Anda di halaman 1dari 26

PENUNTUN PRAKTIKUM

BIOTEKNOLOGI PERLINDUNGAN TANAMAN

Oleh
TIM TEACHING MATA KULIAH
BIOTEKNOLOGI PERLINDUNGAN TANAMAN

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
KONSENTRASI PERLINDUNGAN TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA
2016
1
Team Teaching Praktikum
Bioteknologi Perlindungan Tanaman

Praktikum ke Materi Praktikum Dosen


Hari, Tgl Pembimbing
1 Pengenalan Produk-produk Bioteknologi Prof. Made
Pertanian yang beredar di pasaran Sudana

2 Mempelajari cara-cara isolasi dan Prof. Sudana


perbanyakan mikroba patogen serangga Dr. PT Sudiarta
pada media buatan
3 Mempelajari cara-cara isolasi dan Prof. Rai
perbanyakan mikroba antagonis untuk Dr. Alit Susanta
patogen tanaman pada media buatan
4 Mempelajari cara Pembuatan Pestisida Ir. D. Nyana,
Nabati untuk Hama dan Penyakit MSi.
Tumbuhan Dr. Alit Susanta
Dr. Pt. Sudiarta
5 Mempelajari cara Formulasi Pestisida Prof. Sudana
Hayati untuk hama dan Penyakit Dr. Pt Sudiarta,
Tanaman Prof. Rai

6 Mempelajari cara Pembuatan Pupuk Ir.Ngrah raka,


Biologis untuk Tanaman W. Sutari SP.MP
Prof. Sudana
7 Mempelajari cara pembuatan MOL (Mikro Ir Ngr. Raka,
organisme Lokal) sebagai stater MS
pembuatan Kompos, biopestisida dan Ir. D. Nyana,
biourin MSi.
Serta Dr. Pt Sudiarta,
Mempelajari Cara Pembuatan Kompos W. Sutari SP.MP
dan Biourine

2
Praktikum I

Mahasiswa mengunjungi kios-kios pertanian yang ada untuk mencatat jenis jenis Pestisida dan
pupuk biologis yang di jual dan di tulis dalam tabel sebagai berikut:

Cari Biopestisida dan Biofertilizer yang beredar di pasaran

No Nama Produks Bahan Aktif Cara Tanaman sasaran


BioPestisida Biofertilizer Pemapakai
an

3
Praktikum II
Mempelajari cara-cara isolasi dan perbanyakan mikroba Patogen Serangga pada
media buatan
Tujuannya;
Mahasiswa mengerti tentang cara isolasi antagonis OPT, mengidentifikasi jenis antagonis, sifat-
sifat antagonis, memperbanyak antagonis dan tingkat virulensinya
Bahan:
1. Media PDA untuk perbanyakan Jamur
2. Media PPGA untuk perbanyakan Bakteri
3. Antibiotik Chloramphenicol 250mg untuk mendapatkan mikroba Jamur
4. Fungisida Daconil untuk mendapatkan Mikroba Bakteri
5. Peralatan; Timbangan, Autoclave, Laminar air Flow (Handkast), peralatan gelas (tabung
reaksi, cawan petri, erlenmeyer, beakerglass),
A. Pembuatan Media
a. Media PDA: - Kentang 200 gr
- Glukosa atau Sacharosa 15 gr
- Agar agar 20 gr
- Chloramphenicol 250 mg
- Air 1 liter
Kentang yang telah bersih kulitnya dan telah di cuci, direbus dengan air 1 liter,
hingga kentang lunak, selanjutnya di saring dan air saringan diambil. Kemudian
kedalam cairan dimasukan glukosa, agar-agar dan chloramphenicol sambil
dipanaskan dan diaduk sehingga semua bahan larut. Media yang sudah jadi tersebut
dimasukan dalam erlenmeyer dan disterilkan memakai autoclave, media yang sudah
steril dimasukan dalam gelas petri dan tabung reaksi steril.
b. Media PPGA: - Kentang 200 gr
- Glukosa atau Sacharosa 15 gr
- Pepton 15 gr
- Agar agar 20 gr
- Daconil 1 gr
- Air 1 liter
Kentang yang telah bersih kulitnya dan telah di cuci, direbus dengan air 1 liter,
hingga kentang lunak, selanjutnya di saring dan air saringan diambil. Kemudian
kedalam cairan dimasukan glukosa, agar-agar, Pepton dan Daconill sambil
dipanaskan dan diaduk sehingga semua bahan larut. Media yang sudah jadi tersebut

4
dimasukan dalam erlenmeyer dan disterilkan memakai autoclave, media yang sudah
steril dimasukan dalam gelas petri dan tabung reaksi steril.

B. Isolasi Patogen Serangga


Disiapkan serangga pupa dan imago yang sudah mati secara alami, terutama
serangga mati dengan seluruh badannya ditumbuhi benang-benang miselia putih. Serangga
tersebut direndam dalam alkohol 75% selama 10 menit, kemudian dikeringkan dengan
kertas tissu steril di dalam gelas petridish, setelah itu serangga dipotong kecil-kecil dengan
pisau skapel steril. Potongan-potongan serangga tersebut diinokulasikan pada media PDA
dalam petridish untuk mendapatkan biakan antagonis Jamur, dan pada media PPGA dalam
petri untuk mendapatkan biakan bakteri, semua pekerjaan ini dilakukan di dalam ruangan
laminar air flow steril.
Biakan pada media PDA diinkubasi dalam suhu ruang selama 3 sampai 5 hari, pada
media PDA akan tumbuh berbagai koloni jamur yang dapat dilihat pada perbedaan warna
dan bentuk koloni, masing-masing koloni di pindahkan dalam media PDA baru dalam petri
untuk di murnikan, jamur tersebut diletakan di tengah petri. Setelah jamur tumbuh cukup
luas, diambil miselia pada ujung koloni biakan dan diinokulasikan peda media PDA baru
dalam petri, maka didapat biakan jamur yang telah murni
Biakan pada media PPGA diinkubasi pada suhu ruang selama 2 sampai 3 hari, maka
pada media PPGA akan tumbuh berbagai koloni bakteri, masing-masing koloni dipindahkan
kedalam media PPGA baru memakai jarum oose, dan diinokulasi secara gores Zigzak, jika
baktri telah tumbuh, diambil koloni bakteri yang tumbuh pada goresan terakhir dan
diinokulasikan pada media PPGA baru sehingga didapatkan biakan baktri yang sudah murni.
Pengujian Aktivitas patogenisitas patogen pada Serangga
1. Disiapkan: - larva Plutella, yang diambil dari pertanaman kubis di pancasari atau
Bedugul dalam keadaan hidup dan dipelihara dalam kotak-kotak
plastik
- Larva makanan burung yang dibeli dari pasar burung
- Handsprayer
- Akuades
2. Disiapkan Mikroba Patogen serangga, patogen jamur yg sudah murni
diinokulasikan pada media PDA dalam petri pada lima titik inokulasi.
Sedangkan patogen bakteri yang telah murni dibiakan secara
inokulasi zigzak pada medika PPGA dalam petri.

5
Untuk mendapatkan populasi mikroba yang cukup banyak guna
perlakuan inokulasi pada serangga, maka masing-masing mikroba itu
seharusnya dibiakan pada beberapa buah gelas petri.
3. Panen Mikroba Patogen serangga:
Masing-masing jamur dan bakteri yang telah tumbuh dalam petri
dipanen dengan cara; memasukan 20 ml akuades steril dalam satu
petri, jamur atau bakteri dalam petri digosok-gosok memakai Kuas
steril agar seluruh spora/miselia jamur larut dalam air, demikian juga
bakteri terlarut dalam air. Masing masing hasil panen ini di tampung
dalam erlenmeyer untuk keperluan inokulasi pada serangga
4. Inokulasi Patogen Pada Serangga:
Patogen Serangga dimasukan dalam hand sprayer, dan serangga
yang diuji sebanyak 10 ekor dimasukan dalam petridish berisi
makanan serangga, selanjutnya serangga dalam petri disemprot
secara merata dengan larutan patogen serangga, dan kemudian
diamati setiap hari jumlah serangga dihitung jumlah yang mati.
Patogen yang mampu membunuh srerangga lebih dari 60% adalah
patogen yang potensial sebagai biopestisida

6
Praktikum III

Mempelajari cara-cara isolasi dan perbanyakan mikroba antagonis untuk patogen


tanaman pada media buatan

Tujuannya;
Mahasiswa mengerti tentang cara isolasi antagonis OPT, mengidentifikasi jenis antagonis, sifat-
sifat antagonis, memperbanyak antagonis dan tingkat virulensinya
Bahan:
1. Media PDA untuk perbanyakan Jamur
2. Media PPGA untuk perbanyakan Bakteri
3. Antibiotik Chloramphenicol 250mg untuk mendapatkan mikroba Jamur
4. Fungisida Daconil untuk mendapatkan Mikroba Bakteri
5. Peralatan; Timbangan, Autoclave, Laminar air Flow (Handkast), peralatan gelas (tabung
reaksi, cawan petri, erlenmeyer, beakerglass),
A. Pembuatan Media
a. Media PDA: - Kentang 200 gr
- Glukosa atau Sacharosa 15 gr
- Agar agar 20 gr
- Chloramphenicol 250 mg
- Air 1 liter
Kentang yang telah bersih kulitnya dan telah di cuci, direbus dengan air 1 liter,
hingga kentang lunak, selanjutnya di saring dan air saringan diambil. Kemudian
kedalam cairan dimasukan glukosa, agar-agar dan chloramphenicol sambil
dipanaskan dan diaduk sehingga semua bahan larut. Media yang sudah jadi tersebut
dimasukan dalam erlenmeyer dan disterilkan memakai autoclave, media yang sudah
steril dimasukan dalam gelas petri dan tabung reaksi steril.
b. Media PPGA: - Kentang 200 gr
- Glukosa atau Sacharosa 15 gr
- Pepton 15 gr
- Agar agar 20 gr
- Daconil 1 gr
- Air 1 liter
Kentang yang telah bersih kulitnya dan telah di cuci, direbus dengan air 1 liter,
hingga kentang lunak, selanjutnya di saring dan air saringan diambil. Kemudian
kedalam cairan dimasukan glukosa, agar-agar, Pepton dan Daconill sambil

7
dipanaskan dan diaduk sehingga semua bahan larut. Media yang sudah jadi tersebut
dimasukan dalam erlenmeyer dan disterilkan memakai autoclave, media yang sudah
steril dimasukan dalam gelas petri dan tabung reaksi steril.

B. Isolasi Antagonis Patogen Tanaman


Isolasi dari Tanah
Disiapkan tanah yang diambil disekitar akar tanaman, tanah marginal dan tanah
kompos dan disiapkan akuades dalam erlenmeyer sebanyak 100 ml/erlenmeyer dan dalam
keadaan steril. Sebanyak 1 gram tanah dimasukan dalam akuades tersebut dan dikocok
secara merata, kemudian didiamkan agar butiran tanah mengendap. Selanjutnya 1 ml
larutan bening diatasnya diambil dengan pipet dan diinokulasikan pada media PDA dalam
petridish untuk mendapatkan biakan antagonis Jamur, dan pada media PPGA dalam petri
untuk mendapatkan biakan bakteri, biakan di goyang-goyang agar penyebaran larutan
merata di permukaan media dalam petri, semua pekerjaan ini dilakukan di dalam ruangan
laminar air flow steril.
Biakan pada media PDA diinkubasi dalam suhu ruang selama 3 sampai 5 hari, pada
media PDA akan tumbuh berbagai koloni jamur yang dapat dilihat pada perbedaan warna
dan bentuk koloni, masing-masing koloni di pindahkan dalam media PDA baru dalam petri
untuk di murnikan, jamur tersebut diletakan di tengah petri. Setelah jamur tumbuh cukup
luas, diambil miselia pada ujung koloni biakan dan diinokulasikan pada media PDA baru
dalam petri, maka didapat biakan jamur yang telah murni
Biakan pada media PPGA diinkubasi pada suhu ruang selama 2 sampai 3 hari, maka
pada media PPGA akan tumbuh berbagai koloni bakteri, masing-masing koloni dipindahkan
kedalam media PPGA baru memakai jarum oose, dan diinokulasi secara gores Zigzak, jika
baktri telah tumbuh, diambil koloni bakteri yang tumbuh pada goresan terakhir dan
diinokulasikan pada media PPGA baru sehingga didapatkan biakan bakteri yang sudah murni.
Pengujian Aktivitas antagonis dalam menekan pertumbuhan Patogen
1. Disiapkan: - Patogen tanaman, misalnya, jamur Fusarium oxysporum, dan bakteri
Ralstonia solanacearum,
2. Disiapkan; - Media PDA tampa Chloramphenicol dan PPGA tampa Daconil dalam
Petridish dan dalam keadaan Steril
3. Uji Aktivitas Antagonis dalam media Buatan:
Patogen tanaman yang berupa mikroba Jamur diinokulasikan
pada media PDA dalam petri dan diletakan di bagian tengah petri,
kemudian dihadapannya diinokulasi mikroba antagonis jamur,

8
dengan inokulasi Spot, sedangkan untuk antagonis bakteri
diinokulasi dihadapan patogen dengan cara zigzak, kemudian biakan
diinkubasi pada suhu kamar selama beberapa hari untuk diamati
terbentuknya zona hambatan diantara kedua koloni tersebut dan
dihitung luas Zona hambatannya
Patogen tanaman berupa bakteri diinokulasikan pada media
PPGA dalam petri secara zigzak dibagian tengah petri, kemudian
dikedua sisi kiri dan kanannya diinokulasikan mikroba antagonis
jamur secara spot, dan diinkubasi sampai terbentuk zona hambatan,
luas zolna di ukur. Demikian juga untuk antagonis berupa bakteri
diinokulasikan secara zigzak di bagian kiri dan kanannya, diinkubasi
pada suhu kamar dan dihitung luas zona hambatannya
Semakin luas zona hambatan terbentuk maka semakin potensial
mikroba tersebut untuk dipakai sebagai pestisida hayati untuk
patogen tanaman.

9
Praktikum IV

Mempelajari cara Pembuatan Pestisida Nabati untuk Hama dan Penyakit


Tumbuhan

Bahan Pestisida Nabati


Secara umum pestisida nabati diaartikan sebagai pestisida yang bahan bakunya berasal
dari tumbuhan. Di Indonesia sangat banyak jenis tanaman yang dapat dipakai sebagai pestisida
nabati.
Ciri-ciri tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan baku pestisida nabati adalah:
1. Tanaman daunnya selalu utuh dan tidak pernah diserang hama/penyakit
2. Tanaman menghasilkan bau yang menyengat atau berbau tidak enak
3. Tanaman bersifat racun bagi hewan ternak jika dimakan berlebihan
4. Tidak disukai oleh ternak
5. Pada tubuh tanaman jarang dijumpai serangga
6. Jika daun tanaman dirasa, menghasilkan rasa pahit, pedas, sepat atau rasa lain yang tidak
enak.

Contoh tanaman yang dapat digunakan sebagai pestisida Nabati adalah

Pahitan (Sungenge) Lengkuas Tefrosia


Umbi Gadung Jengkol Nilam
Kenikir Kirinyuh Kembang sungsang
Sambiroto Daun kerasi Lengkuas
Bangkoang Nimba(intaran) Turi
Kayu santan Sirih Daun cengkeh
Umbi teki Silik Kipahit
Kecubung Srikaya Lempuyang,
Mete Simbukan Daun salam
Bawang putih Sembung Daun Juet
Kulit buah Manggis Patah tulang Bunga Bintang
Sereh dapur Suren Isen/Lengkuas
Brotowali Daun lada Suweg, dll.
Kunir Legundi
Kelor Tembakau
Beluntas Bunga krisan

10
Cara Pembuatan
Pembuatan pestisida nabati dapat dilakukan secara sederhana oleh para petani atau secara
modern oleh perusahan. Di bawah ini akan dibicarakan dua cara pembuatan pestisida nabati
yang kemungkinan dapat dilakukan oleh petani atau perusahan kecil bidang pestisida nabati
yaitu:

I. Pestisida Nabati Segar


Dapat dibuat dengan cara menumbuk bagian tanaman dengan mesin penghancur, setelah halus
ditambah air kira-kira 2 :1 (tanaman/air) kemudian campuran diperas dengan alat mesin
pemeras dan air perasan dapat dipakai pestisida dengan dosis aplikasi 100 ml/l air. Pestisida ini
dapat disimpan ditempat sejuk selama 2-4 bulan

Ramuan Pemberantas Penyakit Keriting pada Cabai


• Bahan
1. Abu dapur 2 kg
2. Tembakau ¼ kg
3. Bubuk belerang 3 ons
• Cara Pembuatan
1. Semua bahan dilarutkan kedalam air selama 3 – 5 hari
2. Bahan siap digunakan dengan mencampurkan air 10 liter
untuk 1 gelas

II. Pestisida Nabati Hasil Fermentasi

Pada pembuatan pestisida ini diperlukan stater (ragi) berupa mikroba anaerob (yang dapat
hidup pada media yang kurang oksigen) misalnya mikroba yang berasal dari kencing sapi, EM4
MOL dsb.
Cara Membuatnya;
Bahan tanaman pestisida (daun, biji atau batang) seberat 5 kg dipotong kecil-kecil dan
ditumbuk, kemudian masukan dalam 10 liter air matang mengandung gula merah 1%,
tambahkan 10 sendok ragi (EM4 atau kencing ternak) dan masukan campuran itu dalam ember
tertutup dan diperam selama 4-6 hari dalam keadaan tertutup rapat.
Fermentasi akan berjalan baik jika dalam wadah fermentasi keluar gas (wadah mengembung),
jika tutup dibuka keluar gas berbau harum.
Setelah itu disaring dan ampasnya diperas, air saringannya dapat digunakan sebagai biopestisida
dan dapat disimpan selama 2 bulan dalam tempat tertutup rapat. Jika ingin disimpan lebih lama
dapat ditambahkan alkohol hingga kadarnya 5% untuk membunuh sisa ragi yang masih hidup.
Aplikasi pada tanaman dapat diberikan dengan dosis 10-15 ml/liter air.

11
contoh yang berhasil:
1. Untuk mengendalikan busuk buah cabe;
Kunyit, laos, kencur, jahe sebanyak 1 kg dihaluskan kemudian tambah 3 liter air matang, 1
butir gambir, I ons gula , 100 ml ragi (MOL atau EM4) aduk rata dan peram hingga 7 hari,
kemudian cairan diambil sebagai pestisida. Untuk penyemprotan ketanaman di pakai dosis 5 ml/
1 liter air.
2. Sebagai anti serangga
Pestisida organic dibuat dari tanaman-tanaman yang mengandung zat antiserangga. Untuk
mempermudah dan mempercepat proses pembuatan pestisida organic, diperlukan bantuan
stater ragi seperti MOL atau EM4 yang berasal dari Pupuk Cair Organik.
Bahan-bahan:
• Stater……………….. ……………………………………………….. 100 ml
• Molase …………………………………………………………… 100 ml
• Cuka makan / cuka aren ……………………………………… 100 ml
• Air tajin / air bekas cucian beras yg pertama ……………… 1 lt
Tanaman anti serangga:
• 1) Jahe,lengkuas,kencur,kunyit, temulawak, temugiring @ sebesar
jempol tangan
• 2) Sereh ………………………………………………… 2 batang
• 3) Bawang putih ………………………………………… 8 siung besar
• 4) Bawang merah ……………………………………….. 5 siung besar
• 5) Daun mindi/mamba ………………………………….. 2 ons
• 6) Brotowali/antawali …………………………………… 10 ons

Cara pembuatannya:
1. Blender semua tanaman anti serangga tersebut dengan tambahan air cucian beras
2. Masukan ke dalam jerigen ekstrak (1), cuka, alcohol, molase dan larutan EM. Kemudian
aduk hingga rata.
3. Simpan pada suhu ruang dengan kondisi tertutup.
4. Kocok setiap pagi dan sore ± 5 menit. Pengocokkan dihentikan setelah 15 hari
penyimpanan. Untuk membuang gas yang terbentuk, buka tutupnya.
5. Sebelum dipakai untuk peptisida organic, biarkan selama 7 hari.

12
Cara pengaplikasiannya:
Campurkan pestisida organic sebanyak 5-10 ml dalam 1 liter air, lalu semprotkan ke tanaman
yang terkena hama.
Penggunaan pestisida sebaiknya dilakukan pada sore hari menjelang matahari terbenam
atau malam hari.

13
Praktikum ke V

Mempelajari cara Formulasi Pestisida Hayati untuk hama dan Penyakit


Tanaman

Pestisida Hayati (Biopestisida) adalah pestisida yang bahan aktifnya berupa mikroba bakteri
jamur atau virus yang dapat membunuh serangga hama atau patogen penyebab penyakit
tanaman.
Pembuatan pestisida ini memerlukan keahlian, keterampilan khusus dan ruangan steril. Dengan
demikian hanya dapat dilakukan oleh perusahan besar yang mempunyai peralatan laboratorium
cukup canggih dan tenaga laboran yang handal.
Pestisida ini jika diberikan pada serangga hama dapat menyebabkan hama itu menjadi sakit dan
dalam waktu 2-3 hari serangga hama akan mati
Bahan aktif yang umum dipakai adalah;
Bacillus thuringiensis;
Bacillus subtilis;
Trichoderma sp;
Azotobacter sp;
Azospirilium sp,
Pseudomonas putida,
Serratia entomophilia,
Streptomyces spp,
Agrobacterium radiobacter,
Pseudomonas fluorescens,
Colletotrichum spp. dll.

Mikroba musuh alam ini dapat diisolasi langsung dari alam atau membeli pada balai-balai
penelitian mikrobiologi baik di dalam maupun luar negeri.
Pembuatannya:
Jika isolat musuh alam sudah dimiliki, maka isolat itu di remajakan pada media buatan (Media
PDA atau media padat lainnya) guna meningkatkan daya parasitasinya.
Selanjutnya mikroba diperbanyak pada media agar di dalam petri.
Untuk mendapatkan koloni biakan musuh alam yang banyak, maka mikroba diperbanyak pada
media cair dalam fermentor ukuran 50 liter dan diinkubasi selama 1 minggu.

14
Selanjutnya mikroba itu dapat dipanen dengan cara di sentrifuga. Endapan mikroba dikumpulkan
dalam wadah steril kemudian siap diformulasi dalam berbagai bentuk tergantung sifat mikroba
itu dengan cara mencampurkan dalam zat pembawa berupa;
1. Bentuk cairan menggunakan media cair ditambah larutan Tween 80
2. Bentuk Tepung menggunakan tepung Kaolin
3. Bentuk pelet menggunakan alginat
4. Bentuk kristal menggunakan Ziolit
5. Bentuk kompos menggunakan tanah humus
Pestisida cair dapat dikemas dalam botol-botol sedangkan bentuk lainnya seperti bentuk tepung,
pellet kristal dan kompos dapat dikemas dalam kantong-kantong plastik dan diisi label nama
perusahan kemudian siap dipasarkan.

15
Praktikum ke VI

Mempelajari cara Pembuatan Pupuk Biologis (BIOFERTILIZER)


untuk Tanaman

Cara pembuatan biofertilizer sama seperti pembuatan pestisida hayati di atas, yaitu memakai
mikroba yang mampu menyediakan hara dan hormon tumbuh pada tanaman
Pembuatan biofertilizer ini memerlukan keahlian, keterampilan khusus dan ruangan steril.
Dengan demikian hanya dapat dilakukan oleh perusahan besar yang mempunyai peralatan
laboratorium cukup canggih dan tenaga laboran yang handal
Bahan aktif yang umum dipakai adalah;
1. Mikroba Fiksasi Nitrogen
Hidup secara simbiosis (root-nodulating bacteria):
Kelompok Rhizobium: 1. Bradyrhizobium:
B. japonicum
B. elkanii
B. iaoningense
2. Sinorhizobium;
S. fredii
Bradyrhizobium dan Sinorhizobium dapat menyediakan seluruh kebutuhan N tanaman
kedelai, sehingga memegang peranan penting dalam penghematan penggunaan
pupuk N
Hidup secara nonsimbiosis (free-living nitrogen-fixing rhizobacteria).:
- Azotobacter spp
- Azospirillum spp
- Enterobacteriaceae spp
- Herbaspirillum spp
- Beijerinckia spp
- Herbaspirillum spp

2. Mikroba Pelarut Fosfat


Pseudomonas spp
Microccus spp
Azotobacter spp
Azospirillum spp
Bacillus spp

16
Flavobacterium spp
Penicillium spp
Sclerotium spp
Fusarium spp
Aspergillus spp
Mikroba tersebut berpotensi tinggi dalam melarutkan P terikat menjadi P tersedia
dalam tanah

3. Mikoriza
Mikoriza berperan meningkatkan serapan P oleh akar tanaman. Mikoriza memiliki struktur hifa
yang menjalar luas ke dalam tanah, melampaui jauh jarak yang dapat dicapai oleh rambut akar.
Pada saat P berada di sekitar rambut akar, maka hifa membantu menyerap P di tempat-tempat
yang tidak dapat lagi dijangkau rambut akar. Daerah akar yang bermikoriza tetap aktif dalam
mengabsorpsi hara untuk jangka waktu yang lebih lama dibandingkan dengan akar yang tidak
bermikoriza

4. Rizobakteri penghasil zat pemacu tumbuh


Beberapa spesies bakteri rizosfer (di sekitar perakaran) yang mampu meningkatkan
pertumbuhan tanaman sering disebut Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) atau
Rhizobakteria Pemacu Pertumbuhan Tanaman (RPPT).
RPPT terdiri atas:
- Rhizobium,
- Azotobacter spp
- Azospirillum spp
- Bacillus spp
- Arthrobacter spp
- Bacterium spp
- Mycobacterium spp
- Pseudomonas spp
Bakteri-bakteri ini pemacu pertumbuh secara langsung karena memproduksi
fitohormon yang dapat menginduksi pertumbuhan tanaman
5. Mikroba perombak bahan organic
Pengertian umum mikroorganisme perombak bahan organik atau biodekomposer adalah
mikroorganisme pengurai serat, lignin, dan senyawa organik yang mengandung nitrogen dan
karbon fostat, kalium dan hara lainnya dari bahan organik (sisa-sisa organik dari jaringan

17
tumbuhan atau hewan yang telah mati), Sehingga dapat menyediakan berbagai jenis unsur hara
bagi tanaman.
Mikroba perombak bahan organik terdiri atas
- Trichoderma; Trichoderma reesei, T. harzianum, T. koningii,
- Phanerochaeta crysosporium,
- Cellulomonas spp
- Pseudomonas spp
- Thermospora spp
- Aspergillus niger; A. terreus,
- Penicillium spp
- Streptomyces spp
-
Pembuatannya:
Jika isolat mikroba untuk biofertilizer sudah dimiliki, maka isolat itu di remajakan pada media
buatan (Media PDA atau media padat lainnya) guna meningkatkan daya parasitasinya.
Selanjutnya mikroba diperbanyak pada media agar di dalam petri.
Untuk mendapatkan koloni biakan mikroba yang banyak, maka mikroba diperbanyak pada media
cair dalam fermentor ukuran 50 liter dan diinkubasi selama 1 minggu.
Selanjutnya mikroba itu dapat dipanen dengan cara di sentrifuga. Endapan mikroba dikumpulkan
dalam wadah steril kemudian siap diformulasi dalam berbagai bentuk tergantung sifat mikroba
itu dengan cara mencampurkan dalam zat pembawa berupa;
1. Bentuk cairan menggunakan media cair ditambah larutan Tween 80
2. Bentuk Tepung menggunakan tepung Kaolin
3. Bentuk pelet menggunakan alginat
4. Bentuk kristal menggunakan Ziolit
5. Bentuk kompos menggunakan tanah humus
Pestisida cair dapat dikemas dalam botol-botol sedangkan bentuk lainnya seperti bentuk tepung,
pellet kristal dan kompos dapat dikemas dalam kantong-kantong plastik dan diisi label nama
perusahan kemudian siap dipasarkan.

18
Praktikum ke VII
Mempelajari cara pembuatan MOL (Mikro organisme Lokal) sebagai stater
pembuatan Kompos, biopestisida dan biourin
Untuk mempercepat pembuatan kompos, biasanya para petani atau pengusaha
menambahkan stater atau ragi pada bahan organik agar bahan organik tersebut lebih cepat
dirombak menjadi humus kemudian menjadi hara mineral yang tersedia bagi tanaman, stater
yang digunakan mereka peroleh di pasaran dengan berbagai nama peroduk seperi EM4, M-Dec,
AGRORAMA, POCA, BCT, Biogreen, Organox, Bioeksdtrim dan lain-lain
Tetapi ada cara untuk mendapatkan mikroba stater dengan menginokulasi dari
alam disekitar kita, stater tersebut dinamakan MOL (Mikro organisme lokal), yang
deperoleh dengan melakukan bermentasi bahan organik secara alami
Pembuatan MOL (Starter Bio urine atau Kompos)
Mikroba starter bio urine diperoleh dengan cara memfermentasi rebung bambu,
pangkal batang rumput gajah atau daun gamal.
Dalam jerigen tertutup berisi 10 Liter air kelapa dalam dimasukan cincangan rebung,
cincangan batang rumput gajah, atau cincangan daun gamal seberat 2500 gr, kemudian botol
ditutup dan di inkubasi selama 3 minggu sambil dikocok setiap hari. Setelah itu akan tampak
rebung, batang rumput gajah atau daun gamal hancur. Selanjutnya larutan diambil dan disaring
untuk mendapatkan cairan bening yang akan digunakan sebagai starter bio urine karena telah
banyak mengandung mikroorganisme perombak bahan organik. Dalam aplikasinya 10% Mol di
campurkan pada bahan yang akan dirombak
Pembuatan Biourine:
Disiapkan urin sapi segar yang telah diberikan perlakuan aerasi guna menghilangkan
kandungan amonioak pada urin menggunakan mesin aerator hingga kencing sapi tidak tercium
amoniak. Kemudian urin dimasukan dalam jiregen dan diinokulasikan dengan stater MOL secara
terpisah yang berasal dari rebung, batang rumput gajah dan daun gamal sebanyak 100 ml/liter
urin. Selanjutnya jirigen ditutup dan difermentasi selama 3 minggu. Setelah itu akan didapatkan
bio urine yang dapat digunakan sebagai pupuk cair atau biopestisida.
Pembuatan Kompos:
Bahan organik ditumpuk setebal 15 cm, kemudian disemprot dengan MOL dosis 100
ml/liter, secara merata, selanjutnya diatasnya ditumpuk lagi setebal 15 cm dan disemprot
dengan MOL secara merata, peneumpukan yang sama terus dilakukan hingga mencapai
ketinggian 1,5 M, selanjutnya bahan kompos ditutup dengan terpal selama 2 minggu, dan
setiap 3 hari di balik

19
Catatan Praktikum I

Tanda tangan Dosen Pendamping

(.............................................)

20
Catatan Praktikum II

Tanda tangan Dosen Pendamping

(.............................................)

21
Catatan Praktikum III

Tanda tangan Dosen Pendamping

(.............................................)

22
Catatan Praktikum IV

Tanda tangan Dosen Pendamping

(.............................................)

23
Catatan Praktikum V

Tanda tangan Dosen Pendamping

(.............................................)

24
Catatan Praktikum VI

Tanda tangan Dosen Pendamping

(.............................................)

25
Catatan Praktikum VII

Tanda tangan Dosen Pendamping

(.............................................)

26

Anda mungkin juga menyukai