Anda di halaman 1dari 47

Pembutan

Biopestisida

Oleh : Ir. Ketut Warini


Pendahuluan
 Penggunaan pestisida kimia sintetis selain
berdampak positif, menimbulkan pula dampak
negatif.
 Kenyataannya dilapang setiap berbudidaya

tanaman penggunaan pestisida menjadi yang


utama, terutama untuk tanaman yang mempunyai
nilai ekonomis tinggi (bawang merah, cabai,
kubis, melon, semangka, anggur, jeruk dll)
 Produk-produk Komoditas pertanian banyak

mengandung residu, aman konsumsi??????


PENGGUNAAN PESTISIDA SINTETIS
DAN DAMPAKNYA
Penggunaan Pestisida Sintetis
 Masalah OPT dipandang sebagai penomena
yang berdiri sendiri yang dapat diatasi
dengan penggunaan pestisida sintetis.
 Pestisida secepatnya dapat menurunkan
populasi hama dan dapat digunakan setiap
saat dan dimana saja.
 Jenis dan formulasi pestisida senyawa karbon
klor dan senyawa pospor makin lama makin
panjang daftarnya masuk dalam intesifikasi
pertanian.
Dampak Penggunaan Pestisida Sintetis
 Hama berkembang menjadi resisten
 Resurgensi (keturunannya lebih banyak)
 Ledakan hama sekunder
 Matinya organisme bukan sasaran

 Matinya musuh alami (predator, parasitoid,

patogen serangga, dan mikroba berguna lainnya)


 Meninggalkan residu pada produk
 Menimbulkan pencemaran lingkungan (air,udara,

tanah)
 Menimbulkan pembesaran biologik
 Menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia
Petani tidak punya banyak pilihan
 Kurangnya pengetahuan petani tentang
sarana pengendalian alternatif.
 Yang sudah mengerti tentang sarana

pengendalian alternatif seperti agens hayati


susah untuk mendapatkannya.
 Agens hayati tidak bisa dijual bebas, karena

sulit untuk mendapatkan produksi dan izin


peredarannya.
 Namun demikian kita tetap menganjurkan

penggunaan pestisida kimia sintetis sebagai


alternatif terakhir.
Kembali ke alam
 Dalam upaya mengantisipasi hal-hal tersebut
maka diupayakan konsep PHT (Pengendalian
Hama Terpadu)

 PHT yaitu memadukan tehnik-tehnik


pengendalian yang bersifat kompatibel, serta
menggunakan pestisida kimia sintetis sebagai
cara yang paling terakhir, dan digunakan secara
bijaksana (mengikuti prinsip 6 tepat).
Tehnik Pengendalian Alternatif
(Ramah Lingkungan)
 Sanitasi lingkungan
 Pengolahan Tanah
 Pergiliran varietas maupun pergiliran tanaman
 Pemupukan yang berimbang sesuai anjuran

setempat
 Cara pengendalian fisik dan mekanis

(penggunaan mulsa, tanaman perangkap,


perangkap likat kuning serta peromon sex)
 Pengendalian secara biologi (menggunakan

musuh alami) ataupun biopestisida


Biopestisida
Biopestisida adalah pestisida yang berbah dari
organisme /mikroorganisme yang hidup

 Bisa berupa pestisida nabati (tumbuhan) terutama


tumbuhan yg mampu mengganggu keberadaan dari
hama atau penyakit tanaman. (contohnya daun
sirsak, nimba, gadung, pamor-pamor, cengkeh,
lengkuas, sambiroto, dll)

 Bisa berupa musuh alami (agens hayati) terutama


organisme yang mampu mengganggu keberadaan
dari hama atau penyakit tanaman. (contohnya
cendawan beauveria, metarhizium, trichoderma,
Paenibacillus polimyxa, pseudomonas flourescen)
Kelebihan Pengendalian dengan
biopestisida
1. Sudah tersedia di alam, keberadaannya tidak jauh-jauh dari
OPT.

