Anda di halaman 1dari 16

1.

Nama Penyuluh : YUDI MULYADI

2. Materi penyuluhan : Teknik  budidaya padi sistem jajar legowo

3. Waktu : 60 Menit

4. Tempat : Rumah ketua kelompok

5. Sasaran : Petani, Kelompok tani

6. TIU : Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan petani mampu


mengetahui teknik  budidaya padi sistem jajar legowo

7. TIK : Petani mampu menjelaskan teknik  budidaya sistem jajar


legowo

8. Metoda : Ceramah, dan demplot

9. Alat dan Bahan :

Bahan demontrasi : Benih padi

Bahan penyampaian materi : Folder

Alat : Caplak/carok, tambang dll.

10. Hari/Tanggal : Rabu, 9 november 2022

11. Tempat : Kelompok tani, Jasa Tani, Desa Barengkok

12. Kegiatan : SL PTT padi


PROSES PEMBELAJARAN

Waktu
No Uraian Kegiatan Keterangan
(Menit)

Pendahuluan  Salam pembuka dan dilanjutkan dengan obrolan


yang difokuskan pada materi yang akan disampai
I a. Pengantar kan
5  Menjelaskan tentang tujuan dilaksanakannya pen
b. Penjelasan TIK yuluhan dan hasil yang ingin dicapai

Pelaksanaan  Menjelaskan teknik budidaya padi sistem jajar


a.   Penjelasan  isi materi legowo
b.   Demontrasi cara  Menjelaskan alat dan bahan serta kebutuhan
benih padi yang dibutuhkan
II menjelaskan teknik
 Mempraktekan teknik penerapan pola tanam
budidaya padi sistem jajar
padi sistem jajar legow
30 legowo  Memberikan kesempatan kepada peserta untuk
c.   Tanya jawab bertanya

Pengakhiran
 Memberikan pertanyaan kepada peserta
a. Evaluasi mengenai teknik budidaya padi sistem jajar
legowo
III
 Menyimpulkan hasil yang diperoleh setelah
b. Kesimpulan
kegiatan penyuluhan dilaksanakan
10
 Salam Penutup
c. Penutup
Bogor, November 2022

Penyuluh Pertanian

Yudi Mulyadi
SINOPSIS
( BUDIDAYA PADI SISTEM JAJAR LEGOWO )
PENDAHULUAN

Cara tanam padi jajar legowo merupakan salah satu teknik produksi yang memungkinkan
tanaman padi dapat menghasilkan produksi yang cukup tinggi serta memberikan kemudahan dalam
aplikasi pupuk dan pengendalian organisme pengganggu tanaman. Padi yang merupakan tanaman
pangan utama penduduk, sebagian besar diproduksi di lahan sawah. Belum optimalnya produktivitas
padi lahan sawah antara lain karena serangan hama, penyakit dan gulma. Melalui perbaikan cara tanam
padi dengan sistem jajar legowo diharapkan selain dapat meningkatkan produksi, pengendalian
organisme pengganggu dan pemupukan mudah dilakukan.

Pengertian
Jajar Legowo 2 : 1 (40 cm x (20 cm x 10 cm)) adalah salah satu cara tanam pindah sawah yang
memberikan ruang (barisan yang tidak ditanami) pada setiap dua barisan tanam, tetapi jarak tanam
dalam barisan lebih rapat yaitu 10 cm tergantung dari kesuburan tanahnya. Pada tanah yang kurang
subur kebiasaan petani tanam cara tegel 20 cm x 20 cm, menggunakan jarak tanam dalam barisan 10
cm. Pada tanah dengan kesuburan sedang kebiasaan petani tanam cara tegel 22cm x 22 cm, jarak tanam
dalam barisan 12, 5 cm. Pada tanah yang subur 25 cm x 25 cm, jarak tanam dalam barisan 15 cm.

Tujuan

1. Memamfaatkan radiasi surya bagi tanaman pinggir.


2. Tanaman relatif aman dari serangan tikus, karena lahan lebih terbuka.
3. Menekan serangan penyakit karena rendahnya kelembaban dibandingkan dengan cara tanam
biasa.
4. Populasi tanaman bertambah 30 %.
5. Pemupukan lebih efisien.
6. Pengendalian hama penyakit dan gulma lebih mudah dilakukan daripada cara tanam biasa.

Teknik Penerapan

a. Pembuatan baris tanam


Lahan sawah yang sudah siap ditanami, 1 – 2 hari sebelum tanam air dibuang sehingga lahan dalam
keadaan macak-macak. Tujuan air dihilangkan adalah untuk dapat membentuk garis-garis tanam secara
jelas. Dengan menggunakan alat pembuat garis jajar legowo 2 : 1 (Atajale 2 : 1), dibuat garis tanam 40
cm x ( 20 cm x 10 cm) dengan cara menarik atajale pada lahan yang akan ditanami. Arah baris tanam
sebaiknya sesuai dengan arah aliran air pegairan.
b. Tanam.
Bibit padi umur kurang dari 21 hari sebanyak 1-2 bibit ditanam pada perpotongan garis-garis yang
terbentuk, dengan cara maju atau mundur sesuai kebiasaan regu tanam.
Teknik Pemeliharaan Tanaman.

a. Pemupukan
Pemupukan dilakukan secara alur pada tempat yang berjarak 20 cm dan posisi yang memupuk pada
tempat yang berjarak 40 cm. Dengan cara ini hanya 40 % dari lahan yang diberi pupuk dan pupuk
terkosentrasi sepanjang tempat yang berjarak 20 cm, serta pupuk lebih dekat dengan perakaran
sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman secara maksimal.

b. Penyiangan
Pada cara tanam ini penyiangan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan landak/osrok cukup satu
arah yaitu searah dalam barisan dan tidak perlu dipotong seperti pada cara tanam bujur sangkar (2
arah). Jarak tanam dalam barisan 10 cm tidak perlu dilakukan penyiangan karena gulma akan kalah
berkompetisi dengan pertumbuhaan tanaman padi. Dengan cara tanam ini, biaya penyiangan dapat di
tekan sampai 50 %.

c. Pengendalian Hama dan Penyakit


Adanya lorong-lorong yang berjarak 40 cm sinar matahari dan sirkulasi udara dapat berjalan optimal dan
kelembaban dapat ditekan sehingga perkembangan hama/penyakit dapat diminimalisir. Disamping itu,
kegiatan pemamtauan dan pelaksanaan pengendalian penyakit dapat lebih mudah dilaksanakan.

PENUTUP

Cara tanam padi jajar legowo merupakan salah satu teknik produksi yang memungkinkan tanaman
padi dapat menghasilkan produksi yang cukup tinggi serta memberikan kemudahan dalam aplikasi
pupuk dan pengendalian organisme pengganggu tanaman.

Prinsip Sistem Tanam Jajar Legowo merupakan suatu rekayasa teknologi untuk mendapatkan
populasi tanaman lebih dari 160.000 per hektar. Penerapan Jajar Legowo selain meningkatkan populasi
pertanaman, juga mampu menambah kelancaran sirkulasi sinar matahari dan udara disekeliling
tanaman pingir sehingga tanaman dapat berfotosintesa lebih baik.
Bogor, November 2022

Penyuluh Pertanian

Yudi Mulyadi
:

LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH

Judul : Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah

Tujuan : Agar petani mengetahui dan mampu menerapkan Teknologi PTT Padi Sawah

Metode : Ceramah dan Diskusi

Media : Folder dan Power point

Waktu : 60 menit

Alat Bantu : ATK

No. Uraian Waktu (menit)


1. Pendahuluan 5
Kontrak belajar
2. Landasan Teori 30
Empat Prinsip PTT
Komponen Teknologi Dasar
1. Penggunaan varietas unggul atau varietas padi berdaya hasil tinggi
dan atau bernilai ekonomi tinggi
2. Benih bermutu dan berlabel
3. Penggunaan kompos bahan organik dan atau pupuk kandang
4. Pengaturan populasi tanaman
5. Pemupukan berimbang berdasarkan kebutuhan tanaman dan status
hara tanah (spesifik lokasi)
6. Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu
Komponen Teknologi Pilihan
1. Pengolahan tanah sesuai musim dan pola tanam 20
2. Penggunaan bibit muda (<21 hari)
3. Tanam bibit 1-3 batang per lubang tanam
4. Pengairan secara efektif dan efisien
5. Penyiangan dengan landak atau gasrok
6. Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok

Diskusi
3. Penutup 5

Bogor, November 2022

Penyuluh Pertanian

Yudi Mulyadi
SINOPSIS

PTT PADI SAWAH

Prinsip PTT:

1. Terpadu

2. Sinergis

3. Spesifik Lokasi

4. Partisipatif

KOMPONEN TEKNOLOGI DASAR :

1. Penggunaan varietas unggul atau varietas padi berdaya hasil tinggi dan atau bernilai ekonomi tinggi.

Varietas yang mampu beradaptasi dengan lingkungan. Tanam VUB secara bergantian untuk memutus
siklus hidup hama dan penyakit.

2. Benih bermutu dan berlabel

Pemilihan benih bermutu dilakukan dengan cara :

- Merendam benih dalam larutan garam dengan menggunakan indikator telur.

- Larutan garam 30 gr / Liter air

- Larutan pupuk ZA 1 kg / 2,7 liter air

(Volume larutan 2 kali volume benih)

3. Penggunaan kompos bahan organik dan atau pupuk kandang

Bahan organik bermanfaat untuk memperbaiki kesuburan fisik, kimia, dan biologi tanah. Oleh karena itu
jerami perlu dikembalikan ke lahan sawah dengan cara dibenam atau diolah menjadi kompos atau
dijadikan pakan ternak yang kotorannya diproses menjadi pupuk kandang.

4. Pengaturan Populasi Tanaman

Penanaman dengan sistem jajar Legowo 2:1 atau legowo 4:1.

Keuntungan cara tanam jajar legowo antara lain :


§ Jumlah rumpun tanaman bertambah

§ Rumpun tanaman yang berada pada bagian pinggir lebih banyak

§ Terdapat ruang kosong untuk pengaturan air

§ Mempermudah dalam pengendalian hama, penyakit, dan gulma

§ Penggunaan pupuk lebih berdaya guna

5. Pemupukan berimbang berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah (spesifik lokasi)

Kebutuhan N tanah dapat diketahui dengan cara mengukur tingkat kehijauan warna daun padi
menggunakan Bagan Warna Daun (BWD). Nilai pembacaan BWD digunakan untuk mengoreksi dosis
pupuk N yang telah ditetapkan sehingga lebih tepat sesuai kondisi tanaman.

Pemupukan P dan K disesuaikan dengan hasil analisis status hara tanah dan kebutuhan tanaman. Status
hara tanah sawah dapat ditentukan langsung di lapangan dengan alat PUTS (Perangkat Uji Tanah
Sawah).

6. Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu (PHT)

Pendekatan pengendalian dengan memperhitungkan faktor ekologi sehingga pengendalian dilakukan


agar tidak mengganggu keseimbangan alami dan tidak menimbulkan kerugian besar.

KOMPONEN TEKNOLOGI PILIHAN :

1. Pengolahan tanah sesuai musim dan pola tanam

Pengolahan tanah dilakukan secara sempurna atau minimal disesuaikan dengan keperluan dan kondisi.
Dua minggu sebelum pengolahan tanah, taburkan bahan organik secra merata, dapat berupa pupuk
kandang 2 ton/ha atau kompos jerami 5 ton/ha.

2. Penggunaan bibit muda ( < 21 hari )

Bibit muda akan menghasilkan anakan produktif lebih banyak dibandingkan bibit yang lebih tua.

3. Tanam bibit 1-3 batang per lubang tanam

Bibit ditanam 1-3 batang per rumpun, lebih dari itu akan meningkatkan persaingan antar bibit dalam
rumpun yang sama.

4. Pengairan secara efektif dan efisien

Pemberian air dilakukan secara berselang (intermitten), dilakukan dengan mengatur kondisi sawah
dalam keadaan kering dan tergenang secara bergantian.
5. Penyiangan dengan landak atau gasrok

Gulma dikendalikan dengan cara pengolahan tanah sempurna, mengatur air dipetakan sawah,
menggunakan benih padi bersertifikat, hanya menggunakan kompos sisa tanaman dan kompos pupuk
kandang, dan menggunakan herbisida apabila pertumbuhan dan jumlah gulma sudah tinggi.

6. Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok

Lakukan panen saat gabah telah menguning, tetapi malai masih segar. Apabila panen dilakukan pada
waktu pagi hari sebaiknya sore harinya langsung dirontok.

