Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH (LPM)

Judul : Cara Mudah Mengetahui Ph Tanah Menggunakan Indikator Kunyit


Tujuan : Petani mengetahui dan memahami kondisi Tanah sebelum ditanami.
Metode : Ceramah dan Diskusi
Media : Powerpoint
Waktu : 60 menit
Alat Bantu : Laptop, Proyektor

No. Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu Keterangan


(Menit)
1 Pendahuluan  Memberikan salam 15 PP memberikan salam
 Tujuan: dan diteruskan dengan
Petani mengetahui dan obrolan yang
memahami kondisi Tanah difokuskan pada judul
sebelum ditanami. materi yang akan
dipelajari.
Menjelaskan kepada
sasaran suluh tentang
tujuan diadakannya
penyuluhan dan hasil
yang akan dicapai.
2 Isi/ Materi  Menjelaskan tentang Ph 30 PP menjelaskan
Tanah dan Tingkat tentang Olah tanah
Keasamna Pada tanah sebelum ditanami cek
 Tanya Jawab Ph Tanah
3 Pengakhiran  Evaluasi 15 Memberikan
 Kesimpulan kuisioner yang berisi
 Penutup pertanyaan-pertanyan
kepada petani tentang
caramengenali tingkat
keasaman pada tanah

LPM ini disusun sesuai dengan Modul Praktik Lapangan, STTP Malang, Badan Penyuluhan dan PSDM Pertanian, Kementan Tahun 2011
sebelum di tanami.
Menyimpulkan hasil
pertemuan pada
kegiatan penyuluhan
tersebut.
Mengakhiri dengan
memberikan salam
penutup kepada
seluruh petani yang
hadir.

Ponorogo, 9 Agustus 2022


Penyuluh Pertanian

PURWANTO, SP.
NIP. 19780414 201101 1 004

LPM ini disusun sesuai dengan Modul Praktik Lapangan, STTP Malang, Badan Penyuluhan dan PSDM Pertanian, Kementan Tahun 2011
SINOPSIS

Judul materi : Cara Mudah Mengetahui Ph Tanah Menggunakan Indikator Kunyit


A. Bagian Awal :
tanah adalah media alami yang diperlukan dalam kegiatan bercocok tanam. Tingkat
kesuburan tanaman tergantung pada kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara yang
tersedia dalam tanah. Faktor penting yang mempengaruhi proses peyerapan unsur hara oleh
akar tanaman adalah derajat keasaman tanah (pH tanah).
B. Bagian Utama:
Cara berikutnya adalah dengan menggunakan kunyit seukuran jempol tangan.
1. Kunyit dipotong menjadi dua bagian lalu ambil sampel tanah dari keempat ujung titik lahan
ditambah satu titik di tengah lahan kemudian aduk secara merata dan basahi dengan air.
2.Selanjutnya masukan satu bagian kunyit yang sudah di potong kedalam tanah yg sudah
dibasahi selama lebih kurang 30 menit lalu angkat, kemudian perhatikan dan bandingkan warna
potongan kunyit yang di campur dalam tanah dengan potongan yang tidak dicampur.
Jika wana kunyit menjadi pudar, maka lahan tersebut memiliki kadar keasaman yang tinggi, pH
di bawah 7, jika warna kunyit tetap, pH tanah netral mendekati 7, sedangkan jika warna kunyit
menjadi biru maka kadar keasaman tanah tersebut rendah, pH diatas 7
C. Bagian Akhir:
1. Proses tanya jawab/ diskusi.
2. Menyimpulkan hasil diskusi.

Ponorogo, 9 Agustus 2022


Penyuluh Pertanian

PURWANTO, SP.
NIP. 19780414 201101 1 004

LPM ini disusun sesuai dengan Modul Praktik Lapangan, STTP Malang, Badan Penyuluhan dan PSDM Pertanian, Kementan Tahun 2011
LPM ini disusun sesuai dengan Modul Praktik Lapangan, STTP Malang, Badan Penyuluhan dan PSDM Pertanian, Kementan Tahun 2011
Tanah adalah media alami yang diperlukan dalam kegiatan bercocok tanam. Tingkat kesuburan
tanaman tergantung pada kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara yang tersedia dalam
tanah. Faktor penting yang mempengaruhi proses peyerapan unsur hara oleh akar tanaman adalah
derajat keasaman tanah (pH tanah). Tanah yang cocok untuk ditanami oleh tanaman adalah tanah
yang mengandung banyak unsur hara dan mineral, memiliki tingkat kelembaban yang cukup
tinggi, bertekstur lempung atau tidak terlalu keras maupun padat, terdapat mikroorganisme yang
hidup di dalamnya, serta bukan termasuk tanah masam atau tanah basa dengan kata lain memiliki
pH atau tingkat keasaman netral. Dari semua ciri tersebut, tingkat keasaman atau pH pada
tanahlah yang menjadi indikator apakah tanah tersebut layak untuk ditanami oleh tanaman.

Perlu diketahui jika pH tanah dimulai dari 0 – 14, jika saat pengujian tingkat keasaman tanah
menunjukan rentang angka 0 – 7, maka tanah tersebut termasuk ke dalam tanah asam. Sedangkan
tanah basa jika tingkat keasaman menunjukan angka antara 7 – 14. Kondisi tanah normal atau
netral jika tingkat keasaman berada pada angka 6 – 8 dan kondisi idealnya berada pada angka 6,5
– 7,5.