2. Bersifat
selektif, sehingga tidak mengganggu organisme
bukan sasaran.

3. Dapat menemukan dengan sendirinya OPT sasaran.

4. Tidak
menimbulkan resistensi, resurgensi ataupun ledakan
hama sekunder.

5. Tidak menimbulkan efek residu.

6. Amanterhadap lingkungan, produsen maupun konsumen


dan sebagainya.
TOMCAT MICRASPIS

K BOTOL KARABIDIE
OXYOPES SILER

METIOCE OXYOPES
Kekurangan Pengendalian
dengan Biopestisida
1.Hasilnya relatif tidak cepat (karena
membutuhkan proses)
2.Aplikasinya tidak tahan terhadap
sinar matahari.
3.Memerlukan kondisi yang
mendukung (kelembaban yang cukup)
4. Mudah terurai
5. Tidak tahan disimpan lama
Sarana untuk pembuatan pestisida
nabati :
 Blender (untuk skala keci)
 Lesung (untuk ekstrak skala besar)
 Gelas ukur/ alat untuk mengukur
 Timbangan
 Panci untuk merebus pestisida
 Talenan untuk mencacah
 Pisau
 Parutan
Cara Pembuatan Pestisida Nabati :
1. Kembang Bintang ( mengendalikan
kutu, trip, ulat dan wereng)
Cara membuat:
 Ambil tanaman kembang bintang
sebanyak1kg, ditumbuk, tambahkan
air, kemudian peras dan saring.
 Tambahkan kembali air supaya
menjadi larutan 10 - 15 liter.
 Tambahkan detergen 5 gram,
semprotkan pada tanaman pada
pagi atau sore hari.
2. Daun Sirsak (mengendalikan kutu
daun, wereng, ulat, trip, ulat dan
kepik)
Cara membuat :
 Ambil daun sirsak sebanyak1kg,
ditumbuk, tambahkan air,
kemudian peras dan saring.
 Tambahkan kembali air supaya
menjadi larutan 10 - 20 liter.
 Tambahkan detergen 5 gram,
semprotkan pada tanaman pada
pagi atau sore hari.
Pembuatan pestisida Tembakau
 1 kg tembakau sisir, ditambah 5 liter air,
rebus sampai mendidih, biarkan mendidih
selama 15 menit
 Saring, air saringan ditambahkan air lagi

sampai mencapai 50 liter.


 Masukkan dalam tangki semprot + detergen

1 sendok teh
 Untuk mengendalikan wereng, ulat grayak,

ulat jengkal, aphis trip, jenis kutu-kutuan


Tanaman Tembakau
Pembuatan Pestisida Nimba
 1 kg daun nimba, rebus dengan 5 liter air
selama 15 menit setelah mendidih
 Saring, tambahkan lagi air sampai mencapai

15 liter.
 Semprotkan pada tanaman, dapat dicampur

dengan biourine
 Untuk mengendalikan kutu putih, hama putih

palsu, kutu kebul, ulat


Tanaman mimba
Pembuatan Pestisida Lengkuas
 1 kg lengkuas dan 100 gr daun sirih.
 Lengkuas diparut, sirih dicincang
 Rebus dengan 15 liter air, saring
 Masukkan dalam tangki semprot + 1 sdk ter

detergen
 Untuk mengendalikan penyakit bercak daun,

embun tepung, dan busuk daun


Tanaman Lengkuas
4. Daun kembang Mentega / Kenyiri (efektif
mengendalikan berbagai jenis ulat, kutu,
wereng, kepik dan tungau)
Cara membuat :
 Ambil daun kenyiri sebanyak1kg, ditumbuk,
tambahkan air, kemudian peras dan saring.
 Tambahkan kembali air supaya menjadi
larutan 50 liter.
 Tambahkan detergen 5 gram, semprotkan
pada tanaman pada pagi atau sore hari.
Tanaman kembang mentega
Sarana untuk pembuatan agens
hayati
 Incase (kotak kaca)
 Lampu spritus
 Permentor
 Gunting
 Jarum ose/kawat ruji
 Stapler dan isinya
 Baskom dan sutil
 Cublukan
 Panci
 jerigen
1. Pembuatan media EKG ( ekstrak
kentang gula)
 Kupas kentang sebanyak 300 gr,
kemudian cuci sampai bersih dan
potong-potong ukuran 1cm x 1cm.

 Rebus selama 15 menit sampai


kentang empuk, tambahkan 20 gr
gula pasir dan 0, 1 gr glicerol.

 Saring media EKG, masukkan


panas-panas ke dalam permentor
yang sudah steril.
Paenibacillus Polimyxa
 1. Bersifat sebagai antagonis
 2. Mempunyai ciri-ciri koloninya berwarna

putih keruh dan agak cembung


 3. Tempat hidup pada tajuk tanaman (batang,

daun dan buah).


 Dapat menghasilkan antibiotika yang bersifat

racun bagi penyakit


 Dapat mengendalikan penyakit trotol dan

mati ujung pada bawang merah, karat daun


pada krisan, antraknosa pada cabai, busuk
daun pada kentang, blas, kresek, BRS
Prosedur Aplikasi Paenibacillus
polimyxa
 Perlakuan benih tanaman hortikultura selama
30 menit.
 Pada persemaian diaplikasi secara merata
pada permukaan tanaman konsentrasi 10 cc
per liter air.
 Pada pertanaman aplikasi konsentrasi 10 cc
per liter air pada umur 1,3,5,7,9 dan 11
minggu setelah tanam
PROSEDUR APLIKASI PSEUDOMONAS
FLOURESCENS
 Perendaman benih selama 30 – 60 menit,
konsentrasi 10 cc / liter air.
 Pada tanah persemaian diaplikasi sampai

lembab.
 Di pertanaman : untuk mencegah penyakit

layu dikocor pada perakaran tanaman saat


tanam sebanyak 200 cc per tanaman
semusim, dan sebanyak 10 liter per tanaman
tahunan
 Dapat pula disemprotkan pada permukaan

tanaman.
Perbanyakan massal (Paenibacillus polimyxa dan Pseudomonas flourescens)

 Siapkan bahan-bahan (isolat paenibacillus


polimyxa atau Pseudomonas flourescens),
media EKG dan permentor( glass woll, KMnO4,
selang plastik dan aerator).

