buat dokumentasinya,maaf:) - silahkan tambahkan jika ada masukan ya? 2 Komentar | cara budidaya jamur tiram yang baik, desain kumbung jamur | Ditandai: bentuk jamur, budidaya jamur, desain kumbung jamur, hasil panen jamur, jamur tiram segar, kumbung jamur | Permalink Ditulis oleh dyanwidyastanto Cara Mengoptimalkan Hasil Panen Jamur Tiram April 15, 2012

3 Votes

Para petani jamur tiram yang budiman, disini saya akan menjelaskan bagaimana cara mengoptimalkan hasil panen jamur tiram. Bagi para petani jamur terutama pemula, mungkin belum tahu bagaimana caranya merawat jamur dengan benar. Petani jamur sering mengalami kendala dalam perawatan jamur, salah satu kendala yang sering dialami oleh mereka adalah hasil panen jamur yang tidak optimal. Padahal baglog jamur masih produktif, tapi hasilnya tidak sesuai dengan yang diinginkan. Ada beberapa sebab yang membuat kenapa hal itu terjadi, antara lain: 1. Perawatan kumbung yang kurang optimal. Perawatan disini meliputi pengkondisian kumbung agar ideal untuk pertumbuhan jamur, dan menjaga kebersihan kumbung. Menjaga kondisi kumbung agar tetap ideal untuk pertumbuhan jamur sangat penting, karena akan mempengaruhi produktifitas dan umur baglog jamur itu sendiri. Jika kondisi kumbung sering berubah ubah (dengan perubahan yang sangat mencolok), maka jamur akan stres dan mempengaruhi produktifitasnya. Kondisi yang ideal untuk kumbung jamur adalah suhu 22-28C dan kelembaban 85-90%. Lakukan penyiraman

lantai dan pengkabutan ruangan agar kondisi itu tercapai. Sedangkan kebersihan kumbung akan menunjang sirkulasi udara dalam kumbung agar tetap segar dan akan menjaga kumbung dari hama2 yang akan membuat sarang jika kumbung kotor, seperti kecoa dan semut yang akan memakan jamur yang sudah besar, laba2, rayap, dan ulat kecil yang hinggap di baglog yang kotor dan busuk. C 2. Pembukaan baglog jamur. Banyak dari para petani yang hanya membiarkan begitu saja baglognya di kumbung tumbuh dengan se///ndirinya, padahal tiu tidak benar. Seperti bayi yang perlu diramut, baglog pun perlu diramut agar tetap produktif. Caranya! Buatlah bukaan di bagian belakang baglog setelah panen pertama dari depan, dan buka cincin baglog lalu lipat/ potong plastik, dengan begitu baglog akan terbuka lebar bagian depannya. Hal ini akan membuat jamur bebas tumbuh keluar dan bnyak. Namun perlu diingat bahwa hal ini akan menimbulkan penguapan yang tinggi pada baglog, dan baglog akan cepat kering jika kondisi kumbung tidak dijaga dengan baik.

3. Peremajaan baglog jamur. Jika baglog sudah beberapa kali panen atau baglog sudah agak lama, biasanya permukaan baglog akan berwarna kecoklatan atau kehitaman, terutama di bagian depan yang dibuka lebar. Ini akan menghambat pertumbuhan jamur yang akan keluar, karena tertutup oleh serbuk kayu yang busuk atau mati. Maka lakukan peremajaan, yaitu dengan membersihkan bagian baglog yang kotor/ rusak dengan cara dikerik bagian permukaan yang kotor/ rusak tersebut agar terlihat lagi bagian yang putih dari baglog. Memang lama kelamaan baglog akan pendek, tapi cara ini makin membuat baglog lebih produktif. Cara ini akan memicu pertumbuhan jamur kembali setelah lama tidak panen.

4. Buatlah kejutan pada kumbung. Kejutan di sini adalah dengan melakukan penyinaran pada kumbung, tapi bukan sinar matahari langsung, dan jangan terlalu lama, cukup 10-15 menit aja lihat. Caranya yaitu dengan membuka pintu atau jendela kumbung yang mungkin sudah disediakan, dan secara otomatis sirkulasi udara

juga akan bertambah. Jangan terlalu lebar, yang penting ada cahaya masuk yang bisa menerangi ruangan. Hal ini akan merangsang pertumbuhan jamur karena perubahan kondisi yang mendadak. Jika terlalu lebar dibuka, hawa panas bisa masuk dan merusak jamur yang sedang tumbuh dan suhu dan kelembaban kan berubah. 5. Buatlah kejutan lagi. Yaitu jika kumbung sudah begitu sangat lembab, disebabkan karena kondisi kumbung terlalu jenuh dengan uap air di udara. Ini juga bisa membuat jamur menjadi terlalu basah dan lembek kekuning kuningan. Maka hentikan penyiraman dan pengabutan selama 3-5 hari, ini akan membuat kumbung jadi normal kembali dan bisa merangsang pertumbuhan jamur karena perubahan kondisi yang terjadi. Cara cara diatas pastinya berdasarkan pengalaman dari si penulis, dan saya harapkan ada masukan dari petani yang sudah punya pengalaman lebih dalam hal ini. Cara mengoptimalkan hasil panen jamur sampai masa produktifitas baglog jamur habis sangat penting, karena bisa jadi masa produktif sudah habis tapi produktifitas panen jamurnya rendah. Karena itu, jika ada masukan mari kita bagikan kepada

sesama, agar petani jamur bisa sukses dan sejahtera. Amiin 11 Komentar | cara budidaya jamur tiram yang baik | Ditandai: Budidaya Jamur Tiram, cara mengoptimalkan hasil panen jamur tiram, jamur tiram, meningkatkan hasil panen jamur tiram, perawatan kumbung jamur tiram | Permalink Ditulis oleh dyanwidyastanto Penyebab Baglog Jamur Tiram Sulit Panen Agustus 8, 2011

6 Votes Suatu ketika ada beberapa pembudidaya jamur yang bertanya mengenai baglog jamur yang dia budidayakan. Pertanyaannya yaitu kenapa baglog jamur yang sudah tumbuh penuh sulit keluar bakal jamurnya. Pertanyaan ini mungkin bisa diperjelas lagi, yaitu baglog sulit keluar jamur pada awal pembukaan dan lamanya rentang antar

panen pada baglog jamur. Penyebab pemasalahan ini bukan hanya pada petani yang membudidayakan baglog jamurnya, tapi juga pada proses pembuatan baglog jamur, yaitu pada petani penyedia baglog jamur. - Permasalahan yang disebabkan oleh pembudidaya baglog jamur yaitu karena rumah/kumbung jamur kurang ideal untuk pertumbuhan jamur. Bisa dikarenakan desain kumbung jamur yang kurang tepat, antara lain: 1. Atap kumbung terlalu rendah, sehingga ruangan menjadi pengap/ sumuk dan akan mudah meningkatkan suhu ruangan. Artinya kondisi ruangan tidak memenuhi syarat tumbuh jamur. Kecuali jika pendirian kumbung berada di bawah pohon yang teduh dan rindang. 2. Kumbung jamur terlalu gelap karena tertutup rapat tanpa sirkulasi, hal ini akan menghambat pertumbuhan pin head/ bakal jamur. Pada masa pertumbuhan jamur pada baglog, butuh pencahayaan sebesar 10-15 %. Bukan sinar matahari langsung yang masuk ke dalam kumbung. - Sedangkan bagi pembudidaya jamur, perlu dilakukan perawatan baglog secara rutin selama masa produktir. Lakukan pembukaan pada

bagian depan baglog, baglog yang dibuka adalah baglgo yang pernah panen minimal 1 kali, tampak seperti gambar dibawah:

Baglog dengan bukaan depan

Baglog dengan bukaan depan (2) Lakukan selalu peremajaan pada bagian baglog yang rusak/ kotor, yaitu dengan membersihkan bagian yang rusan sampai terlihat bagian baglog yang putih. Tujuannya adalah untuk memicu pertumbuhan bakal jamur lagi. Pembukaan seperti diatas bisa dilakukan bila kondisi suhu

dan kelebaban bisa dijaga ideal, karena jika tidak (suhu lebih dari 28C dan kelembaban kurang dari 70%) akan menyebabkan terjadi penguapan yang tinggi yang mengakibatkan baglog menjadi kering. Jika tidak memungkinkan untuk melakukan pembukaan, anda bisa melubangi atau menyobek (sambil dilukai baglognya) seukuran 11 cm sebanyak 2-4 bagian pada sisi depan dan belakang. Hal ini bisa mengurangi penguapan yang tinggi. - Dan terakhir, pada proses pembuatan baglog jamur. Dari pengamatan dan studi banding yang telah kami lakukan, bahwa baglog jamur akan mengalami kesulitan pada pertumbuhan pih head/ bakal jamur pada awal panen dan pada pertumbuhan berikutnya dikarenakan serbuk kayu yang dipakai dalam pembuatan baglog masih belum benar benar lapuk. Hal ini akan menghambat penyerapan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakal jamur. Ada beberapa tanda dan akibat dari pemakaian serbuk yang masih mentah/ belum lapuk, antara lain: 1. Pada permukaan baglog akan tumbuh daging berwarna kekuning kuningan ( ngoncom), dan akan tampak jika baglog sudah mulai dipenuhi miselium jamur.

2. Keluarnya pin head/ bakal jamur sejak pembukaan pertama sangat lama, antara 3-4 minggu, padahal idealnya 1-2 minggu sejak pembukaan. 3. Jarak panen dengan panen sebelumnya sangat lama, bisa jadi tidak panen lagi dan baglog akhirnya menjadi membusuk, padahal masih dalam masa produktif. 4. Baglog tidak bisa berwarna putih pekat seperti tempe. 5. Jamur yang tumbuh akan layu dan kering sebelum waktunya panen. Hal ini disebabkan penyerapan nutrisi pada baglog kurang optimal, karena serbuk yang belum lapuk akan sulit untuk diuraikan menjadi makanan bagi jamur. Oleh sebab itu, usahakan agar serbuk kayu yang dipakai dalam kondisi melapuk, adapun cara untu melapukkan adalah: 1. Biarkan serbuk kayu di tumpukan luar atau yang sudah dibungkus glangsing selama minimal 3 minggu, agar terjadi pelapukan alami. Bisa dibantu dengan menyirami serbuk dengan air dengan tujuan agar resin/ getah kayu bisa larut ke bawah, sehingga pelapukan semakin cepat.

Pelapukan serbuk kayu 2. Lakukan pengomposan/ fermentasi pada media baglog yang sudah diacampur dengan bahan lain dan sudah diraduk dengan air. Waktu pengomposan selama minimal 3 hari. Caranya, tutup rapat saduran tadi dengan plastik atau apapun yang bisa buat nutup. Seperti gambar diabawah ini:

Bahan campuran baglog jadi satu

Proses penyaduran

Proses pengomposan, tutup rapat Selamat mencoba!!! Kalo ada masukan bisa sharing ya

Anda mungkin juga menyukai