3. Waktu : 60 Menit
Waktu
No Uraian Kegiatan Keterangan
(Menit)
Pengakhiran
Memberikan pertanyaan kepada peserta
a. Evaluasi mengenai teknik budidaya padi sistem jajar
legowo
III
Menyimpulkan hasil yang diperoleh setelah
b. Kesimpulan
kegiatan penyuluhan dilaksanakan
10
Salam Penutup
c. Penutup
Bogor, November 2022
Penyuluh Pertanian
Yudi Mulyadi
SINOPSIS
( BUDIDAYA PADI SISTEM JAJAR LEGOWO )
PENDAHULUAN
Cara tanam padi jajar legowo merupakan salah satu teknik produksi yang memungkinkan
tanaman padi dapat menghasilkan produksi yang cukup tinggi serta memberikan kemudahan dalam
aplikasi pupuk dan pengendalian organisme pengganggu tanaman. Padi yang merupakan tanaman
pangan utama penduduk, sebagian besar diproduksi di lahan sawah. Belum optimalnya produktivitas
padi lahan sawah antara lain karena serangan hama, penyakit dan gulma. Melalui perbaikan cara tanam
padi dengan sistem jajar legowo diharapkan selain dapat meningkatkan produksi, pengendalian
organisme pengganggu dan pemupukan mudah dilakukan.
Pengertian
Jajar Legowo 2 : 1 (40 cm x (20 cm x 10 cm)) adalah salah satu cara tanam pindah sawah yang
memberikan ruang (barisan yang tidak ditanami) pada setiap dua barisan tanam, tetapi jarak tanam
dalam barisan lebih rapat yaitu 10 cm tergantung dari kesuburan tanahnya. Pada tanah yang kurang
subur kebiasaan petani tanam cara tegel 20 cm x 20 cm, menggunakan jarak tanam dalam barisan 10
cm. Pada tanah dengan kesuburan sedang kebiasaan petani tanam cara tegel 22cm x 22 cm, jarak tanam
dalam barisan 12, 5 cm. Pada tanah yang subur 25 cm x 25 cm, jarak tanam dalam barisan 15 cm.
Tujuan
Teknik Penerapan
a. Pemupukan
Pemupukan dilakukan secara alur pada tempat yang berjarak 20 cm dan posisi yang memupuk pada
tempat yang berjarak 40 cm. Dengan cara ini hanya 40 % dari lahan yang diberi pupuk dan pupuk
terkosentrasi sepanjang tempat yang berjarak 20 cm, serta pupuk lebih dekat dengan perakaran
sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman secara maksimal.
b. Penyiangan
Pada cara tanam ini penyiangan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan landak/osrok cukup satu
arah yaitu searah dalam barisan dan tidak perlu dipotong seperti pada cara tanam bujur sangkar (2
arah). Jarak tanam dalam barisan 10 cm tidak perlu dilakukan penyiangan karena gulma akan kalah
berkompetisi dengan pertumbuhaan tanaman padi. Dengan cara tanam ini, biaya penyiangan dapat di
tekan sampai 50 %.
PENUTUP
Cara tanam padi jajar legowo merupakan salah satu teknik produksi yang memungkinkan tanaman
padi dapat menghasilkan produksi yang cukup tinggi serta memberikan kemudahan dalam aplikasi
pupuk dan pengendalian organisme pengganggu tanaman.
Prinsip Sistem Tanam Jajar Legowo merupakan suatu rekayasa teknologi untuk mendapatkan
populasi tanaman lebih dari 160.000 per hektar. Penerapan Jajar Legowo selain meningkatkan populasi
pertanaman, juga mampu menambah kelancaran sirkulasi sinar matahari dan udara disekeliling
tanaman pingir sehingga tanaman dapat berfotosintesa lebih baik.
Bogor, November 2022
Penyuluh Pertanian
Yudi Mulyadi
:
Tujuan : Agar petani mengetahui dan mampu menerapkan Teknologi PTT Padi Sawah
Waktu : 60 menit
Diskusi
3. Penutup 5
Penyuluh Pertanian
Yudi Mulyadi
SINOPSIS
Prinsip PTT:
1. Terpadu
2. Sinergis
3. Spesifik Lokasi
4. Partisipatif
1. Penggunaan varietas unggul atau varietas padi berdaya hasil tinggi dan atau bernilai ekonomi tinggi.
Varietas yang mampu beradaptasi dengan lingkungan. Tanam VUB secara bergantian untuk memutus
siklus hidup hama dan penyakit.
Bahan organik bermanfaat untuk memperbaiki kesuburan fisik, kimia, dan biologi tanah. Oleh karena itu
jerami perlu dikembalikan ke lahan sawah dengan cara dibenam atau diolah menjadi kompos atau
dijadikan pakan ternak yang kotorannya diproses menjadi pupuk kandang.
5. Pemupukan berimbang berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah (spesifik lokasi)
Kebutuhan N tanah dapat diketahui dengan cara mengukur tingkat kehijauan warna daun padi
menggunakan Bagan Warna Daun (BWD). Nilai pembacaan BWD digunakan untuk mengoreksi dosis
pupuk N yang telah ditetapkan sehingga lebih tepat sesuai kondisi tanaman.
Pemupukan P dan K disesuaikan dengan hasil analisis status hara tanah dan kebutuhan tanaman. Status
hara tanah sawah dapat ditentukan langsung di lapangan dengan alat PUTS (Perangkat Uji Tanah
Sawah).
Pengolahan tanah dilakukan secara sempurna atau minimal disesuaikan dengan keperluan dan kondisi.
Dua minggu sebelum pengolahan tanah, taburkan bahan organik secra merata, dapat berupa pupuk
kandang 2 ton/ha atau kompos jerami 5 ton/ha.
Bibit muda akan menghasilkan anakan produktif lebih banyak dibandingkan bibit yang lebih tua.
Bibit ditanam 1-3 batang per rumpun, lebih dari itu akan meningkatkan persaingan antar bibit dalam
rumpun yang sama.
Pemberian air dilakukan secara berselang (intermitten), dilakukan dengan mengatur kondisi sawah
dalam keadaan kering dan tergenang secara bergantian.
5. Penyiangan dengan landak atau gasrok
Gulma dikendalikan dengan cara pengolahan tanah sempurna, mengatur air dipetakan sawah,
menggunakan benih padi bersertifikat, hanya menggunakan kompos sisa tanaman dan kompos pupuk
kandang, dan menggunakan herbisida apabila pertumbuhan dan jumlah gulma sudah tinggi.
Lakukan panen saat gabah telah menguning, tetapi malai masih segar. Apabila panen dilakukan pada
waktu pagi hari sebaiknya sore harinya langsung dirontok.
Penyuluh Pertanian
Yudi Mulyadi
LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH (LPM)
4. Waktu : 60 Menit
b.Kesimpulan
Menyimpulkan hasil yang diperoleh setelah kegiatan
Salam Penutup
Penyuluh Pertanian
Yudi Mulyadi
SINOPSIS
PENDAHULUAN
Fospor 100 % - - -
(P2O5) dan
Sulfur (S)
1. Tetapkan target hasil yang ingin dicapai berdasarkan pengalaman setempat sebelumnya (5 –8
Ton /Ha) GKG.
2.Pilih takaran pupuk yang sesuai dengan target hasil berdasarkan table berikut:
*) Pemupukan ZA cukup diberikan selang 1 musim dan bila ZA digunakan, takaran urea pemupukan
pertama dapat dikurangi sekitar separuh dari anjuran diatas.
Pemupukan N Susulan
Ada 2 pilihan untuk pemupukan susulan yaitu berdasarkan stadia pertumbuhan dan kebutuhan ril
tanaman.
Takaran Urea
≤4 0 0 –50 50 50
Takaran Urea
Pemupukan K Susulan
PENUTUP
Penyuluh Pertanian
Yudi Mulyadi