Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH (LPM)

Judul : Jajar Legowo Pada Tanaman Jagung.


Tujuan : Petani tahu cara tanam jagung secara jajar legowo
Metode : Ceramah dan Diskusi
Media : Selebaran
Waktu : 60 menit
Alat Bantu : Spidol, Kertas Plano dan Selotip

No. Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu Keterangan


(Menit)
1 Pendahuluan  Memberikan salam 15 PP memberikan salam
 Tujuan: dan diteruskan dengan
Petani tahu cara tanam obrolan yang
jagung secara jajar legowo. difokuskan pada judul
materi yang akan
dipelajari.
Menjelaskan kepada
sasaran suluh tentang
tujuan diadakannya
penyuluhan dan hasil
yang akan dicapai.
2 Isi/ Materi  Menjelaskan tentang 30 PP menjelaskan
keuntungan dan jarak tentang keuntungan
tanam jajar legowo pada dan jarak tanam jajar
tanaman jagung. legowo pada tanaman
 Tanya Jawab jagung dengan
menggunakan media
yang ada.
Peserta aktif
menyampaikan
pendapat dan
membahas hal-hal yg
LPM ini disusun sesuai dengan Modul Praktik Lapangan, STTP Malang, Badan Penyuluhan dan PSDM Pertanian, Kementan Tahun 2011
belum dipahami.
3 Pengakhiran  Evaluasi 15 Memberikan
 Kesimpulan kuisioner yang berisi
 Penutup pertanyaan-pertanyan
kepada petani tentang
cara tanam jagung
dengan pola jajar
legowo.
Menyimpulkan hasil
pertemuan pada
kegiatan penyuluhan
tersebut.
Sebelum ditutup
bagikan brosur untuk
membantu mengingat
kembali materi yang
telah dipelajari.
Mengakhiri dengan
memberikan salam
penutup kepada
seluruh petani yang
hadir.

Ponorogo, 18 Nopember 2021


Penyuluh Pertanian

PURWANTO, SP.
NIP. 19780414 201101 1 004

SINOPSIS

LPM ini disusun sesuai dengan Modul Praktik Lapangan, STTP Malang, Badan Penyuluhan dan PSDM Pertanian, Kementan Tahun 2011
A. Judul materi : Jajar Legowo Pada Tanaman Jagung
B. Bagian Awal :
Jajar legowo adalah suatu cara tanam yg didesain untuk meningkatkan produktivitas tanaman melalui
peningkatan populasi tanaman dan pemanfaatan efek tanaman pinggir; dimana penanaman dilakukan
dengan merapatkan jarak tanaman dalam baris dan merenggangkan jarak tanaman antar legowo.
C. Bagian Utama:
Anjuran populasi tanaman untuk jagung adalah berkisar antara 66.000 – 71.000 tanaman/ha. Untuk itu,
jarak tanam biasa yang diterapkan adalah 75 cm x 20 cm (1 tanaman/lubang) atau 70 cm x 20 cm (1
tanaman/lubang). Pada wilayah yang mempunyai masalah tenaga kerja, dapat diterapkan jarak tanam 75
cm x 40 cm (2 tanaman/lubang) atau 70 cm x 40 cm (2 tanaman/lubang).
Jika penanaman dilakukan dengan cara tanam legowo, agar populasi tanaman tetap berkisar antara
66.000 – 71.000 tanaman/ha, maka jarak tanam yang diterapkan adalah 25 cm x (50 cm – 100 cm) 1
tanaman/lubang atau 50 cm x (50 cm – 100 cm) 2 tanaman/lubang (populasi 66.000 tanaman/ha).
Hasil pengujian varietas jagung hibrida Bima-19 URI dan P-27 pada musim tanam MK 2 2014 (setelah
padi) di Kabupaten Grobogan tidak menunjukkan perbedaan nyata antara jarak tanam legowo 2:1 25 cm
x (40 cm – 70 cm) 1 tanaman/lubang (populasi 72.727 tanaman/ha) dan tegel 40 cm x 70 cm 2
tanaman/lubang (populasi 71.429 tanaman/ha), dengan rerata akumulatif hasil biji kedua varietas
berturut-turut 9,11 t/ha dan 8,99 t/ha pada kedua jarak tanam tersebut.

D. Bagian Akhir:
1. Proses tanya jawab/ diskusi.
2. Menyimpulkan hasil diskusi.

Ponorogo, 18 Nopember 2021


Penyuluh Pertanian

PURWANTO, SP.
NIP. 19780414 201101 1 004

LPM ini disusun sesuai dengan Modul Praktik Lapangan, STTP Malang, Badan Penyuluhan dan PSDM Pertanian, Kementan Tahun 2011
MATERI
JAJAR LEGOWO PADA JAGUNG
(Disadur oleh: Purwanto, SP.)

Jajar legowo adalah suatu cara tanam yg didesain untuk meningkatkan produktivitas tanaman
melalui peningkatan populasi tanaman dan pemanfaatan efek tanaman pinggir; dimana penanaman
dilakukan dengan merapatkan jarak tanaman dalam baris dan merenggangkan jarak tanaman antar legowo.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melakukan pengujian penanaman
jajar legowo pada jagung. Berbeda dengan padi, penerapan sistem legowo pada tanaman jagung lebih
diarahkan pada peningkatan penerimaan intensitas cahaya matahari untuk optimalisasi fotosintesis dan
asimilasi serta memudahkan pemeliharaan tanaman, terutama penyiangan gulma baik secara manual
maupun dengan herbisida, pemupukan, serta pemberian air.
Pemanfaatan sistem legowo ini juga dikaitkan dengan upaya peningkatan produksi melalui
peningkatan indeks pertanaman (IP) jagung. Dengan peningkatan IP maka hasil panen dapat meningkat dan
pengelolaan lahan menjadi lebih produktif.
Anjuran populasi tanaman untuk jagung adalah berkisar antara 66.000 – 71.000 tanaman/ha. Untuk
itu, jarak tanam biasa yang diterapkan adalah 75 cm x 20 cm (1 tanaman/lubang) atau 70 cm x 20 cm (1
tanaman/lubang). Pada wilayah yang mempunyai masalah tenaga kerja, dapat diterapkan jarak tanam 75 cm
x 40 cm (2 tanaman/lubang) atau 70 cm x 40 cm (2 tanaman/lubang).
Jika penanaman dilakukan dengan cara tanam legowo, agar populasi tanaman tetap berkisar antara 66.000 –
71.000 tanaman/ha, maka jarak tanam yang diterapkan adalah 25 cm x (50 cm – 100 cm) 1 tanaman/lubang
atau 50 cm x (50 cm – 100 cm) 2 tanaman/lubang (populasi 66.000 tanaman/ha).
Hasil pengujian varietas jagung hibrida Bima-19 URI dan P-27 pada musim tanam MK 2 2014 (setelah
padi) di Kabupaten Grobogan tidak menunjukkan perbedaan nyata antara jarak tanam legowo 2:1 25 cm x
(40 cm – 70 cm) 1 tanaman/lubang (populasi 72.727 tanaman/ha) dan tegel 40 cm x 70 cm 2
tanaman/lubang (populasi 71.429 tanaman/ha), dengan rerata akumulatif hasil biji kedua varietas berturut-
turut 9,11 t/ha dan 8,99 t/ha pada kedua jarak tanam tersebut.
Dari hasil pengujian yang dilakukan, direkomendasikan bahwa pemilihan legowo 2:1 dengan jarak
tanam 25 cm x (40 cm – 70 cm) 1 tanaman/lubang belum terbukti secara nyata meningkatkan hasil
dibanding jarak tanam tegel 40 cm x 70 cm 2 tanaman/lubang. Meskipun secara jumlah populasi tanaman
lebih banyak dibanding jarak tanam di atas, namun rapatnya jarak antar legowo kemungkinan merupakan

LPM ini disusun sesuai dengan Modul Praktik Lapangan, STTP Malang, Badan Penyuluhan dan PSDM Pertanian, Kementan Tahun 2011
faktor yang menyebabkan efek tanaman pinggir (yang menguntungkan pertumbuhan tanaman) kurang
terlihat perannya dalam meningkatkan hasil.
Uji lapang selanjutnya masih dengan varietas Bima-19 URI dan P-27, pada musim tanam MK 2 2015
(setelah padi) di Kabupaten Demak. Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa legowo 2:1 jagung dengan
jarak tanam 25 x (50 – 100) cm 1 tanaman/lubang (populasi 66.000 tanaman/ha) signifikan memberikan
produktivitas lebih tinggi dibanding legowo 4:1 jarak tanam 25 x (50 – 100) cm 1 tanaman/lubang, namun
tidak berbeda nyata dengan produktivitas yang diperoleh dari jarak tanam tegel 40 x 70 cm dengan 2
tanaman/lubang (populasi 71.429 tanaman/ha).
Produktivitas yang diperoleh berturut-turut untuk tegel, legowo 2:1, dan legowo 4:1 adalah 10,05
t/ha; 10,91 t/ha; dan 9,06 t/ha. Memperhatikan hasil ini, legowo 2:1 dengan jarak tanam 25 x (500 – 100) cm
1 tanaman/lubang direkomendasikan diperbaiki untuk memberikan jumlah populasi tanaman yang lebih
tinggi dan dengan efek tanaman pinggir yang lebih nyata untuk menghasilkan produktivitas yang signifikan
lebih tinggi. Sebagai alternatif yang bisa disarankan adalah legowo 2:1 dengan total jumlah populasi antara
66.000 – 72.727 tanaman/ha.

Sumber: http://www.litbang.pertanian.go.id/berita/one/2510/

Ponorogo, 18 Nopember 2021


Penyuluh Pertanian

PURWANTO, SP.
NIP. 19780414 201101 1 004

LPM ini disusun sesuai dengan Modul Praktik Lapangan, STTP Malang, Badan Penyuluhan dan PSDM Pertanian, Kementan Tahun 2011

Anda mungkin juga menyukai