Di bidang pertanian, menaikan tingkat keasaman tanah atau pH sangat diperlukan, terlebih jika
tanah yang dikelola termasuk tanah gambut. Lalu apa saja yang harus dilakukan untuk menaikan
pH tanah tersebut. Berikut ini ada beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain:

1. Memberikan kapur pada tanah masam

Cara pertama yang bisa dilakukan untuk menaikan pH tanah dengan memberikan kapur atau
kaptan. Cara ini dinilai sangat efektif untuk menaikan pH tanah serta menghindari keracunan
tanaman. Kapur yang tepat harus mengandung magnesium dan kalsium atau dolomit. Pemberian
kapur pada tanah asam tidak dapat bertahan lama sebab tanah akan berubah menjadi asam
kembali, serta kapur yang diperlukan tidaklah sedikit dan membutuhkan biaya yang banyak. Oleh
sebab itu, jika mempunyai sebidang tanah asam yang sangat luas, cara ini tidak dianjurkan untuk
diterapkan dalam menaikan pH tanah.

2. Pemberian pupuk sesuai kebutuhan

Tanah asam sering sekali kekurangan unsur hara yang sangat penting bagi tanaman seperti
nitrogen (N), phospor (P) dan kalium (K). Pada tanah asam sebagian besar unsur tersebut terikat
kuat di dalam tanah sehingga akar tanaman sulit untuk menyerapnya. Jika sudah begitu
pemberian pupuk tambahan perlu dilakukan. Akan tetapi perlu diingat, saat memberikan pupuk
harus sesuai dengan fase tumbuh tanaman agar unsur hara yang terdapat di dalam pupuk dapat
terserap dengan baik oleh tanaman. Pemberian pupuk juga akan membuat tanah asam menjadi
netral, meskipun tidak dalam jangka waktu lama.

3. Tambahkan mikroorganisme pengurai

Pemberian bahan organik tidak cukup untuk meningkatkan pH tanah. Mikroorganisme yang
diberikan pada tanah asam memiliki peran penting terutama dalam hal mengolah bahan organik
yang belum terurai di dalam tanah. Jika bahan organik sudah terurai, maka proses dekomposisi
terjadi lebih cepat. Perlu diketahui jika bahan organik belum terurai sempurna, kemungkinan

LPM ini disusun sesuai dengan Modul Praktik Lapangan, STTP Malang, Badan Penyuluhan dan PSDM Pertanian, Kementan Tahun 2011
tanah menjadi lebih asam mungkin terjadi. Oleh karena itu, semakin cepat pemberian
mikroorganisme pengurai maka semakin cepat pula pH tanah naik.

4. Memperbaiki drainase

Jika cara di atas masih belum berhasil, perhatikan saluran drainase. Tanah yang tergenang atau
banyak mengandung air sudah tentu memiliki pH rendah. Sebab, unsur hara yang terdapat di
dalam tanah telah larut di dalam air. Hal inilah yang terjadi di daerah rawa, di mana tingkat
keasaman tanah atau pH mencapai 3. Oleh sebab itu, pastikan lahan yang diolah memiliki sistem
drainase yang baik agar tidak tergenang terutama ketika musim hujan telah tiba.

5. Jangan menggunakan pupuk yang bersifat asam

Tidak semua pupuk baik untuk diberikan pada tanaman. Justru beberapa pupuk akan merusak
atau bahkan mematikan tanaman. Hal ini berkaitan dengan sifat dari pupuk itu sendiri salah
satunya bersifat asam. Perlu diingat tidak semua tanaman dapat mentoleransi perubahan pH tanah
menjadi asam secara tiba – tiba. Pupuk tersebut dapat membuat tanah menjadi asam dan pH tanah
turun, pupuk tersebut antara lain urea, ZA, KCl, dan amonium sulfat.

6. Menghilangkan gulma

Adanya gulma disekitar tanaman merupakan pertanda jika tanah tersebut memiliki pH rendah.
Keberadaan gulma tentunya sangat merugikan terutama bagi tanaman induk, sebab gulma ikut
menyerap unsur hara yang juga diperlukan oleh tanaman. Salah satu cara menghilangkan gulma
dengan cara kimia berupa pemberian herbisida. Akan tetapi pemberian herbisida tidak bisa
sembarangan dan harus sesuai dosis serta waktu. Jika tidak justru tanaman induk akan mati atau
terjadi kerusakan lingkungan.

Selain beberapa cara di atas, hal yang bisa dilakukan yaitu dengan mencari dan menggolongkan
tanaman berdasarkan tingkat ketahanan terhadap tanah asam. Dengan begitu, para petani bisa
tahu tanaman apa saja yang tahan dan sesuai untuk ditanam serta dibudidayakan pada tanah asam
terutama pada lahan gambut yang tersebar luas di Indonesia.

Bagi tanah yang dalam kondisi basa (tingkat keasaman lebih dari 7,5), untuk menetralkannya
perlu menurunkan tingkat keasamannya. Di bawah ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk
menurunkan pH tanah antara lain:

 Memberikan bubuk belerang atau sulfur terbukti dapat menurunkan tingkat keasaman
tanah, tetapi pemberian sulfur pada tanah basa membutuhkan waktu yang cukup lama
sampai tanah menjadi netral tergantung kandungan bakhteri pengurai, kelembaban yang
ada.
 Menggunakan material organik seperti pupuk kompos atau pupuk kandang terbukti dapat
menurunkan pH tanah sebab kedua bahan tersebut bersifat asam. Cara ini sangat sesuai
bagi petani yang menerapakan sistem perkebunan organik. Selain menurunkan pH tanah,
meterial organik dapat memperbaiki sistem drainase serta aerasi di dalam tanah.
LPM ini disusun sesuai dengan Modul Praktik Lapangan, STTP Malang, Badan Penyuluhan dan PSDM Pertanian, Kementan Tahun 2011
LPM ini disusun sesuai dengan Modul Praktik Lapangan, STTP Malang, Badan Penyuluhan dan PSDM Pertanian, Kementan Tahun 2011

Anda mungkin juga menyukai