Cara tanam padi jajar legowo merupakan salah satu teknik produksi yang memungkinkan
tanaman padi dapat menghasilkan produksi yang cukup tinggi serta memberikan kemudahan
dalam aplikasi pupuk dan pengendalian organisme pengganggu tanaman. Padi yang merupakan
tanaman pangan utama penduduk, sebagian besar diproduksi di lahan sawah. Belum optimalnya
produktivitas padi lahan sawah antara lain karena serangan hama, penyakit dan gulma. Melalui
perbaikan cara tanam padi dengan sistem jajar legowo diharapkan selain dapat meningkatkan
produksi, pengendalian organisme pengganggu dan pemupukan mudah dilakukan.
Sistem tanam legowo 4:1 merupakan pola tanam dengan hanya memberikan
tambahan tanaman sisipan pada kedua barisan tanaman pinggir. Bila menggunakan jarak
tanam 20 cm x 10 cm x 40 cm akan diperoleh populasi tanaman ± 300.000 rumpun/hektar,
sedangkan dengan jarak tanam 25 cm x12,5 cm x 50 cm akan diperoleh populasi tanaman ±
192.000 rumpun/hektar dengan persentase peningkatan hanya sebesar ±20 % dibanding pola
tegel (25x25) cm. Pola ini cocok diterapkan pada lokasi dengan tingkat kesuburan tanah yang
tinggi. Meskipun penyerapan hara oleh tanaman lebih banyak, tetapi karena tanaman lebih
kokoh sehingga mampu meminimalkan resiko kerebahan selama pertumbuhan
.
Tujuan Budidaya Secara Jajar Legowo : Memanfaatkan radiasi surya bagi tanaman
pinggir, Tanaman relatif aman dari serangan tikus, karena lahan lebih terbuka, Menekan
serangan penyakit karena rendahnya kelembaban dibandingkan dengan cara tanam biasa,
Populasi tanaman bertambah 30 %, Pemupukan lebih efisien, Pengendalian hama penyakit dan
gulma lebih mudah dilakukan daripada cara tanam biasa.
Tahapan Kegiatan Sistem Jarwo : Pembuatan baris Tanam, Pemupukan, Penyiangan,
Pengendalian Hama dan Penyakit
Cara tanam padi jajar legowo merupakan salah satu teknik produksi yang memungkinkan
tanaman padi dapat menghasilkan produksi yang cukup tinggi serta memberikan kemudahan
dalam aplikasi pupuk dan pengendalian organisme pengganggu tanaman. Penerapan Jajar
Legowo selain meningkatkan populasi pertanaman, juga mampu menambah kelancaran sirkulasi
sinar matahari dan udara disekeliling tanaman pingir sehingga tanaman dapat berfotosintesa
lebih baik.