Bogor, November 2022

Penyuluh Pertanian

Yudi Mulyadi
LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH (LPM)

1. Nama Penyuluh : Yudi Mulyadi

2. Judul : Pemupukan Berimbang

3. Tujuan : Pada Tanaman Padi Sawah

Petani dapat mengetahui dan melakukan pemupukan


berimbang pada tanaman Padi Sawah

4. Waktu : 60 Menit

5. Tempat : Lahan sawah petani

6. Sasaran : Petani, Kelompok tani

7. Metoda : Ceramah, diskusi dan demcar

8. Alat dan Bahan :-

9. Bahan demontrasi : Pupuk Urea, KCl, NPK

10. Alat : Kertas karton, spidol, Ruller

11. Hari/Tanggal : 5 Agustus 2021

12. Tempat : Lokasi PTT


PROSES PEMBELAJARAN

No Waktu Uraian Kegiatan Keterangan


(Menit)

I. 10 Pendahuluan Salam pembuka dan dilanjutkan dengan obrolan yang


difokuskan pada materi yang akan disampaikan
Salam
Menjelaskan tentang tujuan dilaksanakannya
Perkenalan
penyuluhan dan hasil yang ingin dicapai

II. 40 Pelaksanaan Menjelaskan Teknik Pemupukan Berimbang Pada


Tanaman Padi Sawah
a.Penjelasan isi
materi Mempraktekan penerapan teknik Pemupukan
Berimbang pada tanaman padi sawah
b.Demontrasi cara
Memberikan kesempatan kepada peserta untuk
c.Tanya jawab
bertanya

III. 10 Pengakhiran Memberikan pertanyaan kepada peserta mengenai


pemahaman tentang Teknik pemupukan berimbangpada
a.Evaluasi
tanaman padi sawah

b.Kesimpulan
Menyimpulkan hasil yang diperoleh setelah kegiatan

c.Penutup penyuluhan dilaksanakan

Salam Penutup

Bogor , November 2022

Penyuluh Pertanian

Yudi Mulyadi
SINOPSIS

TEKNIK PEMUPUKAN BERIMBANG

PADA TANAMAN PADI SAWAH

PENDAHULUAN

Pemupukan padi sawah mengenal beberapa istilah seperti pemupukan berimbang,


pemupukan spesifik lokasi dan pengelolahan hara spesifik lokasi yang pada dasarnya
identik satu sama lain. Akan tetapi pemupukan berimbang sering disalah artikan sebagai
pemupukan lengkap (N,P,K,S...dst) dan diidentikan dengan penggunaan pupuk majemuk.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pemupukan berimbang mengacu pada


keseimbangan antara unsure hara yang dibutuhkan oleh tanaman padi berdasakan sasaran
tingkat hasil yang ingin dicapai dengan ketersediaan hara dalam tanah. Mengingat
beragamnya kondisi kesuburan tanah antara satu lokasi dengan lokasi lainnya, maka takaran
dan jenis pupuk yang diperlukan untuk lokasi tersebut tentu akan berbeda pula. Oleh karena itu
pemupukan berimbang sering pula disebut pemupukan (pengelolahan hara) spesifik lokasi.

Pemupukan berimbang menawarkan beberapa prinsip dan perangkat untuk


mengoptimalkan penggunaan hara dari sumber-sumber alami atau local seesuai dengan
kebutuhan tanaman padi. Sumber hara alami dapat berasal dari tanah, pupuk kandang, sisa
tanaman dan air irigasi.

TAHAPAN PEMUPUKAN BERIMBANG

Pemupukan berimbang mencakup 3 langkah yaitu :

Langka 1. Tetapkan target realistis yang ingin dicapai

Langka 2. Gunakan hara yang sudah tersedia secara efektif

Langkah 3. Tambahkan pupuk kimia untuk mengisi kekurangan anatara

kebutuhan tanaman dan suplai hara alami


WAKTU PEMBERIAN DAN TAKARAN PUPUK

Pakai pupuk N, P, dan K pada stadia pertumbuhan berikut:

Pupuk Pertumbuhan Awal Anakan Aktif Primordia Matang

Umur 0 –14 21 –28 35 –50 -


( HST)

Nitrogen Takaran sedang ( 50 – Berdasarkan Berdasarkan -


(N) 100 Kg Urea /Ha) bagan warna bagan warna
daun (BWD) daun (BWD)

Fospor 100 % - - -
(P2O5) dan
Sulfur (S)

Kalium 50 –100 % Bila perlu 50%


(K2O)

Pemupukan pada stadia awal pemupukan (0 –14 HST)

1. Tetapkan target hasil yang ingin dicapai berdasarkan pengalaman setempat sebelumnya (5 –8
Ton /Ha) GKG.
2.Pilih takaran pupuk yang sesuai dengan target hasil berdasarkan table berikut:

Takaran Pupuk (Kg/Ha)

Pupuk 0 –14 Target Lokasi Target Hasil (GKG)


HST
5 Ton/Ha 6 Ton/HA 7 Ton/Ha 8 Ton/Ha

N Semua Lokasi 20 –25 20 –25 25 –30 30 –40

( Urea) 45 -55 55 –65 65 -90 90 -110

P2O5 5 musim 25 -35 35 –40 40 –50 50 –60


terakhir laha
(SP36) 70 -100 100 –110 110 -140 140 -165
diberi pupuk
> 30 Kg
P2O5
/Ha/Musim

K2O Suplai K tanah 20 –30 30 30 -40 30 –40

KCl relatif rendah 30 -50 50 50 -65 50 -65

K2O Suplai K tanah 0 10 15 –20 25 –30


relatif tinggi,
KCl 15 –20 25 -30 40 -50
dan jerami
dikembalikan

ZA* Dilokasi kahat 75 100 100 100 -125


Sulfur (S)

*) Pemupukan ZA cukup diberikan selang 1 musim dan bila ZA digunakan, takaran urea pemupukan
pertama dapat dikurangi sekitar separuh dari anjuran diatas.

3.Sesuaikan pemakaian pupuk P, K, dan S berdassarkan pengalaman setempat sebelumnya dan


cermati apakah jerami dikembalikan ke sawah atau tidak.

Pemupukan N Susulan

Ada 2 pilihan untuk pemupukan susulan yaitu berdasarkan stadia pertumbuhan dan kebutuhan ril
tanaman.

Pilihan 1. Berdasarkan Stadia Pertumbuhan

Angka BWD Renspon Pupuk N


Sesaat Sebelum
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Pemupukan

Target Hasil (GKG)

5 Ton/Ha 6 Ton/Ha 7 Ton/Ha 8 Ton/Ha

Takaran Urea

≤3 75 125 125 150

≤3,5 75 75 100 125

≤4 0 0 –50 50 50

Pilihan 2. Berdasarkan Kebutuhan Riil Tanaman


Bandingkan warna daun denngan skala BWD selang 7 –10 hari, mulai 21 –28 HST sampai 50 HST.
Berikan pupuk N apabila warna daun dibawah nilai kritis seperti ditunjukan pada table berikut.

Angka BWD Renspon Pupuk N


Sesaat Sebelum
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Pemupukan

Target Hasil (GKG)

5 Tn/Ha 6 Ton/Ha 7 Ton/Ha 8 Ton/Ha

Takaran Urea

<4 50 75 100 125

Pemupukan K Susulan

Perlakuan Jerami Target Hasil (GKG)

5 Ton/Ha 6 Ton/Ha 7 Ton/Ha 8 Ton/Ha

Jerami tidak Takaran K2O (Kg/Ha)


dikembalikan
5 –15 15 –25 25 –35 40 –50
dan beberapa
musim terakhir (10 –25) (25 –40) (40 –60)
tidak diberi
Pupuk K (65 –80)

Jerami 0 0 0 –15 25 –35


dikembalikan dan
(0 –25) (35 –60)
kapasitas suplai
hara K relative
rendah

PENUTUP

Pemupukan berimbang menjadi factor penentu peningkatan produktivitas padi sawah. .


Mengingatberagamnya kondisi kesuburan tanah antara satu lokasi dengan lokasi lainnya,
maka takaran dan jenis pupuk yang diperlukan untuk lokasi tersebut tentu akan berbeda
pula. Oleh karena itu pemupukan berimbang sering pula disebut pemupukan (pengelolahan hara)
spesifik lokasi.

Bogor, November 2022

Penyuluh Pertanian

Yudi Mulyadi

Anda mungkin juga menyukai