 Media EKG yang sudah dingin diinokulasikan


secara aseptik (dalam incase) isolat
paenibacillus sp atau pseudomonas
flourescens, dengan perbandingan 1 tabung :
2 liter media EKG.
 Hubungkan aerator, botol KMnO4, glass woll,
permentor, botol pembuangan udara,
kemudian hubungkan ke sumber arus listrik.

 Inkubasikan bakteri dalam permentor selama


10 hari, sampai kepadatan populasi mencapai
minimal 106 coloni forming unit (cfu)

 Bakteri siap untuk dipanen, dan dapat


diaplikasi sesuai dengan petunjuk.
Pembuatan media padat (beras)
 Cuci beras sampai bersih, kukus sampai
membentuk aronan.
 Masukkan dalam kantong plastik sebanyak

200 gram, kemudian lipat.


 Kukus kembali / Sterilkan selama 1 jam
 Dinginkan, baru siap untuk diinokulasi

cendawan (agens hayati)


Pembuatan starter agens hayati
(golongan cendawan)
 Media beras yang sudah dingin dimasukkan
ke dalam incase yang sudah steril.
 Inokulasikan cendawan beauveria sp /

metarhizium sp / trichoderma sp.


 1 tabung isolat digunakan untuk 5 bungkus

media beras (1 kg media beras).


 Kemasan dibentuk menyerupai segitiga

supaya ada ruang tersedia dalam plastik


 Inkubasikan selama 3 sampai 7 hari /media

penuh ditumbuhi cendawan


Kegunaan cendawan Beauveria sp
dan Metarhizium sp
 Kedua cendawan ini dapat digunakan untuk
mengendalikan jenis-jenis hama seperti :
wereng coklat, wereng hijau, walang sangit,
jenis kepik, aphis, trips dan ulat, kepinding
 Bila cendawan Beauveria menginfeksi hama

akan terlihat hama menjadi kering dan


terbungkus oleh cendawan berwarna putih
 Bila cendawan Metarhizium menginfeksi

hama akan terlihat hama menjadi kering dan


terbungkus oleh cendawan berwarna abu-
abu.
Aplikasi cendawan Beauveria sp /
metarhizium sp
 Larutkan cendawan beauveria sp atau
metarhizium sp dalam air dengan konsentrasi
5 gram / 1 liter air.
 Saring larutan tersebut dan masukka dalam

tangki
 Aplikasikan pada pertanaman bila sudah

diketahui mulai ada populasi hama.


 Aplikasi dilakukan pada pagi atau sore hari.
3. Patogen Serangga

Adalah : jasad renik


(mikroba) yang dapat
mengendalikan serangga.
Contoh :
 Beauveria, Nomoraea sp.,
Hirsutella sp.,
mengendalikan ulat,
diaphorina citri, kepik dll.
 Bacillus sp., mengendalikan
ulat serangga lain
 NPV mengendalikan larva
serangga.
 Nematoda mengendalikan
serangga.
B BASSIANA
HIRSUTELLA

B BASSIANA
HIRSUTELLA
ZOOPTHERA
METHARIZIUM

THOR NPV SE NPV


Perbanyakan Masal cendawan
Trichoderma sp
 Sediakan media perbanyakan masal (pupuk
kandang / serbuk gergaji / sekam) yang
sudah steril sebanyak 10 sampai 15 kg
 Ambil starter cendawan Trichoderma

sebanyak 5 bungkus (1 kg)


 Aduk rata ke dua bahan tersebut, tambahkan

air sampai kelembabannya cukup.


 Masukkan kedalam kantong plastik dengan

berat 1 kg.
 Inkubasikan sampai 7 hari, dan siap untuk

diaplikasi dilapang.
Kegunaan cendawan Trichoderma sp
 Cendawan ini dapat digunakan untuk
mengendalikan penyakit layu fusarium pada
tanaman tomat, kentang, melon, stroberi,
semangka, bawang merah, jeruk dan pisang
 Dapat digunakan untuk mengendalikan

penyakit busuk akar pada berbagai tanaman


 Dapat digunakan untuk mengendalikan

penyakit akar gada pada tanaman kubis-


kubisan dan sawi hijau.
Aplikasi cendawan trichoderma sp
 Aplikasi cendawan trichoderma sp dapat
dilakukan dari persemaian, yaitu dengan
mencampur tanah persemaian sebelum
melakukan penanaman benih.
 Aplikasi saat pertanaman, dengan cara

membenam pada daerah perakaran tanaman


 Pada tanaman semusim dibutuhkan 10 gram

per tanaman dan pada tanaman tahunan 250


gram per tanaman.
 Supaya cendawan tetap hidup tanaman

diberikan pupuk organik dan kelembaban


yang cukup
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai