Anda di halaman 1dari 14

PESTISIDA NABATI

MICESSLA
(FORMULASI BBPP KETINDAN)

MARIA YUNITASARI
PENYULUH PERTANIAN AHLI PERTAMA

UPT PPP WILAYAH IV


DINAS KETAHANAN PANGAN & PERTANIAN
TAHUN 2022
PESTISIDA NABATI

Pestisida nabati adalah pestisida yang


bahan aktifnya berasal dari tanaman atau
tumbuhan dan bahan organik lainnya yang
berkhasiat mengendalikan serangan
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
pada tanaman
TUJUAN DARI PESTISIDA NABATI

1) Keseimbangan agroekosistem karena sudah tidak


menggunakan pestisida kimia sehingga musuh alami
tetap berkembang di lahan.

2) Optimalisasi kelembagaan kelompok tani melalui


pengembangan usaha kelompok dengan memproduksi
pestisida nabati
MANFAAT PESTISIDA NABATI

1) Petani dapat membuat pesnab secara mandiri dan


terbiasa mengaplikasikannya ke lahan.

2) Petani tidak lagi tergantung pada pestisida kimia.

3) Hemat karena memanfaatkan sumber daya yang


ada di sekitar lingkungan
MICESSLA

Pestisida nabati berbentuk cairan yang dibuat


dengan sistem ekstraksi menggunakan air
steril selama 48 jam yang digunakan untuk
mengendalikan hama dan penyakit secara
umum pada tanaman budidaya
MIMBA

 Bahan aktif : azadirachtin, meliaantriol, salannin, dan


nimbin.

 Azadirachtin  mempengaruhi reproduksi dan penetasan telur,


repellent (penolak), mengurangi nafsu makan, dan meningkatkan
mortalitas hama.

 Manfaat : efektif mengendalikan serangga (127-200


spesies) antara lain belalang, thrips, ulat, kupu-kupu putih,
kumbang, penyakit embun tepung, penyakit busuk, cacar
DAUN CENGKEH

 Bahan aktif : eugenol, eugenol asetat, kariofilen, sesquiterpenol, dan


naftalen.

 Senyawa eugeno dan eugenol asetat yang dapat bersifat anti fungal
terhadap pathogen penyakit yang menyerang tanaman.

 Manfaat : efektif mengendalikan fusarium, Phytopthora,


Sclerotium, Rigidoporus lignosus, Ganoderma, Phytium,
Rhizoctonia solami, Sclerotium rolfsii, Pseudomonas, Escherisia
coli, Salmonella sp.
SERAI
WANGI

 Bahan aktif : eugenol, eugenol asetat, kariofilen, sesquiterpenol, naftalen.


 Minyak atsiri berbahan aktif sitronella yang mampu menghambat
perkembangan bahan membunuh OPT target : kutu sisik, aphids, lalat buah,
kutu kebul, thrips, kutu dompolan dan penggerek jeruk.
 Manfaat: efektif mengendalikan fusarium, Phytopthora, Sclerotium,
Rigidoporus lignosus, Ganoderma, Phytium, Rhizoctonia solami,
Sclerotium rolfsii, Pseudomonas, Escherisia coli, Salmonella sp.
DAUN SIRIH

 Bahan aktif : minyak terbang (betlephenol), seskuiterpen,


fenol, kavikol
 Bahan aktif kavikol dan fenol, minyak atsiri dan tanin. Aroma
daun sirih merah dapat menyebabkan lemas, kematian secara
perlahan dan bersifat sebagai penolak selera makan bagi hama,
seperti belalang, ulat bulu dan kutu-kutuan.

 Manfaat : efektif mengendalikan hama penghisap


LAOS / LENGKUAS

 Bahan aktif : metil-sinamat, sineol, eugenol, kamfer, seskuiterpen,


pinen, galangin, dan galanganol

 Berfungsi sebagai formalin atau pengawet karena bersifat


anti jamur-bakteri.

 Manfaat : menghambat pertumbuhan F.oxysporum, R.


solanacearum, E. coli, Neurospora, Candida albicans, belalang,
kutu daun, thrips, lalat buah, dan penyakit antraknose pada cabai.
ALA
T
 Timbangan

 Ember/ toples & tutupnya

 Saringan atau kain penyaring

 Blender/Alat pencacah/alat tumbuk lainnya


BAHAN
 300 gr daun mimba segar

 300 gr daun cengkeh kering

 300 gr daun sirih merah/wangi

 300 gr rimpang lengkuas

 5 liter air matang

BAHAN : AIR MATANG = 1 : 2


LANGKAH - LANGKAH

1) Semua bahan diblender/dicacah sampai keci-kecil, dicampur jadi satu

2) Tambahkan dengan 5 iter air matang dan diaduk satu arah selama 5
menit. Tujuan pemberian air matang adalah agar micessla tetap berbau
segar, seperti jamu.

3) Diamkan dalam ember tertutup selama 48 jam

4) Saring dengan kain penyaring, disimpan dalam botol pada suhu


ruangan dan tidak terkena cahaya matahari.

5) Sebagai bahan perata/perekat, dapat ditambahkan 1 buah lidah buaya.


HASIL MICESSLA

 Setiap 1 liter micessla diencerkan dengan 10-15 liter air,


lalu disemprotkan ke bagian bawah tanaman.
 Jika untuk pencegahan, aplikasi dengan perbandingan 1 : 20
 Jika untuk pengendalian, aplikasi dengan perbandingan 1 : 10
 Penyemprotan dilakukan pada pagi atau sore dengan
intensitas
penyemprotan 2 minggu sekali.
 Intensitas penyemprotan dapat ditambah sesuai intensitas
serangan hama dan penyakit pada tumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai