Anda di halaman 1dari 10

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.
1.

Perbanyakan Cendawan Beauveria bassiana


Beauvaria bassiana

Beauvaria bassiana merupakan jenis cendawan entomopatoge. Artinya,


cendawan ini dapat menimbulkan penyakit pada seranga sebagai bioinseptisida.
Cara cendawan beauvaria bassiana menginfeksi tubuh seranga di mulai dengan
kontak inang, lalu masuk kedalam tubuh inang dan berproduksi di dalam 1 atau
lebih jaringan inang.
Cendawan ini mengeluarkan racun beauvericin yang berkembang dan
menyerang seluruh jaringan tubuh serangga. Serangga yang terserang beauvaria
bassiana akan mati dengan tubuh seperti mumih dengan miselia atau jamur
menutupi tubuhnya sehingga menjadih berwarnah putih.
Serangga yang telah terinfeksi akan mengkontaminasai lingkungan, baik
dengan cara mengeluarkan spora menembus kutikula maupun melalui fesenya
yang terkontaminasi. Infeksi ini biasanya juga menyerang serangga yang masi
sehat. Keberhasilan bioinsektyisida ini di pengaruhi oleh suhu, kelembaban dan
sinar matahari.
Proses produksi jamur entomopatogen dilakukan dua tahap. Pertama
produksi jamur di dalam media cair, kedua produksi jamur pada media padat
dengan cara menginokulasikan inokulum dari media cair ke media padat. Produksi
jamur pada media cair menggunakan medium cair yang mengandung yeast dan
sukrosa. Yeast 20 g dicampur sukrosa 20 g, lalu dilarutkan ke dalam 500 ml air.
Larutan ini dipanaskan selama 10-15 menit hingga mendidih. Bila yeast
mengumpal, larutan itu diblender selama 60 detik, didiamkan 2-3 jam selanjutnya
diletakkan di lemari es, kemudian tambahkan 500 ml air. Larutan tersebut diambil
sebanyak 75 ml dan dimasukkan ke dalam botol tahan panas (volume 250 ml),
kemudian ditutup dengan kapas dan aluminum foil, selanjutnya disterilkan di dalam
otoklaf bersuhu 121oC selama 20-30 menit. Setelah itu biakan jamur Metarhizium
sp. diinokulasikan sebanyak 10 potong dengan ukuran 0.5 x 0.5 cm per potong
sambil digoyang dengan shaker selama tiga hari pada suhu kamar untuk
mendapatkan konidia yang optimal dan virulen dan disimpan selama 30 hari.
Selanjutnya perbanyakan dilakukan pada media padat yaitu jagung yang telah
disiapkan sebanyak 20 kantong. untuk eksplorasi biakan jamur B. Bassiana
diperoleh dari tanah dan larva Telebrio molitor. Tanah asal isolat di ambil dari
pertanaman. Sterilisasi Alat Semua alat-alat yang digunakan dalam penelitian yang
akan digunakan di cuci hingga bersih. Setelah kering setiap alat yang berupa
tabung, mulut tabung disumbat terlebih dahulu dengan menggunakan kapas
sebelum dibungkus dengan kertas koran. Setelah itu dimasukkan ke dalam oven
untuk disterilkan selama satu jam pada suhu 170 oC.

1.

Pembuatan Media PDA

Kentang sebanyak 200 gram dikupas dan dipotong kecil-kecil lalu


dimasukkan ke dalam satu liter aquadest, direbus sampai empuk. Ekstrak kentang
tersebut disaring dan ditambahkan 20 gr dextrose, 18 gr agar dan 30 mg
klorafenikol sambil diaduk. Setelah itu media dimasukkan ke erlenmeyer dan
disterilkan di autoclaf selama 30 menit pada suhu 121oC.
2.

Pembuatan Media Biakan Beras

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan media beras adalah 1 liter


beras, 2 sendok makan gula pasir, 1 sendok makan cuka. Cara pembuatanya beras
1 liter dicuci sampai bersih, kemudian direndam beras selama 15 menit, dikukus
selama 30 menit, setelah matang beras dikering anginkan kira-kira sampai hangat,
masukkan 2 sendok makan gula pasir lalu diaduk sampai rata, setelah itu masukkan
1 sendok makan cuka diaduk sampai rata, dikukus selama 15 menit, lalu beras
tersebut dikering anginkan kira-kira hangat. Kemudian dimasukkan ke dalam plastik
yang tahan panas yang sudah disediakan, setelah dibungkus disterilkan ke dalam
autoclaf selama 15 menit dengan tekanan 1,2 atm dan suhu 121 oC (Hasyim, Yasir,
dan Azwana. 2005)
B.

Perbanyakan Metarrhizium anisopliae

1.

Metarhizium anisopliae

Cendawan metarhizium anisopliae merupakan jamur yang bersifat entomopatogen


dan dapat di jadikan sebagai salah satu bioinsektisida, khususnya bagi hama jenis
belalang dan kumbang penggerek.
Metarhizium anisopliae dapat ,menembus ke jaringan atau kutikula serangga.
Menurut thomas matthew b. (2007), mekanisme penetrasi metarhizium anisopliae
pada kultikulah serangga dapat di golongkan menjadi 4 tahap sebagai berikut.
1.

Kontak antara propagul cendawan dengan tubuh serangga.

2.
Proses penenmpelan dan perkecambahan propagul cendawan pada
integumen serangga.
3.
Enetrasi dan infasi. Saat penetrasi menembus integumen, cendawan dapat
menembus tabung kecambah (appresorium). Titik penetrasi sanggat di penggarui
oleh konfigurasi morfologi integumen. Penembusan di lakukan dengan cara mekanis
atau kimiawi dengan mengeluarkan enzim dan toksin.
4.
Dextruksi di titik penetrasi dan terbentuknya blastospora. Setelah itu, spora
akan ber edar ke dalam haemolymph dan membentuk hifa sekunder untuk
menyerang jaringan lainnya,

2.

Bahan dan Alat yang digunakan

Bahan
No
Bahan
Jumlah
1
Jagung pecah giling atau beras giling. Asumsi, 1 bungkus bioinseptisida siaap
aplikasi berisi 100 gram atau 250 gram. Artinya, jumlah bahan yang di butukan
tergantung pada total kantong yang akan di buat.
10 20 kg
2
Inokulum atau starter Beauveria Bassiana Beauveria sp atau Metarhizium sp
1 cawang petri diameter 9 cm
3
Kantong plastik tahan panas ukuran 1 kg
1 kg
4
Kapas
Secukupnya
5
Alkohol 70 %
Secukupnya

Alat
No
Alat
Jumlah

1
Kompor
1 buah
2
Panci
1 buah
3
Dandang atau autoklaf
1 buah
4
Baskom besar
1 buah
5
Spatula atau sendok kecil
1 buah
6
Lilin atau lampu bunsen
1 buah

3.

Cara Pembuatan

1.

Cuci bersi dan rendam jagung atau baras selamah 24 jam.

2.

Triskan jagung atau beras sampai kering, lalu kering angin kan.

3.
Masukan 100 gram jagung atau beras kedalam kantong plastik tahan panas
padat kan dan rekatkan plastik dengan selotip.
4.
Sterilisasikan kantong media tersebut dengan cara dikukus di dalam
dandang atau autoklas selama 1,5 jam ( beras atau jagung telaluh matang ).

5.

Setelah selesai, dingginkan mediah ke dalam suhu kamar.

6.
Masukan inokulum atau starter Beauveria sp dan Metarizhium sp. Sebanyak
1/25 bagian dari biakan murni kedalamkantong media yang telah dinggin dengan
mengunakan unjung sendok atau spatula. Lakukan di depan lilin yang menyalah
atau di depan lampu bunsen. Di sarankan, kegiatan inokulasi ini di gunakan di
tempat yang bersi untuk menghindari terjadinya kontaminasi.
7.

Tutup rapat plastik dan simpan di dalam ruangan yang bersih.

8.
Setelah 7 -14 hari, miselia yang berwarna putih akan tumbuh. Hal ini
menandakan Beauveria sp atau Metarizhium sp siap untuk di aplikasikan.
9.
Media jagung atau beras giling yang sudah jadi tetapi tidak habis di
gunakan, sebaiknya di simpan di lemari pendinggi.
4.

Cara Aplikasi

1.
Masukan 1 bungkus ( 100 gram ). Media jagung yang telah ditumbuhi
miselia Beauveria sp atau Metarizhium sp kedalam 1 liter air. Setelah itu, cuci
untuk melepas miselianya.
2.

Saring larutan tersebut untuk memisakan jagung dan miselia cendawan.

3.
Encerkan hasil saringgan yang berisi miseria dan spora cendawan dalam 14
liter air.
4.
Untuk pencegahan serangan hama, aplikasikan larutan tersebut untuk
tanaman sebanyak 1 sampai 2 kali / minggu pada sore hari.
5.
Jika seranggan hama cukup tinggi, aplikasi dapat di lakukan 3 4 kali /
minggu.

C.

Perbanyakan Trikoderma sp

Pada masing-masing media (jagung, beras dan dedak) dimasukkan


cendawan Trichoderma sp. dengan diameter kurang lebih 5 mm yang telah
diperbanyak dalam media PDA. Media diinkubasikan selama 7-14 hari dan tiap hari
media tersebut digoyangkan agar pertumbuhan cendawan Trichoderma sp. tumbuh
merata.
1.

Cara Perbanyakan Cendawan Trichoderma sp

2.

Bahan dan Alat yang digunakan

Bahan

No
Bahan
Jumlah
1
Serbuk gergaji halus
1 kg
2
Dadak
1 kg
3
Air
Secukupnya (30 % dari media campuran)
4
Inokulum (starter) trichoderma atau gliocladium dalam media PDA (Potato
Dextrosde Agar)
1 cawan petri untuk 20 24 kantong @ 500 gram
5
Kantong plastik tahan panas. Gunakan plastik gula tahan panas bening (tidak
berwarna). Tidak boleh mengunakan plastik es atau plastik kresek fungsi plastik itu
untuk wada saat pengukusan bahan agar tidak terjadi kontaminasi.
1 kg
6
Spritus, berguna sebagai bahan bakar lampu bunsen
Secukupnya
7
Alkohol 70 %, berguna sebagai bahan untuk sterilisasi alat.
Secukukpnya

Alat
No
Alat
Jumlah
1
Kompor
1 buah
2
Panci
1 buah
3
Dandang
1 buah
4
Baskom ukuran besar
1 buah
5
Spatula atau sendok kecil
1 buah
6
Liling atau lampu bunsen
1 buah
3.
1.

Cara pembuatan
Campurkan serbuk gergaji dan dedap di dalam wada baskom.

2.
Tambahkan air sampai kedua bahan tersebut tercampur rata dengan
kandungan air sekitar 20 30 %.

3.
Masukan 500 gram campuran dedak dan serbuk gergaji ke dalam plastik
tahan panas. Padatkan dan rekatkan plastik dengan selotip.
4.
Didikan air dalam dandang. Setelah itu, sterilisasi bahan tersebut di dalam
dandang atau autoplas selama 1,5 jam. Dinginkan pada suhu kamar .
5.
Siapkan inokulum (starter) trichoderma atau gliochadium sebanyak 1/25
bagian dari total biakan murni di dalam cawan petridish berdiameter 9 cm untuk
masing masing kantong plastik yang berisi mediah.
6.
Masukan inokulum kedalam media mengunakan ujung sendong atau platula
didepan lampu bunsen atau lilin yang menyalah. Lakukan hal ini di tempat yang
bersih untuk menghindari kontaminasi.
7.
Tutup rapat plastik yang telah diinokulasi dan letakan ditempat yang bersi
dan sejuk.
8.
Setelah 7 -14 hari, cendawan trichoderma atau gliochladium iap di
aplikasikan. Indikatornya, campuran bahan menjadih berwarna hitam dan tidak
berbau.

4.

Cara aplikasi

1.
Aplikasi pada media persemaian di lakukan dengan mencampur tanah,
pupuk kandang, dan cendawan trichoderma atau gliochladium dengan
perbandingan 2 : 1 : 1.
2.
Aplikasi pada pertanaman di lapangan di lakukan bersamaan dengan
pemupukan dasar atau di campur dengan pupuk kandang. Dosis yang di berikan
sebanyak 10 -20 gram/ lubang tanam. Sebagai patokan, untuk lahan seluas 1
hektar di butukan cendawan 140 kg dan pupuk kandang 1000 2000 kg.

A.

Ekstra kompos trichoderma

Ekstra kompos trichoderma merupakan campuran pupuk kandang dan cendawan


trichoderma yang berfungsi sebagai biofungisida. Ekstra inin berguna untuk
mengendalikan penyakit bercak daun embun tepung yang menyerang tanaman
bayam hijau dan bayam merah.
B.

Cara Pembuatan Kompos Trichoderma sp

1.

Bahan dan Alat yang digunakan

Bahan

No
Bahan
Jumlah
1
Pupuk kandang
1 kg
2
Cendawan trichoderma
1 kg
3
Air
5 liter

Alat
No
Alat
Jumlah
1
Ember
1

2.

buah

Cara pembuatan

1.
Campurkan pupuk kandang dan trichoderma dengan perbandingan 1 : 1 di
lama ember. Selain itu , tambahkan air sebanyak 5 liter.
2.

Diamkan campuran tersebut selama 3 5 hari. Aduk campuran setiap hari.

3.

Setelah 3 5 hari, ekstra kompos siap di aplikasikan

3.

Cara pengaplikasian

1.
Untuk mengendalikan penyakit bercak daun, dosis ekstra yang di perlukan
sebanyak 200 ml ( 1 cup air mineral). Caranya, masukan larutan ke dalam 10 -14
liter air. Tambahkan 1 sendok teh deterjen sebagai pengemulsi. Setelah itu,
semprotkan larutan ke tanaman yang sakit untuk mencega penyebaran penyakit
bercak daun. Selain itu, larutan ini bisah di gunakan untuk tanaman yang masi
sehat di sekitarnya.
2.
Sebagai pupuk susulan, encerkan larutan dalam air dengan perbandingan
1 : 10. Misalnya 1 ember larutan di encerkan dengan 10 ember air. Larutan ini
menjadi pupuk kocor dengan dosis 200 ml/ lubang tanam. Biasanya pupuk ini di
gunakan saat tanaman berumur 1 minggu setelah tanam.

Anda mungkin juga menyukai