PURWANTO, SP.
NIP. 19780414 201101 1 004
SINOPSIS
LPM ini disusun sesuai dengan Modul Praktik Lapangan, STTP Malang, Badan Penyuluhan dan PSDM Pertanian, Kementan Tahun 2011
A. Judul materi : Jajar Legowo Pada Tanaman Jagung
B. Bagian Awal :
Jajar legowo adalah suatu cara tanam yg didesain untuk meningkatkan produktivitas tanaman melalui
peningkatan populasi tanaman dan pemanfaatan efek tanaman pinggir; dimana penanaman dilakukan
dengan merapatkan jarak tanaman dalam baris dan merenggangkan jarak tanaman antar legowo.
C. Bagian Utama:
Anjuran populasi tanaman untuk jagung adalah berkisar antara 66.000 – 71.000 tanaman/ha. Untuk itu,
jarak tanam biasa yang diterapkan adalah 75 cm x 20 cm (1 tanaman/lubang) atau 70 cm x 20 cm (1
tanaman/lubang). Pada wilayah yang mempunyai masalah tenaga kerja, dapat diterapkan jarak tanam 75
cm x 40 cm (2 tanaman/lubang) atau 70 cm x 40 cm (2 tanaman/lubang).
Jika penanaman dilakukan dengan cara tanam legowo, agar populasi tanaman tetap berkisar antara
66.000 – 71.000 tanaman/ha, maka jarak tanam yang diterapkan adalah 25 cm x (50 cm – 100 cm) 1
tanaman/lubang atau 50 cm x (50 cm – 100 cm) 2 tanaman/lubang (populasi 66.000 tanaman/ha).
Hasil pengujian varietas jagung hibrida Bima-19 URI dan P-27 pada musim tanam MK 2 2014 (setelah
padi) di Kabupaten Grobogan tidak menunjukkan perbedaan nyata antara jarak tanam legowo 2:1 25 cm
x (40 cm – 70 cm) 1 tanaman/lubang (populasi 72.727 tanaman/ha) dan tegel 40 cm x 70 cm 2
tanaman/lubang (populasi 71.429 tanaman/ha), dengan rerata akumulatif hasil biji kedua varietas
berturut-turut 9,11 t/ha dan 8,99 t/ha pada kedua jarak tanam tersebut.
D. Bagian Akhir:
1. Proses tanya jawab/ diskusi.
2. Menyimpulkan hasil diskusi.
PURWANTO, SP.
NIP. 19780414 201101 1 004
LPM ini disusun sesuai dengan Modul Praktik Lapangan, STTP Malang, Badan Penyuluhan dan PSDM Pertanian, Kementan Tahun 2011
MATERI
JAJAR LEGOWO PADA JAGUNG
(Disadur oleh: Purwanto, SP.)
Jajar legowo adalah suatu cara tanam yg didesain untuk meningkatkan produktivitas tanaman
melalui peningkatan populasi tanaman dan pemanfaatan efek tanaman pinggir; dimana penanaman
dilakukan dengan merapatkan jarak tanaman dalam baris dan merenggangkan jarak tanaman antar legowo.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melakukan pengujian penanaman
jajar legowo pada jagung. Berbeda dengan padi, penerapan sistem legowo pada tanaman jagung lebih
diarahkan pada peningkatan penerimaan intensitas cahaya matahari untuk optimalisasi fotosintesis dan
asimilasi serta memudahkan pemeliharaan tanaman, terutama penyiangan gulma baik secara manual
maupun dengan herbisida, pemupukan, serta pemberian air.
Pemanfaatan sistem legowo ini juga dikaitkan dengan upaya peningkatan produksi melalui
peningkatan indeks pertanaman (IP) jagung. Dengan peningkatan IP maka hasil panen dapat meningkat dan
pengelolaan lahan menjadi lebih produktif.
Anjuran populasi tanaman untuk jagung adalah berkisar antara 66.000 – 71.000 tanaman/ha. Untuk
itu, jarak tanam biasa yang diterapkan adalah 75 cm x 20 cm (1 tanaman/lubang) atau 70 cm x 20 cm (1
tanaman/lubang). Pada wilayah yang mempunyai masalah tenaga kerja, dapat diterapkan jarak tanam 75 cm
x 40 cm (2 tanaman/lubang) atau 70 cm x 40 cm (2 tanaman/lubang).
Jika penanaman dilakukan dengan cara tanam legowo, agar populasi tanaman tetap berkisar antara 66.000 –
71.000 tanaman/ha, maka jarak tanam yang diterapkan adalah 25 cm x (50 cm – 100 cm) 1 tanaman/lubang
atau 50 cm x (50 cm – 100 cm) 2 tanaman/lubang (populasi 66.000 tanaman/ha).
Hasil pengujian varietas jagung hibrida Bima-19 URI dan P-27 pada musim tanam MK 2 2014 (setelah
padi) di Kabupaten Grobogan tidak menunjukkan perbedaan nyata antara jarak tanam legowo 2:1 25 cm x
(40 cm – 70 cm) 1 tanaman/lubang (populasi 72.727 tanaman/ha) dan tegel 40 cm x 70 cm 2
tanaman/lubang (populasi 71.429 tanaman/ha), dengan rerata akumulatif hasil biji kedua varietas berturut-
turut 9,11 t/ha dan 8,99 t/ha pada kedua jarak tanam tersebut.
Dari hasil pengujian yang dilakukan, direkomendasikan bahwa pemilihan legowo 2:1 dengan jarak
tanam 25 cm x (40 cm – 70 cm) 1 tanaman/lubang belum terbukti secara nyata meningkatkan hasil
dibanding jarak tanam tegel 40 cm x 70 cm 2 tanaman/lubang. Meskipun secara jumlah populasi tanaman
lebih banyak dibanding jarak tanam di atas, namun rapatnya jarak antar legowo kemungkinan merupakan
LPM ini disusun sesuai dengan Modul Praktik Lapangan, STTP Malang, Badan Penyuluhan dan PSDM Pertanian, Kementan Tahun 2011
faktor yang menyebabkan efek tanaman pinggir (yang menguntungkan pertumbuhan tanaman) kurang
terlihat perannya dalam meningkatkan hasil.
Uji lapang selanjutnya masih dengan varietas Bima-19 URI dan P-27, pada musim tanam MK 2 2015
(setelah padi) di Kabupaten Demak. Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa legowo 2:1 jagung dengan
jarak tanam 25 x (50 – 100) cm 1 tanaman/lubang (populasi 66.000 tanaman/ha) signifikan memberikan
produktivitas lebih tinggi dibanding legowo 4:1 jarak tanam 25 x (50 – 100) cm 1 tanaman/lubang, namun
tidak berbeda nyata dengan produktivitas yang diperoleh dari jarak tanam tegel 40 x 70 cm dengan 2
tanaman/lubang (populasi 71.429 tanaman/ha).
Produktivitas yang diperoleh berturut-turut untuk tegel, legowo 2:1, dan legowo 4:1 adalah 10,05
t/ha; 10,91 t/ha; dan 9,06 t/ha. Memperhatikan hasil ini, legowo 2:1 dengan jarak tanam 25 x (500 – 100) cm
1 tanaman/lubang direkomendasikan diperbaiki untuk memberikan jumlah populasi tanaman yang lebih
tinggi dan dengan efek tanaman pinggir yang lebih nyata untuk menghasilkan produktivitas yang signifikan
lebih tinggi. Sebagai alternatif yang bisa disarankan adalah legowo 2:1 dengan total jumlah populasi antara
66.000 – 72.727 tanaman/ha.
Sumber: http://www.litbang.pertanian.go.id/berita/one/2510/
PURWANTO, SP.
NIP. 19780414 201101 1 004
LPM ini disusun sesuai dengan Modul Praktik Lapangan, STTP Malang, Badan Penyuluhan dan PSDM Pertanian, Kementan Tahun 2011